Professional Documents
Culture Documents
Pengkajian Lansia
Pengkajian Lansia
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah dengan judul “Penerapan Model Pengkajian Keperawatan
Keluarga Menurut Friedman pada Agregat Lansia” dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata ajar Pengkajian Komunitas Lanjut
Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Penyusunan makalah ini mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Widyatuti, M.Kes.,Sp.Kom selaku dekan Program Magister Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
2. Dr. Astuti Yuni Nursasi, S.Kp.,MN selaku dosen pengajar mata kuliah
pengkajian keperawatan lanjut.
Kelompok menyadari penulisan makalah ini belum sempurna karena beberapa
keterbatasan. Oleh kaerna itu kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan
makalah ini kami harapkan. Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan
manfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Tahap Perkembangan Keluarga dengan Lansia ............................................ 3
2.2 Konsep Lansia .............................................................................................. 4
2.3 Hipertensi ..................................................................................................... 6
BAB 3 PEMBAHASAN .................................................................................... 12
3.1 Pengkajia ..................................................................................................... 12
3.2 Analisa Data ................................................................................................. 19
3.3 Pohon Masalah ............................................................................................ 20
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan ................................................................... 21
3.5 Catatan Perkembangan ............................................................................... 27
BAB 4 PEMBAHASAN .................................................................................... 37
4.1 Hubungan Usia dengan Hipertensi .............................................................. 37
4.2 Hubungan Konsumsi Garam dengan Hipertensi .......................................... 38
4.3 Hubungan Stres denga Hipertensi ............................................................... 39
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 42
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 42
5.2 Saran............................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi asuhan keperawatan keluarga kepada keluarga dengan tahap
tumbuh kembang keluarga dengan lansia
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan konsep tumbuh kembang keluarga dengan lansia
b. Mendeskripsikan konsep hipertensi pada lansia
c. Mendeskripsikan asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga
dengan lansia pada keluarga Tn. M
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang
Menyesuaikan dengan penurunan pendapatan adalah tugas perkembangan kedua
bagi lansia. Saat tidak bekerja lagi atau pensiun, terdapat penurunan penghasilan
dan terjadi peningkatan kebutuhan yang terus menerus.
3. Mempertahankan hubungan pernikahan
Pernikahan dianggap memuaskan akan berlanjut menjadi puncak kebahagiaan
keluarga. Mempertahankan hubungan setelah salah satu atau kedua pasangan
pensiun dipengaruhi oleh dukungan yang diterima dan perubahan kesehatan yang
dialami oleh kedua pasangan atau salah satu pasangan. Perubahan kesehatan
menciptakan tantangan dan beban dalam pemberi asuhan yang akan memengaruhi
penyesuaian pernikahan pasangan.
4. Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan keluarga ini sangat membuat trauma meskipun lansia
menyadari kematian adalah bagian proses kehidupan yang normal. Kehilangan
pasangan menuntut reorganisasi total fungsi keluarga.
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Kecenderungan lansia untuk melepasakan diri dari lingkungan sosialnya, keluarga
tetap meningkatkan fokus interaksi sosial lansia dan sumber dukungan sosial
primer lansia.Saat lansia menarik diri dari lingkungannya, hubungan anak cucu dan
saudara menjadi lebih penting
6. Melanjutkan untuk merasionalisasikan kehilangan keberadaan anggta keluarga.
Memahami tugas perkembangan keluarga dengan usia lanjut akan membantu perawat
keluarga dalam memahami dan menerima setiap kemampuan dan keterbatasan,
menyesuaikan dengan masa pensieun, mengatur pola hidup yang terorganisir dan
menerima kehilangan pasangan dengan tentram (Mubarak et al, 2009).
4
menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas, kelompok usia lanjut
(55-64 tahun) sebagai presenium, kelompok usia lanjut (lebih dari 65 tahun) sebagai
senium. Menurut WHO, usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria yaitu usia
pertengahan (middle age) ialah usia 45-49 tahun, usia lanjut (elderly) 60-74 tahun,
usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Mubarak et
al, 2009).
5
8 Penglihatan Lensa menjadi keruh, berkurangnya daya akomodasi mata,
penurunan ketajaman penglihatan, sensitivitas terhadap cahaya
yang menyilaukan
9 Pendengaran Penurunan pendengaran, penumpukan serumen, berkurangnya
kemampuan membedakan nada
10 Persarafan Kurang sensitif terhadap sentuhan, kemunduran saraf otonom,
reaksi menjadi lambat
11 Endokrin Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya produksi aldesteron,
menurunnya sekresi gonand, bertambahnya insulin, norefinefrin,
dan psikomotor menjadi lambat
12 Reproduksi Ovarium dan uterus menurun, atrofi payudara, penurunan
produksi sperma
13 Daya pengecap Sensitivitas terhadap rasa menurun
dan pembauan
2. Perubahan Kognitif
Pada umumnya muncul trauma psikologis dan emosi pada lansia akibat
kerusakan kognitif. Perubahan kognitif erat kaitannya dengan perubahan fisik,
keadaan kesehatan, tingkat pendidikan dan situasi lingkungan. Perubahan
kognitif yang terjadi pada lansia yaitu demensia dan delirium (Potter & Perry,
2005).
3. Perubahan Psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi seperti
pensiun. Perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan
bergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Perubahan yang
mendadak dalam kehidupan akan membuat lansia kurang melakukan kegiatan
yang berguna seperti penurunan melakukan minat, siolasi dan kesepian,
perubahan kognitif, dan perubahan spiritual.
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes RI, 2014).
6
2.3.2 Klasifikasi Hipertensi
American Heart Association (2014) menggolongkan hasil pengukuran tekanan
darah menjadi:
Tabel 1 Kategori Tekanan Darah Berdasarkan American Heart Association
Kategori Tekanan Darah Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi Stage 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Stage 2 ≥160 mmHg ≥ 100 mmHg
Hipertensi Stage 3 ≥ 180 mmHg ≥ 110 mmHg
Sumber: American Heart Assosiation (2014)
7
hipertensi esensial. Teori esensial menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi
disebabkan oleh faktor yang saling mempengaruhi, dimana faktor yang berperan
utama dalam patofisiologi adalah faktor genetik 10 dan paling sedikit tiga faktor
lingkungan yaitu asupan garam, stres, dan obesitas (Dwi & Prayitno 2013).
2.3.4 Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah
secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk
mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek
kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera.
Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur
jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan
penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses
multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk
deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai
substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak.
Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen
pembuluh darah, obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai
oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. Sel endotel pembuluh darah juga
memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara
memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida
endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.
2) Sistem renin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
utama. a. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat,
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. b. Menstimulasi sekresi
8
aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,
aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya
dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.
3) Sistem saraf simpatis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.
9
2.3.6 Manifestasi Klinis
Tahapan awal pasien kebanyakan tidak memiliki keluhan. Keadaan simtomatik maka
pasien biasanya peningkatan tekanan darah disertai berdebar–debar, rasa melayang
(dizzy) dan impoten. Hipertensi vaskuler terasa tubuh cepat untuk merasakan capek,
sesak nafas, sakit pada bagian dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati,
Alwi, Sudoyo, Simadibrata, Syam, 2014). Gejala yang muncul sakit kepala,
pendarahan pada hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi
saat orang menderita hipertensi (Irianto, 2014).
2.3.7 Penatalaksanaan
a) Pengaturan diet
Mengkonsumsi gizi yang seimbang dengan diet rendah garam dan rendah lemak
sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk dapat mengendalikan tekanan
darahnya dan secara tidak langsung menurunkan resiko terjadinya komplikasi
hipertensi.
b) Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat
Gaya hidup dapat merugikan kesehatan dan meningkatkan resiko komplikasi
hipertensi seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, minum kopi, mengkonsumsi
makanan cepat saji (junk food), malas berolahraga, makanan yang diawetkan
didalam kaleng memiliki kadar natrium yang tinggi didalamnya. Penurunan berat
badan merupakan modifikasi gaya hidup yang baik bagi penderita penyakit
hipertensi. Menurunkan berat badan hingga berat badan ideal dengan
munggurangi asupan lemak berlebih atau kalori total. 23 Kurangi konsumsi
garam dalam konsumsi harian juga dapat mengontrol tekanan darah dalam batas
normal. Perbanyak buah dan sayuran yang masih segar dalam konsumsi harian
(Syamsudin, 2011).
c) Menejemen Stres
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, rasa marah, murung, dendam, rasa
takut, rasa bersalah) merupakan faktor terjadinya komplikasi hipertensi. Olahraga
teratur dapat mengurangi stres dimana dengan olahraga teratur membuat badan
lebih rileks dan sering melakukan relaksasi (Muawanah, 2012). Ada 8 tehnik
yang dapat digunakan dalam penanganan stres untuk mencegah terjadinya
kekambuhan yang bisa terjadi pada pasien hipertensi yaitu dengan cara: scan
10
tubuh, meditasi pernafasan, meditasi kesadaran, hipnotis atau visualisasi kreatif,
senam yoga, relaksasi otot progresif, olahraga dan terapi musik (Sutaryo, 2011).
d) Mengontrol kesehatan
Penting bagi penderita hipertensi untuk selalu memonitor tekanan darah.
Kebanyakan penderita hipertensi tidak sadar dan mereka baru menyadari saat
pemeriksaan tekanan darah. Penderita hipertensi dianjurkan untuk rutin
memeriksakan diri sebelum timbul komplikasi lebih lanjut.
e) Olahraga teratur Olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan
endapan kolestrol pada pembuluh darah nadi. Olahraga yang dimaksud adalah
latihan menggerakan semua nadi dan otot tubuh seperti gerak jalan, berenang,
naik sepeda, aerobik. Latihan fisik regular dirancang untuk meningkatkan
kebugaran dan kesehatan pasien dimana latihan ini dirancang sedinamis mungkin
bukan bersifat isometris (latihan berat) latihan yang dimaksud yaitu latihan
ringan seperti berjalan dengan cepat (Syamsudin, 2011).
f) Manajemen pengobatan hipertensi (Farmakologi hipertensi)
11
BAB 3
PEMBAHASAN
12
pernah ikut pengajian, tetapi Ny.M rajin puasa sunnah Senin Kamis. Tn.Y
jarang mengikuti kegiatan di masyarakat. Tn.M mengharapkan anak-anaknya
lebih rajin beribadah dan Tn.M mengatakan selalu siap menghadapi kematian.
d. Status Kelas Sosial
Tn. M dulunya berdagang tetapi saat ini Tn.M menjadi muazin musollah dan
masih selalu berkebun. Pendapatan Tn.M diperoleh dari 9 orang anaknya dan
juga kadang Tn.M mendapat sedikit penghasilan dari hasil berkebun. Tn.Y juga
bekerja sebagai driver Grab.
e. Mobilitas Kelas Sosial
Keluarga Tn. M dalam melakukan aktifitasnya lebih sering berjalan kaki, dan
kadang diantar anaknya dengan motor.
13
6. Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti berolahraga, berkebun
dan mengasuh cucu serta life review.
Tn. M mengisi waktu luang jam dengan berkebun pada pagi hari dan juga
mengisi waktu di mushollah. Selain itu, Tn.M juga ikut bersosialisasi dengan
keluarga dan tetangganya. Jika jadwal kerja bakti lingkungan, Tn. M selalu
aktif mengikutinya.
c. Apa saja tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi?
Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. M, keluarga ini sudah melewati setiap
tahap perkembangan keluarga dan tidak ada tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi.
d. Bagaimana riwayat keluarga inti saat ini?
Riwayat kesehatan keluarga, Ny.N memiliki riwayat hipertensi dan pada saat
pengkajian diperoleh TD 150/90 mmHg. Ny.N selalu mengontrol kesehatannya di
posbindu tetapi Ny.N tidak pernah mau meminum obat yang diberikan karena
rasanya sangat pahit dan Ny.N hanya minum mengkudu. Ny.N juga sangat senang
makan ikan asin sehingga tiap hari Ny.N minum teh dan makan ikan asin
meskipun telah dilarang anak-anaknya yang ditinggal di sekitar tempat tinggalnya
dan mengakatan nafsu makannya berkurang jika tidak makan ikan asin.
Berdasarkan hasil pengkajian bapak Ny.N (alm) memiliki riwayat diabetes dan
saat dilakukan pemeriksaan GDS gula darah Ny. N 95 gr/dl. Ny.N mengeluh
kadang merasa pusing dan sekitar 2 tahun lalu Ny.N pernah dibawa ke rumah
sakit karena pingsan. Ny.N juga sering gelisah dan tidak bisa tidur dan tidak mau
makan kalau anaknya belum pulang ke rumah karena khawatir.
Tn.M tidak memiliki riwayat hipertensi saat diukur TD 130/90 mmHg. Tn.M
memiliki riwayat gastritis. Tn.M sudah berhenti minum kopi, tetapi Tn.M sering
makan singkong rebus pada siang hari. Tn.M makan 2 kali sehari. Tn.M memiliki
kebiasaan merokok, dalam sehari bisa menghabiskan 20 batang rokok.
e. Bagaimana riwayat kesehatan keluarga sebelumnya?
Riwayat keluarga sebelumnya, orang tua Ny.N adalah orang asli betawi, dan
sudah meninggal akibat penyakit DM.
14
3.2.3 Data Lingkungan
a. Tipe tempat tinggal (rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)?
Tipe rumah T bersifat permanen memiliki ukuran 4 x 6 m2 terdapat 1 ruang tamu, 2
kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Rumah berdekatan dengan anaknya,
disamping rumah dan di depan rumah adalah rumah anaknya dan masih dalam
karena berada dalam satu pekarangan. Sinar matahari langsung tidak masuk ke
rumah karena terhalang oleh rumah anaknya yang tepat berada di depan rumah
Tn.M. Penerangan rumah menggunakan lampu atau listrik PLN. Rumah Tn.M
termasuk di dalam kawasan pemukiman padat dimana rumah tidak meiliki
pekarangan. Lantai terbuat dari ubin. Keadaan rumah cukup bersih, tidak licin.
Atap rumah menggunakan asbes. Terdapat ventilasi berupa jendela di bagian
depan rumah tepat di pintu maupun jendela. Tidak ada sampah yang berserakan.
b. Apakah keluarga memiliki rumah sendiri atau menyewa?
Rumah yang ditempati oleh Tn. M adalah rumah sendiri
c. Gambaran kondisi rumah
Kamar
Ruang Tamu
Kamar
Ruang Istrahat
WC
Dapur
d. Sumber Air
Tn. M mengatakan keluarganya menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-
hari. Keluarga Tn.M memasak air tanah untuk keperluan minum.. Jarak air sumur
dengan septick tank kurang lebih 8 – 10 meter.
e. Jamban Keluarga
Jamban keluarga menggunakan tipe jongkok
15
f. Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke septick tank.
g. Evaluasi pembuangan sampah?
Selama ini sampah dibuang di kebun kemudian dibakar.
h. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
Lingkungan permukiman keluarga Tn. M termasuk dalam rumah padat penduduk.
Rumah warga umumnya sempit, saling berdekatan dan umumnya tidak memiliki
halaman. Warga sekitar rumah Tn. M merupakan warga betawi dan mayoritas
disekitar rumah Tn.M adalah rumah anak-anaknya. Sebagian besar warga
beragama Islam dan mempunyai status ekonomi menengah ke bawah. Ibu-ibu
setempat mempunyai tempat perkumpulan pengajian dan dirangkaikan dengan
arisan setiap sabtu yang diadakan di mushollah. Tn. M mengatakan selama ini
hubungan keluarga dengan tetangga baik. Tn. M masih mengikuti kegiatan kerja
bakti di lingkungan rumahnya. Akses masuk hanya bisa di lalui dengan jalan kaki.
16
d. Nilai-Nilai Keluarga
Tn.M mengatakan bahwa keluarganya menganut nilai – nilai budaya betawi dan
agama Islam dengan taat, kebiasaan keluarga untuk melakukan musyawarah dan
kumpul keluarga. Keluarga Tn.M juga selalu berusaha menyambung tali
silaturahmi dengan seluruh tetangga. Tn M mengatakan jika ada masalah yang
dianggap tidak penting Tn.M cuek saja
17
3.2.6 Stres, Koping, dan Adaptasi Keluarga
a. Stresor,Kekuatan, dan Persepsi Keluarga
Tn. M sudah tidak bisa bekerja seperti dulu dan menghasilkan uang sehingga Tn.
M mendapat bantuan dari anak-anaknya. Ny.N mengalami penyakit hipertensi dan
tidak mau meminum obat yang diberikan. Ny.N selalu merasa pusing dan pada saat
malam hari selalu khawatir tidak bisa tidur memikirkan anaknya jika belum pulang
kerja, dan Ny.N juga terlalu khawatir jika cucunya belum pulang sekolah takut ada
yang menculik cucunya.
b. Strategi Koping Keluarga
Ketika ada masalah keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah.
Keluarga mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Selain itu Tn. M juga lebih
mendekatkan diri pada Allah SWT dengan berusaha sholat 5 waktu berjamah dan
ikut kegiatan sosial di masyarakat serta ikut pengajian dan Ny.N sudah jarang ikut
pengajian karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan cucu dan cicitnya.
c. Adaptasi Keluarga
Sejauh ini, keluarga masih mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam
keluarga dengan melakukan musyawarah.
d. Mengidentifikasi Stresor, Koping dan Adaptasi Sepanjang Waktu
Keluarga menggunakan strategi koping keluarga yang baik.
18
3.2 ANALISA DATA
NO. ANALISA DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Data Subjektif (DS): Ketidakefektifan manajemen
- Ny.N mengatakan selalu mengikutii kesehatan keluarga Tn. M
posbindu dan mengontrol tekanan Khususnya Ny.N
darahnya setiap bulan
- Ny.N mengatakan tidak mau meminum
obat yang diberikan oleh petugas
kesehatan, obatnya hanya disimpan
karena Ny.N mengatakan obatnya pahit
- Ny.N merasa selalu pusing
- Ny.N hanya mau minum mengkudu
untuk menurunkan tekanan darahnya
- Ny.N juga mengatakan tiap hari makan
ikan asin,dan jika dilarang anak dan
menantu makan ikan asin, nafsu makan
berkurang
Data Objektif (DO):
- Ny.N nampak lemas
- TD : 150/90 mmHg
19
3.3 POHON MASALAH
Peningkatan Denyut
jantung dan kontraktilitas
jantung
Peningkatan TIK Hipertensi
Ketidakefektifan manajemen
kesehatan
20
3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
21
minum mengkudu 183713 d. Mengetahui pentingnya meminimalkan gejala
mematuhi pengobatan
untuk menurunkan
183722 e. Mengetahui strategi untuk
tekanan darahnya mengubah kebiasaan diet
183723 f. Mengetahui strategi untuk
- Ny.N juga mengatakan
membatasi intake sodium
tiap hari makan ikan
asin,dan jika dilarang
anak dan menantu
makan ikan asin, nafsu
makan berkurang
- Ny.N nampak lemas
- TD : 150/90 mmHg
TUK 2 Keluarga mampu memutuskan
Setelah dilakukan intervensi tindakan keperawatan:
keluarga mampu memutuskan
tindakan perawatan dengan kriteria Level 1: Domain 6
hasil: Sistem Kesehatan
Level 2: Kelas Y
Level 1 : Domain IV Perawatan untuk mendukung
Pengetahuan tentang Kesehatan dan 7140 penggunaan sistem pelayanan
Perilaku kesehatan yang efektif
Level 2 : class Q Level 3: Intervensi
Perilaku Sehat Dukungan Pengambilan Keputusan
Level 3 : Outcomes
1606 Partisipasi dalam Keputusan a. Tentukan apakah terdapat
Perawatan Kesehatan perbedaan antara pandangan
pasien dan pandangan penyedia
22
Keluarga mampu berpartisipasi perawatan terkait kondisi pasien
dalam pengambilan keputusan b. Bantu pasien mengidentifikasi
perawatan kesehatan dari skala 2 keuntungan dan kerugian dari
(jarang menunjukkan) menjadi skala setiap alternatif pilihan
5 (secara konsisten menunjukkan) c. Fasilitasi pengambilan keputusan
dengan indikator : kolaboratif
d. Hormati hak-hak pasien untuk
160605 a. Menentukan pilihan yang e. Dukung harapan yang realistis
diharapkan terkait dengan f. Fasilitasi komunikasi akan
outcome kesehatan perasaan dari keluarga
160608 b. Menggunakan teknik g. Orientasikan keluarga terkait
penyelesaian masalah untuk tatanan pelayanan kesehatan,
mencapai outcome yang seperti rumah sakit
diinginkan
160614 c. Mengidentifikasi tingkat
pencapaian outcome
23
Keluarga mampu terlibat dalam Fisiologi: Kompleks
perawatan dari skala 2 (jarang Level 2: Kelas H
menunjukkan) menjadi skala 5 Manajemen Obat-Obatan
(secara konsisten menunjukkan) Level 3: Intervensi
dengan indikator : Manajemen Pengobatan
310713 a. Mengikuti diet yang 2380
direkomendasikan a. Pantau kepatuhan mengenai
310714 b. Membatasi asupan garam regimen obat
310705 c. Menggunakan obat-obat sesuai b. Pertimbangkan faktor-faktor yang
resep dapat menghalangi pasien untuk
konsumsi obat yang diresepkan
c. Kembangkan strategi bersama
pasien untuk meningkatkan
kepatuhan mengenai regimen
terapi yang diberikan
- TUK 4 Keluarga mampu memodifikasi
Setelah dilakukan intervensi lingkungan:
keluarga mampu memodifikasi
lingkungan dengan kriteria hasil: Level 1: Domain 5, Keluarga
Level 2: Kelas X, Perawatan
Level 1 : Domain VI sepanjang hidup
Kesehatan keluarga Level 3: Intervensi
Level 2 : class X 7120 Mobilisasi keluarga
Kesejahteraan keluarga
Level 3 : Outcomes a. Lihat anggota keluarga sebagai
2601 Iklim sosial keluarga ahli potensial dalam perawatan
klien
Keluarga mampu menunjukkan b. Tentukan kesiapan dan
lingkungan sosial yang mendukung kemampuan anggota keluarga
dari skala 2 (jarang) menjadi skala 5 untuk belajar
(konsisten) dengan indikator : c. Bantu pengembangan
24
a. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mutual
260105 kegiatan di waktu luang dengan anggota keluarga
b. Menghadiri kegiatan religius d. Dukung kegiatan keluarga dalam
260103 bersama meningkatkan kesehatan
c. Mempertahankan rutinitas e. Kolaborasikan terapi dan
260123 keluarga perubahan gaya hidup pada
d. Memecahkan masalah keluarga
260116 bersama – sama
e. Mendukung kemandirian
260111 anggota keluarga
25
160604 b. Mendefinisikan pilihan yankes
yang tersedia
160605 c. Menentukan pilihan yankes
160606 d. Identifikasi prioritas kesehatan
160612 e. Negosiasi perawatan yang
diinginkan
26
3.5 CATATAN PERKEMBANGAN
Diagonis Hari/ Tanggal/
No Implementasi Evaluasi (SOAP)
Keperawatan Waktu
TUK 1 Subjektif:
Keluarga mampu mengenal masalah hipertensi dan Ny.N menjelaskan terkait hipertensi yakni
karakteristiknya tekanan darah diatas 140/90 (skala 3)
a. Kaji pengetahuan pasien mengenai kondisinya Ny.N menyebutkan gejala hipertensi yaitu
b. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit sakit kepala, pusing, sakit ditengkuk (skala 3)
(hipertensi) Ny.N memahami jika ia menderita hipertensi
Ketidakefektifan c. Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya dan mengatakan sering pusing (skala 3)
manajemen Kamis, 08 Maret d. Jelaskan komplikasi kronikyang mungkin Ny.N menyebutkan komplikasi hipertensi
1 kesehatan 2018 e. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin yaitu stroke (skala 4)
keluarga Tn.M Pukul 16.15 diperlukan untuk mengontrol penyakit atau Ny.N mengatakan harus mengurangi makan
khususnya Ny.N mencegah hipertensi ikan asin dan rutin minum obat (skala 4)
f. Jelakan pentingnya pengobatan yang Ny.N mengatakan ia selalu berkunjung ke
direkomendasikan posbindu (skala 4)
g. Edukasi pasien mengenai tindakan untuk mengontrol
atau meminimalkan gejala Objektif:
Ny.N dan keluarga tampak antusisas dalam
diskusi
27
Ny. N dan keluarga harus diberikan stimulus
saat diberi pertanyaan
Ny.N dan keluarga kooperatif saat diskusi
Hasil pemeriksaan Ny.N
TD: 180/90 mmHg
GDS : 85 gd/dl
Analisis:
TUK 1 belum tercapai, pengetahuan Ny.N belum
mampu memahami hipertensi dengan baik
Perencanaan:
Melakuka pengulangan perencanaan TUK 1 dan
melanjutkan ke TUK 2 terkait pengambilan
keputusan keluarga terkait kesehatan
TUK 1 Subjektif:
Jumat, 09 Maret Keluarga mampu mengenal masalah hipertensi dan Ny.N mengatakan hipertensi adalah tekanan
2018 karakteristiknya darah diatas 140/90 (skala 4)
Pukul 16.30 a. Kaji kembali pengetahuan pasien mengenai Ny.N mengetahui dan menyebutkan gejala
kondisinya hipertensi yaitu sakit kepala, pusing, sakit
28
b. Menjelaskan kembali tanda dan gejala yang umum ditengkuk, jantung berdebar-debar, lemes
dari penyakit (hipertensi) (skala 4)
c. Menjelaskan kembali komplikasi kronikyang Ny.N menyebutkan komplikasi hipertensi
mungkin yaitu stroke (skala 4)
d. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin Ny.N mengatakan akan mengurangi makan
diperlukan untuk mengontrol penyakit atau ikan asin dan rutin minum obat untuk
mencegah hipertensi menurunkan tekanan darah (skala 4)
e. Jelakan pentingnya pengobatan yang Ny.N menunjukkan atau mendemonstrasikan
direkomendasikan banyaknya garam yang dikonsumsi dalam
f. Edukasi pasien mengenai tindakan untuk mengontrol sehari
atau meminimalkan gejala
Objektif:
Ny.N dan keluarga tampak antusisas dalam
diskusi
Ny. N dan keluarga harus diberikan stimulus
saat diberi pertanyaan
Ny.N dan keluarga kooperatif saat diskusi
Hasil pemeriksaan Ny.N
TD: 180/100 mmHg
GDS : 85 gd/dl
29
Analisis:
TUK 1 belum tercapai, pengetahuan Ny.N belum
mampu memahami hipertensi dengan baik
Perencanaan:
Melakuka pengulangan perencanaan TUK 1 dan
melanjutkan ke TUK 2 terkait pengambilan
keputusan keluarga terkait kesehatan
TUK 2 Subjektif:
Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat Tn.M mengatakan kondisi Ny.N harus
terhadap masalah Ny.N diperhatikan
a. Tentukan apakah terdapat perbedaan antara Tn.Y mengatakan jika Ny.N selalu khawatir
pandangan pasien dan pandangan penyedia dengan kondisinya sehingga dia tidak pulang
Jumat, 09 Maret perawatan terkait kondisi pasien terlalu malam
2018 b. Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan dan Tn.M mengatakan tidak lagi membeli ikan
Pukul 16.30 kerugian dari setiap alternatif pilihan asin agar tekanan darah Ny.N bisa terkontrol
c. Fasilitasi pengambilan keputusan kolaboratif Tn.M mengatakan masak sayur dengan
d. Hormati hak-hak pasien untuk garam yang cukup jika merasa kurang asin
e. Dukung harapan yang realistis Tn.M akan menambahkan sendiri garam
f. Fasilitasi komunikasi akan perasaan dari keluarga untuk sayurnya
g. Orientasikan keluarga terkait tatanan pelayanan
30
kesehatan, seperti rumah sakit Tn.M mengatakan akan membantu Ny.N
agar mengkonsumsi obat secara teratur agar
tekanan darahnya menurun.
Tn.M dan Ny.N mengatakan akan berusaha
mengurangi makan garam dan rajin berobat
Objektif:
Ny.N dan Tn.M sangat antusias
Tn.M selalu bertanya
Tn.M dan Tn.Y sangat mendukung kesehatan
Ny.N
Analisis:
TUK 2 tercapai, keluarga secara konsisten
memberikan dukungan terkait kesehatan Ny.N
dan membantu dalam pengontrolan diet Ny.N
Perencanaan:
Melanjutkan ke TUK 3 terkait keterlibatan
keluarga dalam perawatan
31
TUK 3 Subjektif:
Keluarga mampu melakukan perawatan pada Tn.M mengatakan Ny.N malas makan sayur
anggota keluarga khususnya Ny.N Ny.N mengatakan akan berusaha untuk
a. Anjurkan pasien melakukan modifikasi diet yang mengurangi konsumsi ikan asin
diperlukan Ny.N mengatakan akan konsumsi sayur dan
b. Atur diet yang diperlukan membatasi garam
Objektif:
Selasa, 13 Maret
Tn.M sangat antusias dan sangat termotivasi
2018
untuk melakukan apa yang telah dianjurkan
Pukul 13.30
Analisis:
TUK 3 belum tercapai, Ny.S mencoba untuk
memodifikasi makanan yang dikonsumsi
Perencanaan:
Lanjut ke TUK 3 untuk follow up keterlibatan
keluarga dalam perawatan kesehatan khususnya
Ny.N
32
TUK 3 Subjektif:
Keluarga mampu melakukan perawatan pada Ny.N mengatakan tidak suka minum obat
anggota keluarga khususnya Ny.N karena pahit
a. Pantau kepatuhan mengenai regimen obat Tn.M dan Tn.Y mengatakan obat yang
b. Pertimbangkan faktor-faktor yang dapat diberikan dokter saat posbindu hanya
menghalangi pasien untuk konsumsi obat yang disimpan
diresepkan Ny.N mengatakan minum mengkudu tetapi
c. Kembangkan strategi bersama pasien untuk tidak teratur
meningkatkan kepatuhan mengenai regimen terapi Tn.M akan membantu Ny.N untuk
Selasa, 13 Maret
yang diberikan mengkonsumsi obat secara teratur
2018
Objektif:
Pukul 13.30
Ny.N tampak ragu saat diminta minum obat
secara rutin
Analisis:
TUK 3 belum tercapai, Ny.N akan mencoba dan
berusaha minum obat teratur
Perencanaan:
Lanjut ke TUK 3 untuk follow up keterlibatan
keluarga dalam perawatan kesehatan khususnya
Ny.N
33
TUK 3 Subjektif:
Keluarga mampu melakukan perawatan pada Ny.N mengatakan obatnya tidak bisa tertelan
anggota keluarga khususnya Ny.N meskipun obatnya kecil dan mencoba minum
a. Pantau kepatuhan mengenai regimen obat obat dengan obatnya dihancurkan
b. Pertimbangkan faktor-faktor yang dapat Tn.M mengatakan Ny.N minum obat tapi
menghalangi pasien untuk konsumsi obat yang obatany dihancurin
diresepkan
Kamis, 15 Maret
d. Kembangkan strategi bersama pasien untuk Objektif:
2018
meningkatkan kepatuhan mengenai regimen terapi Tn.M dan Ny.N sangat antusias
Pukul 16.20
yang diberikan TD: 150/90 mmHg
Analisis:
TUK 3 tercapai, Ny.N untuk minum obat
Perencanaan:
Lanjut ke TUK 4 untuk modifikasi lingkungan
TUK 4 Subjektif:
Kamis, 15 Maret
Keluarga mampu melakukan memodifikasi Tn.M mengatakan membatasi untuk membeli
2018
lingkungan: ikan asin karena yang belanja adalah Tn.M
Pukul 16.20
a. Lihat anggota keluarga sebagai ahli potensial dalam Tn.M membantu Ny.N menghancurkan obat
34
perawatan klien untuk diminum karena Ny.N tidak mampu
b. Tentukan kesiapan dan kemampuan anggota minum obat tablet
keluarga untuk belajar Keluarga Tn.M sangat mendukung
c. Bantu pengembangan pengambilan keputusan pengobatan Ny.N
dengan anggota keluarga
d. Dukung kegiatan keluarga dalam meningkatkan Objektif:
kesehatan Tn.M bersemangat saat bercerita
e. Kolaborasikan terapi dan perubahan gaya hidup pada Ny.N terlihat malu saat Tn.M menceritakan
keluarga kalau Ny.N tidak bisa minum obat.
Analisis:
TUK 4 tercapai, keluarga Tn.M mampu
melakukan modifikasi lingkungan
Perencanaan:
Lanjut ke TUK 5 untuk pemanfaatan pelayanan
kesehatan Tn.M khususnya Ny.N
Senin, 15 Maret TUK 5 Subjektif:
2018 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas layanan Ny.N mengatakan sering mengunjungi
Pukul 16.20 kesehatan : posyandu yang ada di RT sekitar rumahnya
35
a. Identifikasi perawatan yang diperlukan Ny.N mengatakan pernah menggunakan
b. Identifikasi rekomendasi penyedia layanan fasilitas kesehatan/klinik untuk perawatan
kesehatan terkait rujukan kesehatan saat pingsan
c. Tentukan apakah perawatan pendukung yang tepat Ny.S mengatakan akan rajin mengontrol
tersedia di rumah atau di komunitas kesehatannya
d. Atur pelayanan rumah yang tepat, sesuai kebutuhan
Objektif:
Ny.N tampak paham terkait apa yang
disampaikan
Tn.M paham terkait prosedur rujukan
Analisis:
TUK 5 tercapai, Keluarga Tn.M sudah
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
mengontrol kesehatannya
Perencanaan:
Intervensi selesai, lanjutkan ke terminasi
36
BAB 4
PEMBAHASAN
37
didukung oleh penelitian yang dilakukan Irza (2009) dalam Herawati dan Wahyuni
(2016) menyatakan pada usia menopause hormon estrogen berubah kuantitasnya
sesuai dengan usia wanita secara alami yang umumnya mulai terjadi pada wanita 45-
55 tahun. Oleh karena itu, wanita sudah menopause akan miliki reso yang sama untuk
terkena penyakit hipertensi dengan jenis kelamin laki-laki. Kaousier et al (2009)
menyebutkan pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel
terhadap darah sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah sistolik.
Kecenderungan peningkatan prevalensi hipertensi biasanya terjadi pada usia
lebih atau sama dengan 40 tahun , karena disebabkan oleh takanan arterial yang
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, dan proses
degeneratif pada usia tua (Anggara, 2013).
38
Sesuai dengan penelitian Anggara 2013 menunjukkan bahwa kejadian hipertensi
lebih banyak diderita oleh responden yang asupan natriumnya sering daripada yang
asupan natriumnya jarang. Penelitian Tanjung (2009) menunjukkan bahwa responden
yang sering menunjukkan makanan tinggi natrium memiliki jumlah kasus hipertensi
yang lebih besar yaitu 58,3% dibandingkan responden yang jarang mengkonsumsi
makanan tinggi natrium yaitu 56,1%. Penelitian Kurniawan 2002 dalam Mustamin
2010 menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium sebesar kurang lebih
1,8 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistol 4 mmHg dan diastol 2
mmHg pada penderita hipertensi.
41
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Perawat harus memiliki pemahaman dan keterampilan terkait asuhan
keperawatan keluarga dengan semua tahap tumbuh kembang. Pemahaman dan
keterampilan akan membuat asuhan keperawatan yang diberikan tepat dan sesuai
dengan kebutuhan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, F.H.D., Nanang, P. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di
Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012.
Badan Pusat Statistik. (2016). Daftar Perkiraan Penduduk Negara pada Tahun 2013-
2015. Retrieved from bps.go.id: http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1284
Darmojo, R. Boedhi & Martono, H. (2010). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut) Ed. 3. Jakarta: FK UI
Friedman, M.M. (2010). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik (3rd Ed). Jakarta:
EGC
Irianto K. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular Dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: Alfabeta
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Kemenkes, RI. (2014). Infodatin Hipertensi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Inodnesia
Kemenkes, RI. (2014). INFODATIN. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI. Hipertensi. Jakarta.
Mohani., Chandra I. (2014). Hipertensi Primer: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II
(ed VI) Jakarta: Interna Publishing. pp:2285-2286
Muawanah. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen stres terhadap
tingkat kekambuhan pada penderita hipertensi di Panti Wreda Dharma Bakti
Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mubarak, W.I., & Chayatin, N. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: Pengantar dan
teori. Jakarta: Salemba Medika
Pinto, Elisabete. (2007). Blood pressure and ageing. Postgrad Med.J.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2805932/pdf/109.pdf
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental dalam keperawatan: Konsep,proses dan
praktik (Ed.4). Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Brunner & Suddarth
Jilid II Edisi 8. Jakarta : EGC
43
Syamsudin. (2011). Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika pp 31
Udjianti, Wajan I. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
WHO. (2013). About Cardiovascular diseases. World Health Organization. Geneva. Cited
July 15th 2014. Available from URL :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ accessed on
44