Professional Documents
Culture Documents
1. Paragraf pertama sama dengan laporan audit, kecuali merujuk pada jasa review,
bukan jasa audit.
2. Paragraf kedua menyatakan bahwa telaah terutama yang berisi tanya jawab dan
prosedur analitis, ruang lingkupnya kecil dibandingkan dengan audit, dan tidak ada
opini yang dikeluarkan.
3. Paragraf ketiga menunjukkan assurance terbatas, dalam hal assurance negatif,
bahwa “kami tidak memperhatikan adanya modifikasi material yang harus dilakukan
terhadap laporan keuangan.”
Tanggal pada laporan telaah merupakan tanggal pada saat auditor menyelesaikan tanya
jawab dan prosedur analitis.
“Kami telah menelaah neraca pada PT Arahan Jitu tanggal 31 Desember 2007 serta laporan
laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan aliran kas yang berkaitan untuk tahun
yang berakhir untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Pernyataan
Standar Jasa Akuntansi Publik Indonesia. Semua informasi yang dimuat dalam laporan
keuangan adalah penyajian manajemen (pemilik) PT Arahan Jitu.
Telaah terutama terdiri atas permintaan keterangan kepada pejabat perusahaan dan
prosedur analitis yang diterapkan atas data keuangan. Telaah mempunyai ruang lingkup
yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai standar
audit yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dengan tujuan untk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak
memberikan pendapat semacam itu.
Berdasarkan telaah kami, tidak terdapat penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa
laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia”
Seperti yang telah diungkapkan dalam catatan X atas laporan keuangan, prinsip akuntansi
yang berlaku umum mngharuskan bahwa tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan.
Manajemen telah mengiformasikan kepada kami bahwa perusahaan telah menyatakan
tanahnya sebesar nilai taksiran dan bahwa, jika prisnip akuntansi yang berlak umum telah
diikuti, maka akun tanah dan ekuitas seharsnya turun sebesar Rp 500.000.000,00.
Jasa Kompilasi
Sebuah penugasan untuk jasa kompilasi didefinisikan dalam PSAR sebagai salah satu hal
yang dipersiapkan akuntan saat membuat dan menyajikan laporan keuangan kepada klien
atau pihak ketiga tanpa memberikan assurance dari akuntan publik tentang laporan
tersebut.Laporan ini biasanya digunakan oleh manajemen untuk urusan internal, meskipun
dapat juga diberikan kepada pengguna eksternal. Akuntan publik tidak perlu menjadi
independen dalam melakukan kompilasi dan laporan keuangan tersebut dapat ditebitkan
tanpa adanya penjelasan tambahan.
“Kami telah melakukan kompilasi neraca PT Wasito Prima tanggal 31 Desember 2007 serta
laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan aliran kas yang berkaitan utuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keungan yang
merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit atau telaah
terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan
pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut.”
Ketika akuntan menyampaikan laporan keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh
puhak ketiga, mereka diwajibkan mengeluarkan laporan kompilasi yang menyertai laporan.
Akuntan tidak diizinkan menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan untuk klien yang
menyerahkan laporan tersebut kepada penguna eksternal tanpa memenuhi persyaratan
penugasan kompilasi, termasuk penerbitan laporan kompilasi. Ketika akuntan tidak
menginginkan laporan tersebut digunakan oleh pihak ketiga, mereka tidak wajib
mengeluarkan laporan kompilasi asalkan mereka mendokumentasikan, dalam surat
penugasan, pemahaman mengenai jasa yang akan dilakukan dan pembatasan bahwa
laporan keuangan ditujukan hanya bagi manajemen.
Kompilasi yang Menghapus Seluruh Pengungkapan (contoh soal kasus) Auditor telah
melakukan kompilasi PT Wasito Prima tanggal 31 Desember 2007 serta laporan laba/rugi,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan aliran kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir
tanggal tersebut sesuai dengan Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen (pemilik). Auditor tidak melakukan audit atau telaah
terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan tidak menyatakan pendapat atau bentuk
keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut.
Memperoleh pemahaman bersama klien mengenai jenis dan keterbatasan jasa yang
diberikan dan penjelasan atas laporan, jika laporan akan diterbitkan.
Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan praktik industri klien.
Memahami klien, termasuk sifat transaksi bisnisnya, pencatatan akuntansi, dan misi
laporan keuangan.
Melakukan Tanya jawab untuk menentukan apakah informasi klien memenuhi
persyaratan.
Membaca kompilasi laporan keuangan dan berhati-hati dengan hal-hal yang tidak
dimasukkan atau kesalahan dalam perhitungan dan GGAP.
Akuntan tidak harus melakukan tanya jawab lainnya atau melakukan prosedur lain dalam
verifikasi informasi yang diberikan oleh klien. Akan tetapi jika mereka menyadari bahwa
laporan tidak disajikan secara wajar, maka mereka harus memperoleh informasi tambahan.
Jika klien menolak untuk memberikan informasi, maka akuntan harus menarik diri dari
penugasan kompilasi.
Bentuk Laporan PSAR menyebutkan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan masing-
masing laporan bergantung pada keputusan manajemen untuk memasukkan semua
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan.
Perbedaan paling menonjol dalam standar atestasi dan GAAS adalah dalam standar atestasi
umum 2 dan 3. Standar 2 mensyaratkan bahwa akuntan publik memiliki pengetahuan yang
memadai tentang subyek atestasinya. Misalnya, agar akuntan dapat membuktikan
kepatuhan perusahaan kepada undang-undang perlindungan lingkungan hidup, mereka
membutuhkan pemahaman menyeluruh tentang undang-undang dan metode yang
digunakan perusahaan untuk menjamin kepatuhan tersebut. Standar 3 mensyaratkan bahwa
akuntan publik dapat mengavaluasi materi agar lebih menggunakan contoh undang-undang
perlindungan lingkungan hidup, kesulitan dalam pengukuran atau kekurangan kriteria
spesifik akn membuat akuntan publik kesulitan untuk menyimpulkan apakah ada kepatuhan.
Untuk memberikan petunjuk tambahan dalam melakukan penugasan atestasi, dari IAPI
menerbitkan Persyaratan Standar Atestasi-PSAT. DSPAP ingin membedakan antara hal-hal
yang harus ditangani dalam standar audit dan hal-hal yang harus ditangani oleh standar
atestasi, meskipun kedua hal tersebut adalah mengenai atestasi. Standar umum, standar
audir berlaku pada atestasi yang bgerkenaan dengan pemberian kepastian atas laporan
keuangan historis, termasuk satu atau lebih bagian dari laporan keuangan tersebut. Hal ini
termasuk audit laporan keuangan yang disusun sesuai dengan GAAP atau basisi akuntansi
komprehensif lainnya, audit neraca, dan audit akun individual.
Semua bentuk lain dari atestasi dibahas dalam standar. Standar atestasi ditetapkan oleh
DSPAP mengikuti proses yang sama seperti yang digunakan untuk standar audit. (Standar
atestasi label sebagi SAT, bukan SA.)
Jenis Penugasan Atestasi
DSPAP tidak menentukan batas-batas dalam penugasan atestasi, kecuali dalam hal
konseptual karena adanya jenis-jenis jasa baru yang mungkin timbul. Sebagai contoh,
PricewaterhouseCoopers telah melakukan atestasi pada pemilihan suara kontes Miss
Americaselama beberapa dekade, tetapi atestasi dalam pembuktian kepatuhan terhadap
undang-undang perlindungan lingkungan hidup baru dimulai dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, IAPI telah mengembangkan standar atestasi yang spesifik dalam bidang berikut :
Laporan keuangan prospektif
Informasi keuangan pro forma
Laporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk perusahaan tertutup
Kepatuhan kepada hukum dan regulasi
Kesesuaian dengan prosedur penugasan
Diskusi dan analisis manajemen.
Standar diperlukan untuk penugasan tersebut karena akuntan public sudah banyak
melakukan jasa ini sehingga memerlukan panduan lebih specific selain standar atestasi
yang ada. Meskipun demikian tidak ada standar khusus untuk suatu jenis jasa bukan berarti
jasa tersebut tidak layak diberikan.
Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan format kesimpulan terkait :
1. Ujian
2. Peninjauan
3. Prosedur yang disepakati
Sebagai tambahan, Penugasan kompilasi didefinisikan untuk laporan keuangan prospektif.
Pemeriksaan akan menghasilkan kesimpulan yang positif, untuk jenis lapran ini, akuntan
public membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian asersi secara
keseluruhan sesuai dengan criteria yang berlaku. Laporan dilakukan dalam penugasan untuk
menentukan bahwa tingkat pengembalian atas perkiraan portofolio, berdasarkan
rekomendasi perusahaan pialang sudah benar seperti disampaikan dalam materi promosi
perusahaan. Distribusi pemeriksaan oleh klien setelah diterbitkan tidak dibatasi, artinya
klien dapat menyebarkan informasi secara luas termasuk pada calon investor untuk tujuan
penjualan dan pemasaran.
Kami telah memeriksa neraca prakiraan PT Argo Raung tanggal 31 Desember 2008 dan
laporan laba/ rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan aliran kas terlampir untuk than
yang berakhir pada tanggal tersebut. Pemeriksaan kami lakukan berdasarkan standar yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dan oleh karena itu, meliputi prosedur yang
kami pandang perlu untuk menerima baik asumsi yang digunakan oleh manajemen, dan
penyusunan maupun penyajian prakiraan tersebut.
Menurut pendapat kami, prakiraan terlampir disajikan sesuai dengan panduan penyajian
prakiraan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan asumsi yang mendasarinya
memberikan dasar rasional bagi manajemen untuk melakukan prakiraan. Meskipun
demikian biasanya akan terdapat perbedaan antara taksiran dan hasil sebenarnya, karena
peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan
tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini
dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.
Dalam suatu telaah, akuntan public memberikan kesimpulan berisi assurance negative.
Laporan assurance negative dikeluarkan jika terdapat informasi yang menarik perhatian
akuntan public yang menunjukkan pernyataan tidak disajikan sesuai dengan criteria yang
berlaku. Penugasan untuk jasa review tidak boleh diberikan untuk sebagian besar jasa yang
memiliki standar atestasi misalnya seperti laporan keuangan prospektif karena sulit
menetapkan standar untuk assurance terbatas yan g diberikan melalui telaah.
Dalam penugasan atau prosedur yang disepakati bersama semua prosedur yang dilakukan
akuntan public harus disepakati oleh akuntan public, penanggung jawab asersi, dan para
pengguna laporan akuntan public. Tingkat assurance dalam laporan tersebut bervariasi
dengan prosedur khusus yang diseakati dan dijalankan. Maka distribusi laporan hanya
terbatas untuk pihak yang terlibat yang mengetahui prosedur yang dijalankan akuntan
public dan tingkat assurance yang dihasilkan.
Laporan tersebut harus memuat pernyatan tentang prosedur manajemen, hal yang
disepakati akuntan public dan penemuan kauntan public selama melaksanakan prosedur
tersebut.
Dibelahan dunia lain, AICPA dan Canada Institute of Chartered Accountants (CICA) telah
dikembangkan bersama dengan jasa assurance yang terkait dengan e-commerce dan
teknologi informasi. Kelompok-kelompok pemberi jasa dikenal sebagai WebTrust dan
SysTrust, melakukan penugasan sesuai standar atestasi.
Laporan keuangan prospektif mengacu pada prediksi atau ekspektasi laporan keuangan
dalam beberapa masa yang akan datang (laporan laba/rugi) atau suatu tanggal di masa
depan (neraca). Contohnya adalah prediksi manajemen atas laporan laba/rugi dan neraca
satu tahun dari sekarang.
Kebanyakan akuntan publik yakin ada peluang yang signifikan dan resiko potensial bagi
auditor atas kemampuan mereka menyediakan informasi keuangan prospektif. jika auditor
dapat meningkatkan keandalan informasi ,maka resiko informasi dapat dikurangi dengan
cara yang sama seperti pada audit laporan keuangan historis . resiko dapat timbul karena
hasil actual yang diperoleh dimasa depan mungkin berbeda secara signifikan dari hasil
prediksi dalam laporan keuangan prospektif.
Prakiraan
Adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan ekspektasi dari posisi keuangan
entitas ,hasil usaha, dan aliran kas yang terbaik menurut pemahaman dan keyakinan pihak
yang bertanggung jawab. Bank biasanya memerlukan informasi ini sebagai bagian dari
aplikasi pinjaman.
Proyeksi
Adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan suatu entitas, hasil
usaha, dan aliran kas, yang terbaik menurut pemahaman dan keyakinan pihak yang
bertanggung jawab ,dengan satu atau lebih asumsi hipotesis.
1. Laporan yang digunakan secara umum oleh semua pihak ke tiga yang terkait, seperi
dimasukannya posisi keuangan dalam prospektus penjualan obligasi rumah sakit.
2. Laporan yang digunakan secara terbatas oleh pihak ketiga yang berkaitan langsung,
seperti dimasukannya proyeksi keuangan dalam dokumen permohonan pinjaman
bank.
Jenis penugasan
untuk menghindari kebingungan dikalangan auditor, IAPI menciptakan standar
atestasi yang lebih spesifik, yang menetapkan jenis penugasan berikut ini dalam laporan
keuangan prospektif :
Suatu penugasan pemeriksaan dimana akuntan publik meyakini kelengkapan dan
kewajaran seluruh asumsi yang digunakan.
Suatu penugasan kompilasi dimana akuntan publik terutama terlibat dengan akurasi
perhitungan laporan ,bukan kewajaran asumsinya.
Suatu penugasan atas prosedur yang disepakati bersama dimana akuntan publik
dan seluruh pengguna laporan menyetujui prosedur atestasi yang spesifik dan
terbatas
Pemeriksaan laporan keuangan prospektif
Standart atestasi IAPI jelas menyatakan bahwa akuntan publik tidak melakukan atestasi
terhadap akurasi laporan keuangan prospektif. Sebaliknya,mereka menguji asumsi yang
mendasari dan memeriksa penyusunan dan penyajian prakiraan atau proyeksi. Untuk
pemeriksaan prakiraan dan proyeksi, terdapat empat elemen yang perlu dipahami, yaitu:
1. Materialitas ditentukan dalam bentuk elemen, akun, atau bagian yang diaudit, bukan
laporan secara keseluruhan. Akibatnya, biasanya dibutuhkan bukti lebih banyak
dibandingkan jika audit bagian tersebut merupakan bagian dari laporan keseluruhan.
Misalnya, jika akun penjualan dilaporkan secara terpisah, maka salah saji yang lebih
kecil akan dianggap material dibandingkan bila penjualan adalah salah satu dari
banyak akun dalam audit laporan keuangan lengkap.
2. Standar pelaporan GAAS yang pertama tidak dapat diterapkan karena penyajian
elemen, akun, atau bagian bukan merupakan laporan keuangan yang disajikan
sesuai dengan GAAP.
Auditor harus memperluas upaya audit mereka untuk memasukkan elemen, akun, atau
bagian lain yang terkait dengan bagian lain yang sedang diaudit. Misalnya, dalam
menyatakan pendapat atas penjualan, auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh
piutang penjualan.