You are on page 1of 7

PERCOBAAN GERUSAN LOKAL DI SABO DAM

(Catatan : Joko Cahyono)

1. Fenomena Gerusan Lokal


Anggap fenomena gerusan lokal akibat aliran terjun dari sabo dam seperti Gambar 1. Ketika
aliran terjun menyentuh dasar sungai, dimana gaya geser aliran terjun lebih besar dari gaya
ikatan material dasar sungai, maka material dasar sungai terbongkar dan tetbentuk lubang
gerusan.

q h
i Bergolak
Berputar
b m
s
Hd
M e
Ym ht
0 B I E
YS

Lb S

LS
Li

Gambar 1 ; Sket gerusan lokal akibat aliran terjun (Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001)

Sebagian besar energi aliran terjun akan habis untuk membongkar material dasar sungai
tersebut. Material dasat sungai yang tergerus bergerak dan ditimbun di hilir gerusan, karena
kecepatan aliran terjun sudah sangat berkurang. Pembongkaran material dasar sungai akan
berhenti setelah terjadi keseimbangan antara gaya geser aliran terjun dan gaya ikatan material
dasar sungai.

2. Analisa Teori Gerusan Lokal


Oeh karena pada saat pembongkaran terjadi putaran aliran, maka terbentuk profil gerusan
lokal. Secara matematik, jika model profil gerusan lokal dianggap dan dinyatakan sebagai
fungsi hyperbolic cosine akan seperti Gambar 2.

1
Gambar 2 ; Model gerusan lokal akibat aliran terjun
( Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001)

Profile gerusan lokal tersebut dinyatakan dalam rumus;

(1)

(2)

(3)

Dalam hal ini ; Kr = (Ci Cs)2/2 ; Kl = (Cb Cs)2/2 ; Ci = Li / ys ; Cb = Lb / ys dan Cs = Ls / ys .

3. Hasil Percobaan Gerusan Lokal


Percobaan dilakukan dengan menggunakan saluran (flume) sepanjang 11,5 m, lebar 0,3 m
dan dalam 0,4 m, dimana salah satu sisinya terbuat dari kaca tembus pandang untuk
observasi, seperti Gambar 3.

Tangki Sabo dam tiruan


Sensor
Daerah pengamatan

Pintu air Pompa air


Tangki

Alat pengatur Rear Jack


kemirangan saluran

Gambar 3 ; Saluran percobaan dan posisi sabo dan (Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001)

Sabo dam tiruan diletakan di bagian depan saluran percobaan dan dihilirnya merupakan
daerah pengamatan sepanjang 6m, lebar 0,3 m dan dalam 0,6 m. Dasar saluran daerah
pengamatan sepajang 1.8 m diberi sedimen setebal 0,3 m. Kemudian dibuat kurva laju debit
(rating curve) untuk mengetahui hubungan antara h dan q yang melewati sabo dam. Untuk

2
memudahkan percobaan, ht untuk setiap percobaan dibuat sama dengan h. Setelah percobaan
dilakukan pengukuran terhadap YS , Lb , Ls dan Li untuk mengetahui bentuk profil gerusan
lokal. Percobaan dilakukan sebanyak 134 dengan beberapa kondisi, antara lain; berbagai
tinggi jatuh aliran, berbagai debit per-satuan lebar, sedimen berbutir seragam maupun tidak
seragam (gradasi) dan sebagainya, seperti Tabel 1. Distribusi ukuran butir yang dipakai
dalam percobaan seperti Gambar 4.

Tabel 1: Tinggi jatuh aliran dan sedimen di dasar saluran daerah pengamatan

sumber: Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001

Gambar 4: Distribusi butiran sedimen yang dipakai dalam percobaan


(Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001)

Profil-profil gerusan lokal hasil dari beberapa kali percobaan dengan Hd = 16,7 cm dan
h = 3,7 cm dengan sedimen butiran seragam dan tidak seragam seperti Gambar 5. Jika setiap
profil gerusan lokal dalam Gambar 5 diplot menggunakan sistem koordinat tanpa dimensi
(setiap profil dibagi dengan profil yang mempunyai kedalaman gerusan maksimum)
diperoleh Gambar 6.

3
Gambar 5: Profil gerusan lokal dengan Hd = 16,7 cm dan h = 3,7 cm
dengan sedimen butiran seragam dan tidak seragam (Jen-Yan Chen &
Yao-Ming Hong, 2001)

Gambar 6: Profil gerusan lokal tanpa dimensi terhadap


profil dengan kedalaman gerusan maksimum
(Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001)

4
Dengan menggunakan data profil gerusan lokal, koefisien Nd = q2/gHd3 dan diameter relatif
butiran sedimen, G = D/Hd hasil 134 percobaan seperti Tabel 2 diperoleh korelasi mengenai
factor bentuk profil gerusan (Cs , Cb dan Ci) sebagai berikut;

(1)

Tabel 2; Data D, Hd, h, Nd, G dan profil gerusan lokal dipilh dari 134 percobaan

sumber: Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001

Jika setiap persamaan profil gerusan lokal ( Yl dan Yr) diplot diperoleh model profil gerusam
lokal seperti Gambar 7. Jika faktor (Ci – Cb) dinyatakan sebagai Cib, maka persamaan
korelasi antara Cib dan Nd berdasarkan hasil 134 percobaan sebagai berikut;

(1)

Hasil plot data antara Cib dan Nd seperti Gambar 8. Nilai Cib berkisar antara 2,5 s/d 5. Dengan
demikian kedalam maksimum gerusan lokal berkisar antara 2.5 ys to 5 ys.

5
Gambar 7: Profil gerusan lokal hasil percobaan dan hasil
perhitungan kasus A. B. C. D dalam Tabel 2 (Jen-Yan Chen &
Yao-Ming Hong, 2001)

Gambar 8: Korelasi antara Cib dan Nd, Nilai Cib berkisar


antara 2,5 s/d 5 (Jen-Yan Chen & Yao-Ming Hong, 2001)

6
Notasi
Cb, Ci, Cs ; factor bentuk profil gerusan lokal tanpa dimensi, (-)
Cib ; koefisien karakteristik profil gerusan lokal tanpa dimensi, (-)
D ; diameter sedimen, (L)
G ; diameter relatif tanpa dimensi, (-)
g ; percepatan akibat gaya gravitasi, (LT−2 )
Hd ; tinggi jatuh aliran, (L)
h ; head above weir, (L)
Lb ; jarak dari sabo dam ke titik awal gerusan lokal, (L)
Li ; jarak dari sabo dank ke titik akhir gerusan lokal, (L)
Ls ; jarak dari sabo dam ke titik kedalaman maksimun gerusan lokal, (L)
Nd ; koefisien tinggi jatuh aliran tanpa dimensi, (-)
q ; debit per-satuan lebar saluran percobaan (flume), (L2T−1)
X, Xl, Xr ; koordinat absis tanpa dimensi, (-)
Y, Yl, Yr ; koordinat ordinat tanpa dimensi, (-)
ys ; kedalaman maksimum gerusan lokal, (L)

Referensi ;
Journal of the Chinese Institute of Engineers, Vol. 24, No. 6, pp. 673-680 (2001), CHARACTERISITICS OF
CHECK DAM SCOUR HOLE BY FREE OVER-FALL FLOW, Jen-Yan Chen and Yao-Ming Hong, Department
of Civil Engineering, National Chung-Hsing University, Taichung, Taiwan 402, R.O.C.

You might also like