Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Number of work accidents that occurred are still quite high and cause major losses. The behavior of
the workers should be improved in an attempt to prevent workplace accidents and to support safety in
the workplace. The behavior of workers divided into three domain, which consists of knowledge,
attitude, and practice (KAP). KAP measurements identify what is known and done by workers and
how the theirs attitude in performing their daily work.The aims of this study were to determine the
level of KAP of safe behavior and to indentify the relationship between knowledge, attitude, practice
safe behaviors of workers.Data obtained by conducting interviews and distributing questionnaires to
41 workers in West Assembly unit at PT. XYZ. The contingency coefficient was used to calculate the
strength of the relationships among variables. The results of this study showed that there is a
moderate relationship between knowledge and the the attitude of safe behavior (R: 0,405), the very
low relationship between knowledge and action of safe behavior (R: 0,042), and attitude and practice
of safe behavior (R: 0,087).The conclusions of this study are the workers knowledge and attitude of
safe behavior is quite good but the practice of safe behavior need some improvement. The suggestion
of this research is to provide skills and safety training. The management also needs toincreasesafety
supervision. Furthermore, managementshould provide punishment and reward in an attempt to
increase overall worker safety behavior.
ABSTRAK
Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi masih cukup tinggi menyebabkan kerugian yang besar. Perilaku
para pekerja harus ditingkatkan dalam upaya untuk mencegah kecelakaan kerja dan untuk mendukung
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Perilaku pekerja dibagi menjadi tiga domain, yang terdiri
dari pengetahuan, sikap, dan praktek (KAP). Pengukuran KAP ini mengidentifikasi apa yang telah
diketahui dan dilakukan oleh pekerja dan bagaimana sikap mereka dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat KAP perilaku aman dan untuk
mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, sikap, tindakan yang aman pekerja. Berdasarkan
pengumpulan data, penelitian ini termasuk penelitian observasional dan berdasarkan pada desain
penelitian, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Data diperoleh dengan melakukan
wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada 41 pekerja di unit West Assembly di PT. XYZ.
Koefisien kontingensi digunakan untuk menentukan kekuatan hubungan antar variabel.Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara variabel pengetahuan dan sikap dalam
perilaku yang aman (R: 0405), hubungan yang sangat rendah antara pengetahuan dan tindakan dalam
perilaku aman (R: 0,042)dan sikap dan tindakan dalam yang aman perilaku (R: 0087).Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap perilaku aman pekerja cukup baik tetapi tindakan perilaku
aman perlu ditingkatkan. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
pelatihan keterampilan dan memberikan pelatihan K3 serta meningkat pengawasan K3. Upaya lain
yakni memberikan punishment serta reward dalam upaya meningkat perilaku aman pekerja secara
keseluruhan.
82
83 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:82-93
PENDAHULUAN
Angka kecelakaan kerja yang terjadi et al., 2009). Sehingga dapat disimpulkan
masih terlampau cukup tinggi dan bahwa secara umum faktor manusia dan
menyebabkan kerugian yang besar. secara khusus perilaku manusia adalah
International Labour Organization (ILO) penyebab dominan terjadinya kecelakaan
menyatakan setiap tahunnya terjadi kerja.
kecelakaan kerja sebanyak 250 juta Perilaku aman merupakan suatu hal
kecelakaan kerja yang menyebabkan 160 yang kompleks. Menurut Bloom dalam
juta pekerja menjadi sakit dan 1,2 juta Notoatmodjo (2010), ranah perilaku terdiri
pekerja lainnya meninggal akibat atas kognitif, afektif, dan psikomotor atau
kecelakaan dan sakit di tempat kerja dalam bentuk yang lebih operasional dapat
(International Labour Organization, 2013). diukur dengan knowledge (pengetahuan),
Menurut kalkulasi ILO, kerugian yang attitude (sikap) dan practice (tindakan).
harus ditanggung akibat kecelakaan kerja Dengan adanya pengukuran knowledge,
di negara-negara berkembang juga tinggi, attitude dan practice ini nantinya dapat
yakni mencapai 4% dari GNP (gross diidentifikasi apa yang telah diketahui dan
national product). Sementara itu, data dari dilakukan pekerja serta bagaimana sikap
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja pekerja dalam melakukan pekerjaan sehari-
(Jamsostek) memperlihatkan bahwa hari apakah sudah mencerminkan perilaku
sebanyak192.911 peserta Jamsostek aman atau belum. Hasil pengukuran
mengalami kecelakaan kerja di Indonesia knowledge, attitude dan practice ini dapat
dan menyebabkan klaim asuransi dijadikan sebuah acuan untuk pengambilan
kecelakaan kerja yang harus dibayar keputusan perusahaan dalam melakukan
sebesar Rp 618, 49 miliar (Baihaqi, 2014). suatu manajemen K3 yang lebih baik agar
Kerugian akibat kecelakaan kerja safe behavior pekerja menjadi meningkat.
sebenarnya dapat dihindarkan dengan cara PT. XYZ merupakan salah satu
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. perusahaan yang bergerak dalam bidang
Kecelakaan kerja pada dasarnya dapat manufaktur dan jasa perkeretaapian. Proses
dicegah karena kecelakaan kerja produksi di PT. XYZsangat kompleks. PT.
merupakan sebuah mata rantai sebab XYZ menggunakan berbagai bahan baku
akibat. Menurut Heinrich dalam Ridley utama, bahan baku pembantu, bahan baku
(2004) bahwa sebuah accident terjadi tambahan serta sarana pendukung.Unit
layaknya domino, dimana accident tidak West Assemblydi PT. XYZ termasuk
serta merta terjadi namun ada kejadian dalam proses menengah dalam produksi.
tertentu yang mendahuluinya. Menurut Pada tahap ini terdapat proses pengelasan,
teori ini kecelakaan terjadi karena multi grinding, reformingbahan produksi.
faktor dan berkembang melalui urutan Proses-proses tersebut tentu saja sangat
yang relatif panjang. Oleh karena itu, mengandung potensi bahaya.
faktor penyebab harus ditemukan dan Hasil analisis resiko menyatakan
dihilangkan untuk memutus rangkaian bahwa unit West Assembly tergolong
proses terjadinya kecelakaan. tempat kerja yang sangat berbahaya.
Penyebab kecelakaan menurut Menurut data sekunder dari tahun 2004-
Cooper (2001) sebanyak 85%-90% 2010 telah terjadi kecelakaan kerja di PT.
disebabkan karena unsafe behavior. XYZ pada tahun 2004 sebanyak 4
Sementara menurut teori domino Heinrich kecelakaan, tahun 2005 terjadi sebanyak 2
menyatakan bahwa penyebab kecelakaan kecelakaan, tahun 2006 terjadi sebanyak 6
sebesar 88% kasus disebabkan oleh human kecelakaan, tahun 2008 terjadi sebanyak 4
error atau kesalahan manusia yang kecelakaan, tahun 2009 terjadi 4
disebabkan olehunsafe action (Ben-Daya, kecelakaan dan tahun 2010 terjadi 2
Mohammad N dan Tjipto S, Hubungan antara Knowledge…84
aman, alat pelindung diri, pengertian peraturan K3, mengoperasikan alat dengan
SOP,(Standar Operational Procedure), aman. Hasil menyatakan bahwa sebagian
penerapan SOP, perlakuan bila kondisi besar tindakan safe behavior pekerja di
kerja yang tidak aman, contoh-contoh unit West Assembly masih kurang yakni
perbuatan yang dapat menimbulkan sebesar 24 responden atau sebesar 58,5%.
kecelakaan dan perbuatan yang tidak
menimbulkan kecelakaan.Hasil penelitian Tabel 5. Tingkat Tindakan Safe Behavior
mengatakan bahwa sebagian besar Tindakan
Persentase
responden dapat menjawab pertanyaan Safe Frekuensi
(%)
dengan benar. Dengan demikian tingkat Behavior
pengetahuan tentang safe behavior Baik 17 41,5
sebagian besar adalah baik yakni sebanyak Kurang 24 58,5
25 responden atau sebesar 61%. Total 41 100
Tabel 3. Tingkat Pengetahuan Safe
Behavior Hubungan Pengetahuan dan Sikap Safe
Pengetahuan Behavior
Persentase
Safe Frekuensi Dari hasil penelitian, seperti yang
(%)
Behavior tertera pada tabel 6, sebagian besar
Baik 25 61,0 responden yang mempunyai pengetahuan
Kurang 16 39,0 safe behavior yang baik juga mempunyai
Total 41 100 sikap safe behavior yang baik, yakni
sebanyak 19 orang (76,0%) dari 25 orang.
Sedangkan responden yang mempunyai
Sikap Safe Behavior pengetahuan safe behavior yang kurang
Hasil penilaian sikap safe behavior juga mempunyai sikap safe behavior
responden dari penyebaran 10 item kurang, yakni 11 responden (68,8%) dari
pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan 16 orang.Nilai koefisien korelasi sebesar
favourable dan 5 pernyataan unfavourable. 0,405 sehingga kuat hubungan antara
Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan dengan sikap safe behavior
sikap yang baik mengenai safe behavior. tergolong cukup kuat.
Hal ini terlihat sebanyak 24 responden atau
58,5% mempunyai sikap safe behavior Hubungan antara Pengetahuan dan
yang baik. Tindakan Safe Behavior
Sebagian besar responden seperti
Tabel 4. Tingkat Sikap Safe Behavior yang diperlihatkan pada tabel 7, yang
Sikap Safe Persentase mempunyai pengetahuan safe behavior
Frekuensi
Behavior (%) mempunyai tindakan safe behavior yang
Baik 24 58,5 kurang yakni 13 orang (52,0%) dari 25
Kurang 17 41,5 orang.Sedangkan responden yang
Total 41 100 mempunyai pengetahuan safe behavior
yang kurang sebagian besar mempunyai
Tindakan Safe Behavior tindakan safe behavior yang kurang, yakni
Tindakan safe behavior mencakup 9 orang (60,0) dari 16 orang.Nilai
tindakan nyata responden atau kegiatan koefisien korelasi sebesar 0,042 sehingga
mereka yang mencerminkan perilaku aman kuat hubungan antara pengetahuan dengan
seperti menggunakan APD dengan benar tindakan safe behavior tergolong sangat
dan lengkap, perilaku kerja yang aman, rendah.
mengingatkan rekan kerja untuk menaati
87 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:82-93
mengenai safe behavior. Hal ini terlihat motivasi tenaga kerja. Sumber lain dari
sebanyak 24 responden atau 58,5% Geller (2001) dalam Halimah (2010)
mempunyai sikap safe behavior yang baik. menyatakan bahwa pemberian pujian
Sedangkan sebanyak 17 responden merupakan dorongan yang positif sebagai
(41,5%) sisanya mempunyai sikap yang bentuk penghargaan atas perilaku aman
kurang terhadap safe behavior. Hal ini yang telah dilakukan oleh pekerja dengan
menunjukkan bahwa sebagian besar tujuan untuk mengembangkan,
pekerja di unit West AssemblyPT. XYZ mendukung, dan menjaga perilaku yang
setuju atau menyenangi dengan perilaku diharapkan.
aman atau safe behavior dalam bekerja
sehingga akan terjadi kecenderungan untuk Tindakan Safe Behavior
menerapkan safe behavior. Dengan Tindakan atau practice merupakan
demikian, tingginya sikap safe behavior kegiatan atau aktivitas seseorang yang
dari pekerja di unit West Assembly secara dapat di amati secara langsung. Menurut
teori akan menimbulkan kecenderungan hasil penelitian, tindakan safe behavior
untuk bertindak safe behavior akan lebih pekerja di unit West AssemblyPT. XYZ
tinggi. sebagian besar masih kurang yakni
Menurut Rahmayanti (2013) salah sebanyak 24 responden atau sebesar
satu pembentuk sikap adalah pendidikan 58,5%. Sementara tingkat tindakan safe
dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan behavior yang baik hanya diperoleh
fakta bahwa sebagian besar responden sebanyak 17 responden (41,5%).
berpendidikan setingkat SMA dan telah Dari hasil penelitian, tindakan safe
memperoleh pengalaman bekerja lebih dari behavior yang paling tinggi adalah
satu tahun. Dengan kata lain, tingkat memakai helm, memakai sumbat telinga,
pendidikan dan banyak pengalaman dalam memakai sepatu safety, tidak memakai
bekerja sebanding dengan sikap yang handphone saat bekerja, dan tidak bekerja
dimiliki oleh pekerja. dengan peralatan rusak. Sementara
Sikap yang dimiliki oleh pekerja tindakan safe behavior yang rendah antara
telah baik, namun perlu ditingkatkan lain memakai kacamata safety,
kembali. Salah satunya dengan pemberian mengingatkan rekan kerja agar berperilaku
reward. Reward akan membentuk motivasi aman, dan memeriksa peralatan sebelum
pekerja yang nantinya akan menimbulkan digunakan. Dapat dilihat di atas bahwa
sikap dalam melakukan perilaku aman. tindakan aman yang paling tinggi adalah
Motivasi terbentuk salah satunya pemakaian beberapa jenis APD. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya pengakuan atas disebabkan karena pekerja sudah
tindakan yang telah dilakukan berupa mengetahui resiko bahaya pada lingkungan
pemberian penghargaan (reward). Hal ini kerja di unit West Assembly. Selain itu,
didukung oleh pernyatan Sialagan (2008) pengadaan APD untuk pekerja sudah
dalam Retnani (2013) yang menyebutkan cukup baik. APD yang rusak dapat dengan
bahwa faktor pendorong motivasi tenaga mudah ditukarkan dengan APD yang baru.
kerja adalah pemenuhan rasa puas tenaga Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
kerja terhadap adanya faktor intrinsik Listyandini (2013) dimana ada hubungan
seperti seperti keberhasilan mencapai yang bermakna antara ketersediaan APD
sesuatu, diperolehnya pengakuan, rasa dengan perilaku tidak aman pekerja.
tanggung jawab, kemajuan karier, rasa Pekerja yang merasa APD sudah
profesionaltias dan intelektual. Selain itu disediakan dengan baik akan cenderung
Syaaf (2008) dalam Retnani (2012) dalam mempunyai tindakan tidak aman yang
penelitiannya juga menyatakan bahwa rendah.
pengaruh penghargaan dalam membentuk Menurut teori Stimulus-Organisme-
perilaku aman akan menimbulkan suatu Respons (S-O-R) dari Skinner, tindakan
Mohammad N dan Tjipto S, Hubungan antara Knowledge…90
atau practice termasuk ke dalam overt dipengaruhi oleh intensitas dan persepsi
behavior. Tindakan merupakan sebuah terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).
respon terhadap stimulus yang diterima Dengan demikian pengetahuan dan sikap
individu berupa tindakan nyata atau saling berhubungan.
terbuka. Respon tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan sehingga dapat diamati Hubungan Pengetahuan dan
secara langsung. TindakanSafe Behavior
Tindakan yang masih rendah ini Sangat rendahnya hubungan antara
perlu dilakukan upaya peningkatan seperti pengetahuan dengan tindakan sejalan
pemberian punishment bagi pekerja yang dengan hasil dari penelitian oleh Halimah
melanggar peraturan K3. Hal ini didukung (2010) yang menyatakan bahwa tidak
oleh pernyataan Geller (2001) dalam terdapat hubungan yang signifikan antara
Halimah (2010) bahwa hukuman atau pengetahuan pekerja dan tindakan. Hal ini
punishment diberikan untuk melemahkan dimungkinkan karena pekerjaan di unit
perilaku sehingga dengan adanya West AssemblyPT. XYZ sebagian besar
hukuman, perilaku tidak aman menjadi adalah jenis pekerjaan yang membutuhkan
berkurang. Namun, penegakkan peraturan pengalaman dan keterampilan kerja dan
K3 dengan cara memberikan hukuman dilakukan secara manual. Menurut
akan memberikan hasil yang baik secara Listyandini (2013) bahwa pengetahuan
jangka pendek. Namun hal ini tidak akan hanya akan berkorelasi pada pekerjaan
memberikan hasil secara jangka pendek yang membutuhkan kognitif yang tinggi
karena pekerja akan cenderung berperilaku pada pengerjaannya dan bukan pada
aman apabila sedang diawasi saja. Perlu pekerjaan yang manual. Kemungkinan
adanya peningkatan kesadaran dalam diri yang lain adalah pengetahuan pekerja
pekerja sendiri dalam berperilaku aman di mungkin tidak sampai pada tahap tertinggi
tempat kerja. Saran yang dapat diberikan evaluasi maupun aplikasi sehingga pekerja
kepada manajemen adalah memperbanyak masih belum bisa menggunakan
faktor positive reinforcer misalnya pengetahuannya untuk diaplikasiakan
pemberian penghargaan berupa pujian, dalam kondisi atau situasi sebenarnya.
hadiah, kenaikan pangkat dan sebagainya
karena perubahan perilaku cenderung lebih Hubungan Sikap dan TindakanSafe
mudah apabila individu mendapatkan Behavior
keuntungan dari perubahan perilaku Hubungan yang sangat rendah juga
tersebut (Notoatmodjo, 2010). diperoleh dari hubungan antara sikap
dengan tindakan safe behavior. Sikap
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Safe menurut teori hanya merupakan
Behavior kecenderungan untuk bertindak dan bukan
Hubungan antara pengetahuan dan penentu tindakan. Sikap hanya sebagai
sikap safe behavior yang cukup kuat sesuai faktor predisposisi perilaku. Menurut
dengan pernyataan Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003), sikap belum tentu
Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan menjadi tindakan karena dipengaruhi oleh
dan sikap merupakan dua hal yang saling beberapa kemungkinan yaitu: a) sikap akan
berikatan. Salah satu komponen sikap diwujudkan ke dalam tindakan tergantung
adalah konsep terhadap sebuah objek. pada situasi saat itu, b) sikap akan diikuti
Konsep ini didapat dari pengetahuan. atau tidak diikuti oleh tindakan yang
Individu yang mempunyai pengetahuan mengacu pada pengalaman orang lain, c)
terhadap objek mempengaruhi pendapat sikap diikuti atau tidak diikuti oleh
atau penilaian individu terhadap objek tindakan berdasarkan pengalaman
tersebut. Pengetahuan didapat dari proses seseorang, d) nilai yang menjadi pegangan
penginderaan. Proses penginderaan ini seseorang
91 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:82-93