You are on page 1of 16

PSIKOLOGI

KREATIVITAS

OLEH :
ANNISA PRATIWI (P07120216031)
KETUT YUNI HANDAYANI (P07120216032)
IDA AYU PUTU GAYATRI PRABHA (P07120216033)
MADE AYU SISTA UTAMI (P07120216035)
PUTU AYU KRISNAYANTI (P07120216036)
PUTU AYU WIDYANINGSIH (P07120216037)
RIBKA OKTAFIA KATININGRUM (P07120216038)
IDA AYU PUTU MIRAH KENCANAWATI (P07120216039)
GUSTI AYU TRIANA UTARI (P07120216040)

KELAS 1.A / D-IV KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.
karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah PSIKOLOGI, yang telah memberikan tugas dan membimbing kami. Penulis membuat
makalah ini untuk memenuhi tugas yang berjudul “KREATIVITAS”
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis berharap
kritik dan saran dari pembaca . Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembacat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan kita semua.

Om Santhi,Santhi, Santhi Om

Denpasar, 24 Apr. 18

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

BAB III PENUTUP............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10

B. Saran................................................................................................................ 10

Daftar Pustaka .................................................................................................... 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kreativitas didefinisikan beragam oleh para ahli, tergantung cara pandangnya.
Sukarti (1983) menyatakan bahwa kreativitas dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan
dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara
penyelesaian masalah yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide baru, dan
melihat adanya berbagai kemungkinan. Evans (1991) mengemukakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada,
selain juga menemukan hubungan-hubungan baru dan memandang sesuatu menurut
perspektif baru. Solso (1998) mengungkapkan bahwa kreativitas itu adalah aktivitas
kognitif yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Ahli
lain Munandar (1982) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen yang sudah
ada sebelumnya, menjadi hal yang bermakna dan bermanfaat. Torrence (1974) memandang
kreativitas sebagai suatu kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,
orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.

Dari berbagai definisi diatas dapat dinyatakan bahwa kreativitas adalah menciptakan sesuatu
yang baru, menemukan cara penyelesaian masalah, dan membuat kombinasi yang baru, serta
memiliki orisinalitas yang bermakna dan bermanfaat. Dari pengertian ini, tampak bahwa
hakikat kreativitas adalah sesuatu yang baru, bernilai, serta orisinil, dan bermanfaat bagi
masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah yang dimaksud dengan kreativitas?
b. Apa saja aspek atau unsur kreativitas?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi kreativitas?
d. Bagimanakah karakteristik individu yang mendukung kreativitas ?
e. Bagaimana hubungan intelegensi dengan kreativitas ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
mahasiswa mengenai kreativitas yakni mencakup pengertian, unsur-unsur atau aspek
kerativitas, faktor yang memengaruhi, karakteristik individu yang mendukung kreativitas,
dan hubungan antara intelegensi dengan kreativitas, agar makasiswa dapat memahaminya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kreativitas didefinisikan beragam oleh para ahli, tergantung cara pandangnya.
Sukarti (1983) menyatakan bahwa kreativitas dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan
dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara
penyelesaian masalah yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide baru, dan
melihat adanya berbagai kemungkinan. Evans (1991) mengemukakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada,
selain juga menemukan hubungan-hubungan baru dan memandang sesuatu menurut
perspektif baru. Solso (1998) mengungkapkan bahwa kreativitas itu adalah aktivitas
kognitif yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Ahli
lain Munandar (1982) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen yang sudah
ada sebelumnya, menjadi hal yang bermakna dan bermanfaat. Torrence (1974) memandang
kreativitas sebagai suatu kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,
orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
Dari berbagai definisi diatas dapat dinyatakan bahwa kreativitas adalah
menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara penyelesaian masalah, dan membuat
kombinasi yang baru, serta memiliki orisinalitas yang bermakna dan bermanfaat. Dari
pengertian ini, tampak bahwa hakikat kreativitas adalah sesuatu yang baru, bernilai, serta
orisinil, dan bermanfaat bagi masyarakat.
B. Aspek Atau Unsur Kreativitas
Suharnan (1998) mengemukakan bahwa dalam kreativitas terdapat aspek atau unsur
sebagai berikut :
1. Aktivitas berpikir
Krearifitas selalu melibatkan aspek berpikir dalam diri seseorang. Aktivitas ini
merupakan bersifat kompleks karena melibatkan berbagai kemampuan kognitif
seperti persepsi, atensi, ingatan, imajner penalaran, pengambilan kepututsan, dan
pengenalan masalah
2. Menemukan sesuatu yanga baru
Menemukan sesuatu yang baru yang meliputi kemampuan menghubungkan dua
gagasan atau lebih yang semula tidak berhubungan. Kemampuan mengubah
pandangan yang ada dan menggantikannnya dengan cara pandang yang ada dan
menggantikannya dengan cara pandang lain yang baru dam membuat kombinasi
baru berdasarkan konsep yang ada dalam pikiran. Aktivitas menemukan sesuatu
berarti melakukan proses imajinasi, yaitu suatu kemampuan memanipulasi
sejumlah objek atau situasi didalam pikran sebelum sesuatu yang diharapkan
timbul.
3. Orisinil
Pada dasarnya, kreativitas dapat dilihat dari adanya suatu produk baru. Produk ini
bisanya akan dianggap sebagai karya kreatif bila belum pernah diciptakan
sebelumnya, bersifat luar biasa, dan dapat dinikmati adalah : produk bersifat baru
dan belum pernah ada sebelumnya, produk yang sudah ada sebelumnya, dan produk
yang memiliki sifat baru sebagai hasil inovasi dan pengembangan daei hasil yang
sudah ada.
4. Produk yang bermanfaat
Suatu karya yang dihasilkan dari proses kreatif harus memiliki manfaat yang dapat
dirasakan oleh masyarakat, seperti lebih mudah dipakai, lebih cepat, dan lebih enak.
Disamping itu, dapat mendorong, mendidik, menyelesaikan masalah, mengurangi
hambatan dan mendatangkan hasil lebih baik atau lebih banyak dari sebelum.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Menurut Suharman (1998), ada berbagai factor yang dapat mempengaruhi kreativitas
seseorang dalam aktivitas kehidupannya, yaitu:

1. Factor instrinsik yaitu: inteligensi, bakat, minat, kepribadian, dan perasaan.


2. Factor ekstrinsik yaitu: adat istiadat, social budaya, pendidikan, dan suasana lingkungan.
D. Karakteristik Individu yang Mendukung Kreativitas

Ciri- ciri atau karakteristik individu yang mendukung kreativitas ada berbagai hal yang di
dalamnya termasuk ciri-ciri pokok, ciri-ciri yang memungkinkan, serta ciri-ciri sampingan.
Campbell (1986) mengemukakan hal tersebut sebagai berikut:

1. Ciri pokok
a. Memiliki kelincahan mental
Kelincahan mental (mental agility) adalah kemampuan untuk bermain
dengan ide, gagasan, konsep, lambing, kata-kata, angka, dan melihat hubungan
yang tidak biasa antara unsur tersebut. Berpikir dari segala arah (kelincahan mental)
atau sering disebut convergent thinking merupakan kemampuan untuk melihat
masalah dari berbagai arah, segi, dan mengumpulkan berbagai fakta yang penting
dan mengarahkan fakta itu pada masalah yang dihadapi. Dengan cara itu ada
kemungkinan besar dihasilkan penyelesaian yang tepat tentang masalah itu. Orang
kreatif memiliki kemampuan itu dengan baik, dan kemampuan – kemampuan itu
menjadi makin baik dan berfungsi makin baik karena digunakan dan dilatih secara
teratur
b. Berpikir ke segala arah
Berpikir kesegala arah atau divergent thinking merupakan kemmapuan
untuk berpikir dari satu ide, gagasan, menyebar ke segala arah, dan segi. Berpikir
ke segala arah mendorong kita untuk mencari berbagai jawaban yang berbeda dan
yang mungkin, daripada langsung mencari jawaban yang benar.
c. Fleksibilitas konseptual
Merupakan suatu kemampuan secara spontan mengganti cara pandang,
pendekatan, dan aktivitas yang tidak berjalan. Secara tepat individu dapat
menyelesaikan masalah dengan mengganti yang tidak ada pada saat diperlukan di
tempat tersebut.
d. Orisinalitas
Merupakan suatu kemampuan untuk mengungkapkan ide, gagasan,
penyelesaian, dan cara kerja yang tidak lazim bahkan jarang mengejutkan. Contoh:
apakah manfaat topi baja ? orang yang tidak orisinal kebanyakan menjawab untuk
melindungi kepala dari panas, dingin, angina, pukulan, dan sebagai hiasan kepala.
Orang orisinal akan mengatakan: untuk mengambil air dari sungai, untuk tempat
duduk, dan untuk tempat mengumpulkan peralatan besi bengkel.
e. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas
Hasil penelitian menemukan, pada umumnya ornag kreatif lebih menyukai
kesulitan daripada kemudahan, memilh tantangan daripada keamanan dan
cenderung yang banyak tali-temali (complexity) daripada yang
sederhana(simplicity). Dengan keadaan yang demikian, mereka dapat menemukan
gagasan lain, tali-temali antarmasalah yan menakjubkan, dan hal baru.
Kecenderungan pada hal-hal yang sulit itu dari yang mudah itu, mewarnai hidup
orang-orang kreatif dan meliputi sebagian besar aktivitas hidupnya, oleh karena itu
tidak jarang mereka mengalami banyak kesulitan. Pengalaman sult itu memperkaya
dan memperluas cakrawala hidup mereka, dan keadaan ini makin menambah daya
kreatif mereka
f. Latar belakang yang merangsang
Orang kratif biasanya sudah lama hidup dalam lingkungan orang-orang
yang dapat menjadi contoh seperti dalam tulis-menulis, seni, studi, penelitian, dan
pengembangan ilmu serta penerapan, serta dalam suasana ingin belajar, ingin
makin maju dalam hal yang ditekuni. Latar belakang yang merangsang (stimulating
background) adalah lingkungan dan suasana yang mendorong itu yang dapat
dimulai dikeluarga, lingkungan sekolah, tetangga, bahkan di dunia kerja. Dalam
lingkungan demikian,orang kreatif melihat dan mengalami cara hidup dan cara
kerja orang-orang yang sudah jadi dalam bidang mereka masing-masing. Bagi
orang kreatif dari keadaan itulah mempelajari pengetahuan, melatih kecakapan
baru, dan terdorong untuk memiliki sifat khas mereka : terus brusaha, tenang dalam
menghadapi kegagalan, tidak putus asa, disiplin, terus mencari, berprestasi dan
bergairah dalam hidup.
g. Kecakapan dalam banyak hal
Manusia kreatif pada umumnya mempunyai banyak minat dan kecakapan
dalam berbagai bidang kehidupan. Orang yang memiliki banyak kecakapan tidak
mudah terpaku pada satu bidang kehidupan, dipaksa melewati satu jalur hidup, dan
mengerjakan yang itu-itu saja, tetapi memiliki banyak ruang, tersedia berbagai jalan
untuk melangkah dan variasi dalam cara hidupnya. Berbagai kecakapan tersebut
tidak saling menganggu tetapi sebaliknya saling mendukung. Ilmuwan yang
sastrawan dapat mengemukakan gagasan ilmiahnya secara jelas dan indah, pelukis
yang musikus dapat melukis dengan penuh irama seolah – olah diiringi music
pendukung. Orang yang memiliki banyak kecakapan, kancah kehidupannya tampak
sebagai suatu taman indah yang memiliki berbagai jalan masuk dan dapat dinikmati
dari berbagai sudut dan pandangan.
2. Ciri yang memungkinkan

Ciri yang memungkinkan diperlukan untuk mempertahankan gagasan kreatif yang


sudah dihasilkan, meliputi:

a. Kemampuan untuk bekerja keras


Orang kreatif melukiskan dirinya ‘saya hanya bekerja keras’, mereka bekerja keras
membanting tulang, memeras tenaga berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Mereka sungguh hidup dalam aktivitas kreatif di bidang seni, ilmu
politik, hukum, dan dagang. Pekerjaan mereka seperti menelan hidup mereka. Orang yang
kurang produktif tampak loyo, tanpa gairah, tanpa semangat, tujuan tampak tidak terarah,
tanpa cita-cita, dan tidak akan pernah menjadi orang kreatif. Orang kreatif adalah pekerja
keras, namun tidak tegang, serius tetapi santai, karena sudah menyatu dengan gaya
hidupnya, mereka memiliki kemampuan bekerja keras.

b. Berpikir mandiri
Orang kreatif memiliki rasa individualitas yang kuat, mereka membuat keputusan
sendiri, percaya dengan daya pikirnya, dan percaya dengan pendapatnya sendiri. Dalam
situasi tertekan oleh kelompok, orang kreatif tidak mudah tunduk, mereka minta penjelasan
tentang pendapat umum itu dan mengutarakan pendapat mereka sendiri dengan alasan-
alasannya. Mereka tidak mudah dipermainkan oleh pendapat umum. Mereka juga tidak
begitu saja melepaskan pendapat sendiri tanpa melihat sanggahan melawan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Menerima pendapat umum dan melepas pendapat sendiri bukan karena tekanan,
tetapi karena kebenaran persoalan yang dirasakan dan dipikirkannya. Orang kreatif mampu
menghadapi dengan tenang dalam silang pendapat, tidak mudah termakan kabar angin,
issue, gossip, dan kabar burung, dan dipikirannya tidak mudah digoyah oleh hal kecil yang
menggoda. Mereka lurus, konsisten, dan maju terus dengan nyala obor kebenaran yang
dilihat dan diperoleh dari daya pikirnya. Orang yang berpikiran mandiri, orang kreatif bisa
jadi kaku. Sulit menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain, atau ia sangat kuat
mempertahankan pendapat sendiri. Keadaan demikian dapat merusak suasana
kebersamaan. Orang berpikir mandiri adalah orang kreatif yang dapat bertindak, berbuat
atau merencanakan sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya,
sebagai konsekuensi logis dari suatu keputusan kreatif. Perlu diketahui bahwa
kecenderungan berpikir mandiri itu bukanlah merupakan unsur masukan yang pokok
dalam proses kreatif, tetapi memberikan ketegasan untuk bertahan dan terus maju
mencapai sesuatu yang diperlukan untuk mewujudkan ide atau gagasan kreatif.
Menciptakan ide atau gagasan kreatif adalah satu hal dan membuat ide atau gagasan itu
dapat diwujudnyatakan dalam produk kreatif adalah hal yang lain lagi. Dunia ini dipenuhi
oleh orang yang berpikir berbeda-beda, tanpa nyali untuk tetap bertahan mewujudkan ide
atau gagasan dalam produk nyata. Betapa pun cemerlangnya ide atau gagasan itu
ditemukan, tetaplah tinggal ide atau gagasan yang tidak dapat diwujudkan dalam rangka
memperkaya ehidupan. Kemandirian orang kreatif bukanlah kemandirian asal mandiri dan
demi mandiri sendiri, tetapi kemandirian atas dasar kebenaran, terbuka untuk menerima
pandangan-pandangan lain dan menjadi ‘abdi’ untuk mewujudkan impian mereka menjadi
kenyataan. Maka kebenaran dulu, mandiri kemudian, dan mandiri untuk menjelmakan
kebenaran.

c. Pantang menyerah
Ada orang yang percaya akan pikirannya sendiri dan tidak terlalu ambil pusing
pendapat orang lain dan sebagian orang lagi memiliki gambaran baik tentang diri sendiri
sebagai akibat keberhasilannya di masa lampau, sehingga orang kreatif tidak takut gagal.
Mereka sennag, rela, dan mau mencoba lagi tanpa mengenal menyerah, bahkan terkadang
mereka tidak melihat kegagalan sebagai kegagalan, tetapi hanya gangguan kecil yang tidak
mengenakkan di jalan menuju sukses.
d. Mampu berkomunikasi dengan baik
Pencipta paling cemerlang di dunia ini tanpa kecakapan berkomunikasi yang baik, jelas,
dan terarah. Pada umumnya, orang kreatif juga komunikatoy yang baik, jelas, dan
terarah. Tanpa kecakapan komunikasi ide atau gagasan, mereka tidak bisa ditangkap
dengan lengkap dan benar, argumennya tidak terumuskan dengan benar dan meyakinkan.
Maka, tidaklah mengherankan bahwa orang kreatif adalah penulis dan penceramah yang
baik.
e. Lebih tertarik pada konsep daripada hal kecil
Orang kreatif tidak terserap oleh hal kecil dari berbagai hal ayng dihadapi. Mereka lebih
tertarik pada konsep daripada detail, merek tidak sejak awal mencurahkan perhatian pada
cara menyelesaikan masalah, tetapi pada pemahaman menyeluruh tentang berbagai hal
dalam hubungan masalah tersebut dengan hal yang lain. Pemdekatan konseptual yang
menyeluruh ini biasanya akan menghasilkan penyelesaian masalah secara kreatif dan
seimbang.
f. Keingintahuan intelektual
Orang kreatif memiliki keingintahuan (intelectual curiousity) yang tiada habis-habisnya
mengenai hal yang ditemukan dalam hidupnya. Orang mengatakan : pada umut 1-7 tahun
suka bertanya ‘mengapa’, pada umur 7-17 tahun kita suka mengajukan soal ‘mengapa
tidak’, dan pada umur 17-70 kita suka berkata ‘karena’. Dengan kata lain, semakin
menjadi tua, keingintahuan semakin menghilang. Ini menghambat kreativitas, karena kit
tidak terdorong untuk mencari pengalaman baru.
g. Gaya humor dan fantasi
Kebanyakan orang kreatif memiliki rasa humor yang tinggi dan kaya dengan fantasi.
Mereka mencari yang aneh dan kurang menaruh minat untuk mengatur pikiran, emosi,
dorongan hati, dan gejolak jiwanya. Mereka hidup dalam dunia yang penuh dengan
permainan dan khayalan. Kekayaan humor dan fantasi tentu tidak selalu menyenangkan
orang, karena kekurangan minat pada pengendalian berpikir, mengungkapkan emosi, dan
menyatakan dorongan hati. Orang kreatif dapat keluar dari jalur adaptif dan norma yang
ada dalam masyarakat, sehingga sering disebut kurang sopan dan tidak bisa beradaptasi.
h. Tidak segera menolak ide
Saat diajukan suatu ide atau gagasan, orang kreatif tidak begitu saja menolaknya
walaupun ia elihat kekurangan. Ide atau gagasan itu dilihat secara menyeluruh dan rinci
dengan berbagai pertimbangan, ia mencari segala unsur menarik dari ide atau gagasan
itu den mengesampingkan kekurangan-kekurangannya.
i. Arah hidup yang mantap
Orang yang kreatif kebanyakan menampakkan dalam diri mereka sikap terlibat dalam
sesuatu, yakin akan tujuan dan arti hidupnya, dan ada rasa ditakdirkan. Mereka merasa
mendapat kemampuan khusus untuk menyelesaikan suatu tugas hidup di tempat dan di
zamannya. Mereka memandang dirinya unik, tugas yang unik di ruang hidup tertentu.
Orang kreatif sungguh-sungguh ada di dalam motivasi untuk terus berkarya mencapai
cita-cita, memenuhi tugas hidup, dan memainkan peranan dalam kehidupan itu. Umunya,
ornag yang kreatif sanggup menderita, menanggung, dan mengatasi kegagalan, dan maju
terus pantang mundur untuk meraih keinginan yang didambakannya.
3. Ciri sampingan
Ciri sampingan ini memengaruhi perilaku orang kreatif. Banyak orang kreatif memiliki ciri
yang mebuat mereka sulit diterka, sulit bergaul dan hidup dengan mereka, serta sulit diatur.
Ciri ini bukan untuk kreativitas, namun menjadi efek samping dari kreativitasnya. Berikut
merupakan ciri sampingan orang kreatif:
a. Tidak mau tahu jalan pikiran orang lain
Orang kretif berpikir sendiri, ia tidak ambil pusing mengenai sesuatu yang
dipikirkan orang lain, akibatnya ia tidak peka dengan perasaan orang lain di
sekitarnya. Biasanya, ia kurang memperhatikan adat yang berlaku, tampak aneh,
dan angkuh.
b. Kekacauan psikologis
Orang kreatif lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas, tidak
mengendalikan perasaan dan tidak peduli dengan keberadaan orang lain.
Memandang dunia dengan kacamata berbeda dari yang lazim, hidup dengan aturan
yang tidak biasa, bertindak atas dasar perhitungan khusus, dan dapat membawa
orang kreatif ke dunia batin yang penuh dengan angin topan. Ciri tersebut
merupakan akibat dari integritas kepribadian orang kreatif dan situsi batin yang
diakibatkan oleh kreativitas.ekses negatif dari orang kreatif tadi dapat diarahkan,
dan diatasi dengan refleksi dan olah diri.

E. HUBUNGAN INTELEGENSI DENGAN KREATIVITAS


Kreativitas merupakan suatu aktivitas berpikir untuk menghasilkan gagasan-
gagasan baru, tindakan baru, dan penyelesaian suatu masalah yang baru. Sudah tentu kreatifitas
memerlukan peran intelegensi pada tingkatan tertentu, karena intelegensi maupun kreativitas
merupakan suatu kemampuan intelektual, namun keduanya memiliki dimensi yang berbeda.
Intelegensi lebih dekat dengan berpikir konvergen yaitu mencari dan memilih satu jawaban
yang terbaik atau paling cocok, sedangkan kreativitas lebih dekat dimensi berpikir divergen
yang menghsilakan berbagai alternative jawaban (Hattie dan Rogers, 1986). Di dalam proses
kreatif sudah barang tentu terdapat tahapan-tahapan berpikir konvergen, sehingga sampai saat
ini intelegensi dianggap sebagai variabel penting dalam hubungannya dengan kreativitas.
Penelitian Munandar (1982) menemukan korelasi positif dan signifikan antara intelegensi
dengan kreativitas dengan angka korelasi sebesar 0.53, hasil penelitian Suharnan (1998)
menemukan angka korelasi sebesar 0.23, dan hasil penelitian terbaru dari Kuncel, Hezlett, dan
Ones (2004) menemukan korelasi sebesar 0.36 . berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil
penelitian sebelumnya, korelasi anatar intelegnsi dengan kreativitas bergerak dari tingkat
rendah sampai sedang. Dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki intelegensi tinggi
cenderung lebih kreatif daripada mereka yang memiliki intelegensi rendah, tetapi hal ini tidak
berarti bahwa dengan makin tinggi intelegensi seseorang maka dengan sendirinya akan
menjadikan ia lebih kreatif daripada yang lain. Hal ini harus disadari mengingat antara
intelegensi dengan kreativitas menunjukkan korelasi yang tidak sempurna (Halpern, 1996).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara penyelesaian masalah,
dan membuat kombinasi yang baru, serta memiliki orisinalitas yang bermakna dan
bermanfaat. Dari pengertian ini, tampak bahwa hakikat kreativitas adalah sesuatu yang
baru, bernilai, serta orisinil, dan bermanfaat bagi masyarakat. Suharnan (1998)
mengemukakan bahwa dalam kreativitas terdapat aspek atau unsur yaitu aktivitas berpikir,
menemukan sesuatu yanga baru, orisinil, produk yang bermanfaat. Kreativitas merupakan
suatu aktivitas berpikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru, tindakan baru, dan
penyelesaian suatu masalah yang baru. Sudah tentu kreatifitas memerlukan peran
intelegensi pada tingkatan tertentu, karena intelegensi maupun kreativitas merupakan suatu
kemampuan intelektual, namun keduanya memiliki dimensi yang berbeda. Intelegensi
lebih dekat dengan berpikir konvergen yaitu mencari dan memilih satu jawaban yang
terbaik atau paling cocok, sedangkan kreativitas lebih dekat dimensi berpikir divergen yang
menghsilakan berbagai alternative jawaban (Hattie dan Rogers, 1986).

B. SARAN
Sebagai mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip
kreativitas. Karena dalam implementasi praktik keperawatan sangan diperlukan kreativitas.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, D.1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogjakarta: Kanisius
Evans, J. R.1991. Creative Thinking in the Decision and Management Science. Cincinnati,
Ohio: South Western Publishing Co.
Halpern, D.F.1996. Thought & Knowledge: An Introduction To Critical Thinking (3rd ed).
Mahwah, New jersey: Lawrence Erlbaum association (LEA) Publishers.
Munandars , S.C.U.1982. Pemanduan Anak Berbakat: Suatu Studi Penjajakan. Jakarta: CV
Rajawali.
Solso, R.L.1988. Cognitive Psychology (2nd edition). Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Suharnan.1998. Pengaruh pelatihan imajeri dan penalaran terhadap kreativitas menurut
perspektif perbedaan individu. Disertasi (tidak diterbitkan), Yogjakarta: Program
Pascasarjana UGM.

You might also like