You are on page 1of 6

Dasar Teori

Dalam fisika, usaha didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada benda atau
sistem yang menyebabkan benda atau sistem tersebut berpindah sejauh S. Apabila benda
atau sistem yang dikenai gaya tidak berpindah, maka usaha yang dilakukan adalah nol
Dalam ungkapan matematis, kerja dituliskan sebagai perkalian titik vektor antara gaya
dengan vektor perpindahan.
W=F.S
dengan,
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
S = jarak yang ditempuh (m)
W = usaha (Joule) (Mohamad, 2007 : 86).
Usaha adalah besaran skalar dan satuannya adalah gaya dikalikan panjang,
karena itu satuan SI dari usaha adalah newton.meter atau sama dengan Joule. Usaha juga
merupakan suatu perpindahan energi (Serway, 2009 : 280). Pada saat melakukan usaha
maka seseorang tersebut juga sedang melakukan perpindaha energi.
Laju energi atau daya (P) adaah besar energi yang dipergunakan dalam setiap
detik, sehingga dapat ditentukan dengan cara membagi besar usaha (W) dengan selang
waktu (t), atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

P = W/t
(Mohamad, 2007 : 96).
Pada saat melakukan aktivitas, kita selalu berupaya agar dapat melakukan usaha
dengan mudah Dalam kehidupan ini benyak sekali alat yang di gunakan untuk
mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut diciptakan manusia dari yang
paling sederhana sampai yang paling rumit. Alat-alat tersebut, yang digunakan untuk
memudahkan manusia melakukan pekerjaan atau kegiatan, disebut pesawat.
Ada dua jenis pesawat yaitu pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat
rumit adalah pesawat yang terdiri atas susunan beberapa pesawat rumit, contohnya
pesawat terbang, pesawat telepon, motor, televisi dan lainnya. Pada umumnya peralatan
berteknologi modern dan canggih, memiliki konstruksi relatif lebih rumit dan sudah
menggunakan energi listrik. Tetapi betapa pun canggihnya mesin berteknologi modern,
bagian-bagian dasarnya yang bergerak, tetap menggunakan gabungan dari mesin-mesin
sederhana atau pesawat sederhana.
Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sederhana, contohnya
tuas, bidang miring dan katrol. Pesawat sederhana merupakan segala jenis perangkat
yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Suatu gaya terjadi akan
menyebabkan gerakan sepanjang suatu jarak tertentu. Dengan menggunakan pesawat
(mesin-mesin) kita dengan mudah memperoleh gaya lebih besar daripada dilakukan
dengan tangan (Ganijanti, 2014 : 149)
Pesawat sederhana merupakan alat bantu yang digunakan manusia untuk
membantu aktivitas sehari-hari dan terdiri dari susunan alat-alat yang sederhana. Tujuan
menggunakan pesawat sederhana adalah untuk :
a. melipat gandakan gaya atau kemampuan manusia
b. mengubah arah gaya yang dilakukan manusia
c. menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan.
Jadi, pesawat sederhana diperlukan bukan untuk menciptakan gaya atau
menyimpan gaya. Pesawat sederhana digunakan untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan, walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama karena menempuh lintasan
yang lebih jauh. Pesawat sederhana dikelompokkan kedalam 4 jenis, yaitu tuas, katrol,
roda berporos dan bidang miring.

PENGUNGKIT
Tuas atau pengungkit adalah suatu batang tegar yang dapat berputar bebas di
sekitar suatu titik yang disebut titik tumpu. Tuas digunakan untuk mengangkat beban
dalam cara yang menguntungkan dan untuk memindahkan gerakan dari sutu titik ke titik
lain. Banyak sistem otot dan tulang tubuh bekerja sebagai tuas. Pengungkit/tuas adalah
salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk mengubah efek atau hasil dari suatu
gaya. Hal ini dimungkinkan terjadi dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik
tumpu, titik kuasa, dan titik beban yang divariasikan letaknya. Titik tumpu/fulcrum
merupakan titik dimana batang ditumpu dan tempat batang diputar. Titik beban
merupakan titik tempat bekerjanya beban. Sedangkan titik kuasa merupakan tempat
diadakannya gaya/kuasa. Tuas-tuas dikelompokkan menjadi tiga sistem golongan,
seperti ditunjukkan dalam Gambar , yaitu:
a. Golongan pertama, yang mempunyai sumbu atau penumpu antara beban dan
kuasa.

Gambar 1. Pengungkit jenis I


Sumber : Ganijanti, 2014 hal 150
b. Golongan kedua, yang mempunyai beban antara kuasa dan sumbu atau
penumpu.

Gambar 2. Pengungkit jenis II


Sumber : Ganijanti, 2014 hal 150
c. Golongan ketiga, yang mempunyai kuasa antara beban dan sumbu atau
penumpu.

Gambar 3. Pengungkit jenis III


Sumber : Ganijanti, 2014 hal 150
Tuas yang digunakan orang untuk memindahkan suatu beban. Berat beban yang
akan diangkat disebut gaya beban (Fb) dan gaya yang digunakan untuk mengangkat
batu atau beban disebut gaya kuasa (Fk). Jarak antara penumpu dan beban disebut
lengan beban (lb) dan jarak antara penumpu dengan kuasa disebut lengan kuasa (lk).
Hubungan antara besaran-besaran tersebut menunjukkan bahwa perkalian gaya kuasa
dan lengan kuasa (Fklk) sama dengan gaya beban dikalikan dengan lengan beban (Fblb).
Artinya besar usaha yang dilakukan kuasa sama dengan besarnya usaha yang dilakukan
beban (Giancoli. 2001). Oleh sebab itu, pada tuas berlaku persamaan sebagai syarat
kesetimbangan pada tuas yakni:

Fk . Lk = Fb. Lb (I)

Dengan:
Fk = gaya kuasa (N) Fb = gaya beban (N)

Lk = lengan kuasa (m) Lb = lengan beban (m)

Agar sebuah benda diam, jumlah gaya yang bekerja padanya harus berjumlah
nol. Karena gaya merupakan vektor, komponen-komponen gaya total masing-masing
harus nol. Batang seperti pada gambar 4. digunakan sebagai pengungkit untuk
mengangkat sebuah batu besar. Batu kecil berfungsi sebagai titik tumpu. Gaya Fp yang
diperlukan di ujung batang bisa lebih kecil dari berat batu karena torsi yang
mengimbangi pada rotasi titik tumpu (Giancoli, 2001 : 289)

Gambar 4. Orang yang sedang mengangkat batu menggunakan sebuah batang


Sumber : Giancoli, 2001 hal. 289

KEUNTUNGAN MEKANIK

Kerja yang terjadi pada pesawat sederhana terjadi sewaktu gaya diberikan dan
menyebabkan gerakan sepanjang suatu jarak tertentu. Kerja yang timbul adalah hasil
gaya dan jarak (II). Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat
konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat
dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh.
Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan. Rasio
antara keduanya disebut keuntungan mekanik atau dapat disebut sebagai besar
kemudahan yang diperoleh dalam menggunakan pesawat sederhana(Francis. 1998).

W = F .s (II)

Jarak sangat mempengaruhi besar keuntungan mekanik suatu tuas. Jika lengan
beban (Lb) lebih kecil dibandingkan dengan lengan kuasa (Lk) Lb < Lk, gaya kuasa(F)
yang dibutuhkan agar tuas menjadi setimbang lebih kecil dibandingkan berat beban
(W). Jika jarak beban dengan titik tumpu dekat, dengan Lb > Lk, maka gaya kuasa akan
semakin besar dari berat beban, menimbulkan keuntungan mekanik yang besar.
Sehingga keuntungan mekanik dari suatu tuas adalah (Davidovits, Paul.2008).;

𝑊 𝐿𝑘 (III)
M= =
𝐹 𝐿𝑏

PESAWAT SEDERHANA DAN KERJA OTOT

Pada tubuh manusia berlaku prinsip-prinsip kerja pesawat sederhana. Salah satu
penerapan pengungkit jenis I dalam tubuh manusia yakni ketika pemain tenis
menggunakan otot leher untuk menengadahkan kepalanya. Pangkal tulang leher
berperan sebagai titik tumpu. Berat kepala (w) direspon oleh gaya dari sekumpulan otot
penyangga leher dan kepala.

Pada pengungkit jenis II diterapkan ketika otot betis pemain tenis mengangkat
beban tubuhnya dengan bertumpu pada jari kakinya. Ujung kaki pemain tenis berperan
sebagai titik tumpu. Tumit sebagai beban dan otot betis sebagai kuasa.

Pada pengungkit jenis III diterapkan ketika pemain tenis menekuk lengan untuk
memukul bola. Siku tangan berperan sebagai titik tumpu, pemukul bola sebagai beban
dan otot lengan sebagai kuasa. Penerapan lain pengungkit jenis III adalah pada saat
mengangkat barbel, telapak tangan yang menggenggam barbel berperan sebagai gaya
beban, titik tumpu berada pada siku (sendi di antara lengan atas dan lengan bawah), dan
kuasanya adalah lengan bawah. Titik tumpu berada di antara lengan beban dan kuasa.
Gambar 6. Tiga golongan tuas dan penerapannya dalam tubuh manusia.
Sumber : Yosaphat, 2012 hal 24

Daftar Pustaka
Davidovits, Paul. 2008. Physics in Biology and Medicine third edition. New York: Academic
Press.
Ganijanti, Aby Sarojo. 2014. Mekanika Edisi 5. Jakarta : Salemba Teknika
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga
Mohamad, Iahaq. 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu
Serway, Raymond A. 2009. Fisika. Jakarta : Salemba Teknika
Yosaphat, Sumardi. 2012. Biofisika Modul 4: Mekanika dalam Tubuh. Yogyakarta: FMIPA
UNY

You might also like