Professional Documents
Culture Documents
Jawab :
Sebagai seni arsitektur mempunyai arti yang lebih dalam dari sekedar usaha
pemenuhan persyaratan fungsional semata-mata dalam sebuah program bangunan. Lebih
mendasar lagi, merupakan perwujudan fisik dari arsitektur sebagai wadah kegiatan
manusia.
Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi alam iklim
tempat manusia berada tidak selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya.
Aktivitas manusia yang bervariasi memerlukan kondisi iklim sekitar tertentu yang
bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan ruang
dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup; kondisi termis
yang mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu; dan kondisi audial
dengan intensitas gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan.
Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat
ketidaksesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan,
diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasi diubah
menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai.”
Sumber : http://archmagazine.blogspot.com/2009/11/apa-itu-arsitektur.html
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Kesimpulan :
Seni dari karya seseorang dalam merancang sebuah bangunan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia, dan manusia itu sendiri juga ingin memiliki kenyamanan
dalam ruang yang dimilikinya.
Sejak manusia diciptakan dibumi ini, dia selalu berdampingan dengan alam, yang
disini dijabarkan sebagai iklim dan lingkungan. Kemana saja manusia melangkah, alam
selalu didekatnya. Manusia memang tak akan dapat melepaskan diri dari pelukannya, dari
batasan-batasan dan hukum-hukumnya. Oleh sebab itu alam (iklim dan lingkungan)
memegang peranan yang amat besar dalam membentuk segala cara hidup manusia: pola
tingkah laku serta hasil tingka laku manusia itu sendiri. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa: iklim dan lingkungannlah yang membentuk kebudayaan manusia.
Keadaan alam yang berbeda melahirkan jenis kebudayaan yang berbeda pula.
Perbedaan alam yang kecil saja sudah cukup kuat untuk melahirkan kebudayaan yang
bercorak lain. Kebudayaan dengan warna tertentu, mempunyai corak arsitektur yang
tertentu pula. Karena itu dapat dikatakan. Arsitektur adalah cermin kebudayaan.
Sebenarnya bagaimana arsitektur hadir dalam mulanya? Bila dia hadir? Dia hadir
sejak manusia menciptakan ruang tempat tinggal, yang semata-mata merupakan tempat
perlindungannya terhadap alam, dalam rangka mempertahankan hidupnya jadi mula-
mula arsitektur hadir dari kebutuhan semata-mata. Setalah manusia dengan mantap
berhasil mempertahankan hidupnya,dia mulai mencari kesenangan atas kepuasan bathin
dari benda-benda yang membuatnya dapat tetap mempertahankan hidupnya. Salah satu
dari benda-benda itu adalah tempat tinggalnya.dengan keahliannya ia mulai bermain
dengan bentuk, warna,dan tekstur yang mampu menyentuh perasaan, entah senang,
takjub, takut atau yang lainnya.
Sumber : https://abaslessy.wordpress.com/2011/03/25/manusia-dan-arsitektur/
Kesimpulan :
Manusia menciptakan arsitektur mempunyai tujuan agar mereka memiliki
kenyamanan yang idamkan oleh mereka dan juga untuk tempat perlindungan serta
dijadikan emoat tinggal yang baik dan bagus buat mereka.
Permukiman manusia pada masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian
timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat
urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan
fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru
seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius
tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang,
dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut
menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan
arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius,
atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa,
bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild)
dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan
bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-
negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek
tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam
pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya /
politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur.
Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak
pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan
hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah
produk dan sebuah disiplin ilmu.
Sumber Berita: http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-995-arsitektur-pengertian-dan-
perjalanan-sejarahnya.html#ixzz5BlQnZFBE
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives
Kesimpulan :
Arsitektur dihadirkan untuk menjadi fasilitas serta kebutuhan yang penting untuk
keberlangsungna kehidupan manusia.
4. Apa ukuran kualitas arsitektur ?
Jawab :
Jawab :
Kesimpulan :
Manusia yang membutuhkan tempat berlindung serta ruang yang nyaman dan aman bagi
semua orang yang menempatinya.
Jawab :
Arsitektur muncul dari kebutuhan ruang dan kenyamanan visual bagi penggunanya.
Kenyamanan visual mencangkup visual dalam ruang dan juga eksterior pada rancangan
sebuah ruangan. Keindahan menciptakan kenyamanan, dan kenyamanan yang tercipta dari
keindahan berkaitan dengan penerapan bentuk yang diciptakan.
Geometri sebagai salah satu bentuk yang selalu diterapkan dalam arsitektur. Seharusnya
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan bentuk lain diluar geometri. Sejauh ini,
seringkali public menilai sebuah desain bangunan dari bentuk luarnya saja.
Sisi lain dari geometri adalah keterartuan yang diciptakannya. Manusia cenderung ingin
menghasilkan keteraturan di dalam hidupnya. Arsitektur yang merupakan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan kehidupan manusia harus juga memiliki keteraturan. Sehingga bentuk-
bentuk yang diciptakan tidak lepas dari bentuk teratur. Bentuk geometri muncul untuk
memperkuat kesan ruang dan menciptakan suatu keteraturan didalamnya.
Sumber : lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20245845.pdf
Kesimpulan :