You are on page 1of 8

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Pendahuluan
Imunoserologi adalah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang
identifikasi terhadap antibodi yaitu protein yang dibuat dari sel darah putih
yang berespon terhadap antigen, protein asing didalam tubuh.
Immunoserologi merupakan studi mekanisme dan fungsi sistem kekebalan
akibat pengenalan zat asing dan usaha netralisasi, eleminasi dan metabolisme
zat asing dan produknya.
Imun artinya pertahanan tubuh terhadap infeksi, sedangkan kromatografi
artinya suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen
(berupa molekul) yang berada pada larutan.
Imunokromatografi (ICT) adalah teknik untuk memisahkan dan
mengidentifikasi antigen atau antibodi yang terlarut dalam sampel.
Pemeriksaan laboraturium yang menggunakan teknik ini contohnya
pemeriksaan HBsAg pada hepatitisB, pemeriksaan dengue (DBD), dan Tes
Narkoba
Hepatitis B adalah peradangan (pembengkakan) pada hati atau liver.
Penyakit hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi, virus, bahan kimia, alkohol,
penggunaan obat-obatan salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh
suatu virus hepatitis B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar
melalui kontak dalam darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau
penggunaan bersama jarum obat. Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat
berjalan akut maupun kronik. Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh
secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi
gagal memperoleh kekebalan. Suface antigen biasanya diproduksi berlebihan
sehingga dijumpai dalam darah penderita.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA, suatu prototif virus yang
termasuk keluarga Hepadnaviridae. Virus ini memiliki DNA yang sebagian

1
berupa untaian tunggal (single stranded DNA) dan DNA polymerase endogen
yang berfungsi menghasilkan DNA untaian ganda. Bagian dilapisis selaput
(envelop) yang tebalnya 7 nm mengandung dsDNA. Bagian ini mempunyai
sifat antigen berbeda dengan antigen core (HBcAg) dan disebut antigen
permukaan hepatitis B surface antigen (HbsAg). HbsAg diproduksi lebih
banyak oleh hepatosit yang terinfeksi dan dilepaskan ke dalam darah sebagai
partikel bulat.
Pemeriksaan hepatitis B dapat dilakukan menggunakan serum atau plasma
dengan mendeteksi Hepatitis B surface antigen (HBsAg). Karena serum atau
plasma dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada daerah garis test selama
proses pemeriksaan.
Demam Dengue atau Demam berdarah disebabkan oleh Virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
yang tersebar luas didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Demam
dengue dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan
tulang mereka patah.
Tes dengue cepat adalah tes immunochromatographic untuk mendeteksi
IgG dan IgM secara simultan terhadap virus dengue dalam darah, serum atau
plasma. . Uji ini digunakan sebagai tes skrining untuk infeksi virus dengue
dari virus flavivirus dan sebagai bantuan untuk diagnosis infeksi primer dan
skunder dalam hubungannya dengan yang lain. Infeksi sekunder dikenal
sebagai demam berdarah dengue (DBD). Antibodi yang muncul pada
umumnya adalah IgG dan IgM, untuk Infeksi primer ditandai dengan
timbulnya antibodi IgM terhadap dengue sekitar tiga sampai lima hari setelah
timbulnya demam, meningkat tajam dalam satu sampai tiga minggu serta
dapat dideteksi sampai tiga bulan. Antibodi IgG terhadap dengue diproduksi
sekitar dua minggu sesudah infeksi. Titer IgG ini meningkat cepat, kemudian
menurun secara lambat dalam waktu yang lama dan biasanya bertahan
seumur hidup. Pada infeksi sekunder terjadi reaksi anamnestik dari
pembentukan antibodi, khususnya dari kelas IgG dimana pada hari kedua saja,
IgG ini sudah dapat meningkat tajam.

2
Sampel pemeriksaan yang dipergunakan dapat berupa serum ataupun
plasma dari antikoagulan EDTA, hepparin/sitrat, penggunaan plasma dalam
pemeriksaan IgG/IgM ini diperbolehkan karena antikoagulan yang
dipergunakan tidak mempengaruhi hasil dari pemeriksaan yang tidak akan
menggangu proses pengamatan hasil.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
Narkoba istilah lain yang diperkenalkan khusus oleh Departemen Kesehatan
Republik indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat
disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi). Narkoba atau NAPZA
merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi
tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan
akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu
Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba
yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997
tentang Narkotika.
pemeriksaan narkoba rutin menggunakan Urine sebagai spesimen yang
paling sering digunakan karena ketersediaannya dalam jumlah besar dan
memiliki kadar obat dalam jumlah besar sehingga lebih mudah mendeteksi
obat dibandingkan pada spesimen lain. Kelebihan lain spesimen urin adalah
pengambilannya yang tidak invasif dan dapat dilakukan oleh petugas yang
bukan medis. Urine merupakan matriks yang stabil dan dapat disimpan beku
tanpa merusak integritasnya. Obat-obatan dalam urine biasanya dapat
dideteksi sesudah 1-3hari.

3
1.2 Prosedur pemeriksaan Imunokromatografi
Macam-macam prosedur pemeriksaan laboraturium Imunokromatografi,
antara lain :
1.2.1 Pemeriksaan antigen HBsAg pada hepatitis B
 Prinsip : imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan
pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel yeng telah dilapisi
dengan anti HBs (antibodi). Campuran ini selanjutnya akan bergerak
sepanjang strip membran untuk berikatan dengan antibody spesifik.
Pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan garis warna.
 Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi
b. Serum
c. Strip HBsAg
 Prosedur kerja :
a. Lepaskan tes dari kantong foil dan gunakan sesegra mungkin.
hasil terbaik akan diperoleh jika pengujian dilakukan dalam
waktu satu jam.
b. Dimasukan darah kedalam tabung reaksi, diamkan beberapa saat
kemudian di sentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3000
rpm.
c. teteskan pada serum selama 15 menit
d. Amati dan baca hasil test yang terjadi.
 Interpretasi hasil
a. Positif (+) : terdapat 2 garis pada di daerah C dan T
b. Negatif (-) : tidak terdapat garis merah pada daerah T
c. Invalid : terdapat satu garis pada T

4
(1.2.1)
Gambar 1.2.1 pemeriksaan HBsAg dan interpretasi hasil

1.2.2 Pemeriksaan Dengue IgM/IgG Rapid test


 Prinsip : bilas antibody lgM dan lgG dari virus dengue dalam
sampel akan ditemukan secara spesifik oleh antibody anti human
lgM dan lgG yang terikat pada membrane netro selulosa sebagai
fase padat, kemudian berikatan dengan anti dengue yang telah
membentuk kompleks anti dengue monokorald antibody dan
memberi warna pink pada garis test.
 Alat dan bahan :
a. Tabung reaksi
b. Tees acon
c. Serum
 Cara kerja :
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Teteskan serum atau plasma pada strip acon sebanyak 10 tetes
c. Tambahkan larutan buffer sebanyak 3 tetes
d. Baca hasil setelah 5-15 menit
 Interpretasi Hasil :
a. Positif (+) : terrdapat 2 garis warna pada yaitu daerah control
dan test

5
b. Negative (-) : hanya terbentuk satu garus pada daerah control
c. Invalid : tidak terbentuk garis warna

(1.2.2)
Gambar 1.2.2 pemeriksaan dengue IgM/IgG Rapid test cassette
dan interpretasi hasil

2.2.2 Pemeriksaan Test Narkoba


 Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya narkoba pada pasien
 Prinsip : pada strip mengandung konjugat drugs IgG anti
narkoba, dimana substrat urine yang mengandung drugs
(AMP/THC/MOR) akan bereaksi dengan konjungat dimana
hasil positif ditandai dengan garis merah pada test dan (-) pada
test
 Alat dan Bahan :
a. Wadah penampung urine
b. Strip test narkoba
c. Urine
 Prosedur kerja :
a. Siapkan alat dan bahan
b. Celupkan strip kedalam wadah yang berisi urine
c. Keluarkan dan baca hasilnya

6
 Interpretasi hasil :
a. Positif : jika terbentuk satu garis
b. Negative : jika terbentuk 2 garis
c. Invalid : tidak terbentuk garis warna pada control dan test

(1.2.3)
Gambar 1.2.3 interpretasi hasil narkoba

7
Daftar pustaka

Gupta, Nivedita. 2012. Dengue in India. [online]


http://icmr.nic.in/ijmr/2012/september/0905.pdf Diakses 27 Mei 2016
Handojo, Indo. 2004. Imunoassay Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi.
Surabaya: Airlangga University Press.
Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Cet 5.
Makassar : Hasanuddin University Press.
Manaba Faizin. 2001. Buku Ajar Patologi Umum. Edisi IV .Makassar

Daswati, Afrilianai diakses pada Jun 12 2015 (online) https://www.scribd.


com/document/268458576/LAPORAN-PEMERIKSAAN -HBsAg
Siskayani, Savitri diakses pada 19 November 2013 (online) https://www.
scribd.com/doc/185276777/PEMERIKSAAN-HBsAg

You might also like