You are on page 1of 8

Jurnal Darul Azhar Vol 3, No.

1 Februari 2017 – Juli 2017: 20 - 27

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RUPTURE


PERINEUM
(Relationship Between Paritas With The Perium Rupture Event)
Lidia Widia
Email: Lidia_cantika30@yahoo.com
ABSTRACT

Rupture of the perineum is a rupture that occurs in the perineum almost in


all first labor and not infrequently in subsequent labor. Based on data obtained in
Puskesmas Batulicin 1 recorded as many as 351 maternity mothers and rine
perineum incidence amounted to 165 people which is the highest case during
2016. Parity is a woman who had given birth to a baby alive and dead. This study
was conducted to determine the relationship between parity with the incidence of
perineal rupture in maternal mothers, this study was conducted to prove whether
there is a relationship between parity with rupture perineum events.
This research use analytical survey method by using cross sectional
approach. The population in this study were all maternal mothers recorded at
Puskesmas Batulicin 1 Kabupaten Tanah Bumbu. Data analysis was done by Chi-
square test (P = 0,05).
The data obtained were analyzed using chi-square test with significance of
0.05. Chi-Square test results obtained (P = 0,009) there is a close relationship
between parity with rupture perineum events.
The conclusion of this study was found to have a close relationship
between maternal parity with the incidence of perineum rupture in Puskesmas
Batulicin 1 Kabupaten Tanah Bumbu. It is expected that maternity mothers will
increase their knowledge of good and right way of pushing.

Keywords: Mother's Parity, Perineum Rupture

PENDAHULUAN
Menurut World health maternal, artinya terdapat 1 kematian
Organization (WHO) tahun 2014, ibu setiap 2,3 menit. Tujuh faktor
terdapat 210 juta wanita hamil , dan kematian maternal di Asia antara
130 juta kelahiran di seluruh dunia lain: kehamilan ektopik dan
dari jumlah tersebut, diperkirakan komplikasi lain 15%, Anemia 13%,
sebanyak 558.000 ibu meninggal Hipertensi dalam kehamilan 9%,
setiap tahun akibat komplikasi persalinan obstruktif, abortus 6%,
kehamilan dan persalinan, 35% infeksi 12%, serta perdarahan 31%
diantaranya adalah meninggal karena yang disebabkan oleh retensio
perdarahan, penyebab utama plasenta, atonia uteri, dan sisa
perdarahan pada persalinan adalah plasenta yang tidak segera ditangani
retensio plasenta, atonia uteri dan (Depkes RI, 2014).
sisa plasenta yang tidak segera Berdasarkan Survey
ditangani (Depkes RI, 2014). Demografi Kesehatan Indonesia
Asia Tenggara (ASEAN), (SDKI) tahun 2012 angka kematian
sebanyak 232.000 ibu meninggal ibu 359/100.000 kelahiran hidup,
setiap tahun karena komplikasi angka tersebut mengalami kenaikan
Jurnal Darul Azhar Vol 3, No.1 Februari 2017 – Juli 2017: 20 - 27

jika dibandingkan dengan SDKI


tahun 2007, dimana AKI sekitar
228/100.000 kelahiran hidup.
Jurnal Delima Azhar Vol 3, No.1 Februari 2017 – Juli 2017: 8 - 14

Faktor penyebab kematian ibu diantaranya jarang juga pada persalinan berikutnya.
adalah perdarahan sekitar 26,9%, eklampsia Ruptur perineum adalah robekan yang
saat bersalin 23%, infeksi 11%, terjadi pada perineum sewaktu persalinan.
komplikasipuerpurium8%, trauma obstetrik Keluhan ruptur perineum tidak hanya
5%, emboli obstetrik 8%, aborsi 8% dan berperan atau menjadi bagian penting dari
penyebab tidak langsung 10,9%, dan salah proses persalinan, tetapi juga diperlukan
satu penyebab perdarahan tersebut adalah untuk mengontrol buang air besar dan buang
akibat ruptur perineum (Depkes RI, air kecil, menjaga aktivitas peristaltik
2012).Kalimantan Selatan, AKI tahun 2013 normal (dengan menjaga tekanan intra
masih cukup tinggi, sebanyak 12 kasus abdomen) dan fungsi seksual yang sehat.
antara lain disebabkan 5 kasus perdarahan, 4 Rupture perineum terjadi pada hampir
kasus eklampsia, 1 kasus infeksi akibat semua persalinan pertama, dan tidak juga
Rupture Perineum dan 2 kasus sebab lain, pada persalinan berikutnya.Semua laserasi
penyebab utama kematian ibu karena perineum, kecuali yang sangat super fisial
perdarahan adalah retensio plasenta dan akan disertai perlukaan vagina bagian
atonia uteri yang tidak segera ditangani bawah dengan derajat yang bervariasi.
yaitu sekitar 35,2% (Dinkes Prov Kal-Sel, Perdarahan pasca persalinan dengan uterus
2013). yang berkontraksi baik biasanya disebabkan
Rupture perineum adalah perlukaan oleh robekan serviks atau vagina. Kesalahan
jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran pada tekhnik mengejan juga bisa berdampak
bayi baik menggunakan alat maupun tidak terjadinya robekan perineum yaitu bilamana
menggunakan alat. Faktor-faktor yang ibu bersalin mengejan sambil mengangkat
menyebabkan terjadinya rupture perineum bokong, selain itu membuat proses
adalah paritas, jarak kelahiran, berat badan mengejan tidak maksimal, juga bisa
bayi, pimpinan persalinan tidak memperparah robekan perineum (daerah
sebagaimana mestinya, umur, ekstraksi antara vagina dan anus). Robekan yang
cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan semacam itu dapat mencapai kedalaman
episiotomi. (Rustam, M. 2007) tertentu itu sehingga mengenai muskulus
Penyebab kematian ibu yang spinterani dan dapat meluas dalam dinding
disebabkan karena Infeksi berawal dari vagina dengan berbagai kedalaman
penatalaksanaan rupture perineum yang (Cunningham, et. al. 2006).
kurang baik. Persalinan pervaginam sering Bahaya dan komplikasi akibat
disertai dengan ruptur. Pada beberapa kasus terjadinya rupture perineum adalah
rupture ini menjadi lebih berat, vagina perdarahan yang dapat menjadi hebat
mengalami laserasi dan perineum sering khususnya pada ruptur derajat dua dan tiga
robek terutama pada primigravida, ruptur atau jika ruptur meluas ke samping atau naik
dapat terjadi secara spontan selama ke vulva mengenai clitoris. Infeksi Juga
persalinan pervaginam. Selain perdarahan dapat terjadi akibat rupture perineum.
masa nifas akut, rupture yang diabaikan. Laserasi perineum dapat dengan mudah
dapat menyebabkan kehilangan darah yang terkontaminasi feses karena dekat dengan
banyak tapi perlahan selama berjam-jam anus. Infeksi juga dapat menjadi sebab luka
(Prawirohardjo, S. 2010). tidak segera menyatu sehingga timbul
Rupture perineum merupakan jaringan parut. Untuk mencegah timbulnya
penyebab kedua perdarahan post partum infeksi atau komplikasi lainnya pada masa
setelah atonia uteri.Ruptur Perineum dapat nifas utamanya dengan rupture pada
terjadi pada persalinan pertama dan tidak perineum dapat dilakukan dengan
Jurnal Delima Azhar Vol 3, No.1 Februari 2017 – Juli 2017: 8 - 14

peningkatan mutu pelayanan kesehatan Paritas mempunyai pengaruh


antara lain perawatan perineum secara terhadap kejadian rupture perineum. Pada
intensif. Penatalaksanaan rupture perineum ibu dengan paritas satu atau ibu primipara
terdiri dari penatalaksanaan derajat I, memiliki resiko lebih besar untuk
robekan ini diperbaiki sesederhana munkin, mengalami robekan perineum dari pada ibu
derajat II robekan ini lebih dalam Pada dengan paritas lebih dari satu. Hal ini
robekan ini akan dilakukan perbaikan lapis dikarenakan jalan lahir yang belum pernah
demi lapis, sedangkan derajat III dan IV dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot
biasanya dilakukan oleh dokter umum atau perineum belum meregang. (Wiknjosastro,
dokter obgyn karena luka dalam bahkan H. 2002). Penyebab-penyebab terjadinya
hingga rectum diperbaiki sama lapis demi rupture perineum dibagi dua yaitu penyebab
lapis (Hidayat, AAA. 2007). maternal dan penyebab neonatal. Penyebab
Kehamilan dan persalinan adalah maternal yakni primipara,partus
suatu proses fisiologis, diharapkan ibu akan presipitatus, Partus diselesaikan secara
melahirkan secara normal, dalam keadaan tergesa-gesa, edema dan kerapuhan pada
sehat baik ibu maupun bayinya. Namun perineum, varikositas yang melemahkan
apabila proses kehamilan tidak dijaga dan jaringan perineum, arcus pubis sempit
proses persalinan tidak dikelola dengan baik, dengan pintu bawah panggul yang juga
maka ibu dapat mengalami berbagai sempit sehingga menekan kepala bayi ke
komplikasi selama kehamilan, persalinan, arah posterior, peluasan episiotomi
masa nifas, bahkan dapat menyebabkan sedangkan penyebab neonatal yakni Bayi
kematian (Manuaba, IBG. 2010). besar yaitu bayi >4000 gram, posisi kepala
Wanita yang melahirkan anak pada yang abnormal, misalnya presentasi muka
usia < 20 tahun atau > 35 tahun merupakan occipito posterior, kelahiran bokong/letak
faktor risiko terjadinya perdarahan pasca sungsang, ekstraksi forceps yang sukar,
persalinan yang dapat mengakibatkan distosia bahu, anomali konginetal, seperti
kematian maternal. Hal ini dikarenakan hidrosepalus.
pada usia < 20 tahun fungsi reproduksi Menurut Iswosudarmo, R. (2008)
seorang wanita belum berkembang dengan klasifikasi paritas berdasarkan jumlahnya,
sempurna, sedangkan pada usia > 35 tahun dibedakan menjadi :Nullipara adalah Wanita
fungsi reproduksi seorang wanita sudah yang belum pernah melahirkan sama sekali ;
mengalami penurunan dibandingkan fungsi Primipara untuk hidup diluar adalah wanita
reproduksi normal sehingga kemungkinan yang telah melahirkan seorang anak yang
untuk terjadinya komplikasi pasca cukup besar untuk hidup didunia luar ;
persalinan terutama perdarahan akan lebih Multipara adalah wanita yang telah
besar. Dampak persalinan terutama pada melahirkan anak lebih dari satu kali atau 2
seorang primipara, biasa timbul luka pada anak atau lebih ; Grande Multipara adalah
vulva di sekitar introitus vagina yang wanita yang telah melahirkan 5 orang anak
biasanya tidak dalam akan tetapi kadang- atau lebih dan biasanya mengalami penyulit
kadang bisa timbul perdarahan banyak. dalam kehamilan dan persalinan.
Faktor lain yang berpengaruh adalah berat Perdarahan post partum menjadi
bayi lahir, semakin besar bayi yang penyebab utama 40% kematian ibu.
dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya Robekan jalan lahir merupakan penyebab
rupture perineum dari pada bayi yang kedua setelah atonia uteri. Hal ini sering
dilahirkan dengan berat badan sekitar 2500- terjadi pada primipara karena pada saat
4000 gram (Prawirohardjo, S. 2011). proses persalinan tidak mendapat tegangan
Jurnal Delima Azhar Vol 3, No.1 Februari 2017 – Juli 2017: 8 - 14

yang kuat sehingga menimbulkan robekan HASIL DAN PEMBAHASAN


pada perineum. Luka-luka biasanya ringan
tapi kadang juga terjadi luka yang luas Diskripsi Data
sehingga dapat menimbulkan perdarahan Tabel 1.Distribusi Frekuensi Menurut
yang dapat membahayakan jiwa ibu.Pada paritas ibu bersalin di Puskesmas
seorang primipara atau orang yang baru Batulicin 1 Kabupaten Tanah
pertama kali melahirkan ketika terjadi B
peristiwa “kepala keluar pintu”.Pada saat ini u N K F
seorang primipara biasanya tidak dapat N
m Kategori Frekuensi Persentase
o paritas (%) (
tegangan yang kuat ini sehingga robek pada b (orang)
pinggir depannya.Luka-luka biasanya ringan u 1 D 71,5 2
tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang 1. Tidak 51
berisiko ≤
luas dan berbahaya. Sebagai akibat 3
persalinan terutama pada seorang primipara, 2 B 28,5 1
biasa timbul luka pada vulva disekitar 2 Berisiko> 00
3
introitus vagina yang biasanya tidak dalam
T 3
akan tetapi kadang-kadang bisa timbul Total 51
100
perdarahan banyak (Prawirohardjo, S.
2011). Sumber :Rekam Medik Puskesmas
Batulicin 1 Kabupaten Tanah
METODE PENELITIAN Bumbu
Lokasi penelitian dilakukan di Berdasarkan tabel di atas, diperoleh
Puskesmas Batulicin 1 Kabupaten Tanah informasi bahwa ibu bersalin di Puskesmas
Bumbu. Penelitian ini merupakan penelitian Batulicin 1 Kabupaten Tanah Bumbu
Survey Analitik dengan desain penelitian terdapat sebagian besar (71,5%) dari
Cross Sectional. responden termasuk ke dalam kelompok
Popolasi sasaran dalam penelitian ini paritas ibu tidak berisiko,sedangkan hampir
adalah populasi yang diambil adalah semua setengahnya (28,5%) dari responden yang
ibu bersalin yang tercatat di buku register termasuk ke dalam kelompok paritas
atau rekam medik di Puskesmas Batulicin 1 berisiko.
Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 351 Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Menurut
responden. Rupture Perineum pada Ibu
Adapun pengambilan sampel pada Bersalin di Puskesmas
penelitian ini dilakukan dengan tehnik total Batulicin 1 Kabupaten Tanah
sampling sebanyak 351 responden.Sehingga Bumbu
penelitian ini disebut juga dengan penelitian N Rupture Frekuensi Persentase
populasi.
Dalam penelitian ini instrument atau o Perineum (orang) (%)
alat yang digunakan untuk mengumpulkan
1. Tidak 186 53,0
data yang digunakan oleh peneliti adalah
buku rekam medik yang berkaitan dengan Rupture
kejadian rupture perenium.
2. Rupture 165 47,00
Analisis penelitian menggunakan uji
Chi- Square dengan tingkat kemaknaan 95% Perineum
(α = 0,05).
Total 351 100
Jurnal Delima Azhar Vol 3, No.1 Februari 2017 – Juli 2017: 8 - 14

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh Januari – Juni 2013 mengenai Faktor-Faktor


informasi bahwa ibu bersalin di Puskesmas yang berhubungan dengan kejadian rupture
Batulicin 1 Kabupaten Tanah Bumbu perineum pada ibu bersalin terhadap 146 ibu
terdapat sebagian besar (53,0%) dari bersalin yang dijadikan sampel, pada hasil
responden yang tidak mengalami rupture penetianya menunjukan bahwa ada
perineum, sedangkan hampir setengahnya hubungan yang bermakna antara paritas
(47,0%) dari responden yang mengalami dengan kejadian rupture perineum
Rupture perineum. Hasil analisa bivariat Hasil penelitian ini sejalan dengan
pada penelitian dapat dilihat pada tabel: penelitian yang telah dilakukan oleh Cut
Rosmawar (2013) tentang faktor – faktor
Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Menurut yang mempengaruhi laserasi pada
Paritas Ibu Bersalin dengan persalinan normal di puskesmas Tanah
Kejadian Rupture Perineum di Jambo Aye Panto Labu dengan hasil adanya
Puskesmas Batulicin 1 pengaruh yang bermakna antara paritas
Kabupaten Tanah Bumbu dengan kejadian rupture perineum pada ibu
P. bersalin di puskesmas Tanah Jambo Aye
Rupture
Kelomp perineum
Total (%) Val Panto Labu.
N ue
ok Demikian pula dengan penelitian
o (
paritas Tid
(%)
Iy
%
yang pernah dilakukan oleh Klar M, pada
ak a tahun 2013 dengan judul The relationship
)
Tidak
12 25
between the position of strainingthe degree
1 berisiko 122 48,6 51 71,5 of rupture in maternal yang pada hasil
9 1 0,00
≤3 ,4
Berisiko 10
9 penelitiannya menyatakan ada hubungan
2 64 64 36 36 28,5 secara bermakna antara berat badan lahir
>3 0
16 35 10 dengan derajat ruptur perineum pada
Total 186 53 47
5 1 0 persalinan normal.Dengan menggunakan
Sumber : Hasil uji statistik 2017 metode Studi Analitik Obserasional..
Hasil penelitian ini yang dilakukan
Hasil analisis hubungan antara Landy HJ. (2015) dengan judul Age
paritas dengan kejadian rupture perineum relationship with Genesis Laceration
diperoleh bahwa kelompok paritas tidak perineum.Kesimpulan dari penelitian
berisiko hampir setengahnya (48,6%) tidak tersebutt.Ada hubungan secara bermakna
mengalami rupture perineum, dan Sebagian antara Umur dengan Kejadian Laserasi
besar (51,4%) yang mengalami rupture dengan metode Studi Analitik Obserasional.
perineum. Sedangkan pada kelompok Serta Hasi Penelitian yang
paritas berisiko sebagian besar (64%) tidak dilakukanPeled Y (2004) dengan judul The
mengalami rupture perineum dan hampir incidence and risk factors for retained
setengahnya (36%) yang mengalami rupture Ruptur perineum after vaginal
perineum. Hasil uji statistik diperoleh p delivery.Hasil penelitian menunjukkan To
value =0,009 > 0,05 yang berarti bahwa ada determine the age relationship with Genesis
hubungan yang erat antara paritas dengan Lacerationperineum, dengan metode case
kejadian rupture perineum. control.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh IMPLIKASI
dilakukan oleh Febri (2013) di RS Kartika
Hasil penelitian ini menujukan
Pulomas Jakarta Timur periode bulan
terdapat hubungan yang erat antaraparitas
Jurnal Delima Azhar Vol 3, No.1 Februari 2017 – Juli 2017: 8 - 14

dengan kejadian rupture perineum di Kalimantan Selatan Tahun 2010.


Puskesmas Batulicin 1 Kabupaten Tanah Banjarmasin 2012
Bumbu. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Survey Demografi Kesehatan
Indonesia Tahun 2012.Depkes RI :
SARAN Jakarta. 2014
Effendi. Dasar-dasar Keperawatan
Kepada Puskesmas Batulicin 1 Kesehatan Masyarakat. EGC.
Kabupaten Tanah Bumbu diharapkan dapat Jakarta. 2008
dijadikan masukan pelayanan kebidanan dan Hidayat, Achmad Aziz Alimul. Metode
meningkatkan pelayanan kebidanan seperti Penelitian Kebidanan dan Teknik
melakukan KIE cara berslin yang baik dan Analisis Data. Salemba Medika :
benar. Jakarta. 2007
Jurnal Nasional tentang rupture perineum.
DAFTAR PUSTAKA Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya rupture perineum. diakses
Affandi, Biran. Asuhan Persalinan Normal tanggal 09 maret 2017 jam 14.15
Asuhan dan Esensial Persalinan. WITA.
Nuha Medika. Yogyakarta. 2007 http://simtakp.stmkesubudiyah.ac.id/
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian docjurnal/CUT ROSMAWAR-
suatu pendekatan praktik.PT. Rineka jurnal_d iv kebidanan.pdf.
Cipta. Jakarta. 2010 Hubungan antara paritas dengan rupture
Ashwal Melamed, The incidence and risk perineum. diakses 09 maret 2017 jam
factors for retained Rupture 14.30
perineum after vaginal delivery. A WITAhttp://eprints.uns.ac.id/9976/1/
Scondary Analysis Of The Wold 105772010200908081.pdf.
Health Organization Multicountry Klar MS chulte-Moenting J,,The
On Maternal and Newborn Healt. relationship between the position of
NCBI, 121(1). 14-24 straining the degree of rupture in
(www.Pubmed.com). 2004 materna. A Scondary Analysis Of The
Astinah, Putri. Asuhan Kebidanan Masalah Wold Health Organization
Kehamilan yang Sering Terjadi. Multicountry On Maternal and
Graha Ilmu.Yogyakarta. 2010 Newborn Healt. NCBI, 121(1). 14-24
Coviello EM, Age relationship with Genesis (www.Pubmed.com). 2013
Laceration Manuaba, Ida Bagus Gede. Buku Ajar
perineum. A Scondary Analysis Of Patologi Obstetri untuk Mahasiswa
The Wold Health Organization Kebidanan. EGC: Jakarta. 2010
Multicountry On Maternal and Masriroh, Siti. Keperawatan Obstetri dan
Newborn Healt. NCBI, 121(1). 14-24 Ginekologi. Penerbit Imperiur:
(www.Pubmed.com). 2015 Yogyakarta. 2013
Cuningham, F.G, macdonald, P. C, Gant, N. Marmi. Intranatal Care Asuhan Kebidanan
F, Obstetri william (terjemah), edisi Pada Persalinan. Pustaka Pelajar:
18. EGC. Jakarta. 2006 Yogyakarta. 2012
Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Notoatmodjo, Soekijo. (2010).
Selatan Profil Kesehatan Provinsi MetodologiPenelitianKesehatan.Rin
ekaCipta: Jakarta.
Jurnal Delima Azhar Vol 3, No.1 Februari 2017 – Juli 2017: 8 - 14

Nugroho, Taufan. Buku Ajar Obstetriuntuk


Mahasiswa Kebidanan. Nuha
Medika : Yogyakarta. 2010
Nursalam. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian ilmu
Keperawatan Pedoman, Skripsi,
Thesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Salemba Medika :
Jakarta. 2008
Prawirohardjo, Sarwono. .Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta. 2011
Rekam Medik Puskesmas Batulicin 1 Tanah
Bumbu.2017
LaporanJumlahIbuBersalinBulan
April-April Tahun 2015-
2016.Kabupaten Tanah Bumbu.
Saifuddin, Abdul Bari.
BukuAcuanNasionalPelayanan
Maternal dan Neonatal.YBP-SP.
Jakarta. 2007
Saryono. Metodologi Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif dalam Bidang
Kesehatan. NuhaMedika :
Yogyakarta. 2011
Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Yayasan
Kansius. 2008
Nugraheny, Esti. Asuhan Kebidanan pada
ibu Bersalin. Salemba Medika:
Jakarta. 2010
Sumarah. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin.Fitramaya : Yogyakarta.
2009
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta. 2007
World Health Organization. 2015.
Bascommetro.Diaksespadatanggal 05
maret 2017.
darihttp://www.bascometro.com/201
5/12/angka-kematian-ibu-untuk-
tahun-

You might also like