Professional Documents
Culture Documents
1960 4055 1 SM
1960 4055 1 SM
Keywords: Kiambang, Purun Tikus, Perupuk, Liquid Rubber Waste, and Water Quality
Abstract
The purpose of this study 1) assess the ability of aquatic plants Salvinia molesta, Eleocharis
dulcis and Phragmites karka in reducing pollutant effluent, Zinc, DO, temperature, pH, BOD,
COD, TSS, Turbidity and Ammonia (NH3) in the rubber industry wastewater, 2) compare the
water potential of plants to absorb pollutants wastewater rubber; 3) assess the status of the
marine environment of rubber wastewater ponds to three (3) water treatment plant, the heavy
metals zinc (Zn) in liquid waste rubber. The results of the study resulted in plant water Purun
Rat able to reduce BOD by 64%, COD by 17% and Turbidity by 80%, water kiambang able
to lower Zinc by 49% and TSS by 70%, water plant perupuk able to reduce ammonia (NH3)
by 23%. Stable temperature and pH value in each pool plant installation, the results of
research conducted in this value in the effluent water quality rubber has not met the quality
standard of waste according to Government Regulation No. 8 of 2001 concerning
Management of Water Quality and Water Pollution Control. The results of the study resulted
in plant water Purun Rat able to reduce BOD5 by 64%, COD) by 17% and Turbidity by 80%,
water kiambang able to lower Zinc by 49% and TSS by 70%, water plant perupuk able to
reduce ammonia (NH3) by 23%. Stable temperature and pH value in each pool plant
installation, the results of research conducted in this value in the effluent water quality rubber
has not met the quality standard of waste according to Government Regulation No. 8 of 2001
concerning Management of Water Quality and Water Pollution Control.
Pendahuluan dampak yaitu dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya berupa produk-produk
Lingkungan perairan seperti daerah olahan yang bermanfaat serta dapat
aliran sungai merupakan salah satu mengurangi jumlah pengangguran dan
lingkungan yang paling sering terkena meningkatkan taraf hidup manusia.
dampak pencemaran karena hampir semua Sedangkan dampak negatif dari pabrik
limbah dibuang ke lingkungan perairan. Ini karet berupa pencemaran lingkungan yang
karena pada daerah aliran sungai terdapat disebabkan limbah yang belum diolah
berbagai pengguna lahan seperti hutan, secara maksimal.
perkebunan, pertanian lahan kering dan Penelitian ini bertujuan untuk :
persawahan, pemukiman, perikanan, 1. Menilai kemampuan tumbuhan air
industri dan sebagainya (Walsh et al,.1993). kiambang (Salvinia molesta), purun
Pabrik karet merupakan salah satu tikus (Eleocharis dulcis) dan perupuk
industri yang sangat berkembang pada saat (Phragmites karka) dalam menurunkan
ini. Seiring dengan pertumbuhannya maka bahan pencemar limbah cair, Seng (Zn),
pabrik karet tersebut akan menghasilkan DO (Dissolved Oxygen), Suhu, Derajat
EnviroScienteae 10 (2014) 18-26 Nurhidayah., et al/EnviroScienteae 10 (2014) 18-26 ISSN 1978-8096 22
yang potensial untuk menyerap bahan No Parameter Satuan Minggu Minggu Minggu
Gambar 1. Grafik Fluktuasi Kualitas Air Limbah Cair Karet Selama Penelitian
Gambar 2. Grafik Fluktuasi Kualitas Air Limbah Cair Karet Selama Penelitian
21 Nurhidayah,
Nurhidayah.,
et al/EnviroScienteae
et al/EnviroScienteae
10 (2014)
10 18-26
(2014) 18-26 21
21 21
Gambar 3. Grafik Fluktuasi Kualitas Air Limbah Cair Karet Selama Penelitian
Pembahasan sekitar 2-3 kali lipat. Namun peningkatan
suhu ini disertai dengan penurunan kadar
Berdasarkan hasil pengolahan dan oksigen terlarut sehingga keberadaan
analisis data suhu memperlihatkan keadaan oksigen sering kali tidak mampu memenuhi
suhu air limbah karet yang berfluktuasi. kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik
Keadaan suhu yang berubah-ubah untuk melakukan proses metabolisme dan
disebabkan keadaan cuaca saat respirasi. Peningkatan suhu juga
pengambilan sampel air. Menurut Cholik et menyebabkan terjadinya penigkatan
all (1986) standard suhu normal untuk dekomposisi bahan organik oleh mikroba
pertumbuhan ikan 25-32 0C. dari perolehan (Effendi, 2003).
data lapangan , kisaran nilai suhu pada ke-3
Dari perolehan data dilapangan nilai
kolam berkisar 25-31,8 0C. Dari hasil
pengukuran pada tiga kolam instalasi, suhu DO berkisar antara 2,0–5,0 mg/l.
sesuai dan masih memenuhi persyaratan berdasarkan data yang berhubungan dengan
baku mutu kualitas air untuk pengelolaan kesesuaian air bagi perairan menunjukkan
kualitas air dan pengendalian pencemaran nilai kisaran DO masih berada pada kisaran
pada PP No.82 tahun 2001. Hasil penelitian yang masih memenuhi PP No.82 tahun
ini menunjukkan nilai kisaran suhu berada 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pada kisaran optimal. pengendalian pencemaran air untuk kelas
Peningkatan suhu dapat III. Perubahan atau rendah dan tingginya
mengakibatkan penurunan kelarutan gas nilai DO terjadi dikarenakan kolam yang
dalam air. Pada (DO) oksigen terlarut 4 sempit dan tidak adanya aerator pada kolam
mg/l hanya jenis organisme biota air atau penelitian.
ikan tertentu saja yang bisa bertahan hidup Oksigen dikonsumsi secara terus
di perairan tersebut. Peningkatan suhu menerus oleh tumbuhan dan hewan dalam
menyebabkan peningkatan kecepatan aktivitas respirasi. Kandungan oksigen
metabolisme dan respirasi organisme air, terlarut 3 mg/l dalam perairan sudah cukup
dan selanjutnya mengakibatkan
untuk mendukung kehidupan akuatik,
peningkatan konsumsi oksigen.
Peningkatan suhu sebesar 100C asalkan perairan tersebut tidak mengandung
menyebabkan terjadinya peningkatan bahan-bahan yang bersifat racun. Perairan
konsumsi oksigen oleh organisme akuatik dengan oksigen terlarut lebih besar dari 7
mg/l adalah tergolong produktif (Suherman
et al,. 2002).
22 Nurhidayah,
Nurhidayah.,
et al/EnviroScienteae
et al/EnviroScienteae
10 (2014)
10 18-26
(2014) 18-26 22
22 22
air nilai NH3 (amoniak) berkisar 0,5 mg/l . berfluktuasi, hasil analisa TSS pada
Hasil analisa NH3 (amoniak) pada penelitian ini berkisar antara 26 – 250 mg/l.
penelitian ini berkisar antara 0,1 – 2,6 mg/l, Menurut PP No.82 tahun 2001 tentang
nilai ini tidak sesuai dan tidak memenuhi pengelolaan kualitas air dan pengendalian
persyaratan baku mutu kualitas air menurut pencemaran air nilai TSS berkisar antara 50
PP No.82 tahun 2001 tentang pengelolaan - 400 mg/l . dari hasil penelitian nilai TSS
kualitas air dan pengendalian pencemaran ini masih sesuai dan memenuhi persyaratan
air. baku mutu kualitas air menurut PP No.82
Dari hasil penelitian menunjukkan tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
pada kolam instalasi kiambang minggu dan pengendalian pencemaran air.
pertama nilai BOD5 rendah, nilai COD Padatan tersuspensi (TSS)
rendah dan nilai DO tinggi, nilai kekeruhan berhubungan positif dengan kekeruhan.
rendah dan nilai NH3 rendah pada minggu Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi,
kedua nilai BOD5 naik, nilai COD juga nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan
naik, nilai DO menurun, nilai kekeruhan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak
tinggi dan nilai NH3 tinggi, pada minggu selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan.
ketiga nilai BOD5, COD dan DO Misalnya pada air laut. Ini terlihat pada
mengalami penurunan, dan nilai kekeruhan perlakuan perupuk yang menunjukkan
meningkat nilai NH3 juga tinggi. Pada kolam semakin tinggi nilai Padatan tersuspensi
instalasi purun tikus minggu pertama nilai (TSS), nilai kekeruhan juga semakin tinggi.
BOD5, COD tinggi dan nilai DO rendah, Ini juga mengakibatkan nilai DO rendah
nilai kekeruhan tinggi nilai NH3 juga tinggi, karena semakin tinggi nilai kekeruhan dan
pada minggu kedua nilai BOD5 turun, nilai Padatan tersuspensi (TSS) akan
menyebabkan kandungan DO menurun,
COD dan nilai DO menurun, nilai
yang akan mengakibatkan terganggunya
kekeruhan dan NH3 juga tinggi, pada
sistem osmoregulasi, misalnya pernafasan
minggu ketiga nilai BOD5 tinggi sedangkan
dan daya lihat organisme akuatik, serta
nilai COD dan DO menurun, kekeruhan
dapat menghambat penetrasi cahaya masuk
menurun dan NH3 tetap tinggi. Pada kolam
ke dalam air.
instalasi perupuk minggu pertama nilai
Dari hasil pengamatan tumbuhan
BOD5 dan COD tinggi, nilai DO rendah,
Purun Tikus mampu menurunkan
kekeruhan tinggi dan nilai NH3 tinggi,
Kekeruhan (Turbidity) sebesar 80%, BOD5
pada minggu kedua nilai BOD5 rendah,
(Biological Oxygen Demand) sebesar 64%,
nilai COD dan DO tinggi, nilai kekeruhan
dan COD (Chemical Oxygen Demand)
dan NH3 juga tetap tinggi, pada minggu
sebesar 17%. Nilai pH rendah terlihat pada
ketiga nilai BOD5 rendah, nilai COD dan
kolam instalasi Purun Tikus itu disebabkan
DO naik, nilai kekeruhan menurun, nilai NH3
karena purun tikus bersifat spesifik tanah
tetap tinggi.
sulfat masam yang tahan terhadap
Hasil kekeruhan pada penelitian ini
kemasaman tanah tinggi (pH 2,5-3,5) dan
juga berfluktuasi, nilai kekeruhan berkisar
antara antara 6 – 49 NTU. Menurut menjadi vegetasi indikator untuk tanah
Pamungkas (2003) menyatakan bahwa sulfat masam (Noor 2004). Priyatmadi et
kisaran kekeruhan 13,65-18,94 NTU secara al,. (2006) menyatakan, vegetasi purun
umum cukup baik dan masih mendukung tikus dapat tumbuh pada tanah dengan pH
kehidupan organisme perairan. Nilai 3.
kekeruhan pada penelitian ini masih cukup Proses Pengangkutan air berlangsung
baik dan masih mendukung kehidupan dari akar menuju bagian atas tumbuhan
organisme perairan menurut Menurut melalui berkas pembuluh, yaitu xilem.
Pamungkas (2003). Pengangkutan air dari akar sampai ke daun
Berdasarkan hasil perolehan data bermula dari xilem akar ke xilem batang
memperlihatkan nilai TSS yang menuju ke xilem tangkai daun dan ke
24 Nurhidayah,
Nurhidayah.,
et al/EnviroScienteae
et al/EnviroScienteae
10 (2014)
10 18-26
(2014) 18-26 24
24 24
dalam proses fotosintesis dan transportasi. terhadap kualitas limbah cair industri karet.
Dapat disimpulkan bahwa pengangkutan air Ini disebabkan perubahan kualitas air tidak
dan mineral dari dalam tanah sampai ke mengalami perubahan ekstrim pada saat
tubuh tumbuhan melalui lintasan berikut: penelitian.
Rambut akar → epidermis → korteks →
endodermis → xilem akar → xilem batang Saran
→ xilem daun → parenkim mesofil daun.
Hasil uji-t parameter pH pada Purun Tumbuhan air Purun Tikus
Tikus dengan Perupuk berbeda nyata (Eleocharis dulcis) dan Kiambang (Salvinia
karena nilai Thitung = 5,282 > Ttabel 95% molesta) dapat direkomendasikan sebagai
= 4,303, dan Purun Tikus dengan Perupuk alternatif Instalasi Pengolahan air Limbah
karena nilai Thitung = -7,836 > Ttabel 95% di Industri Pengolahan Karet, serta dapat
= 4,303. Perbedaan ini dikarenakan disosialisasikan pada instansi-instansi yang
tumbuhan air Purun Tikus lebih bisa terkait.
bertahan pada keadaan pH rendah
dibandingkan tumbuhan air Kiambang dan
Perupuk sehingga menghasilkan perbedaan Ucapan Terima Kasih
yang nyata, namun masih memenuhi
persyaratan baku mutu kualitas air untuk Terimakasih disampaikan kepada DP2M
pengelolaan kualitas air dan pengendalian DIKTI dalam memfasilitasi penelitian ini.
pencemaran pada PP No.82.
Daftar Pustaka
Kesimpulan Dan Saran
Boyd CE, and Lichkoppler F. 1986. Water
Kesimpulan Quality Criteria Manajement For
Fond Fishes Culture. Departemen
1. Purun Tikus mampu menurunkan BOD Fishery and Applied Aquaculture
(Biological Oxygen Demand) sebesar Experiment Stasiun. Auburn
64%, COD (Chemical Oxygen Demand) University. USA. 318 pages.
sebesar 17% dan Kekeruhan (Turbidity) Cholik F, Artati, dan R. Arifudin. 1986.
sebesar 80%, Water Quality Management Pond
2. Tumbuhan air kiambang mampu Fish Culture Atau Pengelolaan
menurunkan Seng (Zn) sebesar 49 % Kualitas Air Kolam Ikan. Direktorat
dan TSS (Total Suspended Solid) sebesar Jenderal Perikanan Bekerjasama
70%, tumbuhan air Perupuk mampu Dengan Internasional Development
menurunkan Amoniak (NH3) sebesar Research Centre. 49 halaman.
23%. Suhu dan pH nilainya stabil Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi
disetiap kolam instalasi tumbuhan. Pengelolaan Sumberdaya dan
3. Hasil penelitian ini nilai kualitas air di Lingkungan Perairan. Penerbit
limbah cair karet belum memenuhi baku Kanasius. Yogyakarta.
mutu limbah menurut Peraturan Mangkoedihardjo S. 2005. Fitoteknologi
Pemerintah No 8 tahun 2001 Tentang dan Ekotoksikologi dalam Desain
Pengelolaan Kualitas Air dan Operasi Pengomposan Sampah,
Pengendalian Pencemaran Perairan. Seminar Nasional Teknologi
Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa
Lingkungan III ITS.
thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya
tidak ada pengaruh tumbuhan air Kiambang (http://www.its.ac.id/sarwoko-enviro-
(Salvinia molesta), Purun tikus (Eleocharis seminar%20sampah%20TL.pdf.
dulcis), dan Perupuk (Phragmites karka), diakses 18 Januari 2014.
26 Nurhidayah,
Nurhidayah.,
et al/EnviroScienteae
et al/EnviroScienteae
10 (2014)
10 18-26
(2014) 18-26 26
26 26