Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/315674702
CITATIONS READS
0 3,731
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Febie Leona Tiffany on 28 March 2017.
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
TEKNIK BUDIDAYA MELON (Cucumis melo L) SECARA
TABULAMBPOT, DITAMAN BUAH MEKARSARI,
CILEUNGSI, JAWA BARAT
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Judul Praktik Lapangan :Teknik Budidaya Melon (Cucumis melo L) secara
Tabulampot di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi,
Jawa Barat
Nama : Febie Leona Tiffany
NIM : G34130051
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala yang
telah memberikan rahmat, hidayah, dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan dan laporan praktik lapangan yang berjudul “Teknik
Budidaya Melon Secara Tabulampot Di Taman BuahMekarsari, Cileungsi, Jawa
Barat”. Kegiatan praktik lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2016 hingga
20 Agustus 2016 dengan hari kerja Senin sampai dengan Sabtu di Taman Buah
Mekarsari, Cileungsi Jawa Barat.
Selama kegiatan praktik lapangan berlangsung hingga laporan praktik
lapangan disusun, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Keluarga penulis, Bapak Yunizal, SE, Ibu Rinda Yanti, SE , Adik Fariz Leon
Rofie serta keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan
kepada penulis.
2. Ibu Dr. Triadiati, M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Junaedi, SE selaku
pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan selama
pelaksanaan dan penyusunan laporan kegiatan praktik lapangan ini.
3. Bapak Didi Suhendi selaku Staff produksi dan Bapak Yanto sebagai koordinator
Lapangan melon yang membimbing penulis selama di lapangan.
4. Bapak Naman, Bapak Guswandi, Bapak Ndin, Bapak Wandi selaku penanggung
jawab green house tabulampot melon yang telah banyak membantu dan
memberikan berbagai informasi terkait teknik budidaya melon secara
tabulampot. Serta kepada Pak Kamen dan Mas Agus sebagai penanggung jawab
rumah nutrisi yang telah memberikan berbagai informasi mengenai pembibitan
benih melon.
5. Karyawan serta staf Taman Buah Mekarsari
6. Rekan-rekan praktik lapangan pada komoditas melon: Margaretha Handayani
(Universitas Lampung), Praditya Gumilang (Universitas Brawijaya), Surya
(SMK Bawean Semarang), Maria krisanti (SMK Bawean Semarang) dan
Indriani (SMK N 1 Cibadak)atas bantuan, bimbingan, kebersamaan serta
dukungan yang telah di berikan selama ini.
7. Teman-teman seperjuangan Mila, Titi, Tikah, Manda, Sarah serta teman-teman
dari UNSYIAH dan UNILA. Dan tentunya juga kepada seluruh keluarga besar
Departemen Biologi FMIPA IPB atas dukungan yang telah diberikan selama
penulisan laporan praktik lapangan ini.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Praktik Lapangan 2
PROFIL PERUSAHAAN 2
Letak Geografis 2
Sejarah Singkat Taman Wisata Mekarsari 3
Filosofi Taman Wisata Mekarsari 4
Struktur Organisasi 5
Ketenagakerjaan 6
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 6
Sarana dan Prasarana 6
Tingkat Kunjungan 7
TINJAUAN PUSTAKA 7
Definisi Melon 7
Klasifikasi Tanaman Melon 8
Morfologi Tanaman Melon 8
Syarat Tumbuh Melon 9
Tabulampot 9
Green House 10
METODOLOGI PELAKSASAAN 10
Tempat dan Waktu Pelaksanaan 10
Metode 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Pembenihan 11
Pemilihan Benih Unggul 11
Persiapan Media Semai 13
Perlakuan Benih 13
Penyemaian Benih 14
Transplanting 15
Pemeliharaan Bibit 16
Persiapan Greenhouse 16
Persiapan Media Tanam 17
Penanaman 18
Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman 19
Penyiraman 19
Pelilitan 19
Pengendalian Hama dan Penyakit 20
Pewiwilan 21
Peyerbukan Bunga 22
Pemilihan Buah 22
Pemangkasan pucuk atas (Topping) 23
Pemupukan 23
Penanganan Panen dan Pascapanen 24
Prospek dan Kendala Budidaya Melon Secara Tabulampot 28
SIMPULAN DAN SARAN 28
Simpulan 28
Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 35
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 Karakter kualitatif dan kuantitatif tiga varietas melon Golden pada posisi buku
bawah 31
2 Peta Areal Taman Buah Mekarsari 32
3 Gedung Bangunan Air Terjun (BAT) 33
4 Sarana transportasi Taman Buah Mekarsari 33
PENDAHULUAN
Latar Belakang
PROFIL PERUSAHAAN
Letak Geografis
agro, Taman Wisata Mekarsari mudah dijangkau karena letaknya yang strategis
yaitu di Jl. Raya Cileungsi – Jonggol km 3 yang berjarak 45 km dari kota Bogor,
30 km dari Jakarta dan 20 km dari Bekasi.
Proyek ini merupakan partisipasi aktif Yayasan Purna Bhakti Pertiwi dalam
rangka pengembangan bidang pertanian dan pariwisata. Tujuan khusus proyek ini
antara lain :
4
Dalam perencanaan kebun buah Taman Wisata Mekarsari dipilih pola daun
lamtoro sebagai tema utama, karena tanaman tersebut merupakan simbol
tanaman yang serba guna, sebagai pelestari lingkungan hidup dan pemenuhan
kebutuhan jasmani maupun rohaniah. Keunikan dan manfaatnya antara lain
daun, buah dan bunganya dapat dijadikan sebagai pakan ternak, sebagai pakan
ternak dapat mempercepat pertumbuhan dan penggemukan hewan ternak,
sebagai tanaman pelindung tajuknya melindungi tanaman lain dari terik
matahari dan hujan. Sistem perakarannya dapat mencegah erosi dan tanah
longsor, sebagai tanaman penghijauan di desa dan di kota dapat berfungsi
mengurangi polusi udara sehinga lingkungan menjadi lebih hijau dan nyaman.
Tanaman ini tahan terhadap hama dan penyakit tumbuhan, tahan terhadap
genangan singkat, kekeringan, angin, api, salinitas sebagai tanaman pupuk
hijau, akarnya dapat menggemburkan tanah, mampu mengikat zat nitrogen
bebas dan daunnya yang gugur bisa dijadikan humus untuk menyuburkan tanah.
Taman Wisata Mekarsari mempunyai logo yang berbentuk buah manggis,
5
Struktur Organisasi
Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Mekar Unggul Sari terdiri dari 200 orang yang
terdiri dari karyawan pimpinan, staf, karyawan bulanan, karyawan harian dan
honorer. Jam kerja untuk karyawan baik untuk pimpinan maupun karyawan
lainnya adalah 40 jam per minggu. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Pimpinan dan staf : hari kerja senin sampai jumat dengan jam kerja mulai
pukul 08.00 Wib – 17.00 WIB, dan jam istirahat jam 12.00 WIB – 13.00
WIB.
b. Karyawan bulanan dan harian : hari kerja senin sampai sabtu dengan jam
kerja mulai pukul 08.00 Wib – 17.00 WIB, dan jam istirahat jam 11.00 WIB
– 13.00 WIB (senin – kamis) dan jam 13.00 WIB – 14.00 WIB (Jumat dan
Sabtu).
kerja senin sampai jumat dengan jam kerja mulai pukul 08.00 Wib – 17.00
WIB, dan jam istirahat jam 12.00 WIB – 13.00 WIB.
2. Kawasan danau Cipicung, danau alami yang memiliki luas lahan 27,5 ha.
Tingkat Kunjungan
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Melon
Menurut Soedarya (2010) tanaman melon termasuk dalam kelas tanaman biji
berkeping dua. Tanaman melon diklasifikasikan dalam :
Kingdom : Plantae,
Subkingdom : Tracheobionta,
Superdivisio : Spermatophyta,
Divisio : Magnoliophyta/Spermatophyta,
Subdivisi : Angiospermae,
Kelas : Magnoliopsida/Dicotyledoneae,
Subkelas : Dilleniidae,
Ordo : Violales,
Familia : Cucurbitaceae,
Genus : Cucumis,
Spesies : Cucumis melo L.
Tanaman melon dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik. Melon dapat
tumbuh pada ketinggian 300-1000 meter diatas permukaan laut dan dengan suhu
antara 25-30 °C. Tanaman ini memerlukan sinar matahari penuh, sehingga tidak
cocok ditanam pada daerah lembab dan ternaung (Ashari 2006). Melon
memerlukan tanah dengan tingkat drainase baik, sehingga menghasilkan melon
lebih produktif (Rubatzky dan Yamaguchi 1999), ketersediaan air yang konstan
sangat diperlukan melon untuk pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah
(Poincelot 2004). Persemaian melon memerlukan tanah atau media semai dengan
suhu 23.9- 35.0 °C, untuk menunjang perkecambahan benih harus tertutup media
semai dengan ketebalan 0.5-1.5 inchi (Poincelot 2004).
Tabulampot
Green House
Rumah kaca (green house) merupakan komponen yang penting untuk melakukan
budidaya tanaman dengan teknologi modern. Green house menyediakan lingkungan
yang optimum untuk produksi tanaman hortikultura sehingga dapat menghasilkan
keuntungan maksimum. Budidaya tanaman dengan teknik tabulampot juga dapat
dilakukan dalam green house karena tingkat radiasi matahari, suhu, kelembapan,
banyaknya nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat diberikan secara terkontrol.
Secara umum desain rumah kaca atau green house ini dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu rumah kaca terpisah (detached greenhouse) dan rumah kaca terhubung
(connected greenhouse) (Boodley 1998). Budidaya tanaman intensif dalam rumah kaca,
hendaknya desain rumah kaca disesuaikan dengan ekologi negara tempat tanaman
tersebut dibudidayakan (Emekli et al. 2010).
METODOLOGI PELAKSASAAN
Metode
4. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh pembuktian dan alasan-alasan
ilmiah dalam melakukan analisis terhadap berbagai macam permasalahan yang
dihadapi di lapangan. Selain itu, studi pustaka juga dilakukan melalui proses
pengumpulan data dalam proses kerja mandiri yang dilaksanakan selama
praktik lapangan.
Pembenihan
Benih yang unggul menjadi kunci keberhasilan produksi melon setiap masa
panen berlangsung. Untuk menentukan benih yang baik, digunakan benih asli yaitu
benih F1 hibrid. Benih yang digunakan di mekarsari berasal dari lima varietas
melon yang terdiri dari melon Golden Apollo,Golden Langkawi, Golden Uranus,
Glamour dan RND yang dibudidayakan baik secara tabulampot maupun hidroponik.
Benih Golden Apollo dan Golden Langkawi berasal dari PT. Known You Seed,
benih Glamour berasal dari PT. Sakata Seed Corporation, benih Uranus berasal dari
PT. East West Seed Indonesia, sedangkan benih melon RND (Research And
Development) merupakan hasil pemuliaan dan penelitian dari bidang Riset di
Taman Buah Mekarsari.
Tahap awal persiapan benih adalah dengan menghitung benih yang akan
ditanam dalam satu greenhouse (GH).Untuk satu GH tabulampot ditanam 500
tanaman, sedangkan untuk satu GH hirdoponik dibutuhkan 625 tanaman.
Kebutuhan jumlah benih yang akan ditanam berubungan dengan daya
perkecambahan benihnya. Setiap varietas melon memiliki daya perkecambahan
yang berbeda-beda. Kebutuhan benih dapat diketahui dengan menghitung populasi
tanaman dengan dengan daya kecambah benih ditambahkan dengan 10 % (untuk
penyulaman). Data persemaian dan penanaman melon ditunjukan (Tabel 2)
dibawah ini :
Tabel 2 Data semai dan tanam benih melon periode Juli 2016
Semai Tanam GH
Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah
04-07-16 URN=859 13-07-16 URN=625 1
11-07-16 URN=740 20-07-16 URN=560 8
APL= 100 APL = 48
18-07-16 URN=676 27-07-16 URN=490 2
APL=110 APL= 118
25-07-16 URN= 666 03-08-16 URN=492 9
APL= 155 APL= 116
Keterangan : URN = Uranus
APL = Apolo
12
Gambar 1 Kemasan benih beberapa varietas melon (a) Golden uranus, (b) Golden
Apollo, (c) Golden Langkawi , (d) Glamour.
13
Perlakuan Benih
Perlakuan benih melon untuk tumbuh menjadi bibit melon yang baik harus
melalui perlakuan perendaman dan pemeraman benih. Perendaman benih
menggunakan larutan Atonik dengan konsentrasi 2 ml/L selama 4-6 jam. Larutan
Atonik merupakan larutan organics bio stimulants consentrate yang berfungsi
merangsang perkecambahan dan membantu pertumbuhan tanaman pada masa awal
penanaman. Selanjutnya dilakukan pemeraman benih yang bertujuan agar benih
segera berkecambah, sehingga mencegah dormansi benih. Pemeraman dilakukan
pada lipatan handuk atau koran basah pada suhu ruang, yaitu 25-30 °C (Gambar 2).
Pemeraman dilakukan cukup singkat, karena melon mempunyai rata-rata daya
kecambah 90 %. Pemeraman dilakukan kurang lebih hanya 24 jam, benih yang telah
14
muncul calon akar atau radikula (1-3 mm) selanjutnya disemai dalam media
campuran cocopeat dan arang sekam (Prajnanta 2007).
(a) (b)
Penyemaian Benih
(a) (c)
15
(b) (d)
Gambar 4 Penyemaian benih (a) pembuatan lajur 10 kolom dan 30 baris, (b) proses
penyemaian 300 benih, (c) penyimpanan benih di rumah pembibitan (d)
penyemprotan air pada benih yang telah ditutupi koran menggunakan
hand sprayer
Transplanting
Transplanting dilakukan ketika bibit yang telah disemai berumur 3-4 hari.
Media transplanting yang digunakan adalah Rockwoll. Media rockwoll terbuat dari
batu apung yang telah dipanaskan hingga suhu mencapai ± 2000°C. Selain media
Rockwoll, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses transplanting adalah larutan
Previkur N dengan konsentrasi 2 ml/ L dan larutan nutrisi yang merupakan
campuran dari larutan AB Mix vegetatif dan HNO3. Sedangkan alat yang
dibutuhkan adalah tray bibit ukuran lubang 32 lubang dan 50 lubang. Langkah-
langkah dalam melakukan Transplanting dimulai dengan perendaman media pada
larutan nutrisi dengan terlebih dahulu dilakukan pemotongan media rockwoll
dengan ukuran 3,5x 3,5x 3,5 cm. Bibit diambil dari media semai dan akarnya di
celupkan ke larutan previkur yang bertujuan agar benih bebas dari serangan
cendawan yang rentan dalam keadaan lingkungan yang lembab serta terbebas dari
serangan penyakit (Prajnanta 1997). Akar pada proses penanaman tidak boleh
keluar dari dari media rockwoll karena dapat mengakibatkan akar tanaman kering.
Setelah itu, bibit dimasukkan dan ditanam pada media rockwoll yang telah dipotong
dan diletakkan pada tray bibit, kemudian disimpan di dalam rumah pembibitan
(Gambar 5).
Pemeliharaan Bibit
Bibit yang dipelihara agar terlindung dari serangan Pythium sp, yaitu penyebab
busuk akar. Pemeliharan bibit melon dilakukan tertutup di rumah pembibitan. Rumah
pembibitan tersebut berbentuk berupa greenhouse yang terbuat dari kerangka besi yang
dilapisi dengan plastik UV dan polynet. Dan greenhouse ini lebih kecil dari pada
greenhouse yang digunakan untuk budidaya melon. Pemeliharan bibit melon
selanjutnya pada tahap transplanting yaitu mendapatkan perlakuan penyiraman larutan
nutrisi setiap harinya. Penyiraman dilakukan tiga kali sehari.pada pukul 08.00 wib,
14.00 wib dan 16.00 WIB, namun disesuaikan juga dengan kondisi lingkungan yang
kering atau lembap (Gambar 6). Larutan nutrisi pembibitan memiliki komposisi yang
berbeda dengan larutan nutrisi untuk pemeliharaan melon setelah tanam, yaitu
pemberian larutan nutrisi dengan komposisi larutan AB mix vegetatif sebanyak 400 ml
dicampurkan dengan larutan HNO3 sebanyak 20 ml pada 100 liter air. Jika umur
tanaman telah 7 hingga 9 hari maka telah bisa dilakukan penanaman ke polysack
maupun pot.
Persiapan Greenhouse
Green house yang akan digunakan sebagai tempat penanaman bibit melon
harus disiapkan. Kegiatan persiapan green house ini meliputi sanitasi green house,
sterilisasi green house,dan penataan media tabulampot. Ukuran Green house di
Taman Buah Mekarsari adalah panjang 40 meter, lebar 6.5 meter, dan tinggi 6
meter. Dinding green house terbuat dari kasa dan atap dari plastik ultraviolet
sehingga 90 % sinar matahari masih dapat terserap. Satu green house mampu
menampung 250 polysack atau pot, dengan setiap polysack atau pot ditanam 2
tanaman melon (Margianasari et al. 2012).
Kegiatan sanitasi green house dilaksanakan satu minggu sebelum proses
penanaman. Sanitasi dilakukan secara manual oleh pekerja green house yang
meliputi pembersihan lantai, dinding screen, benang, dan atap. Pembersihan lantai
dengan menggunakan sapu lidi, sisa pemanenan serta sampah-sampah.
Pembersihan dinding dan benang bertujuan untuk membersihkan dari debu, kotoran,
penyakit, dan telur-telur hama sisa penanaman yang lalu. Pembersihan atap juga
17
rutin dilakukan setiap bulan yang bertujuan agar atap tidak berlumut dan tertutupi
sehingga intensitas cahaya yang masuk tidak terhalangi oleh kotoran tersebut.
Sterilisasi greenhouse bertujuan agar lingkungan didalamnya steril dan
bebas dari sumber penyakit seperti telur hama dan spora cendawan yang dapat
mengganggu pertumbuhan awal tanaman melon. Terdapat dua tahapan dalam
sterilisasi yaitu yang pertama dilakukan seminggu sebelum penanaman
menggunakan bayclin dengan dosis 4 ml/L dalam 50 liter air, sedangkan sterilisasi
ke-dua dilakukan dua hari sebelum penanaman (Gambar 7). Penanaman dilakukan
setiap hari Rabu sehingga biasanya sterilisasi kedua dilakukan setiap hari senin.
Sterilisasi kedua menggunakan 2 gram/L fungisida (dithane) dan 2 ml/L insektisisa
(curacron).
Penanaman
(a) (b)
Gambar 8 Penanaman tanaman melon dalam pot ; (a) pembuatan lubang tanam,
(b) penanaman dua bibit melon per pot
19
Penyiraman
Pelilitan
Serangan hama dan organisme penyebab penyakit pada melon dapat terjadi
sejak benih, pembibitan, penanaman, hingga penyimpanan di dalam gudang. Agar
mendapatkan kriteria buah unggul yang terbebas dari hama dan penyakit, maka perlu
dilakukan pengendalian terpadu terhadap penggangu tanaman, baik hama dan penyakit
tanaman lainnya. Pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan melalui
pengendalian secara fisik atau mekanik, kimiawi, dan biologis. Cara fisik atau mekanik
misalnya dengan penggunaan perangkap serangga, pembungkus buah, serta
pemangkasan bagian yang terserang dan membakarnya (Gambar 11). Cara lainnya
yaitu dengan pengendalian cara kimia, dengan penyemprotan pestisida kontak
maupun sistemik baik insektisida dan fungisida, dan cara biologis yaitu dengan
menggunakan musuh alami dan pestisida nabati (Gambar 12). Berbagai cara
pengendalian ini dapat dikombinasikan untuk pembersihan yang optimal terhadap
serangan hama dan penyakit.
Gambar 11 Pemeliharaan hama dan penyakit secara fisik atau mekanik ; (a) bahan
yang digunakan sebagai perekat, (b) pemasangan alat trap, (c)
pengolesan perekat.
21
Gambar 12 Pemeliharaan hama dan penyakit secara kimiawi ; (a) Petugas HPT
mengenakan baju pelindung lengkap, (b) Alat power spray untuk
penyemprotan HPT, (c) pestisida yang digunakan untuk pengendalian
hama.
Pewiwilan
(a) (b)
Gambar 13 Pewiwilan atau pemangkasan sulur, tunas atau cabang ;(a) tunas dan
sulur , (b) cabang.
22
Peyerbukan Bunga
Tanaman melon akan mulai muncul bunga ketika berumur 10 hari setelah
tanam. Penyerbukan bunga dilakukan pada ruas daun ke-11 hingga ke-15. Bunga
yang pertama kali muncul adalah bunga jantan, sedangkan bunga betina akan
muncul di atas pangkal tangkai daun. Penyerbukan bunga dapat dilakukan dengan
bantuan serangga penyerbuk dan manusia. Namun, budidaya melon di Taman Buah
Mekarsari penyerbukan utamannya dibantu oleh manusia (Gambar 14). Hal ini
disebabkan budidaya melon dilakukan di dalam greenhouse sehingga penyerbukan
yang dibantu oleh manusia lebih efektif dibandinkan dengan serangga peyerbuk.
Penyerbukan yang ideal adalah pada pagi hari sebelum pukul 10.00, karena bunga
betina mekar penuh. Keberhasilan penyerbukan akan terlihat pada keesokan
harinya. Penyerbukan dianggap berhasil jika mahkota bunga layu dan penampakan
bakal buah semakin membesar, bakal buah yang berwarna hitam legam dan rontok
menandakan penyerbukan gagal (Sobir dan Siregar 2010).
Pemilihan Buah
sebelum musim panen berlangsung, yaitu umur tanaman setelah 50 HST, perubahan
morfologi dan kimiawi terjadi selama masa pembentukan buah hingga buah masak.
Perubahan morfologi buah terjadi, seperti buah membesar hingga mencapai
kapasitas maksimum, untuk mengamati proses pembesaran buah ini, praktikan
lapangan tidak melakukan pengukuran diameter buah lebih lanjut, pengamatan
hanya dilakukan dengan mengamati morfologi buah. Selain pembesaran buah, yang
terjadi pada tahap pemasakan buah adalah terjadi perubahan warna buah, serta
tangkai dan daun terdekatnya mulai layu dan menguning. Buah melon yang masak
akan mengalami perubahan kimiawi, seperti perubahan aroma volatil. Penimbunan
asam amino, sukrosa, mineral, dan senyawa pokok lainnya juga terjadi selama tahap
perkembangan dan pematangan buah sehingga terjadi perubahan total padatan buah,
penimbunan sukrosa yang menjadi konstituen karbohidrat utama menunjukkan
peningkatan secara drastis selama proses pematangan. Konsentrasi sukrosa telah
terbukti menjadi indikator kualitas buah, sehingga korelasi ini dijadikan parameter
penentu tambahan yang signifikan dari kualitas buah melon (Sin et al. 1996)
Pemangkasan
pucuk atas
Pemupukan
dengan dosis yang berbeda pula. Fase perkembangan vegetative memerlukan lukan
pemupukan NPK berimbang dengan dosis 10 g/pot dengan interval pemberian 10
hari (Tabel 5). Penambahan pupuk daun Gandasil D hingga usia tanaman 21 hari
(Fase vegetaif) dengan dosis 2 g/pot serta pemberian Gandasil B ketika telah
memasuki fase generatif ketika telah muncul bunga dengan dosis 2 g/pot
(Margianasari et al. 2012).
Gambar 16 Pemberian pupuk ; (a) NPK mutiara 16:16:16 10 10 g/pot, (b) Grandasil
B 2 gr/L, (c) Grandasil D 2 gr/L untuk satu pot , (d) pengadukan pupuk
Grandasil D.
Panen
2. Khusus untuk buah melon yang berjala, kenampakan jala (net) sudah
memenuhi seluruh permukaan buah dan tampak jelas
3. Meninjukan aroma harum pada buahnya 80% dari total tanaman telah
memenuhi persyaratan
4. Kulit buah berwarna kekuning-kuningan atau putih susu
5. Dahan dan daun kelihatan sudah menua
6. Berdasarkan umur panen tanaman, minimal 10 hari menjelang panen
7. Tangkai buah telah rusak
Umur panen melon bervariasi antara 55-85 HST, tergantung beberapa faktor.
Faktor- faktor yang mempengaruhi umur panen melon adalah faktor genetik,
lingkungan, serta perpaduan dari beberapa tindakan budidaya. Waktu pemetikan
yang paling tepat dilakukan pada pagi hari. Hal ini disebabkan karena pagi hari
proses fotosintesis belum terjadi proses penimbunan zat makanan telah terjadi pada
malam harinya sehingga buah yang dipanen pada pagi hari akan mempunyai rasa
yang lebih manis.
(a) (c)
(b)
Gambar 17 Pemanenan melon Golden Apollo : (a) Kulit buah berwarna kekuning-
kuningan dan daun yang menguning, (b) Rekahan pada kulit buah
melon, (c) Pengumpulan dan penimbangan buah melon di tempat pasca
panen.
26
Tabel 6 Data bobot (Kg) panen melon tabulampot periode Januari - Juli 2016
No GH Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Citra 1 73,40 105,50
2 Citra 2 275,10 27,85
3 Citra 3 132,00 111,92
4 Citra 4 334,33 272,68
5 Citra 5 243,00 116,65
6 Citra 6 445,00 49,867
7 GH 13 479,50 153,87
8 GH 14 268,67 170,96
9 GH 15 148,70 229,00
10 GH 16 60 373,00
11 Tirta 1 238,60 423,04
12 Tirta 2 222,10
13 Tirta 3 7,20 54,48
14 Tirta 6 46,79
Jumlah 1022,33 896,87 60 948,40 680,23 1455,37
-
Rata-rata 340,77 289,95 60 158,06 97,17 242,56
-
Pascapanen
karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan
(Margianasari et al. 2012). Selain di salurkan ke bursa buah, hasil panen melon juga
bisa di petik langsung oleh pengunjung Taman Buah Mekarsari (Gambar 19).
Gambar 18 Penyaluran hasil panen melon ke Bursa Buah Taman Buah Mekarsari :
(a) Melon Golden Apollo dijual di Bursa Buah, (b) Pembelian melon
yang dalam bentuk slices yang telah di potong-potong, (c) Suasana
pengunjung di Bursa Buah.
(a) (b)
(c)
Gambar 19 Pemetikan buah melon langsung oleh pengunjung : (a) Pemetikan buah
melon oleh pengunjung, (b) Kasir pembayaran di wisata petik buah
melon.
28
Simpulan
Budidaya melon secara tabulampot terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari
tahap pembenihan, pra-tanam, penanaman, panen dan pascapanen. Tahap
pembenihan meliputi pemilihan benih unggul,persiapan media semai, perlakuan
benih, penyemaian benih, transplanting dan pemeliharaan. Tahap pra-tanam
meliputi persiapan green house dan persiapan media tanam. Sedangkan tahap
pemeliharaan tanaman melon meliputi kegiatan penyiraman, pemupukan, pelilitan
batang, pewiwilam sulur dan tunas, penyerbukan bunga, pemilihan buah serta
pemangkasan pucuk atas. Budidaya melon untuk sekali panen membutuhkan waktu
2 sampai 2,50 bulan dari benih hingga menjadi tanaman melon dan menghasilkan
buah melon yang masak di pohonnya. Kegiatan-kegiatan budidaya melon secara
tabulampot tersebut sudah dibawah manajemen yang cukup baik, manajemen yang
baik menjadi salah satu faktor keberhasilan budidaya melon di Taman Buah
Mekarsari yang terbukti mampu memproduksi buah melon setiap tahunnya. Taman
Buah Mekarsari mampu membudidayakan beberapa varietas melon, salah satu
varietas yang paling banyak diminati yaitu varietas melon Golden. Beberapa
varietas melon Golden tersebut yaitu Golden Langkawi, Golden Apollo, dan Golden
Uranus. Diketahui bahwa penanaman melon optimal terjadi di awal tahun seperti
pada bulan Januari dan Februari. Budidaya biasanya dilakukan pada musim
kemarau dan varietas yang ditaman sesuai dengan permintaan pasar dan yang
memiliki harga jual tinggi. Hasil panen melon secara keseluruhan setiap tahunya
29
berasal dari gabungan hasil panen budidaya melon secara hidroponik dan juga
tentunya secara tabulampot.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ashari S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Pr.
[BPS] Badan Pusat Statistik.2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama
Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Buditjahjono, N.E. 2007. Menanam Melon di Lahan Sempit. Karunia. Surabaya.
Eviati, Sulaeman. Petunjuk Teknis Edisi 2 Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan
Pupuk. Bogor (ID) : Balai Penelitian Tanah .
Ghebretinsae AG, Thulin M, Barber JC. 2007. Relationships of cucumbers and
melons unraveled: Molecular phylogenetics of cucumis and related genera
(Benincaseae, Cucurbitaceae). American Journal of Botany 94 (7): 1256–
1266.
Isnaini. 2007. Evaluasi Karakteristik Hortikultura Hibrida Melon (Cucumis melo
L). Introduksi dan Hasil Rakitan Pusat Kajian Buah – Buahan Tropika
(PKBT). IPB. Bogor.
Margianasari AF, Kusumahastuti SW, Junaedi, Guntoro, Edwin AI. 2012.
Bertanam Melon Eksklusif dalam Pot. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Poincelot RP. 2004. Sustainable Horticulture : Today and Tomorrow.New Jersey.
Prentice Hall.
Pradanti AR. 2014. Kajian pengaruh variasi konsentrasi bahan pengisi dan suhu
udara pengeringan terhadap kualitas bubuk jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
hasil pengeringan dengan spray dryer [skripsi]. Yogyakarta (ID):
Universitas Gadjah Mada.
Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Rubatzky VE, Yamaguchi M. 1999. Sayuran Dunia 3 : Prinsip, Produksi, dan Gizi.
Herison C, penerjemah. Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari:
Principles, Production, and Nutritive Value.
Samadi, Budi. 2010. Melon Usahatani dan Pengembangan Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Setiadi. 1998. Bertanam Melon. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.
Sin GY, Jeong CS, Yoo KC. 1996. Effects of temperature, light intensity and fruit
setting position on sugar accumulation and fermentation in oriental melon.
J ournal Agric. Food Chem 44 (1): 210–216.
30
Sobir, dan Firmansyah, D, Siregar. 2010. Budidaya Melon Unggul. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Sobir, Willy dan Endang, Gunawan. 2009. Buku Praktis Budidaya Melon. Jakarta
(ID): Balai Pustaka.
Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Bandung (ID): Pustaka Grafika.
Sutopo, Lita. 1998. Teknologi Benih. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.
Tim Redaksi Trubus. 2000. Hasilkan Melon Kwalitas Tinggi dalam Bonus Jakarta.
Trubus, No. 372, November 2000/XXXI.
Tjahjadi, Nur. 1989. Bertanam Melon. Kanisius.Yogyakarta.
Tirtawinata MR. 1990. Tanaman Buah-Buahan dalam Pot : Terobosan Baru dalam
Produksi Buah-buahan Tropis. Prosiding Simposium dan Seminar Nasional
Hortikultura Indonesia, PERKORTI. Bogor.Hal 298-308.
Wardi. 2008. Pecantik Ruangan dengan Tanaman Buah. Jakarta (ID): PT Prima
Infosarana Media.
31
LAMPIRAN
Lampiran 1 Karakter kualitatif dan kuantitatif tiga varietas melon Golden pada
posisi buku bawah
Tanggal tanam : 1 Juni 2016
Tanggal Panen : 2 Agustus 2016
Tanggal Pengamatan : 2 Agustus 2016
Lokasi
No Perihal
GH Tirta 1B GH Tirta 2A
1 Type Golden Langkawi Golden Langkawi
2 Berat (kg) 1228 1419
3 Panjang (cm) 14,8 15
4 Lingkar Buah (cm) 40,6 44,2
5 Tekstur Kulit Halus Halus
6 Tebal Kulit (mm) 7,9 6,22
7 Warna Kulit (mm) Kuning Cerah Kuning Cerah
8 Tekstur Daging Renyah Renyah
9 Warna Daging Putih Susu Putih Susu
10 Tebal Dading (mm) 23,77 30, 84
11 Luas Rongga (mm) 66,29 67,17
12 Kadar Gula (Brix) 14,06 16,46
13 Aroma Sedang Kurang
14 Kadar Air Sedikit Sedikit
15 Rasa Manis Sangat manis
17 Jumlah Biji - 568 biji
32