You are on page 1of 47

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/315674702

Teknik Budidaya Melon (Cucumis melo .L)


secara Tabulampot di Kebun Buah Mekarsari,
Cileungsi , Jawa Barat

Technical Report · October 2016

CITATIONS READS

0 3,731

1 author:

Febie Leona Tiffany


Bogor Agricultural University
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Febie Leona Tiffany on 28 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TEKNIK BUDIDAYA MELON (Cucumis melo L) SECARA
TABULAMBPOT, DITAMAN BUAH MEKARSARI,
CILEUNGSI, JAWA BARAT

FEBIE LEONA TIFFANY

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
TEKNIK BUDIDAYA MELON (Cucumis melo L) SECARA
TABULAMBPOT, DITAMAN BUAH MEKARSARI,
CILEUNGSI, JAWA BARAT

FEBIE LEONA TIFFANY

Laporan Praktik Lapangan


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Judul Praktik Lapangan :Teknik Budidaya Melon (Cucumis melo L) secara
Tabulampot di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi,
Jawa Barat
Nama : Febie Leona Tiffany
NIM : G34130051

Disetujui oleh

Dr. Triadiati, M.Si Junaedi, SE


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana MSi


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala yang
telah memberikan rahmat, hidayah, dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan dan laporan praktik lapangan yang berjudul “Teknik
Budidaya Melon Secara Tabulampot Di Taman BuahMekarsari, Cileungsi, Jawa
Barat”. Kegiatan praktik lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2016 hingga
20 Agustus 2016 dengan hari kerja Senin sampai dengan Sabtu di Taman Buah
Mekarsari, Cileungsi Jawa Barat.
Selama kegiatan praktik lapangan berlangsung hingga laporan praktik
lapangan disusun, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Keluarga penulis, Bapak Yunizal, SE, Ibu Rinda Yanti, SE , Adik Fariz Leon
Rofie serta keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan
kepada penulis.
2. Ibu Dr. Triadiati, M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Junaedi, SE selaku
pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan selama
pelaksanaan dan penyusunan laporan kegiatan praktik lapangan ini.
3. Bapak Didi Suhendi selaku Staff produksi dan Bapak Yanto sebagai koordinator
Lapangan melon yang membimbing penulis selama di lapangan.
4. Bapak Naman, Bapak Guswandi, Bapak Ndin, Bapak Wandi selaku penanggung
jawab green house tabulampot melon yang telah banyak membantu dan
memberikan berbagai informasi terkait teknik budidaya melon secara
tabulampot. Serta kepada Pak Kamen dan Mas Agus sebagai penanggung jawab
rumah nutrisi yang telah memberikan berbagai informasi mengenai pembibitan
benih melon.
5. Karyawan serta staf Taman Buah Mekarsari
6. Rekan-rekan praktik lapangan pada komoditas melon: Margaretha Handayani
(Universitas Lampung), Praditya Gumilang (Universitas Brawijaya), Surya
(SMK Bawean Semarang), Maria krisanti (SMK Bawean Semarang) dan
Indriani (SMK N 1 Cibadak)atas bantuan, bimbingan, kebersamaan serta
dukungan yang telah di berikan selama ini.
7. Teman-teman seperjuangan Mila, Titi, Tikah, Manda, Sarah serta teman-teman
dari UNSYIAH dan UNILA. Dan tentunya juga kepada seluruh keluarga besar
Departemen Biologi FMIPA IPB atas dukungan yang telah diberikan selama
penulisan laporan praktik lapangan ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan laporan


praktik lapangan ini. Sehingga ,penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun.

Bogor, 20 Agustus 2016

Febie Leona Tiffany


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Praktik Lapangan 2
PROFIL PERUSAHAAN 2
Letak Geografis 2
Sejarah Singkat Taman Wisata Mekarsari 3
Filosofi Taman Wisata Mekarsari 4
Struktur Organisasi 5
Ketenagakerjaan 6
Jaminan Sosial Tenaga Kerja 6
Sarana dan Prasarana 6
Tingkat Kunjungan 7
TINJAUAN PUSTAKA 7
Definisi Melon 7
Klasifikasi Tanaman Melon 8
Morfologi Tanaman Melon 8
Syarat Tumbuh Melon 9
Tabulampot 9
Green House 10
METODOLOGI PELAKSASAAN 10
Tempat dan Waktu Pelaksanaan 10
Metode 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Pembenihan 11
Pemilihan Benih Unggul 11
Persiapan Media Semai 13
Perlakuan Benih 13
Penyemaian Benih 14
Transplanting 15
Pemeliharaan Bibit 16
Persiapan Greenhouse 16
Persiapan Media Tanam 17
Penanaman 18
Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman 19
Penyiraman 19
Pelilitan 19
Pengendalian Hama dan Penyakit 20
Pewiwilan 21
Peyerbukan Bunga 22
Pemilihan Buah 22
Pemangkasan pucuk atas (Topping) 23
Pemupukan 23
Penanganan Panen dan Pascapanen 24
Prospek dan Kendala Budidaya Melon Secara Tabulampot 28
SIMPULAN DAN SARAN 28
Simpulan 28
Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 35
DAFTAR TABEL

1 Pengembangan Areal pada PT Mekar Unggul Sari 3


2 Data semai dan tanam benih melon periode Juli 2016 11
3 Kriteria penilaian hasil analisis pH tanah 18
4 Pengukuran pH media tabulampot 18
5 Contoh manajemen pemupukan melon tabulampot periode tanam 8 Juli 2016 24
6 Data bobot (Kg) panen melon tabulampot periode Januari - Juli 2016 26

DAFTAR GAMBAR

1 Kemasan benih beberapa varietas melon 12


2 Persiapan media bibit 13
3 Perlakuan benih 14
4 Penyemaian benih 15
5 Transplanting menggunakan media rockwoll 15
6 Penyiraman larutan nutrisi dua kali sehari 16
7 Persiapan greenhouse 17
8 Penanaman tanaman melon dalam pot 18
9 Penyiraman dilakukan dua kali sehari 19
10 Pelilitan tanaman usia 12 HST 20
11 Pemeliharaan hama dan penyakit secara fisik atau mekanik 20
12 Pemeliharaan hama dan penyakit secara kimiawi 21
13 Pewiwilan atau pemangkasan sulur, tunas atau cabang 21
14 Penyerbukan dilakukan setelah memasuki fase generatif 22
15 Pemangkasan pucuk atas 23
16 Pemberian pupuk 24
17 Pemanenan melon Golden Apollo 25
18 Penyaluran hasil panen melon ke Bursa Buah Taman Buah Mekarsari 27
19 Pemetikan buah melon langsung oleh pengunjung 27
DAFTAR LAMPIRAN

1 Karakter kualitatif dan kuantitatif tiga varietas melon Golden pada posisi buku
bawah 31
2 Peta Areal Taman Buah Mekarsari 32
3 Gedung Bangunan Air Terjun (BAT) 33
4 Sarana transportasi Taman Buah Mekarsari 33
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah-buahan merupakan salah satu kelompok komoditas pertanian yang


penting di Indonesia. Permintaan domestik terhadap komoditas buah-buahan
terhitung cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan banyaknya buah-buahan impor yang
banyak di pasar modern maupun tradisional Indonesia. Buah merupakan sumber
penting dalam pemenuhan kebutuhan vitamin dan juga karbohidrat bagi tubuh.
Buah memiliki rasa yang unik dan juga mengandung kalori yang rendah. Buah tidak
memiliki efek samping yang buruk bagi tubuh, melainkan menyediakan kebutuhan
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin yang dikandung buah sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan energi serta mencegah berbagai macam penyakit
(Pradanti 2014). Salah satu jenis buah-buahan yang banyak digemari masyarakat
adalah melon.
Melon adalah salah satu jenis tanaman semusim yang termasuk ke dalam
family Cucurbitaceae. Buah melon di indonesia memiliki nilai atau harga yang
sangat tinggi di indonesia. Sehinga saat ini banyak sekali para petani mulai beralih
untuk membudidayakan buah melon ini. Selain itu melon merupakan komoditas
hortikultura yang sering dikonsumsi oleh masyarakat karena kesegaraannya dan
kandungan zat gizi yang dapat memenuhi kebutuhan masyakarat akan konsumsi
buah. Produksi panen buah melon mengalami penurunan di pasaran pada tahun
2010 dari tahun 2009 (BPS 2009), hal ini menjadi kendala dengan
ketidakseimbangan peminat buah melon di pasaran yang semakin tinggi. Sehingga
upaya untuk memenuhi kebutuhan melon terus dilakukan oleh beberapa petani
melon di Indonesia. Dan juga karena sempitnya ruang tanam kadang mempersulit
para petani melon untuk mengembangkan budidaya tanaman melon, sehingga perlu
cara yang tepat dalam membudidayakan buah melon ini, salah satunya yaitu
menanam tanaman melon di dalam pot.
Tanaman buah dalam pot atau disebut juga tabulampot merupakan salah satu
teknik budidaya melon yang populer dan diterapkan dalam skala komersial di
Taman Buah Mekarsari. Keuntungan berbudidaya melon secara tabulampot jika
ditinjau dari segi perawatan cukup mudah bila dibandingkan dengan tanaman
melon di lapangan terbuka, karena gulma (tanaman pengganggu) yang tumbuh
lebih sedikit dan mudah diberantas. Selain itu, pupuk dan air yang diberikan pada
tanaman lebih efisien karena tidak terjadi persaingan dengan akar tanaman lain
dalam penyerapan air dan unsur hara dari pupuk. Selain itu, hama dan penyakit
yang mengganggu lebih mudah dikendalikan karena dalam 1 pot hanya berisi 1-2
tanaman sehingga mudah terlihat jika terjadi serangan hama dan penyakit
(Margianasari et al. 2012).
Taman Buah Mekarsari yang menjadi salah satu pusat pelestarian
keanekaragaman hayati buah-buahan tropika terbesar di dunia, khususnya jenis
buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia telah berhasil
membudidayakan tanaman melon dalam pot atau popular dengan sebutan
tabulampot dan budidaya melon secara hidroponik pada area perkebunan modern
yakni dalam area green house. Selain menjadi area budidaya, area green house
melon Taman Buah Mekarsari juga dijadikan area kegiatan paket wahana wisata
2

Green Land Tour dengan mengajak pengunjungnya untuk langsung memetik


sendiri buah melon yang telah siap panen.

Tujuan Praktik Lapangan

Tujuan pelaksanaan kegiatan praktik lapangan di Taman Buah Mekarsari (PT.


Mekar Unggul Sari) adalah dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman kerja ,mengenalkan kepada
mahasiswa kondisi, persyaratan, dan tuntutan di lingkungan profesi, memberikan
pengalaman magang kerja kepada mahasiswa, mengetahui dan mempelajari teknik
pembudidayaan dan pemeliharaan melon secara tabulampot. Serta dapat
mengetahui dan mempelajari sistem manajemen dalam budidaya melon secara
tabulampot di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Jawa Barat.
Praktik Lapangan yang di laksanakan di Taman buah Mekarsari diharapkan
dapat memberikan beberapa manfaat yaitu manfaat untuk penulis, perusahaan dan
universitas. Manfaat untuk penulis yaitu mendapatkan informasi dan belajar teknik
serta manajemen budidaya melon secara tabulampot. Manfaat untuk perusahaan
adalah terjalinnya kerjasama antara dunia industri/perusahaan dan laporan dari
praktek lapangan ini dapat dijadikan referensi dan bahan perbaikan dalam
mengatasi permasalahan yang terjadi di perusahaan, serta perusahaan mendapatkan
bantuan tenaga dari mahasiswa yang melekukan praktik lapangan. Sedangkan
manfaat untuk universitas adalah terjalinnya kerjasama bilateral antara universitas
dengan perusahaan, universitas dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman praktik lapangan dan universitas akan dikenal di dunia industri.

PROFIL PERUSAHAAN

Letak Geografis

Taman Wisata Mekarsari yang dikelola PT Mekar Unggul Sari terletak di


Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, meliputi Desa Mekarsari, Desa Dayeuh,
Desa Mampir dan Desa Cileungsi Kidul. Letak Geografis Taman Wisata Mekarsari
adalah 06° - 35° LS dan 52° - 106° BT dengan kemiringan lahan 0 – 8 % serta
ketinggian tempat ± 70 mdpl. Menurut Schmidt dan Ferguson tipe iklim di Taman
Wisata Mekarsari termasuk tipe iklim A dengan curah hujan 2000 – 4000 mm/th,
suhu rata – rata 25, 0° C dengan kelembapan relatif 80 – 90 %. Jenis tanah di TWM
adalah jenis tanah latosol yang cocok untuk perkebunan karet dengan warna tanah
coklat sampai kemerahan, tekstur tanah sedang sampai dengan berat, struktur tanah
remah sampai dengan gembur, dengan infiltrasi air lambat sampai dengan tinggi,
kandungan bahan organik kurang dari 2 % dengan pH tanah 4,5 – 6,0.
Taman Wisata Mekarsari memiliki lahan seluas 264 Ha yang merupakan
lahan bekas perkebunan karet. Pembagian lahan di Taman Wisata Mekarsari adalah
88 Ha di pakai sebagai kebun buah yang terdiri atas 5 blok yaitu Blok A – Blok E,
lansekap 20 Ha, danau 27,5 Ha, areal pengembangan 99 Ha, penggunaan lahan
secara lebih lengkap dapat dilihat pada (Tabel 1). Sebagai salah satu obyek wisata
3

agro, Taman Wisata Mekarsari mudah dijangkau karena letaknya yang strategis
yaitu di Jl. Raya Cileungsi – Jonggol km 3 yang berjarak 45 km dari kota Bogor,
30 km dari Jakarta dan 20 km dari Bekasi.

Tabel 1 Pengembangan Areal pada PT Mekar Unggul Sari


N Penggunaan Luas (Ha)
1 Kebun Buah 88
2 Landscape 20
3 Green House 2
4 Kebun sayur dan Buah 10
5 Kebun Bibit/Nursery 10
6 Danau Cipicung 27.5
7 Bangunan dan Jalan 20
8 Areal pengembangan 86.5
Jumlah 264
Sumber : PT Mekar Unggul Sari (2006)

Sejarah Singkat Taman Wisata Mekarsari

Taman Wisata Mekarsari pada awal berdirinya bernama Taman Buah


Mekarsari, dimana areal lahannya merupakan lahan perkebunan karet milik PTP IX
yang sudah tidak produktif. Gagasan pembangunan Taman Wisata Mekarsari
berasal dari Almarhumah Ibu Tien Soeharto yang berkeinginan untuk membangun
sebuah tempat koleksi dan pelestarian plasma nutfah tropis khas Indonesia sebagai
wahana penelitian, budidaya dan wisata. Perancangan dan pembangunan Taman
Wisata Mekarsari dilakukan oleh perusahaan swasta yaitu PT EXOTICA dan
pembangunan dilaksanakan pada tahun 1990. Proses pembngunan secara
keseluruhan terdiri atas 4 tahap yaitu :
1. Pembangunan tahap I : meliputi sarana penunjang yaitu pekerjaan persiapan
sarana penunjang (pintu gerbang dan pemagaran, jalan, jembatan, saluran
air, pos penjaga, menara pengawas, bangunan rumah plastik, gedung air
terjun, kolam air mancur, pembuatan pintu air danau), pekerjaan penanaman
(kebun buah produksi, buah langka, kebun sayur, kebun bibit dan
hidroponik), pekerjaan instalasi listrik dan mengerjakan instalasi air.
2. Pembangunan tahap II : berupa pekerjaan pendahuluan, parkir, plaza dan
gedung pengelola, pembangunan shelter, toilet umum, pembuatan pagar
depan (gerbang Candi Bentar), pembuatan menara pandang.
3. Pembangunan tahap III : meliputi pembangunan laboratorium,
pembangunan gudang (pasca panen, pupuk dan alat), pembangunan pool
kendaraan dan bengkel.
4. Pembangunan tahap IV : dalam bentuk pekerjaan pembangunan hotel, ruang
konfrensi dan landscape di sekitar danau.

Proyek ini merupakan partisipasi aktif Yayasan Purna Bhakti Pertiwi dalam
rangka pengembangan bidang pertanian dan pariwisata. Tujuan khusus proyek ini
antara lain :
4

a. Menciptakan kebun hortikultura yang terdiri dari kebun buah-buahan,


sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias yang berfungsi sebagai kebun
produksi, koleksi dan plasma nutfah.
b. Memberikan alternatif obyek wisata baru, baik bagi wisatawan asing
maupun domestik.
c. Sebagai taman rekreasi hortikultura yang dapat dikembangkan menjadi
pusat studi hortikultura bagi tanaman buah-buahan dan sayuran dataran
rendah.
d. Menciptakan lapangan kerja baru dilingkungan Kecamatan Cileungsi.
e. Memanfaatkan secara maksimal segenap potensi yang mencakup asas
pertimbangan keselarasan lingkungan tetap terjaga.
f. Secara ekonomi diharapkan proyek ini dapat mendatangkan keuntungan.
Secara umum tujuan pembangunan Taman Wisata Mekarsari adalah sebagai
pusat pendidikan dan pengembangan hortikultura meliputi tanaman buah-
buahan, sayuran serta tanaman hias sebagai alternatif untuk tempat pariwisata
baik wisatawan domestik maupun mancanegara, sebagai tempat koleksi
tanaman buah khususnya buah-buahan khas Indonesiua dan diharapkan mampu
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar Taman Wisata
Mekarsari.
Peresmian Taman Wisata Mekarsari bertepatan dengan hari pangan sedunia
yang ke XVI yaitu pada tanggal 14 Oktober 1995 yang menandai kebangkitan
buah-buahan Indonesia. Pengelolaan Taman Wisata Mekarsari diserahkan pada
PT Mekar Unggul Sari yang didirikan pada tanggal 14 April 1995 dan
beroperasi penuh pada 1 Januari 1995. Tanggal 14 Oktober 2004 bertepatan
dengan ulang tahun Taman Buah Mekarsari yang ke-9, Taman Buah mekarsari
berganti nama menjadi Taman Wisata Mekarsari dan tetap memfokuskan ciri
pada pertama kali berdiri yaitu dibidang wisata khususnya wisata agro yang
mempunyai tagline Taman Wisata Mekarsari “Berwisata Di Tengah Kebun
Buah”.

Filosofi Taman Wisata Mekarsari

Dalam perencanaan kebun buah Taman Wisata Mekarsari dipilih pola daun
lamtoro sebagai tema utama, karena tanaman tersebut merupakan simbol
tanaman yang serba guna, sebagai pelestari lingkungan hidup dan pemenuhan
kebutuhan jasmani maupun rohaniah. Keunikan dan manfaatnya antara lain
daun, buah dan bunganya dapat dijadikan sebagai pakan ternak, sebagai pakan
ternak dapat mempercepat pertumbuhan dan penggemukan hewan ternak,
sebagai tanaman pelindung tajuknya melindungi tanaman lain dari terik
matahari dan hujan. Sistem perakarannya dapat mencegah erosi dan tanah
longsor, sebagai tanaman penghijauan di desa dan di kota dapat berfungsi
mengurangi polusi udara sehinga lingkungan menjadi lebih hijau dan nyaman.
Tanaman ini tahan terhadap hama dan penyakit tumbuhan, tahan terhadap
genangan singkat, kekeringan, angin, api, salinitas sebagai tanaman pupuk
hijau, akarnya dapat menggemburkan tanah, mampu mengikat zat nitrogen
bebas dan daunnya yang gugur bisa dijadikan humus untuk menyuburkan tanah.
Taman Wisata Mekarsari mempunyai logo yang berbentuk buah manggis,
5

pemilihan manggis menjadi logo dikarenakan mangis merupakan buah yang


jujur, jumlah isinya dapat diketahui dari bagia sepal yang ada dibagian luar
buah manggis.

Struktur Organisasi

PT Mekar Unggul Sari selaku pengelola Taman Wisata Mekarsari dipimpin


oleh seorang Direktur Utama di bantu oleh seorang General Manager yang bertugas
memimpin operasional harian perusahaan, bertanggung jawab atas jalannya roda
perusahaan, memberikan pertimbangan atas kinerja perusahaan serta mengontrol
dan mengevaluasi hasil perencanaan perusahaan. General Manager dibantu oleh
Marketing dan Public Relation serta sekretaris. General Manager juga dibantu oleh
seorang penasehat atau pengawas yaitu Advisor, selain itu General Manager juga
dibantu oleh Legal yang bertugas memberikan bantuan atau masukan tentang
masalah hukum. General manajer membawahi 4 divisi, yaitu : Divisi Komersil,
Divisi Operasional, Divisi Akutansi dan Keuangan, dan Divisi Riset dan
Pengembangan. Mekanisme kerja masing-masing Divisi adalah sebagai berikut :
Divisi Komersil
Berperan dalam pengembangan usaha PT Mekar Unggul Sari yang meliputi
pengembangan bidang usaha wisata (bertanggung jawab atas jalannya
pengembangan kemajuan wisata agro di Taman Wisata Mekarsari.), pengembangan
usaha agro (bertanggung jawab atas perkembangan Taman Wisata Mekarsari dalam
bidang agronomi) dan pengembangan usaha khusus (bertanggung jawab atas
proyek-proyek khusus yang telah diprogramkan oleh perusahaan termasuk SPBU).
Divisi Operasional, membawahi 3 bagian :
a) Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Hubungan Industrial (HI).
Bertanggung jawab terhadap kinerja seluruh karyawan dan staf serta dalam
bidang perekrutan karyawan baru, keamanan dan HI, kebijakan dan
administrasi personalia yang ada di Taman Wisata Mekarsari.
b) Bagian Sarana dan Perlengkapan.
Berperan dalam pengadaan dan pembangunan sarana dan prasarana yang
dibutuhakan oleh perusahaan.
c) Bagian Umum.
Bertugas mengurusi semua sarana dan prasarana dalam memenuhi sahaan
seperti : transportasi karyawan, pengadaan logistik dan rumah tangga.
Divisi Akutansi dan Keuangan
Berperan dalam menjalankan manajemen keuangan PT Mekar Unggul Sari.
Bagian akutansi terbatas hanya pada proses pembukuan serta bagian Keuangan
bertugas/ berwenang untuk mengeluarkan arus kas maupun penerimaan.
Divisi Riset dan Pengembangan.
Bertanggunmg jawab terhadap kegiatan penelitian, produksi, pemeliharaan,
dan koleksi kebun bibit tanaman. Dalam menjalankan tugasnya kepala divisi
dibantu oleh staf ahli yang bertugas untuk mencari penghetahuan atau teknik baru
yang berkembang saat ini dan selanjutnya diserahkan kepada bagian penelitian
untuk ditindak lanjuti.
Divisi riset dan pengembangan membawahi tiga bagian yaitu :
a) Bagian Pusat Pengelolaan Data Elektronik dan Pusat Informasi.
6

Membawahi seksi data elektrik tugasnya mengurusi data – data PT Mekar


Unggul Sari dengan akses komputerisasi dan seksi distribusi informasi yang
tugasnya menyampaikan segala informasi tentang PT Mekar Unggul Sari
ke masyarakat maupun karyawan melalui internet.
b) Bagian Penelitian dan Diklat
Membawahi seksi pemuliaan tanaman, Seksi kebun induk dan laboratorium,
serta seksi diklat dan kerjasama.
c) Bagian Kebun Buah dan Produksi
Membawahi seksi pembibitan dan hidroponik, seksi kebun koleksi dan seksi
kebun komersil.

Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja di PT. Mekar Unggul Sari terdiri dari 200 orang yang
terdiri dari karyawan pimpinan, staf, karyawan bulanan, karyawan harian dan
honorer. Jam kerja untuk karyawan baik untuk pimpinan maupun karyawan
lainnya adalah 40 jam per minggu. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Pimpinan dan staf : hari kerja senin sampai jumat dengan jam kerja mulai
pukul 08.00 Wib – 17.00 WIB, dan jam istirahat jam 12.00 WIB – 13.00
WIB.
b. Karyawan bulanan dan harian : hari kerja senin sampai sabtu dengan jam
kerja mulai pukul 08.00 Wib – 17.00 WIB, dan jam istirahat jam 11.00 WIB
– 13.00 WIB (senin – kamis) dan jam 13.00 WIB – 14.00 WIB (Jumat dan
Sabtu).

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

PT Mekar Unggul Sari memberikan beberapa jaminan kerja bagi para


karyawan yaitu :
1. Sarana kesehatan berupa klinik perusahaan yang dibuka setiap hari
termasuk hari minngu dan hari libur besar lainnya. Untuk tenaga medis
disediakan dokter dan dibantu oleh seorang mantri.
2. Jaminan sosial kecelakaan dan tunjangan hari tua.
3. Asuransi kesehatan
4. THR (Tunjangan hari raya)
5. Uang lembur bagi karyawan bulanan dan harian.

Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan wisata, prasarana dan fasilitas yang dapat


dinikmati oleh pengunjung di Taman Wisata Mekarsari adalah :
1. Kebun koleksi tanaman buah yang mempunyai luas area 88 ha yang terbagi
dalam 5 blok yaitu blok A – blok E. Kebun koleksi ini dibangun dengan
teknologi dan penataan landscape yang menarik, ditanami dengan aneka
koleksi tanaman buah baik lokal maupun introduksi dari luar negri. hari
7

kerja senin sampai jumat dengan jam kerja mulai pukul 08.00 Wib – 17.00
WIB, dan jam istirahat jam 12.00 WIB – 13.00 WIB.
2. Kawasan danau Cipicung, danau alami yang memiliki luas lahan 27,5 ha.

Tingkat Kunjungan

Tingkat kunjungan pengunjung yang mengunjungi Taman Wisata


Mekarsari relatif fluktuatif. Seperti halnya objek-objek wisata lainnya, tingkat
kunjungan pengunjung sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman. Faktor
yang pertama adalah liburan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari besarnya tingkat
kunjungan pada bulan-bulan dimana terjadi liburan sekolah seperti bulan juni dan
juli. Faktor kedua yang menentukan adalah hari besar agama dan libur nasional.
Pada hari-hari besar nasional seperti Hari Raya Idul Fitri, hari natal dan tahun baru
masehi terjadi peningkatan jumlah pengunjung yang mengunjungi Taman Wisata
Mekarsari di bandingkan dengan hari-hari lain.
Faktor eksternal lain yang mempengaruhi adalah faktor keamanan dan
ekonomi. Ketika krisis ekonomi dan keamanan melanda Indonesia pada tahun 1998,
jumlah pengunjung Taman Wisata Mekarsari menurun drastis dan dampak dari
faktor keamanan dan ekonomi cukup besar. Kenaikan jumlah pengunjung terjadi
sejak awal tahun 2005, hal ini dikarenakan terjadi pergantian manajemen yang
berfokus kerja pada Business Plan.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Melon

Tanaman melon termasuk tanaman semusim yang tumbuh merambat,


mempunyai akar tunggang, batang tanaman berwarna hijau muda, pembungaan
melon dapat dengan cara monoecious, dengan bunga jantan terbentuk pada ketiak
daun, sedangkan bunga hermafrodit tumbuh pada cabang lateral. Daun melon
berbentuk agak bundar, bulat telur atau berbentuk ginjal, lebar sekitar 8-15 cm, dan
bersudut-sudut atau memiliki lima hingga tujuh lekuk dangkal (Rubatzky dan
Yamaguchi 1999). Tangkai daun panjang, hampir seukuran batang tanaman, daun
tersusun berselang-seling menempel di ruas-ruas batang, di setiap ketiak daun akan
tumbuh sulur-sulur yang akan membantu tanaman untuk merambat.
Pembentukan buah pada sebagian besar spesies tanaman disebabkan oleh
penyerbukan oleh serangga salah satunya yaitu lebah penyerbuk dan dibantu oleh
manusia. Ukuran, bentuk, dan kekerasan kulit buah sangat beragam pada berbagai
tipe dan kultivar melon dengan bentuk buah bulat atau bulat telur lonjong. Daging
buah melon yang sebenarnya adalah dinding bakal buah memiliki beragam
ketebalan, warna, dan teksturnya, warna dagingnya berupa warna putih, hijau,
merah jambu, atau jingga. Melon memiliki teknik budidaya seperti sayuran, namun
pada klasifikasi botani melon tergolong dalam komoditi buah-buahan (Poincelot
2004). Buah ini memiliki kekerabatan dengan semangka, blewah, mentimun, dan
8

waluh, yang tergolong ke dalam famili Cucurbitaceae dan genus Cucumis


(Ghebretinsae et al. 2007).

Klasifikasi Tanaman Melon

Menurut Soedarya (2010) tanaman melon termasuk dalam kelas tanaman biji
berkeping dua. Tanaman melon diklasifikasikan dalam :
Kingdom : Plantae,
Subkingdom : Tracheobionta,
Superdivisio : Spermatophyta,
Divisio : Magnoliophyta/Spermatophyta,
Subdivisi : Angiospermae,
Kelas : Magnoliopsida/Dicotyledoneae,
Subkelas : Dilleniidae,
Ordo : Violales,
Familia : Cucurbitaceae,
Genus : Cucumis,
Spesies : Cucumis melo L.

Morfologi Tanaman Melon

Menurut Soedarya (2010), morfologi tanaman melon sebagai berikut :


1. Akar
Tanaman melon termasuk tanaman semusim yang tumbuh merambat,
tanaman melon mempunyai akar tunggang yang dipenuhi akar-akar serabut
pada ujungnya. Akar tanaman melon menyebar namu dangkal. Akar-akar
cabang dan rambut-rambut akar banyak terdapat di permukaan tanah
semakin ke dalam akar-akar tersebut semakin berkurang. Tanaman melon
membentuk ujung akar yang menembus kedalam tanah sedalam 45-90 cm.
Akar horizontal cepat berkembang didalam tanah, menyebar dengan
kedalaman 20-30 cm.
2. Batang
Menurut Soedarya (2010), tanaman melon yang tumbuh liar biasanya
memiliki percabangan yang sangat banyak. Batang tanaman berwarna hijau
muda, berbentuk segi lima, berbulu, dan memiliki ruas-ruas sebagai tempat
munculnya tunas dan daun. Namun, untuk tanaman yang dibudidayakan
jumlah batangnya dibatasi. Jumlah batang yang terlalu banyak akan
mengurangi kuantitas buah yang dihasilkan.
3. Daun
Tanaman melon termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat
menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin.
Tanaman melon memiliki bentuk daun agak bulat, bersudut lima buah
dengan bagian tepi daun tidak rata (bergerigi). Ukuran daun memiliki
diameter 10-16 cm, bagian permukaan daun berbulu. Susunan daun
berselang-seling dan tumbuh sulur pada setiap ketiak daun yang berfungsi
9

sebagai alat untuk menjalar. Daun memiliki tangkai yang panjangnya


sekitar 10-17 cm ( Rukmana 1994).
4. Bunga
Bunga melon berbentuk seperti lonceng dan berwarna kuning. Bunga ini
muncul disetiap ketiak daun.Umumnya, bunga melon kelamin jantan dan
betina tidak dalam satu bunga. Bunga betina biasanya terletak diketiak daun
pertama dan kedua dalam setiap ruas percabangan. Sementara itu,
bunga jantan terbentuk secara berkelompok dan terdapat di setiap ketiak
daun. Menurut Sobir dan Firmansyah (2010), bunga jantan muncul
berkelompok pada ketiak daun, sedangkan bunga betina muncul pada ruas
pertama dari setiap cabang lateral. Lebah madu dan serangga berperan
dalam penyerbukan bunga karena serbuk sari yang dihasilkan bunga melon
terlalu berat untuk diterbangkan oleh angin.
5. Buah
Buah melon sangat bervariasi, baik bentuk, warna kulit, warna daging buah
maupun berat atau bobotnya. Bentuk buah melon antara bulat, bulat oval sampai
lonjong atau selindris. Warna kulit buah antara putih susu, putih krem, hijau krem,
hijau kekuning-kuningan, hijau muda, kuning, kuning muda, kuning jingga hingga
kombinasi dari warna lainnya. Bahkan ada yang bergaris-garis, totol-totol, dan juga
struktur kulit antara berjala (berjaring), semi berjala hingga tipis dan halus
(Rukmana 1994).
Syarat Tumbuh Melon

Tanaman melon dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik. Melon dapat
tumbuh pada ketinggian 300-1000 meter diatas permukaan laut dan dengan suhu
antara 25-30 °C. Tanaman ini memerlukan sinar matahari penuh, sehingga tidak
cocok ditanam pada daerah lembab dan ternaung (Ashari 2006). Melon
memerlukan tanah dengan tingkat drainase baik, sehingga menghasilkan melon
lebih produktif (Rubatzky dan Yamaguchi 1999), ketersediaan air yang konstan
sangat diperlukan melon untuk pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah
(Poincelot 2004). Persemaian melon memerlukan tanah atau media semai dengan
suhu 23.9- 35.0 °C, untuk menunjang perkecambahan benih harus tertutup media
semai dengan ketebalan 0.5-1.5 inchi (Poincelot 2004).

Tabulampot

Tabulampot merupakan akronim dari tanaman buah di dalam pot, menurut


Tirtawinata (1990) ciri-ciri tanaman yang mudah berbuah di dalam pot yaitu
tanaman semak/perdu dengan tajuk tidak terlalu besar, pertumbuhan relatif cepat,
mudah dirangsang berbuah dengan perlakuan tertentu, dapat berbuah sepanjang
tahun, buah terdapat di dahan kecil atau di ujung ranting dan buahnya berukuran
kecil. Tabulampot memiliki beberapa keunggulan diantaranya dapat ditanam di
lahan sempit, sebagai penghias taman atau ruangan, mudah dipindahkan, mudah
10

direkayasa dilingkungan dilingkungan mikroklimat, dan mudah dipetik buahnya


karena tidak terlalu tinggi (Wardi 2008).

Green House

Rumah kaca (green house) merupakan komponen yang penting untuk melakukan
budidaya tanaman dengan teknologi modern. Green house menyediakan lingkungan
yang optimum untuk produksi tanaman hortikultura sehingga dapat menghasilkan
keuntungan maksimum. Budidaya tanaman dengan teknik tabulampot juga dapat
dilakukan dalam green house karena tingkat radiasi matahari, suhu, kelembapan,
banyaknya nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat diberikan secara terkontrol.
Secara umum desain rumah kaca atau green house ini dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu rumah kaca terpisah (detached greenhouse) dan rumah kaca terhubung
(connected greenhouse) (Boodley 1998). Budidaya tanaman intensif dalam rumah kaca,
hendaknya desain rumah kaca disesuaikan dengan ekologi negara tempat tanaman
tersebut dibudidayakan (Emekli et al. 2010).

METODOLOGI PELAKSASAAN

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktik lapangan ini dilaksanakan di Taman Buah Mekarsari dengan topik


budidayamelon secara tabulampot.Taman Buah Mekarsari berlokasi di kecamatan
Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan praktik
lapangan dilakukan pada masa libur akademik alih semester 6-7 selama 200 jam
kerja dimulai dari tanggal 18 Juli hingga 20 Agustus 2016. Jumlah jam kerja 9 jam
per hari, dimulai dari pukul 08.00-17.00 WIB dengan rician 7 jam kerja efektif di
hari senin sampai dengan hari senin sampai dengan kamis dan 6 jam kerja efeketif
pada hari Sabtu dan hari Minggu yang dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB.

Metode

Metode yang digunakan dalam praktik lapangan ini adalah pengamatan di


lapangan , melakukan wawancara dengan pihak terkait, kerja mandiri atau kerja
terbimbing, pengumpulan data dan studi pustaka.
1. Pengamatan lapangan
Pengamatan langsung dilakukan terhadap rangkaian proses budidaya melon
seara tabulampot.
2. Wawancara dengan pihak terkait
Wawancara dilakukan untuk klarifikasi terhadap berbagai permasalahan yang
dihadapi di lapangan. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait
langsung dan berdasarkan bimbingan dari pembimbing lapangan.
3. Kerja mandiri atau kerja terbimbing
Berpartisipasi dan ikut serta secara langsung dengan membantu kegiatan
budidaya melon secara tabulampot yang dilakukan saat di lapangan.
11

4. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh pembuktian dan alasan-alasan
ilmiah dalam melakukan analisis terhadap berbagai macam permasalahan yang
dihadapi di lapangan. Selain itu, studi pustaka juga dilakukan melalui proses
pengumpulan data dalam proses kerja mandiri yang dilaksanakan selama
praktik lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik Budidaya Melon secara Tabulampot di Taman Buah Mekarsari

Pembenihan

Pemilihan Benih Unggul

Benih yang unggul menjadi kunci keberhasilan produksi melon setiap masa
panen berlangsung. Untuk menentukan benih yang baik, digunakan benih asli yaitu
benih F1 hibrid. Benih yang digunakan di mekarsari berasal dari lima varietas
melon yang terdiri dari melon Golden Apollo,Golden Langkawi, Golden Uranus,
Glamour dan RND yang dibudidayakan baik secara tabulampot maupun hidroponik.
Benih Golden Apollo dan Golden Langkawi berasal dari PT. Known You Seed,
benih Glamour berasal dari PT. Sakata Seed Corporation, benih Uranus berasal dari
PT. East West Seed Indonesia, sedangkan benih melon RND (Research And
Development) merupakan hasil pemuliaan dan penelitian dari bidang Riset di
Taman Buah Mekarsari.
Tahap awal persiapan benih adalah dengan menghitung benih yang akan
ditanam dalam satu greenhouse (GH).Untuk satu GH tabulampot ditanam 500
tanaman, sedangkan untuk satu GH hirdoponik dibutuhkan 625 tanaman.
Kebutuhan jumlah benih yang akan ditanam berubungan dengan daya
perkecambahan benihnya. Setiap varietas melon memiliki daya perkecambahan
yang berbeda-beda. Kebutuhan benih dapat diketahui dengan menghitung populasi
tanaman dengan dengan daya kecambah benih ditambahkan dengan 10 % (untuk
penyulaman). Data persemaian dan penanaman melon ditunjukan (Tabel 2)
dibawah ini :
Tabel 2 Data semai dan tanam benih melon periode Juli 2016
Semai Tanam GH
Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah
04-07-16 URN=859 13-07-16 URN=625 1
11-07-16 URN=740 20-07-16 URN=560 8
APL= 100 APL = 48
18-07-16 URN=676 27-07-16 URN=490 2
APL=110 APL= 118
25-07-16 URN= 666 03-08-16 URN=492 9
APL= 155 APL= 116
Keterangan : URN = Uranus
APL = Apolo
12

Contoh perhitungan daya perkecambahan benih untuk menentukan jumlah benih


yang disemai:
(pada semai tanggal 04-07-16)

Kebutuhan benih = Daya kecambah jenis Uranus x Populasi tanaman + 10 %


= 80 % x ..?... = 625 benih (untuk 1 GH Hidroponik)
= 80/ 100 x .....?...... = 625 benih
=625 x 100/ 80 = 781,25 (dibulatkan menjadi 781 benih)
Sehingga ,
ditambahkan 10% dari 781 = 78,1 (di bulatkan menjadi 78 benih)
= 781 + 78 = 859 benih (Total benih yang disemai)

Berdasarkan (Tabel 3) dan contoh perhitungan di atas dapat diketahui bahwa


untuk mendapatkan 625 tanaman melon pada GH 1 dibutuhkan 859 benih yang
harus disemai dengan daya perkecambahan benih Golden Uranus sebesar 80 %.
Daya perkecambahan benih paling tinggi berdasarkan keterangan pada kemasan
adalah Glamour dengan 98%. Sedangkan untuk jenis Golden Apolo dan Golden
Langkawi adalah 90 % dan jenis Golden uranus adalah 80 % (Gambar 1).
Kemampuan perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor
genetik, antara satu varietas dengan varietas lain yang secara genetis memiliki daya
kecambah yang tidak sama. Selain itu kondisi benih yang masih lemah
menyebabkan tingkat kerusakan yang tinggi pada benih. Tindakan budidaya yang
tidak memperhatikan jarak tanam benih mempengaruhi terhambatnya pertumbuhan
benih. Selain itu, benih yang baik adalah benih yang berasal dari benih melon yang
sehat, daya tumbuhnya cepat, serta menghasilkan buah yang berkualitas tinggi. Ciri
benih yang baik adalah memiliki bulir penuh dengan penampilan benih yang mulus,
sehat, tidak terdapat bercak-bercak dan tidak terlihat mengkerut (Margianasari et al.
2012).

(a) (b) (c) (d)

Gambar 1 Kemasan benih beberapa varietas melon (a) Golden uranus, (b) Golden
Apollo, (c) Golden Langkawi , (d) Glamour.
13

Persiapan Media Semai

Media perkecambahan merupakan faktor eksternal yang dapat


mempengaruhi perkecambahan benih. Media semai dapat dibuat dengan berbagai
variasi. Salah satu media penyemaian benih melon adalah media cocopeat dengan
arang sekam yang memiliki perbandingan 1:1. Media cocopeat adalah media
penyemaian dengan komposisi serabut kelapa yang dihaluskan. Bahan media
cocopeat digunakan karena sifat porositasnya dan tidak cepat membusuk serta
memberikan hasil yang terbaik terhadap daya berkecambah dan kecepatan
berkecambah, sedangkan arang sekam memiliki kemampuan aerasi yang baik untuk
pertumbuhan benih (Margianasari et al. 2012). Pembuatan media pembenihan
diawali dengan mencampurkan media cocopeat dan arang sekam. Selanjutnya
dilakukan perendaman media yang telah dicampurkan selama 24 jam, perendaman
dimaksudkan untuk menjaga kelembapan media, sehingga viabilitas
perkecambahan benih dapat dipertahankan. Kemudian media semai tersebut
disaring dan diperas menggunakan tangan agar mengurangi kandungan airnya.
Selanjutnya media disiapkan pada bak semai dan segala alat yang digunakan untuk
persiapan media semai (Gambar 2).

Gambar 2 Persiapan media bibit

Perlakuan Benih

Perlakuan benih melon untuk tumbuh menjadi bibit melon yang baik harus
melalui perlakuan perendaman dan pemeraman benih. Perendaman benih
menggunakan larutan Atonik dengan konsentrasi 2 ml/L selama 4-6 jam. Larutan
Atonik merupakan larutan organics bio stimulants consentrate yang berfungsi
merangsang perkecambahan dan membantu pertumbuhan tanaman pada masa awal
penanaman. Selanjutnya dilakukan pemeraman benih yang bertujuan agar benih
segera berkecambah, sehingga mencegah dormansi benih. Pemeraman dilakukan
pada lipatan handuk atau koran basah pada suhu ruang, yaitu 25-30 °C (Gambar 2).
Pemeraman dilakukan cukup singkat, karena melon mempunyai rata-rata daya
kecambah 90 %. Pemeraman dilakukan kurang lebih hanya 24 jam, benih yang telah
14

muncul calon akar atau radikula (1-3 mm) selanjutnya disemai dalam media
campuran cocopeat dan arang sekam (Prajnanta 2007).

(a) (b)

Gambar 3 Perlakuan benih (a) Perendaman benih menggunakan larutan atonik


2ml/L, (b) Pemeraman benih dibawah lipatan koran

Penyemaian Benih

Proses penyemaian benih dilakukan pada media campuran cocopeat dan


arang sekam dengan perbandingan 1 :1 pada bak semai berukuran 30 cm x 40 cm.
Benih disemai dengan posisi radikula (calon akar) tumbuh menghadap ke bawah
dengan mengatur jarak antara benih lainnya yang disemai, agar akar tidak saling
melilit yang dapat menghambat pertumbuhan benih. Jarak antar benih yang satu
dan lainnya secara vertikal adalah 1 cm, sedangkan jarak antar kolomnya secara
horizontal 2 cm, sehingga dalam bak semai berukuran 30 cm x 40 cm tersebut akan
terdapat 10 kolom dan 30 baris dengan total maksimal benih yang dapat disemai
300 benih per bak semainya (Gambar 4). Benih yang sudah disemai harus
dipelihara dengan baik, sehingga menjadi calon bibit yang berkualitas. Penyiraman
benih dilakuan dengan menyemprot air menggunakan hand sprayer agar kondisi
benih tetap lembap. Benih yang telah disemai, disimpan dalam ruang pembenihan,
sekitar 3 - 4 hari setelah semai, bibit tumbuh dengan kotiledon yang membuka.
Selanjutnya benih yang menjadi tanaman muda dipindahkan ke media rockwool,
perlakuan ini disebut transplanting.

(a) (c)
15

(b) (d)

Gambar 4 Penyemaian benih (a) pembuatan lajur 10 kolom dan 30 baris, (b) proses
penyemaian 300 benih, (c) penyimpanan benih di rumah pembibitan (d)
penyemprotan air pada benih yang telah ditutupi koran menggunakan
hand sprayer

Transplanting

Transplanting dilakukan ketika bibit yang telah disemai berumur 3-4 hari.
Media transplanting yang digunakan adalah Rockwoll. Media rockwoll terbuat dari
batu apung yang telah dipanaskan hingga suhu mencapai ± 2000°C. Selain media
Rockwoll, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses transplanting adalah larutan
Previkur N dengan konsentrasi 2 ml/ L dan larutan nutrisi yang merupakan
campuran dari larutan AB Mix vegetatif dan HNO3. Sedangkan alat yang
dibutuhkan adalah tray bibit ukuran lubang 32 lubang dan 50 lubang. Langkah-
langkah dalam melakukan Transplanting dimulai dengan perendaman media pada
larutan nutrisi dengan terlebih dahulu dilakukan pemotongan media rockwoll
dengan ukuran 3,5x 3,5x 3,5 cm. Bibit diambil dari media semai dan akarnya di
celupkan ke larutan previkur yang bertujuan agar benih bebas dari serangan
cendawan yang rentan dalam keadaan lingkungan yang lembab serta terbebas dari
serangan penyakit (Prajnanta 1997). Akar pada proses penanaman tidak boleh
keluar dari dari media rockwoll karena dapat mengakibatkan akar tanaman kering.
Setelah itu, bibit dimasukkan dan ditanam pada media rockwoll yang telah dipotong
dan diletakkan pada tray bibit, kemudian disimpan di dalam rumah pembibitan
(Gambar 5).

Gambar 5 Transplanting menggunakan media rockwoll


16

Pemeliharaan Bibit

Bibit yang dipelihara agar terlindung dari serangan Pythium sp, yaitu penyebab
busuk akar. Pemeliharan bibit melon dilakukan tertutup di rumah pembibitan. Rumah
pembibitan tersebut berbentuk berupa greenhouse yang terbuat dari kerangka besi yang
dilapisi dengan plastik UV dan polynet. Dan greenhouse ini lebih kecil dari pada
greenhouse yang digunakan untuk budidaya melon. Pemeliharan bibit melon
selanjutnya pada tahap transplanting yaitu mendapatkan perlakuan penyiraman larutan
nutrisi setiap harinya. Penyiraman dilakukan tiga kali sehari.pada pukul 08.00 wib,
14.00 wib dan 16.00 WIB, namun disesuaikan juga dengan kondisi lingkungan yang
kering atau lembap (Gambar 6). Larutan nutrisi pembibitan memiliki komposisi yang
berbeda dengan larutan nutrisi untuk pemeliharaan melon setelah tanam, yaitu
pemberian larutan nutrisi dengan komposisi larutan AB mix vegetatif sebanyak 400 ml
dicampurkan dengan larutan HNO3 sebanyak 20 ml pada 100 liter air. Jika umur
tanaman telah 7 hingga 9 hari maka telah bisa dilakukan penanaman ke polysack
maupun pot.

Gambar 6 Penyiraman larutan nutrisi dua kali sehari


Persiapan Pra-tanam

Persiapan Greenhouse

Green house yang akan digunakan sebagai tempat penanaman bibit melon
harus disiapkan. Kegiatan persiapan green house ini meliputi sanitasi green house,
sterilisasi green house,dan penataan media tabulampot. Ukuran Green house di
Taman Buah Mekarsari adalah panjang 40 meter, lebar 6.5 meter, dan tinggi 6
meter. Dinding green house terbuat dari kasa dan atap dari plastik ultraviolet
sehingga 90 % sinar matahari masih dapat terserap. Satu green house mampu
menampung 250 polysack atau pot, dengan setiap polysack atau pot ditanam 2
tanaman melon (Margianasari et al. 2012).
Kegiatan sanitasi green house dilaksanakan satu minggu sebelum proses
penanaman. Sanitasi dilakukan secara manual oleh pekerja green house yang
meliputi pembersihan lantai, dinding screen, benang, dan atap. Pembersihan lantai
dengan menggunakan sapu lidi, sisa pemanenan serta sampah-sampah.
Pembersihan dinding dan benang bertujuan untuk membersihkan dari debu, kotoran,
penyakit, dan telur-telur hama sisa penanaman yang lalu. Pembersihan atap juga
17

rutin dilakukan setiap bulan yang bertujuan agar atap tidak berlumut dan tertutupi
sehingga intensitas cahaya yang masuk tidak terhalangi oleh kotoran tersebut.
Sterilisasi greenhouse bertujuan agar lingkungan didalamnya steril dan
bebas dari sumber penyakit seperti telur hama dan spora cendawan yang dapat
mengganggu pertumbuhan awal tanaman melon. Terdapat dua tahapan dalam
sterilisasi yaitu yang pertama dilakukan seminggu sebelum penanaman
menggunakan bayclin dengan dosis 4 ml/L dalam 50 liter air, sedangkan sterilisasi
ke-dua dilakukan dua hari sebelum penanaman (Gambar 7). Penanaman dilakukan
setiap hari Rabu sehingga biasanya sterilisasi kedua dilakukan setiap hari senin.
Sterilisasi kedua menggunakan 2 gram/L fungisida (dithane) dan 2 ml/L insektisisa
(curacron).

Gambar 7 Persiapan greenhouse

Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam meliputi kegiatan pembuatan media tabulampot dan


kegiatan penataan media. Pembuatan media tanam tabulampot terdiri dari tanah
merah, pupuk kandang, kompos dan sekam dengan perbandingan 1: 1: 1: 3.
Pembuatan media tabulampot tersebut berlangsung selama 2- 2,5 bulan. Media
memiliki pH optimum berkisar diantara 6,3-6,5 (Tabel 4). Media harus bersifat
porous dengan tingkat kepadatan sedang, tidak terlalu padat dan tidak terlalu jarang
yang bertujuan menjaga aerasi tetap baik dan lancar sehingga akar tanaman melon
kuat dan tidak mudah tercabut. Setelah itu media di masukan kedalam polysack
dengan berat 10 kg per polysack atau pot.
Penataan media dilakukan bertujuan agar jarak antar tanaman melon tertata
dengan baik. Jarak titik tanam dari pusat diameter tengah antara satu dan lainnya
adalah 60 cm. Sedangkan untuk media yang terletak di baris paling ujung kanan
dan kiri lebih jarang lagi yaitu 120 cm. Hal ini bertujuan agar intensitas sinar
matahari masuk merata hingga baris tengah dan tidak menghalagi sinar yang masuk.
Selain itu jarak antar baris yang satu sengan yang lainnya berjarak 140 cm. Hal ini
berjujuan memberikan celah jalan dalam penyiraman seta perlakuan perawatan dan
pemeliharaan tabulampt melon. Setelah media tertata rapi pemberian pupuk dasar
NPK 16 :16: 16 sebanyak 10 gr/pot, Furadan 3G sebanyak 2 gr/pot dan larutan
Humega 5 ml per liter air. Setelah tercampur rata media didiamkan selama tujuh
hari sebelum penanaman.
18

Tabel 3 Kriteria penilaian hasil analisis pH tanah


Sangat Masam Agak Netral Agak Alkalis
masam Masam Alkalis
pH H2O <4,5 4,5-5,5 5,5-6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 >8,5
Sumber : Balai Penelitian Tanah, Bogor (2009)

Tabel 4 Pengukuran pH media tabulampot


Tanggal Green House Umur pH Media Kadar Tanah Keterangan
09-08-2016 Citra 2 32 HST 6,36 Agak Masam 5,5-6,5
Citra 3 32 HST 6,35 Agak Masam 5,5-6,5
Citra 4 A 40 HST 6,40 Agak Masam 5,5-6,5
Citra 4 B 40 HST 6,10 Agak Masam 5,5-6,5
Citra 5 B 47 HST 6,16 Agak Masam 5,5-6,5
Citra 5 C 47 HST 6,36 Agak Masam 5,5-6,5
Citra 6 A 55 HST 6,33 Agak Masam 5,5-6,5
Citra 6 B 62 HST 6,60 Netral 6,6-7,5

Berdasarkan (Tabel 4) pengukuran pH tanah dengan pelarut air pada media


tabulampot melon di Taman Buah Mekarsari, secara keseluruhan tergolong ke
dalam rentang agak masam yaitu berada diantara 5,5-6,5. Hanya green house Citra
6 B yang memiliki pH media yang tergolong kedalam rentang netral yaitu 6,6-7,5.
Media memiliki pH optimum berkisar diantara 6,3-6,5 (Margianasari et al. 2012).

Penanaman

Kegiatan penanaman tanaman melon (Gambar 8) di Taman buah Mekarsari


dilakukan setiap hari Rabu. Pagi hari pukul 08.00 WIB dilakukan pengadukandan
penggemburan media tabulampot mengunakan cangkul kecil dan pacul. Penanaman
dilakukan pada sore hari pada pukul 16.00 WIB. Penanaman dilakukan pada sore
hari dikarenakan tingkat kegagalan untuk tumbuh kecil dan suhu telah turun seperti
ketika sore hari. Lubang tanam berukuran 15 cm x 7 cm sehingga diisi oleh dua
tanaman dalam satu polysack atau pot. Dengan pengisian dua tanaman per pot ini
diharapkan pertumbuhan tanaman melon yang optimal, sehingga menghasilkan
buah melon dengan kualitas yang baik.

(a) (b)
Gambar 8 Penanaman tanaman melon dalam pot ; (a) pembuatan lubang tanam,
(b) penanaman dua bibit melon per pot
19

Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman tanaman melon (Gambar 9) secara tabulampot di Taman Buah


Mekarsari biasanya dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dengan
volume air 1 liter per pot. Namun, frekuensi penyiraman dapat disesuaikan dengan
kondisi cuaca dan fase pertumbuhan tanaman. Saat cuaca sangat terik penyiraman
dapat dilakukan tiga kali sehari dan pada cuaca mendung cukup satu kali dalam
sehari. Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi dan sore hari saat sinar matahari tidak
terlalu terik. Penyiraman saat matahari terik menyebabkan plasmolisis, yaitu
tertariknya cairan tanaman keluar sehingga tanaman menjadi stres bahkan dapat
menyebabkan tanaman mati (Margianasari et al. 2012).

Gambar 9 Penyiraman dilakukan dua kali sehari

Pelilitan

Tanaman melon merupakan tanaman dengan batang tumbuh merambat,


sehingga kegiatan pelilitan batang tanaman menjadi kegiatan yang harus dilakukan
dalam budidaya tanaman melon. Pelilitan batang dimulai saat tanaman berumur
lima hari setelah tanam. Budidaya melon di Taman Buah Mekarsari pelilitannya
menggunakan benang kasur dengan panjang 2,5 m yang dipasang pada kawat
galvanis yang terleak di langit-langit greenhouse. Pelilitan ini membutuhkan
bantuan manusia karena tanaman melon tidak dapat melekatkan dirinya sendiri.
Pelilitan dilakuan setiap selang waktu 2 sampai 3 hari , pelilitan dilakukan dengan
hati-hati dan dengan mengarahkan lilitan benang pada batang searah jarum jam
hingga bagian apikal tanaman. Pelilitan tanaman melon dilakukan agar
20

pertumbuhan tanaman dapat merambat tegak ke atas (Gambar 10). Keunggulan


lainnya yaitu dapat mengektifkan lahan, lebih mudah melakukan perawatan dan
seleksi buah, tanaman tidak mudah roboh, serta pertumbuhan tanaman lebih teratur
karena jarak tanaman menjadi lebar dan mendapatkan sinar matahari yang cukup
(Margianasari et al. 2012).

Gambar 10 Pelilitan tanaman usia 12 HST

Pengendalian Hama dan Penyakit

Serangan hama dan organisme penyebab penyakit pada melon dapat terjadi
sejak benih, pembibitan, penanaman, hingga penyimpanan di dalam gudang. Agar
mendapatkan kriteria buah unggul yang terbebas dari hama dan penyakit, maka perlu
dilakukan pengendalian terpadu terhadap penggangu tanaman, baik hama dan penyakit
tanaman lainnya. Pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan melalui
pengendalian secara fisik atau mekanik, kimiawi, dan biologis. Cara fisik atau mekanik
misalnya dengan penggunaan perangkap serangga, pembungkus buah, serta
pemangkasan bagian yang terserang dan membakarnya (Gambar 11). Cara lainnya
yaitu dengan pengendalian cara kimia, dengan penyemprotan pestisida kontak
maupun sistemik baik insektisida dan fungisida, dan cara biologis yaitu dengan
menggunakan musuh alami dan pestisida nabati (Gambar 12). Berbagai cara
pengendalian ini dapat dikombinasikan untuk pembersihan yang optimal terhadap
serangan hama dan penyakit.

(a) (b) (c)

Gambar 11 Pemeliharaan hama dan penyakit secara fisik atau mekanik ; (a) bahan
yang digunakan sebagai perekat, (b) pemasangan alat trap, (c)
pengolesan perekat.
21

(a) (b) (c)

Gambar 12 Pemeliharaan hama dan penyakit secara kimiawi ; (a) Petugas HPT
mengenakan baju pelindung lengkap, (b) Alat power spray untuk
penyemprotan HPT, (c) pestisida yang digunakan untuk pengendalian
hama.

Pewiwilan

Pewiwilan atau pemangkasan sulur, tunas, atau cabang dilakukan untuk


membuang calon tunas yang merugikan, terutama tunas yang muncul di ketiak daun,
sehingga mendapatkan pertumbuhan vegetatif yang maksimum dan mampu
menghasilkan volume buah yang optimal (Gambar 13). Pemangkasan sulur dan
cabang dilakukan mulai ruas daun pertama hingga ruas ke- 11 dan di atas ruas ke-
15 dengan menyisakan satu helai daun Cabang pada ruas ke-9 hingga ke-11 tidak
perlu dipangkas karena akan dijadikan sebagai tempat munculnya calon buah yang
akan dibesarkan (Sobir dan Siregar 2010).

(a) (b)
Gambar 13 Pewiwilan atau pemangkasan sulur, tunas atau cabang ;(a) tunas dan
sulur , (b) cabang.
22

Peyerbukan Bunga

Tanaman melon akan mulai muncul bunga ketika berumur 10 hari setelah
tanam. Penyerbukan bunga dilakukan pada ruas daun ke-11 hingga ke-15. Bunga
yang pertama kali muncul adalah bunga jantan, sedangkan bunga betina akan
muncul di atas pangkal tangkai daun. Penyerbukan bunga dapat dilakukan dengan
bantuan serangga penyerbuk dan manusia. Namun, budidaya melon di Taman Buah
Mekarsari penyerbukan utamannya dibantu oleh manusia (Gambar 14). Hal ini
disebabkan budidaya melon dilakukan di dalam greenhouse sehingga penyerbukan
yang dibantu oleh manusia lebih efektif dibandinkan dengan serangga peyerbuk.
Penyerbukan yang ideal adalah pada pagi hari sebelum pukul 10.00, karena bunga
betina mekar penuh. Keberhasilan penyerbukan akan terlihat pada keesokan
harinya. Penyerbukan dianggap berhasil jika mahkota bunga layu dan penampakan
bakal buah semakin membesar, bakal buah yang berwarna hitam legam dan rontok
menandakan penyerbukan gagal (Sobir dan Siregar 2010).

Gambar 14 Penyerbukan dilakukan setelah memasuki fase generatif

Pemilihan Buah

Pemilihan buah bertujuannya untuk memperoleh buah yang berkualitas bagus


dengan ukuran buah lebih besar dan memiliki rasa lebih manis. Buah yang tumbuh
di cabang ruas ke-9 sampai ke-12 dipilih salah satu pada saat ukuran buah sebesar
telur ayam, yaitu setelah 7 sampai 10 hari setelah penyerbukan. Buah yang dipilih
adalah buah dengan penampilan paling baik, tidak cacat dalam bentuk bulat lonjong,
buah yang dipilih untuk melanjutkan tahap pembesaran dan pemasakan buah
hingga masa panen.
Buah melon yang akan dipetik oleh pengunjung adalah buah melon yang
masak pada pohonnya, buah yang masak akan berwarna kuning pekat atau kuning
keemasan untuk varietas Golden. Proses pemasakan buah melon terjadi pada
23

sebelum musim panen berlangsung, yaitu umur tanaman setelah 50 HST, perubahan
morfologi dan kimiawi terjadi selama masa pembentukan buah hingga buah masak.
Perubahan morfologi buah terjadi, seperti buah membesar hingga mencapai
kapasitas maksimum, untuk mengamati proses pembesaran buah ini, praktikan
lapangan tidak melakukan pengukuran diameter buah lebih lanjut, pengamatan
hanya dilakukan dengan mengamati morfologi buah. Selain pembesaran buah, yang
terjadi pada tahap pemasakan buah adalah terjadi perubahan warna buah, serta
tangkai dan daun terdekatnya mulai layu dan menguning. Buah melon yang masak
akan mengalami perubahan kimiawi, seperti perubahan aroma volatil. Penimbunan
asam amino, sukrosa, mineral, dan senyawa pokok lainnya juga terjadi selama tahap
perkembangan dan pematangan buah sehingga terjadi perubahan total padatan buah,
penimbunan sukrosa yang menjadi konstituen karbohidrat utama menunjukkan
peningkatan secara drastis selama proses pematangan. Konsentrasi sukrosa telah
terbukti menjadi indikator kualitas buah, sehingga korelasi ini dijadikan parameter
penentu tambahan yang signifikan dari kualitas buah melon (Sin et al. 1996)

Pemangkasan pucuk atas (Topping)

Pemangkasan pucuk atas atau disebut juga dengan topping merupakan


pemangkasan ujung batang utama. Hal ini bertujuan untuk menghentikan
pertumbuhan tanaman ke atas setelah buah terpilih.Pemangkasan pucuk atas
dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 6- 7 minggu setelah tanaman di
pindahkan kedalam pot (Gambar 15). Selain itu, kriteria topping dapat dilakukan
setelah tinggi tanaman mencapai ± 2 m dan menyisakan 30- 35 daun (Margianasari
et al. 2012).

Pemangkasan
pucuk atas

Gambar 15 Pemangkasan pucuk atas

Pemupukan

Tanaman melon yang ditanam secara tabulampot selain mendapatkan nutrisi


organik dari medianya namun masih membutuhkan nutrisi tambahan sebagai
penunjang pertumbuhan optimumnya. Selain pupuk organik dapat pula
menggunakan pupuk anorganik. Budidaya melon secara tabulampot di taman buah
mekarsari menggunakan pupuk sintetik sebagai penambahan nutrisinya seperti
NPK 16 :16 : 16, Gandasil D dan Gandasil B (Gambar 16). Pemberian pupuk ini
24

dengan dosis yang berbeda pula. Fase perkembangan vegetative memerlukan lukan
pemupukan NPK berimbang dengan dosis 10 g/pot dengan interval pemberian 10
hari (Tabel 5). Penambahan pupuk daun Gandasil D hingga usia tanaman 21 hari
(Fase vegetaif) dengan dosis 2 g/pot serta pemberian Gandasil B ketika telah
memasuki fase generatif ketika telah muncul bunga dengan dosis 2 g/pot
(Margianasari et al. 2012).

Tabel 5 Contoh manajemen pemupukan melon tabulampot periode tanam 8 Juli


2016
GH Jenis Waktu Pelaksanaan
Pupuk 5 10
5 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
NPK - V- - V - V - V - V - V
C6 Gandasil D V -V V - - - - - - - - -
Gandasil B - -- - - V - V - V - V -

(a) (b) (c) (d)

Gambar 16 Pemberian pupuk ; (a) NPK mutiara 16:16:16 10 10 g/pot, (b) Grandasil
B 2 gr/L, (c) Grandasil D 2 gr/L untuk satu pot , (d) pengadukan pupuk
Grandasil D.

Penanganan Panen dan Pascapanen

Panen

Ketepatan waktu panen sangat berpengaruh terhadap kualitas buah. Panen


dilakukan sebelum buah masak penuh yaitu 5 hingga 7 hari sebelum waktu panen,
untuk memberi waktu bagi sortasi dan transportasi. Panen yang terlalu cepat
mengakibatkan rasa buah kurang manis, ukuran buah belum maksimal, dan
pembentukan jala belum sempurna. Panen yang terlambat mengakibatkan daya
simpan buah menurun dan buah akan mudah rusak saat transportasi(Gambar 13).
Menurut Samadi (1995) untuk mendapatkan hasil pemanenan dengan kadar buah
optimal sehingga perlu diperhatikan beberapa ciri khusus melon yang siap panen
sebagai berikut :
1. Terbentuknya rekahan antara pangkal tangkai buah dengan buahnya,
sehingga rekahan tersebut menyerupai cincin.
25

2. Khusus untuk buah melon yang berjala, kenampakan jala (net) sudah
memenuhi seluruh permukaan buah dan tampak jelas
3. Meninjukan aroma harum pada buahnya 80% dari total tanaman telah
memenuhi persyaratan
4. Kulit buah berwarna kekuning-kuningan atau putih susu
5. Dahan dan daun kelihatan sudah menua
6. Berdasarkan umur panen tanaman, minimal 10 hari menjelang panen
7. Tangkai buah telah rusak

Umur panen melon bervariasi antara 55-85 HST, tergantung beberapa faktor.
Faktor- faktor yang mempengaruhi umur panen melon adalah faktor genetik,
lingkungan, serta perpaduan dari beberapa tindakan budidaya. Waktu pemetikan
yang paling tepat dilakukan pada pagi hari. Hal ini disebabkan karena pagi hari
proses fotosintesis belum terjadi proses penimbunan zat makanan telah terjadi pada
malam harinya sehingga buah yang dipanen pada pagi hari akan mempunyai rasa
yang lebih manis.

(a) (c)

(b)

Gambar 17 Pemanenan melon Golden Apollo : (a) Kulit buah berwarna kekuning-
kuningan dan daun yang menguning, (b) Rekahan pada kulit buah
melon, (c) Pengumpulan dan penimbangan buah melon di tempat pasca
panen.
26

Tabel 6 Data bobot (Kg) panen melon tabulampot periode Januari - Juli 2016
No GH Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Citra 1 73,40 105,50
2 Citra 2 275,10 27,85
3 Citra 3 132,00 111,92
4 Citra 4 334,33 272,68
5 Citra 5 243,00 116,65
6 Citra 6 445,00 49,867
7 GH 13 479,50 153,87
8 GH 14 268,67 170,96
9 GH 15 148,70 229,00
10 GH 16 60 373,00
11 Tirta 1 238,60 423,04
12 Tirta 2 222,10
13 Tirta 3 7,20 54,48
14 Tirta 6 46,79
Jumlah 1022,33 896,87 60 948,40 680,23 1455,37
-
Rata-rata 340,77 289,95 60 158,06 97,17 242,56
-

Berdasarkan (Tabel 6) diketahui bahwa jumlah bobot panen tertinggi hingga


terendah secara berturut-turut yaitu bulan Januari (1022,33 Kg), Februari (896,87
Kg), Juli (1455,37 Kg), April (948,40 Kg), Mei (680,23 Kg) dan Maret (60 Kg).
Sehingga dapat diketahui bahwa penanaman melon optimal terjadi di awal tahun
seperti pada bulan Januari dan Februari. Hasil panen yang sedikit pada bulan Maret
hingga Mei diduga dipengaruhi oleh pergantian musim. Indonesia merupakan
negara tropis yang hanya memiliki dua pergantian musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Budidaya biasanya dilakukan pada musim kemarau dan varietas
yang ditaman sesuai dengan permintaan pasar dan yang memiliki harga jual
tinggi.Hal ini disebabkan karena suhu udara yang sejuk ideal untuk pertumbuhan
tanaman melon yaitu berkisar 25-30°C pada siang hari dengan sinar matahari yang
tidak terlalu terik dan suhu dibawah 18° C kurang cocok untuk membudidayakan
melon, karena pada suuh tersebut pertumbuhan tanaman kurang optimal dan begitu
juga pada suhu yang terlalu tinggi (Margianasari et al. 2012). Selain itu, tanaman
melon rentan terkena penyakit dan terserang hama ketika musim hujan tiba. Di
Taman Buah Mekarsari setiap bulan selalu dilakukan penanaman dan menghasilkan
panen setiap bulannya. Di Tabel 6 menunjukkan tidak adanya panen yang
dihasilkan pada bulan Juni, hal ini dikarenakan seluruh hasil panen berasal dari GH
melon yang dibudidayakan secara hidroponik .

Pascapanen

Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah melon


dipanen. Kesalahan penanganan dalam pasca panen akan mempengaruhi kualitas
dan penampilan buah melon. Tahap pertama yang dilakukan dalam penanganan
pascapanen yaitu pengumpulan buah. Buah-buah melon yang telah dipanen
dikumpulkan pada suatu tempat yaitu gudang pascapanen untuk segera disortir.
Buah melon yang dipilih sebaiknya berkulit halus mulus, berbentuk normal, tidak
ada bekas hama dan penyakit, tidak memar, serta tidak ada noda getah (Gambar 18).
Kerusakan buah akibat terbentur atau cacat fisik lainnya sebaiknya dihindari,
27

karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan
(Margianasari et al. 2012). Selain di salurkan ke bursa buah, hasil panen melon juga
bisa di petik langsung oleh pengunjung Taman Buah Mekarsari (Gambar 19).

(a) (b) (c)

Gambar 18 Penyaluran hasil panen melon ke Bursa Buah Taman Buah Mekarsari :
(a) Melon Golden Apollo dijual di Bursa Buah, (b) Pembelian melon
yang dalam bentuk slices yang telah di potong-potong, (c) Suasana
pengunjung di Bursa Buah.

(a) (b)

(c)

Gambar 19 Pemetikan buah melon langsung oleh pengunjung : (a) Pemetikan buah
melon oleh pengunjung, (b) Kasir pembayaran di wisata petik buah
melon.
28

Prospek dan Kendala Budidaya Melon Secara Tabulampot

Prospek budidaya melon secara tabulampot cukup menjanjikan. Kelebihan


budidaya tabulampot melon adalah pemberian pupuk dan air lebih efisien,
pengendalian hama dan penyakit tanaman lebih mudah. Panen buah lebih mudah
dan buah lebih segar. Bagi para pemula yang akan memulai usaha budidaya melon
tidak membutuhkan alat dan bahan yang terlalu susah. Biaya yang dikeluarkan tidak
terlalu tinggi jika dibandingkan dengan budidaya melon secara hidroponik.
Kelebihan dari budidaya melon secara hidroponik adalah hasil panen buah seragam
baik kualitas dan kuantitasnya. Jika ditekuni bisnis melon secara tabulampot sangat
menjanjikan secara komersil seperti yang diterapkan oleh Taman Buah Mekarsari.

Kendala yang dihadapi selama budiaya melon secara tabulampot adalah


perubahan cuaca yang ekstrim dan serangan hama tanaman yang dapat merusak
tanaman bahkan tidak jarang mematikan tanaman. Kendala khusus yang terjadi
pada budidaya melon secara tabulampot di Taman Buah Mekarsari adalah adanya
kerusakan sarana dan prasarana penunjang budidaya melon seperti greenhouse,
pasokan benih yang kurang bagus dari perusahaan benih serta keterlambatan
ketersediaan alat atau bahan seperti tali, benang kasur, media tanam dan lain
sebagainya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Budidaya melon secara tabulampot terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari
tahap pembenihan, pra-tanam, penanaman, panen dan pascapanen. Tahap
pembenihan meliputi pemilihan benih unggul,persiapan media semai, perlakuan
benih, penyemaian benih, transplanting dan pemeliharaan. Tahap pra-tanam
meliputi persiapan green house dan persiapan media tanam. Sedangkan tahap
pemeliharaan tanaman melon meliputi kegiatan penyiraman, pemupukan, pelilitan
batang, pewiwilam sulur dan tunas, penyerbukan bunga, pemilihan buah serta
pemangkasan pucuk atas. Budidaya melon untuk sekali panen membutuhkan waktu
2 sampai 2,50 bulan dari benih hingga menjadi tanaman melon dan menghasilkan
buah melon yang masak di pohonnya. Kegiatan-kegiatan budidaya melon secara
tabulampot tersebut sudah dibawah manajemen yang cukup baik, manajemen yang
baik menjadi salah satu faktor keberhasilan budidaya melon di Taman Buah
Mekarsari yang terbukti mampu memproduksi buah melon setiap tahunnya. Taman
Buah Mekarsari mampu membudidayakan beberapa varietas melon, salah satu
varietas yang paling banyak diminati yaitu varietas melon Golden. Beberapa
varietas melon Golden tersebut yaitu Golden Langkawi, Golden Apollo, dan Golden
Uranus. Diketahui bahwa penanaman melon optimal terjadi di awal tahun seperti
pada bulan Januari dan Februari. Budidaya biasanya dilakukan pada musim
kemarau dan varietas yang ditaman sesuai dengan permintaan pasar dan yang
memiliki harga jual tinggi. Hasil panen melon secara keseluruhan setiap tahunya
29

berasal dari gabungan hasil panen budidaya melon secara hidroponik dan juga
tentunya secara tabulampot.

Saran

Teknik budidaya melon secara tabulampot telah tepat diterapkan untuk


kawasan Taman Buah Mekarsari ini. Dengan teknik ini dapat menghemat
penggunaan lahan dan juga pemberian pupuk dan PHT lebih efisien. Kegiatan-
kegiatan budidaya melon secara tabulampot tersebut sudah dibawah manajemen
yang cukup baik, namun perbaikan sarana dan prasarana penunjang sangat
dibutuhkan agar budidaya melon dapat berjalan dengan lancar dan hasil panen yang
optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ashari S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Pr.
[BPS] Badan Pusat Statistik.2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama
Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Buditjahjono, N.E. 2007. Menanam Melon di Lahan Sempit. Karunia. Surabaya.
Eviati, Sulaeman. Petunjuk Teknis Edisi 2 Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan
Pupuk. Bogor (ID) : Balai Penelitian Tanah .
Ghebretinsae AG, Thulin M, Barber JC. 2007. Relationships of cucumbers and
melons unraveled: Molecular phylogenetics of cucumis and related genera
(Benincaseae, Cucurbitaceae). American Journal of Botany 94 (7): 1256–
1266.
Isnaini. 2007. Evaluasi Karakteristik Hortikultura Hibrida Melon (Cucumis melo
L). Introduksi dan Hasil Rakitan Pusat Kajian Buah – Buahan Tropika
(PKBT). IPB. Bogor.
Margianasari AF, Kusumahastuti SW, Junaedi, Guntoro, Edwin AI. 2012.
Bertanam Melon Eksklusif dalam Pot. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Poincelot RP. 2004. Sustainable Horticulture : Today and Tomorrow.New Jersey.
Prentice Hall.
Pradanti AR. 2014. Kajian pengaruh variasi konsentrasi bahan pengisi dan suhu
udara pengeringan terhadap kualitas bubuk jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
hasil pengeringan dengan spray dryer [skripsi]. Yogyakarta (ID):
Universitas Gadjah Mada.
Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Rubatzky VE, Yamaguchi M. 1999. Sayuran Dunia 3 : Prinsip, Produksi, dan Gizi.
Herison C, penerjemah. Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari:
Principles, Production, and Nutritive Value.
Samadi, Budi. 2010. Melon Usahatani dan Pengembangan Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Setiadi. 1998. Bertanam Melon. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.
Sin GY, Jeong CS, Yoo KC. 1996. Effects of temperature, light intensity and fruit
setting position on sugar accumulation and fermentation in oriental melon.
J ournal Agric. Food Chem 44 (1): 210–216.
30

Sobir, dan Firmansyah, D, Siregar. 2010. Budidaya Melon Unggul. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Sobir, Willy dan Endang, Gunawan. 2009. Buku Praktis Budidaya Melon. Jakarta
(ID): Balai Pustaka.
Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Bandung (ID): Pustaka Grafika.
Sutopo, Lita. 1998. Teknologi Benih. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.
Tim Redaksi Trubus. 2000. Hasilkan Melon Kwalitas Tinggi dalam Bonus Jakarta.
Trubus, No. 372, November 2000/XXXI.
Tjahjadi, Nur. 1989. Bertanam Melon. Kanisius.Yogyakarta.
Tirtawinata MR. 1990. Tanaman Buah-Buahan dalam Pot : Terobosan Baru dalam
Produksi Buah-buahan Tropis. Prosiding Simposium dan Seminar Nasional
Hortikultura Indonesia, PERKORTI. Bogor.Hal 298-308.
Wardi. 2008. Pecantik Ruangan dengan Tanaman Buah. Jakarta (ID): PT Prima
Infosarana Media.
31

LAMPIRAN
Lampiran 1 Karakter kualitatif dan kuantitatif tiga varietas melon Golden pada
posisi buku bawah
Tanggal tanam : 1 Juni 2016
Tanggal Panen : 2 Agustus 2016
Tanggal Pengamatan : 2 Agustus 2016

Lokasi
No Perihal
GH Tirta 1B GH Tirta 2A
1 Type Golden Langkawi Golden Langkawi
2 Berat (kg) 1228 1419
3 Panjang (cm) 14,8 15
4 Lingkar Buah (cm) 40,6 44,2
5 Tekstur Kulit Halus Halus
6 Tebal Kulit (mm) 7,9 6,22
7 Warna Kulit (mm) Kuning Cerah Kuning Cerah
8 Tekstur Daging Renyah Renyah
9 Warna Daging Putih Susu Putih Susu
10 Tebal Dading (mm) 23,77 30, 84
11 Luas Rongga (mm) 66,29 67,17
12 Kadar Gula (Brix) 14,06 16,46
13 Aroma Sedang Kurang
14 Kadar Air Sedikit Sedikit
15 Rasa Manis Sangat manis
17 Jumlah Biji - 568 biji
32

Lampiran 2 Peta Areal Taman Buah Mekarsari


33

Lampiran 3 Gedung Bangunan Air Terjun (BAT)

Lampiran 4 Sarana transportasi Taman Buah Mekarsari


34

View publication stats

You might also like