Professional Documents
Culture Documents
Perhitungan Lapter 030
Perhitungan Lapter 030
DESAIN GEOMETRIK
6,7 2,8
Untuk Arah Angin N = x 100 % Untuk Arah Angin S = x 100 %
240,7 240,7
= 2,784% = 1,163%
7,8 3,4
Untuk Arah Angin NE = x 100 % Untuk Arah Angin SW = x 100 %
240,7 240,7
= 3,241% = 1,413%
4,7 4,9
Untuk Arah Angin E = x 100 % Untuk Arah Angin W = x 100 %
240,7 240,7
= 1,953% = 2,036%
0,9 5,4
Untuk Arah Angin SE = x 100 % Untuk Arah Angin NW = x 100 %
240,7 240,7
= 0,374% = 2,243%
Maka jumlah persentase kecepatan angin (untuk segmen 4-6) sebagai berikut :
Segmen 4-6 = 2,784% + 3,241% + 1,953% + 0,374% + 1,163% + 1,413% + 2,036% +
2,243%
= 15,206 %
Perhitungan Selanjutnya , ditabelkan pada tabel 3.2 Berikut
Persyaratan ICAO Pesawat Landas Pacu Rencana, diambil panjang landas pacu pesawat dengan
komponen Cross Wind tidak melebihi :
20 knots dengan ARFL ≥ 1500 m
13 knots dengan ARFL diantara 1200 m – 1499 m
10 knots dengan ARFL ≤ 1200 m
Karena panjang landasan pacu rencana = 2472,2 m ≥ 1500 m maka, digunakan 20 knots
Dari hasil analisis menggunakan diagram windrose persentase arah angin dominan :
Arah N – S = S – N = 62,186 %
Arah NE – SW = SW – NE = 61,088 %
Arah W – E = E – W = 64,293 %
Arah NW – SE = SE – NW = 62,568 %
Maka, diambil persentase arah anginnya sebesar 64,293 % untuk menentukan arah landasan pacu (Runway)
7.2 Perencanaan Pesawat
Diketahui : a. Data penumpang rencana = 8.500.000 orang/tahun
b. Lapangan terbang beroperasi = 23 jam/hari
c. Kapasitas tempat duduk untuk jenis pesawat :
- Concorde = 128
- DC – 8 – 63 = 269
- DC – 8 – 61 = 269
- CV 990 = 121
d. Kapasitas landasan = 8 pesawat/jam
Catatan : Direncanakan hanya 8 buah pesawat karena diperoleh dengan perhitungan total penumpang
mix traffic sebesar 1285 penumpang/jam sudah memenuhi jumlah penumpang perjam yaitu 1013
penumpang/jam.
1
Concorde = x 100
8
= 12,5 %
1
DC – 8 – 63 = x 100
8
= 12,5 %
1
DC – 8 – 61 = x 100
8
= 12,5 %
5
CV 990 = x 100
8
= 62,5 %
Total = 100 %
7.2.1 Menghitung Anuual Forecasting Departure (AFD)
Diketahui data pesawat yang dilayani :
a. Concorde =1 pesawat/tahun
b. DC – 8 – 63 =1 pesawat/tahun
c. DC – 8 – 61 =1 pesawat/tahun
d. CV 990 =5 pesawat/tahun
Dalam 1 tahun (365 hari) dengan jam operasi lapangan terbang 23 jam/hari pesawat akan Take Off
di lapangan terbang sebanyak :
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
a. Concorde =1 x 23 x 365 hari = 8395 pesawat / tahun
𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
b. DC – 8 – 63 =1 x 23 x 365 hari = 8395 pesawat / tahun
𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
c. DC – 8 – 61 =1 x 23 x 365 hari = 8395 pesawat / tahun
𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑗𝑎𝑚
d. CV 990 =5 x 23 x 365 hari = 41975 pesawat / tahun +
𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
Konversi Faktor
Konversi Ke
Dari Pengali
1/ 2
W2
Log R1 = Log R2
W1
Dimana:
R1 = Equivalent Annual Departure pesawat rencana.
R2 = Annual Departure pesawat-pesawat campuran (dinyatakan dalam roda pendaratan).
W1 = Beban roda pesawat rencana.
W2 = Beban roda dari pesawat yang dinyatakan.
a. R1 (Concorde)
1/ 2
20953,08
Log R1 = Log 8395
20953,08
R1 = 8395
b. R1 (DC-8-63)
1/ 2
= Log 8395
19121,72
Log R1
20953,08
R1 = 5605,504
c. R1 (DC-8-61)
1/ 2
= Log 8395
13153,58
Log R1
20953,08
R1 = 4010,572
d. R1 (CV 990)
1/ 2
= Log 41975
13153,58
Log R1
20953,08
R1 = 4601,150
Keterangan :
Untuk Perencanaan tebal perkerasan yang digunakan adalah data dari pesawat rencana dalam hal ini
pesawat Concorde dan data Total Equivalent Annual Departure (R1)
Data diatas diperoleh pada gambar kurva rencana perkerasan fleksibel untuk daerah kritis (untuk
pesawat rencana Concorde)
Untuk Pesawat Rencana Concorde
Gambar 7.1 Kurva Rencana perkerasan fleksibel untuk daerah kritis (Dual Tandem Gear)
Sumber : Grafik 6.15, Heru Basuki, 1986
Gambar 7.3Tebal Minimum Base Course Yang Diperlukan
Sumber : Gambar 6.24 . Heru Basuki. 1986
Perhitungan Tebal Perkerasan
a. Tebal perkerasan total
Weight on main gear = MSTOW x 95% = 176447 x 0,95 = 167624,7 kg = 369542,9 lb
CBR Subgrade = 15%
Tebal perkerasan total : 26 inchi = 66, 04 cm
e. Kesimpulan
Tebal perkerasan total untuk runway dan taxiway:
Tebal surface + tebal base course minimum + tebal sub base course minimum
= 11 + 49 + 41
= 101 cm
41
S1 S 2
2 2
D =
2a
Dimana:
D = jarak dari touch down ke titik perpotongan antara runway dan taxiway.
S1 = kecepatan touch down (m/s).
S2 = kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (m/s).
a = perlambatan (m/s2).
Perlambatan diambil 1,5 m/s2 dan jarak harus ditambah 3% per 300 m (1000 ft) setiap kenaikan
dari muka air laut dan 1% setiap kenaikan 5,6 0C (10 0F) dari temperature15 0C – 50 0C.
(62,22) 2 (8,89) 2
D =
2 (1,5)
= 1264,10 m
Jarak taxiway ke threshold = Jarak Touch down + D
= 450 m + 1264,10 m
= 1714,10 m
Pertambahan panjang karena elevasi dan temperatur:
Koreksi Jarak Taxiway ke Threshold Terhadap Elevasi (JTE)
- JTE = Jarak exit taxiway (1 + 0,03 (h/300)
= 1714,10 (1 + 0,03 (80/300))
= 1727,8128 m
Koreksi Jarak Taxiway Ke Threshold Terhadap Suhu (JTS)
T T s tan dar
- JTS = jarak elevasi 1 1%
5,6
20 15
= 1727,8128 1 0,01
5,6
= 1743,240 m 1744 m
Untuk exit taxiway yang bersudut 300.
Rumus yang digunakan :
2 2
D = S1 S2
2a
Sehingga:
2 2
D = (62,22) (25,83)
2 (1,5)
= 1068,05 m
Jarak taxiway ke threshold = 450 m + 1068.05m
= 1518,05 m
Pertambahan panjang karena elevasi dan temperatur:
- Elevasi = jarak exit taxiway (1 + 0,03 (h/300)
= 1518,05 (1 + 0,03 (80/300))
= 1530,194 m
T T s tandar
- Suhu = jarak elevasi 1 1%
5,6
20 15
= 1530,194 1 0,01
5,6
= 1543,857 m 1544 m
Kesimpulan:
Jarak exit taxiway dari threshold adalah:
- Exit taxiway bersudut 900 = 1744 m.
0
- Exit taxiway bersudut 30 = 1544 m.
Perbedaan letak dari kedua jenis exit taxiway ini tidak terlalu jauh, atas pertimbangan faktor keamanan dan
biaya, maka direncanakan satu jenis exit taxiway yaitu exit taxiway menyiku (900).
Keputusan untuk merencanakan dan membuat/membangun exit taxiway menyudut siku-siku didasarkan pada
analisa lalu lintas yang ada. Apabila lalu lintas rencana pada jam-jam sibuk (puncak) kurang dari 26 gerakan
(mendarat dan lepas landas) maka exit taxiway menyudut siku cukup memadai.
7.5 Perencanaan Apron (Tempat Parkir Pesawat)
7.5.1 Menetukan Tipe Gate Pesawat
Menentukan gate position untuk tiap jenis pesawat digunakan rumus:
c .T
G
Dimana:
G = jumlah gate position.
c = Jumlah pesawat tiba/berangkat setiap jam
T = waktu diambil 1 jam (per 60 menit)
= faktor keamanan (0,65 – 0,85 T) diambil 0,85 T
𝑐.𝑇
G=
𝜇
9𝑥1
=
0,85
= 10,58 ≈ 11 gate
Asumsi dipersiapkan untuk mengantisipasi pesawat yang delay / mengalami perbaikan maka jumlah
Gate ditambah 1
Asumsi dipersiapkan untuk mengantisipasi pesawat yang tidak terjadwal (non komersil) maka
jumlah Gate ditambah 1
Jadi,jumlah Gate = 11 + 1 + 1 = 13 Gate
Ukuran gate position tergantung dari jenis pesawat dan tipe parkir pesawat yang digunakan, yaitu
sebesar 2 x Turning Radius + Clearance.
Turning Radius (R) dihitung sebagai berikut:
R = ½ (wing span + wheel track + forward roll)
Ukuran gate position = 2 .R + Clearance
Clearance diambil 30 ft = 9,144 m
Menghitung Ukuran Gate Position
Tabel Wing Tip Clearance yang disarankan oleh ICAO
Code
Aircraft Wingspan
Letter
Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position, clearance antara pesawat dengan pesawat.
Ukuran lebar apron dipengaruhi oleh jenis pesawat terbesar yang akan mendarat di bandara tersebut
Luas Apron
Panjang Apron (p)
P = 13 x gate position terbesar
= 13 x 69,00
= 897 m
MR 90 = 110 % x MR 28
= 110 % x 602,158
= 662,374 Psi
c. Menentukan Harga K (Modulus of Subgrade Reaction)
Dengan nilai CBR tanah dasar 15% maka diperoleh harga K =240 Psi berdasarkan hasil plot pada
grafik “Modulus of Subgrade Reactin Vs CBR”.Berdasarkan Plor Grafik “Effective K On Top of
Subbase”, dengan nilai K = 240 Psi, dan dengan tebal Subbase = 24 cm, maka diperoleh K effective =
80 MN/m3.
= 5 buah tulangan/meter
As Ø 8 - 200 = ¼ x π x d2 x n
= ¼ x π x 82 x 5
= 251,327 mm2
Kontrol : As perlu < As ada = 113,780 mm2 < 251,327 mm2 ….. Oke !
Sehingga digunakan tulangan berdiameter 8 mm dengan jarak antar tulangan 200 mm (Ø8– 200)
dan jumlah tulangan sebanyak 5 buah/meter.
g. Do wel (Besi Pemindah Beban)
Dik :slab beton = 17,791 inchi= 45,19 cm ≈ 46 cm
Berdasarkan tebal slab beton, dengan melihat tabel 3.13 dapat ditentukan ukuran dan jarak dowel :
Tabel 3.13. Ukuran dan Jarak Dowel
Tebal slab beton Diameter Panjang Jarak
6 – 7 inch (15 – 18 cm) ¾ inch (20 mm) 18 inch (46 cm) 12 inch (31 cm)
8 – 12 inch (21 – 31 cm) 1 inch (25 mm) 19 inch (48 cm) 12 inch (31 cm)
13 – 16 inch (33 – 41 cm) 1 ¼ inch (30 mm) 20 inch (51 cm) 15 inch (38 cm)
17 – 20 inch (43 – 51 cm) 1 ½ inch (40 mm) 20 inch (51 cm) 18 inch (46 cm)
21 – 24 inch (54 – 61 cm) 2 inch (50 mm) 24 inch (61 cm) 18 inch (46 cm)
Slab Beton 46 cm
Sub base 24 cm
Tanah Dasar
𝑃0 −𝑊𝑀𝑖𝑛
PCN = ACNmax + (ACNmax – ACNmin) x [ ]
𝑊𝑀𝑎𝑥 − 𝑊𝑀𝑖𝑛
167624,640 − 78700
= 72 + ( 72 – 31 ) x [ ]
176447−78700
= 109,30 ≈ 110
Contoh :
PCN 110/R/B/W/T
Jawab:
Kekuatan Pavement (STRENGTH OF PAVEMENT): 110
Type Pavement (TYPE OF PAVEMENT): Rigid (R)
Lapisan Bawah Pavement (Subgrade Course): Medium (B)
Tekanan ban pesawat: High (no pressure limit) (W)
Cara penentuan nilai PCN: melalui evaluasi teknis (T)
SKETSA BETON DAN RENCANA DOWEL (MEMANJANG)
31 cm
46cm 31 cm
46cm
mm mm
mm mm
81 cm
24 cm
mm
mm
48 cm
51cm 48 cm
51cm 48 cm
51cm
mm mm mm
mm mm mm
24cm
81 cm
mmm
m
Ø 10 mm - 200 mm
Ø 10 mm - 200 mm
7.7 PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP
7.7.1. Hanggar
Yaitu tempat reparasi pesawat yang terlindung. Hanggar direncanakan untuk menampung 4 buah
pesawat yaitu: .Concorde, DC-8-63, DC-8-61, CV 990
Dimana:
a. Concorde, dengan turning radius = 25,603 m
b. DC-8-63, dengan turning radius = 45,232 m
c. DC-8-61, dengan turning radius = 43,404 m
d. CV 990, dengan turning radius = 36,576 m
= 108,752 m 109 m
Untuk merencanakan luas ruangan yang dibutuhkan, maka harga-harga di atas dikalikan dengan jumlah
penumpang, dengan memperhitungkan faktor-faktor keamanan, kelancaran, dan lain-lain. Dengan demikian,
diperoleh masing-masing ruangan fasilitas bangunan pelengkap sebagai berikut:
Adapun luas dari tempat parkir yang direncanakan tergantung pada tipe parkir. Dalam hal ini digunakan tipe parkir
900. Tipe parkir dengan sudut 900 untuk sebuah kendaraan diperkirakan membutuhkan tempat parkir seluas:
Panjang = 5,50 m
Lebar = 2,6 m
Luasnya = (5,5 m) (2,6 m)
= 14,3 m2 (untuk 1 kendaraan)
(Tipe Parkir. Ir. Heru Basuki. Hal. 122)
Jadi mobil tiap jalur = L/2,6 : dimana L= Panjang Jalur, diambil 200 m
= 200/2,6
= 77 buah mobil
Jumlah baris parkir = Total Kendaraan / Total tiap jalur
= 728 / 77
= 9,4510 baris kendaraan
Tabel Diameter batang tulangan dalam mm2 per meter lebar Pelat
7.8. MARKING (Tanda – Tanda Visual )
Maka :
90
=9
10
Dan
270
= 27
10