Professional Documents
Culture Documents
ID Analisis Perbedaan Pada Uji Kualitas Air PDF
ID Analisis Perbedaan Pada Uji Kualitas Air PDF
1
Melati J. Parera
2
Wenny Supit
2
Jimmy F. Rumampuk
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2
Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: Imel_luvchrist@yahoo.com
Abstract: Limited availability of raw water is one of the problems encountered in the provision of
water services in Indonesia. The purpose of this study is to determine the difference in the quality of
well water within 0-100 meters and within 101-200 meters from the beach by measuring physical
parameters, i.e.unclearness. The number of samples in this study were 65 wells owned by residents
in the Village of Madidir Ure and from those wells there are 25 with a distance of 0-100 meters and
40 with a distance of 101-200 meters from the beach.The parameters were observed referring to the
Regulation of the Minister of Health of Indonesia Number 479/Menkes/Per/IV/2010 about the
Terms and Water Quality Monitoring, including the physical parameters such as unclearness
measured by using turbidity. Data collection methods used in this study is a cross sectional and the
laboratory analysis was done in “Badan Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)” Manado. The
results, show water quality from the well within distance of 0-100 meters exceeds a set of maximum
levels of more than 5 NTU, while the result of the water quality within 101-200 meters does not
exceed the maximum of 5 NTU. Conclusion: there is a difference in the quality of water in the
Village of Madidir Bitung City Ure taken from the well within a distance of 0-100 meters and the
well within 101-200 meters from the beach.
Keywords: Water Quality, Well, Parameter physics
Abstrak: Terbatasnya ketersediaan air baku adalah salah satu masalah yang dihadapi dalam
penyediaan layanan air bersih di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
kualitas air sumur yang berjarak 0-100 meter dan 101-200 meter dari tepi pantai dengan parameter
ukur fisika. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 sumur milik penduduk di Kelurahan
Madidir Ure dan keseluruhan sumur tersebut ada 25 sumur dengan jarak 0-100 meter dan 40 sumur
dengan jarak 101-200 meter dari tepi pantai. Adapun parameter yang diamati mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 479/Menkes/ Per/IV/2010 tentang syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air yang meliputi parameter fisika seperti kekeruhan. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross sectional atau potong lintang dan dianalisis di
laboratorium Badan Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado. Hasil penelitian menunjukkan
kualitas air dengan jarak 0-100 meter melebihi kadar maksimum yang ditetapkan yaitu lebih dari 5
NTU (Nephlometer Turbidity Unit), sedangkan kualitas air dengan jarak 101-200 meter hasilnya
tidak melebihi kadar maksimum yang telah ditetapkan yaitu kurang dari 5 NTU (Nephlometer
Turbidity Unit). Simpulan: terdapat perbedaan kualitas air sumur di Kelurahan Madidir Ure Kota
Bitung yang diukur dari jarak 0-100 meter dan 101-200 meter dari tepi pantai.
Kata kunci: Kualitas air, Sumur, Parameter fisika
466
Parera, Supit, Rumampuk; Analisis Perbedaan pada Uji Kualitas Air Sumur... 467
Terbatasnya ketersediaan air baku menjadi mencuci yang hampir 50% dari sumur gali
salah satu masalah yang dihadapi dalam itu tidak memenuhi standar kesehatan.8
penyediaan layanan air bersih di Secara umum tujuan penelitian ini
Indonesia.1 Air bersih adalah air yang untuk mengetahui perbedaan kualitas air
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari sumur yang berjarak 0-100 meter dari tepi
dan kualitasnya memenuhi persyaratan pantai dan yang berjarak 101-200 meter
kesehatan air bersih sesuai dengan dari tepi pantai yang digunakan oleh
peraturan perundang-undangan yang penduduk di Kelurahan Madidir Ure kota
berlaku dan dapat diminum apabila Bitung menurut Keputusan Menteri
dimasak.2 Masih banyak penduduk dunia Kesehatan No.479/Menkes/Per/IV/2010.
yang kekurangan air bersih. Berdasarkan Tujuan khusus yaitu yang pertama
Global Water Supply and Sanitation melakukan pemeriksaan kualitas air sumur
Assesment 2000 Report yang dikeluarkan di kelurahan Madidir Ure Kota Bitung
oleh WHO/UNICEF, terdapat sekitar 1,1 berdasarkan parameter fisika yang meliputi
milyar penduduk dunia yang masih kekeruhan yang berjarak 0-100 meter dari
kekurangan air bersih serta hampir 2,5 tepi pantai dan tujuan khusus yang kedua
milyar penduduk belum memiliki akses melakukan pemeriksaan kualitas air sumur
terhadap sarana sanitasi. Selain itu, sekitar di kelurahan Madidir Ure Kota Bitung
10.000 penduduk di negara berkembang berdasarkan parameter fisika yang meliputi
meninggal setiap harinya karena penyakit kekeruhan berjarak 101-200 meter dari tepi
yang disebabkan minimnya air bersih dan pantai dan tujuan yang ketiga
sanitasi lingkungan.2,3 Lebih dari 100 juta membandingkan hasil pemeriksaan air
penduduk Indonesia kekurangan akses sumur dengan standar yang berlaku
terhadap air bersih dan 150 juta sumber air menurut Kepmenkes tahun 2010.
yang terkontaminasi.4 Data SUSENAS Manfaat Akademik yaitu sebagai
2010, baru 44,19% masyarakat Indonesia sumber data mengenai manfaat kualitas air
yang memiliki akses terhadap air bersih sumur yang telah diuji berdasarkan
dan 55,54% yang tidak memiliki akses parameter fisika (kekeruhan) dan sumber
terhadap fasilitas sanitasi dasar.5 Jumlah informasi dalam pengembangan ilmu
penduduk Indonesia pada tahun 2015 pengetahuan khususnya pada bidang
sekitar 248 juta jiwa, dari jumlah tersebut pengujian kualitas air sumur secara fisik.
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Adapun manfaat praktisnya yaitu untuk
2010 sebanyak 110 juta jiwa (44,5%) memberikan informasi kepada penduduk
belum memiliki akses terhadap sanitasi dan tentang air sumur yang mereka gunakan
55 juta jiwa (22,1%) belum memiliki akses apakah layak untuk dikonsumsi sebagai air
terhadap air minum, penduduk pedesaan minum atau tidak.
diperkirakan 153 juta jiwa (61,5%) yang
belum memiliki akses terhadap sanitasi dan
METODOLOGI
77 juta jiwa (31%) yang tidak memiliki
akses terhadap air minum. Penelitian ini merupakan penelitian
Sebagai dampaknya kurang lebih 2 observasional dengan menggunakan studi
juta orang meninggal setiap tahun karena Cross sectional atau Potong lintang yang
diare yang umumnya merupakan anak-anak bersifat analitik yaitu membandingkan
dibawah lima tahun.6 Data Badan Pusat antara kualitas air sumur yang berjarak 0-
Statistik 2010 menunjukkan untuk Provinsi 100 meter dari tepi pantai dengan air sumur
Sulawesi Utara terdapat 30,60% yang yang berjarak 101-200 meter dari tepi
belum memiliki akses air bersih.7 Data dari pantai berdasarkan parameter fisika.
Dinas Kesehatan Kota Bitung terdapat 20% Penelitian ini dilakukan di laboratorium
dari penduduk tidak berlangganan air fisika BTKL Manado, Sulawesi Utara
bersih PDAM dan menggunakan sumur mulai bulan November sampai bulan
gali untuk kebutuhan minum, mandi, dan Desember 2012. Subjek penelitian yaitu air
468 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 466-472
Tabel 2. Hubungan Kualitas Air Sumur dengan Jarak dari Tepi Pantai
Jarak dari Nilai
pantai Kekeruhan
Spearman’s rho Jarak dari pantai Koefisien korelasi 1.00 - .274**
sig.(2 tailed) 0.00
N 65 65
Nilai kekeruhan Koefisien korelasi -.274** 1.00
sig.(2 tailed) 0.00 65
N 65
kadar maksimun yang telah ditetapkan pantai sudah terkontaminasi dengan limbah
yaitu 5 NTU. Terlihat jelas dari hasil yang terdapat di pantai tersebut maupun
penelitian pada lampiran 1 terdapat limbah pabrik ikan yang terletak tidak jauh
perbedaan angka rata-rata dalam setiap dari pantai yang terletak di Kelurahan
sampel yaitu pada jarak 0-100 meter dan Madidir Ure Kota Bitung.
101-200 meter dari tepi pantai. Untuk Suhartini dalam skripsinya ditulis
sampel yang diukur pada jarak 3 meter dari kekeruhan air dapat disebabkan oleh zat
tepi pantai nilai kekeruhan sangat tinggi padat yang tersuspensi, baik bersifat
dan telah melebihi nilai ambang batas yang anorganik maupun organik. Zat anorganik,
ditentukan oleh Kepmenkes nomor biasanya berasal dari lapukan batuan dan
492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 5 NTU logam sedangkan yang organik dapat
sedangkan dibandingkan dengan hasil berasal dari lapukan tumbuhan dan hewan.
laboratorium yaitu 86,20 NTU. Pada Zat organik dapat menjadi makanan bagi
sampel tersebut airnya sangat keruh bakteri, sehingga pertambahannya akan
sehingga kualitas airnya tidak memenuhi menambah kekeruhan air. Demikian juga
syarat dan tidak boleh dikonsumsi sebagai alga yang berkembangbiak karena adanya
air minum. Jumlah sampel yang diukur zat hara N, P, dan K akan menambah
pada jarak 0-100 meter adalah 25 sampel kekeruhan air. Air yang keruh akan sulit
dan hasilnya semua tidak memenuhi syarat. didesinfeksi, karena mikroba terlindung
Sedangkan kualitas air sumur yang diuji oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini akan
pada jarak 101-200 meter dengan jumlah berbahaya bagi kesehatan apabila bakteri
sampel 40, hasil laboratorium menunjukkan tersebut bersifat patogen.10Hasil penelitian
nilai normal yaitu tidak melebihi nilai sebelumnya yang dilakukan oleh
ambang batas yang ditentukan oleh Trinaswulan dkk, menunjukkan hampir
Kepmenkes nomor 492/Menkes/Per/IV/ semua air sumur yang diuji di kawasan
2010 yaitu 5 NTU. Nilai kekeruhan yang pariwisata Sanur memiliki nilai kekeruhan
paling rendah terdapat pada sampel yang diatas 5 NTU. Karena ditinjau dari sifat
diukur pada jarak 200 meter, hasil tanah di lokasi tersebut bersifat porous
laboratorium yaitu 0,01 NTU. Dari hasil sehingga air dari atas permukaan tanah
analisis data pada tabel 3 menunjukkan hasil kegiatan penduduk seperti memasak,
hubungan yang bermakna antara nilai mencuci dan kegiatan lainnya yang
kekeruhan air sumur dan jarak dari tepi mengandung bahan organik mudah
pantai. Semakin dekat dengan pantai meresap ke dalam tanah.12 Tingginya
kualitas air sumur semakin keruh, tingkat kekeruhan dapat melindungi
sebaliknya semakin jauh jarak air sumur mikroorganisme dari efek desinfeksi, yaitu
dari tepi pantai kualitas air semakin baik. merangsang pertumbuhan bakteri dan
Dengan demikian Ha diterima yaitu; meningkatkan kebutuhan klorin yang
terdapat perbedaan antara kualitas air signifikan.11
sumur yang berjarak 0-100 meter dari tepi Faktor penyebab lain dari kekeruhan
laut dengan kualitas air sumur yang air sumur dapat ditinjau dari jenis sumur.
berjarak 101-200 meter dari tepi laut. Sumur yang berada di Kelurahan Madidir
Karateristik sifat fisik air minum Ure termasuk jenis sumur gali dan sumur
dinyatakan dalam nilai kekeruhan artinya bor. Sumur gali berasal dari lapisan tanah
air harus bebas dari turbiditas dan dapat yang relatif dekat dengan permukaan tanah
diukur dengan alat turbidimeter. Adapun sehingga mudah terkena kontaminasi
batasan turbiditas yang diperbolehkan melalui rembesan yang berasal dari tempat
kurang dari 5 unit.14 Hasil penelitian pembuangan kotoran manusia maupun
menyatakan bahwa nilai kekeruhan yang limbah dari sumur tersebut.12 Sedangkan
diukur pada jarak 0-100 dari tepi pantai sumur bor dibuat dengan cara pengeboran
lebih dari 5 unit. Hal ini disebabkan air lapiran air tanah yang lebih dalam sehingga
sumur yang teletak dekat dengan tepi sedikit dipengaruhi oleh kontaminasi.10
Parera, Supit, Rumampuk; Analisis Perbedaan pada Uji Kualitas Air Sumur... 471
9. Chandra, B. 2009. Ilmu kedokteran 13. Thamrin, H., Alim, A., Putteri. 2010.
pencegahan dan komunitas. EGC. Jakarta Kualitas air yang berasal dari sarana air
Hal: 36-38 bersih yang digunakan penduduk desa
10. Suhartini. 2008. Pengaruh keberadaan Pasaka kecamatan Sibulue kabupaten
tempat pembuangan akhir sampah Bone. Hal: 1-20
piyungan terhadap kualitas air sumur 14. 2006. Standar Nasional Indonesia. Jakarta
penduduk di sekitarnya. Skripsi pada Hal: 1-18.
FMIPA Universitas Negeri Yogjakarta. 15. Annaporania, A., Murugesan, A., Ramu,
Hal: 4-12 Renganathan, N.G. 2012. Groundwater
11. Sapulete, M. 2010. Analisis perbandingan Quality Assessment In Coastal Regions Of
kualitas air yang didistribusikan dari Chennai City, Tamil Nadu, India- Case
instalasi pengolahan air konvensional dan Study.
Degretmont PT.Air Manado berdasarkan 16. Hara, K., 2006. Groundwater
parameter bakteriologis dan sisa klor. Tesis Contamination and Quality Management
pada Universitas Sam Ratulangi Manado. Police in Asia. Internasional Review for
Hal: 67-9 Environment Strategies 6(2):291-2
12. Sundra, I.K. 2007. Kualitas Air Bawah
Tanah di Wilayah Pesisir Kabupaten
Badung J.Ecotrophic 1(2):1-13