BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di era
globalisasi saat ini. Salah satunya di bidang kedokteran. Lingkup teknologi
di bidang kedokteran meliputi penggunaan sel hidup —yakni
mikroorganisme, kultur jaringan, atau enzim untuk menghasilkan suatu
Pengobatan, atau alat diagnostik. Manusia dengan kemampuan
intelektualnya semakin berhasrat untuk terus berinovasi dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan, termasuk mengembangkan teknologi
kedokteran dengan menggunakan Human Stem cell (Sel Punca
manusia)+
Kata sel punca mulai populer digunakan dunia kedokteran sekitar
pertengahan 2008, kosa kata tersebut diambil dari kata stem cell yang
mulai populer digunakan tahun 1950 sejak ditemukannya tahun 1908,
istilah “stem cell’ pertama kali diusulkan oleh histolog Rusia, Alexander
Maksimov, pada kongres hematologi di Berlin. la mempostulatkan adanya
sel induk yang membentuk sel darah. Tahun 1978, terbukti teori ini betul
dengan ditemukannya setsel punca darah di sumsung tulang manusia.
Sel tersebut dikenal sebagai hematopoietic stem cell.
Sel punca adalah sel yang belumterspesialisasi yang mempunyai
kemampuan atau potensi untuk berkembang menjadiberbagai jenis sel-sel
yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh.Menurut kamus
Oxford (1999), stem sel merupakan sel yang belum berdiferensiasiyang
berasal dari organisme multiseluler yang mampu berkembang menjadi
selselsetipe, yang selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi berbagai
macam sellainnya. Stem sel juga disebut sel punca, sel induk, dan sel
batang?.
Berdasarkan sumbernya, Human Stem cell dibagi menjadi dua,
yaitu Embryonic Stem cell dan Non-embryonic Stem Cell (Adult Stem Cell,
Induced Pluripotent Stem cell, dan F-class). Teknologi menggunakanHuman Stem cell ini sangat fenomenal karena tidak hanya bersentuhan
dengan masalah etis dan sosial tetapi menjadi pemasalahan hukum, sejak
dari tahap riset hingga pemanfaatannya.Kebebasan meneliti dan
memanfaatkan hasil penelitian Human Stem cell bagi kesehatan, baik
pada tatanan kebijakan negara maupun kebijakan lokal, perlu landasan
yang dan batasan oleh undang-undang. Hal utama terkait dengan
masalah etik adalah sumber sel punca tersebut”.
Isu bioetika utama dalam penelitian dan penggunaan stem cell
adalah penggunaan sel punca embrio terutama tentang sumber sel
tersebut yaitu embrio. Dalam hal ini akan dibahas mengenai penggunaan
sel punca dalam bidang kedokteran ditinjau dari bioetik.BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dekade terakhir perhatian dan penelitian dalam bidang sel
punca (sel punca) mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini tidak
terlepas dari upaya manusia untukmengobati penyakitpenyakit yang
sudah tidak mungkin untuk diobati lagi baik secara konservatif maupun
operatif. Para ahli saat ini telah mulai menengok dan meneliti
kemungkinan penggunaan sel punca untuk mengobati penyakit-penyakit
atau kelainan-kelainan yang tak mungkinlagi untuk diobati dengan obat-
obatan atau tindakan operatif, khususnya penyakit degeneratif maupun
kelainan lainnya seperti trauma, keganasan dan sebagainya. Selain itu sel
punca juga digunakan dalam penelitian untuk mencari obat-obat baru
pada tingkat laboratorium maupun untuk mempelajari patogenesis
penyakit®,
Sel punca merupakan sel yang belum berdeferensiasi dan
mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak
jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel punca juga berfungsi sebagai
sistem perbaikan untuk mengganti setsel tubuh yang telah rusak demi
keberlangsungan hidup organisme. Saat sel punca terbelah, sel baru
mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari
jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah
merah atau sel otak’.lain’:
Source Potential Type of Cell
tygote —— @_) totipotent
pluripotent embryonic
multipotent mutipotene
aut BE ctcrenewng stem cell
so. limited
ce a
| ~ timited renewat
limited committed
division —_progentor
no division differentiated
functional
Gambar 2.1 Sifat/karakter sel punca yaitu differentiate dan self
regenerate/renew
Sel punca memilki sifat penting yang sangat berbeda dengan sel
Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel
lain. Sel Punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel
yang khas (spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot
rangka, sel pankreas dan lain-lain
Self regenerate/self renew yaitu kemampuen untuk memperbaharui
atau meregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat
salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan
sel
Berdasarkan kemampuannya untuk berdifferensiasi sel punca
dibagi menjadi (Saputra,2006) *
1. Totipotent
Sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis
sel.Yang termasuk dalam sel punca totipotent adalah zigot. Sel
ini merupakan sel embrionik wal yang _mempunyaikemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk
membentuk satu individu yang —utuh, -—_Disamping
mempunyaikemampuan untuk membentuk berbagai sel pada
embrio sel totipotent juga dapat membentuk selsel yang
menyusun plasenta’.
Pluripater
stem Cells
Gambar 2.2 Sel punca Totipoten dan pluripoten.
. Pluripotent
Sel punca yang dapat berdeferensiasi menjadi 3 lapisan
germina (ectoderm, mesoderm, endoderm) tetapi tidak dapat
menjadjaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat.
Yang termasuk sel puncas pluripotent adalah embryonic sel
puncas*.
. Multipotent
Sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak jenis sel
misalnya hemopoetic sel punca yang terdapat pada sumsum
tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi
menjadi berbagai jenis sel yang terdapat dalam darah seperti
eritrosit, lekosit dan trombosit. Contoh lainnya adalah neural sel
puncas yang mempunyai kemampuan _berdifferensiasi
menjadisel saraf dan sel glia’.4. Unipotent
Sel punca yang hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Berbeda
dengan non sel puncas, sel puncas mempunyai sifat masih
dapat mempebaharui atau meregenerasi diri_(self-
regenerate/self renew) Contohnya erythroid progenitor cells
hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah’
asmtopcteto
Frogenior (sam) oa
cell Mutipotontal stem Cet
Lymphoid progenitor
1 O<@
y visa
wane @ ee
aaa
q
once ymenectes a @
-o- @)
e
Gambar 2.3 Multipotent dan unipotent stem cells pada sumsum tulang
Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel punca berpotensi
untuk mengubah keadaan penyakit manusia dengan cara digunakan
memperbaiki jaringan organ tubuh tertentu’,
2.2. Klasifikasi Sel punca
Berdasarkan sumbernya sel punca dibagi menjadi
1. Zigot, yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu ovum
(fertiisasi)
2. Embryonic sel puncas, yaitu sel-sel stem yang diperoleh dari inner
cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri atas 50-150 sel,
kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan).Berdasarkan asalnya sel punya berasal dari sel embrio, sel
germinal atau benih embrionik, sel punca fetal, sel punca dewasa, sel
punca hematopoetik, sel punca mesenkimal?.
Sel punca embrio adalah sel induk yang diambil dari embrio pada
fasae blastosit (5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian dalam
mengelompok dan mengandung selsel induk embrionik. Selsel
diisolasikan dari massa sel bagian dalam dan dikurtur secara in vitro. Sel
induk embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai
pada organisme dewasa, seperti setsel darah, sel-sel otot, sel-sel hati,
selsel ginjal, dan sel jenis lainnyaSel stem ini mempunyai sifat dapat
berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur optimal pada
kondisi tertentu dan dapat diarahkan untuk berdifferensiasi menjadi
berbagai sel yang terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron,
hepatosit dansebagainya’.
Sel germinal/benih embrionik induk/primordial (primordial germ cell)
dan prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum
mereka terasosiasi dengan sel somatik gond dan kemudian menjadi
germinal. Sel germinal embrionik manusia/human embrionic germ cells
(hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari sel germinal primordial dari
janin berumur 5-9 minggu. Sel punca jenis ini meiliki sifat pluripotenst.
Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada
organ-organ fetus (janin) seperti sel punca hematopoetik fetal dan
progenitor kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal ynag ditemukan pada
otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdeferensiasi menjadi sel
neuron dan sel glia (sel pendukung pada sistem saraf pusat)*.
Salah satu macam sel induk dewasa adalah sel induk hematopoetik
(hematopoetic stem cell), yaitu sel induk pembentuk darah yang mampu
membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang
sehat, sumber sel induk hematopoetik adalah sumsum tulang, darah tepi
dan darah tali pusar’.
Sel punca msenkimal dapat ditemukan pada stroma sumsum
tulang belakang, periosteum, lemak dan kulit. MSC termasuk sel indukmultipotensi yang dapat berdefernsiasi menjadi setsel tulang, otot,
ligamen, tendon dan lemak’.
Berdasarkan sel induk yang ditemukan dalam berbagai jaringan
tubuh, maka sel induk dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Sel induk embrio (embryonic stem cell) adalah sel induk yang diambil
dari embrio pada fase blastosit yang terdiri dari 50-150 sel (berumur
5-7 hari setelah pembuahan). Pada saat ini massa sel bagian dalam
mengelompok dan mengandung sel-sel induk embrionik. Selanjutnya
sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in
vitro di laboratorium. Sel induk embrional dapat diarahkan menjadi
semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sek
sel darah, selsel otot, selsel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.
Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak
dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Akan tetapi saat ini telah
dikembangkan teknik pengambilan sel induk embrionik (embryonic
stem cell) yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat
terus hidup dan tumbuh. Untuk masa dapan hal ini mungkin dapat
mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
rr
Gambar 2.4 Pembuatan kultur sel induk embrio2. Sel induk dewasa (adult stem cells) adalah sel induk dewasa yang
mempunyai dua karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel
tersebut dapat berfroliferasi untuk periode yang panjang untuk
memperbaharui diri. Karakteristik kedua, setsel tersebut dapat
berdiferensiasi untu menghasilkan sefsel khusus yang mempunyai
karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial. Salah satu macam sel
induk dewasa adalah sel induk hematopoietik (hematopoietik stem
cell), yaitu sel induk pembentuk darah yang mampu membentuk sel
darah merah, sel darah putih, dan keeping darah yang sehat. Sumber
sel induk hematopoietik dapat ditransplantasikan dari beberapa organ
seperti: sumsum tulang, sel darah tepi, dan darah tali pusar.
« Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow
transplantation). Sumsum tulang adalah jaringan spons yang
terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang,
tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk. Sumsum tulang
merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoietik.
Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang alu,
transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari
pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia
aplastik. Karena teknik dan angka keberhasilannya semakin
meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum_ tulang
sekarang ini semakin meluas. Pada transplantasi ini prosedur
yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan
teranastesi total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari
tulang panggul donor dengan bantuan sebuah jarum suntik
khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam vena
resipien. Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam
tulang resipien dan setselnya mulai berfroliferasi. Pada akhirnya,
jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan
tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun, prosedur
transplantasi sumsum tulang memiliki kelemahan karena sel
darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dankemoterapi. Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar
2-3 minggu untuk menghasilkan sejumlah sel darah putih yang
diperlukan guna melindungi_ resipien terhadap _infeksi.
Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow
transplantation).
Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell
transplantation) seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah
tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang
dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang. Untuk
mendapatkan jumlah sel induk yang jumlahnya mencukupi untuk
suatu transplantasi, biasanya pada donor diberikan granulosyte
coloni stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel induk
hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah.
Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.
Jika resipien membutuhkan sel induk hematopoietik, pada proses
ini darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan
memisahkan darah menjadi komponer-komponennya, secara
selektif memisahkan sek induk dan mengembalikan sisa darah ke
donor. Transplantasi sel induk darah tepi pertama kali berhasil
dilakukan pada tahun 1986. Keuntungan transplantasi sel induk
darah tepi adalah lebih mudah didapat. Selain itu pengambilan sel
induk darah tepi tidak menyakitkan dan hanya membutuhkan
sekitar 100cc. Keuntungan lain sel induk darah tepi lebih mudah
tumbuh. Namun, sel induk darah tepi lebih rentang tidak setahan
sumsum tulang. Sumsum tulang juga lebih lengkap, selain
mengandung sel induk juga ada jaringan penunjang untuk
pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel induk darah tepi
tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang.
Transplantasi sel induk darah tali pusat. Pada tahun 1970-an para
peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung
sel induk yang sama dengan sel induk yang ditemukan dalam
sumsum tulang. Karena sel induk dalam sumsum tulang telah
10berhasi_mengobati pasien-pasien dengan penyakit-penyakit
kelainan darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan
gangguan-gangguan sistem kekebalan tubuh, maka para peneliti
percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel induk dari
darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien mereka. Darah
tali pusat mengandung sel induk yang bermakna dan memiliki
keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulang
atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi sel
induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses
kelahiran menjadi suatu sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.
Transplantasi sel induk darah tali pusat pertama kali dilakukan di
Prancis pada penderita anemia fanconi tahun 1988 pada tahun
1991, darah tali pusat di transplantasikan pada penderita Chronic
Myelogenous Leukimia. Kedua trasnplantasi ini berhasil dengan
baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira tiga ribu
transplantasi darah tali pusat.
Placenta
S£INN
PS vO
Pancreat: Hematopoletle Cacliomyocytes Neurons Hepatogytes
etcals cals
Gambar 2.5 Transplantasi sel induk darah tall pusat
1‘Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang
bagus dalam cell-based therapy:
1.
xX
@
x
2.
Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya
transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi
rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ
donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan
tanpa organ donor yang sesuai.
Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh
sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka
bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi
luka bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.
Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi
lagi melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam
penjelasan mengenai terapi gen di atas.
Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam
jaringan serta berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.
.3 Aplikasi dan Penggunaan Kutur Sel punca
Sel puncas dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang
riset maupun pengobatan. Adapun penggunaan kultur sel puncas adalah
sebagai berikut: (Saputra,2006)*
1. Terapi gen sel punca khususnya hematopoietic digunakan sebagai
pembawa transgen kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak
apakah sel puncas ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam
tubuh pasien, Adanya sifat self renewing pada sel punca
menyebabkan pemberian sel punca yang mengandung transgen
tidak perlu dilakukan berulang — ulang. Selain itu hematopoetic sel
puncas juga dapat berdifferensiasi. menjadi bermacam-macam
selsehingga transgen tersebut dapat menetap diberbagai macam
sel*
2. Penelitian untuk mempelajari proses-proses biologis yang terjadi
pada organisme termasuk perkembangan organisme dan
perkembangan kanker*
123. Penelitian untuk menemukan dan mengembangkan obat-obat baru
terutama untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan*
4. Terapi sel (cell based therapy)
Sel punca dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan
Petri, Sifat ini dapat digunakan untuk melakukan manipulasi pada sel
puncas yang akanditransplantasikan ke dalam organ tubuh untuk
menangani_ penyakit-penyakittertentu tanpa mengganggu organ
tubuh’,
Sel stem embryonic sangat plastik dan mempunyai kemampuan
untuk dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti
neuron, kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, setsel darah dan sebagainya,
sehingga dapat dipakai untuk menggantikan jaringan yang rusak. Sel stem
dewasa juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit
degeneratif, tetapi kemampuan plastisitasnya sudah — berkurang.
Keuntungan dari penggunaan sel stem dewasa yaitu tidak atau kurang
menimbulkan masalah dan kontroversi etika.
1, Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada
medula spinalis (spinal cord)
Cidera pada medula spinalis disertai demielinisasi menyebabkan
hilangnya fungsi neuron. Sel punca dapat mengembalikan fungsi yang
hilang dengan cara melakukan remielinisasi . Percobaan dengan sel
punca embrionik tikus dapat menghasilkan oligodendrosit yang kemudian
dapat menyebabkan remielinisasi akson yang rusak
2. Penggunaan sel punca pada penyakit stroke
Pada penyakit stroke dicoba untuk menggunakan sel punca
mesenkim (mesenchymal stem cells (MSC) dari sumsum tulang autolog.
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Mesenchymal stem cells diperoleh dari aspirasi sumsum
tulang. Setelah disuntikkan perifer MSC akan melintas sawar darah otak
pada daerah otak yang rusak. Pemberian MSC intravenous akan
mengurangi terjadinya apoptosis dan menyebabkan proliferasi sel
endogen setelah terjadinya stroke
13