Professional Documents
Culture Documents
CAMP
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN......................................................................................................1
PENCERNAAN.…………….....................................................................................1
V. RANGKUMAN…………………………………………….………......………….....…..13
DAFTAR KEPUSTAKAAN..............................................................................................14
I. PENDAHULUAN
hormon-hormon yang bersifat hidrofilik dan terikat pada reseptor membran plasma sel
sasaran. Efek fisologis yang ditimbulkan kelompok hormon ini cepat dan terminasi efek
messenger. 1,2
hormon dan reseptor membran plasma diketahui kelompok second messenger seperti
kinase.1,3,4. Gambar 1.
Selanjutnya dibawah ini akan dibahas molekul cAMP sebagai second messenger
Konsep second messenger timbul dari pengamatan Earl Sutherland dan rekan-
rekannya. Percobaan yang dilakukan Sutherland pada tahun 1950an telah membuka
terobosan utama ke arah pemahaman cara hormon bekerja pada tingkat molekuler.
cAMP merupakan second messenger yang dibentuk dari senyawa ATP oleh
kerja enzim Adenilat Siklase dengan adanya Mg2+ yang membentuk suatu kompleks
Mg2+
ATP cAMP + PPi + H+
Adenilat siklase
cAMP disintesis dengan mengubah ATP ke suatu bentuk siklik. Gugus 3’-OH
pada unit ribosa menyerang gugus α-fosforil ATP untuk ikatan fosfodiester, yang
1. Adenilat siklase pada sel sasaran harus dapat dirangsang oleh hormon yang
2. Perubahan konsentrasi cAMP pada sel sasaran harus terjadi mendahului atau
3. Efek biologik hormon harus dapat ditiru dengan dengan penambahan cAMP
atau senyawa yang sejenis pada sel sasarannya (misalnya : dibutiril cAMP)
hormon. Epineprin meningkatkan kadar cAMP yang tinggi di dalam sel-sel otot dan
perubahan yang relatif kecil dalam sel-sel hati. cAMP juga merupakan second
- Hormon lutein
- Gonadotropin korionik
- Kalsitonin
- Kortikotropin
- Epinefrin
- Norepinefrin
- Glukagon
- Lipotropin
- Hormon paratiroid
protein pengatur yang tergantung GTP. Protein pengatur yang mengendalikan adenilat
siklase ini disebut sebagai protein G stimulator diberi simbol Gs yang terdiri atas tiga
subunit α, β, γ. Bila terdapat hormon, hampir semua Gs terdapat dalam bentuk yang
Pengikatan hormon pada reseptor memicu pertukaran GDP terikat dengan GTP.
terikat dan memungkinkan GTP masuk. Subunit α yang mengandung GTP (Gsα-GTP)
memisahkan diri dari subunit βγ. Kemudian adenilat siklase diaktifkan oleh Gsα-GTP.
Dengan demikian, aliran informasi adalah dari kompleks hormon reseptor ke Gs dan
cAMP biasanya secara relatif memiliki waktu paruh yang pendek dan didegradasi
dengan cepat oleh cAMP fosfodiesterase. Adanya enzim hidrolisis ini menjamin proses
pergantian sinyal (cAMP) dengan cepat., dengan demikian juga penghentikan proses
akhirnya dapat menghambat pembentukan cAMP. Inhibisi ini biasanya terjadi melalui
suatu kompleks subunit yang serupa dengan subunit yang merangsang adenilat siklase
kecuali bahwa subunit α, αi, memperantari inhibisi ini. Hormon yang melakukan inhibisi
- Asetilkolin
- αs Adrenergik
- Angiotensin II
- Somastostatin
Beberapa kasus inhibisi seperti ini dapat juga tejadi melalui βγ. Toksin Pertusis
Selain itu, subunit α dari protein Gs mengandung suatu GTPase intrinsik. GTP
yang berikatan pada subunit-α Gs terhidrolisis dalam jangka waktu beberapa menit
menjadi GDP oleh kerja enzim GTPase ini. Toksin kolera, yang dikenal sebagai
aktifator irreversibel enzim siklase, menyebabkan ribosilasi pada αs, membuat inaktif
enzim GTPase , dengan demikian αs dibekukan dalam bentuk aktif. Inhibisi enzim ini
siklase berlanjut terus. Pada sel intestinal aktifitas enzim ini selanjutnya akan
dan air dalam jumlah yang besar yang menimbulkan diare. Proses yang berlangsung
. 1,3
cepat ini menyebabkan keadaan serius yaitu dehidrasi dan kehilangan elektrolit.
Gambar 4
Cholera toxin
Pertussis toxin
Efek cAMP terjadi melalui pengaktifan suatu protein kinase A (PKA). PKA
regulatory) dan 2 subunit katalitik (C, catalytic). Bila tidak terdapat cAMP, kompleks
R2C2 secara katalitik tidak aktif. Pengikatan cAMP pada rantai pengatur akan
PKA yang sudah aktif ini kemudian mengkatalisis pemindahan fosfat (fosforilasi)
dari ATP ke residu serin atau treonin yang spesifik pada banyak sasaran dan
mengakibatkan perubahan pada aktifitasnya. Terdapat lebih 100 buah enzim PKA
Pentingnya serta luasnya cakupan PKA dapat dilihat pada contoh-contoh berikut
ini :
glikogen.
kistik. Saluran ini terbuka pada fosforilasi ranah pengatur CFTR yang dikatalisis
oleh PKA. Pengaturan saluran ini terganggu pada fibrosis kistik, kelainan genetik
Salah satu hormon yang bekerja melalui pengaktifan second messenger cAMP
adalah hormon Vasopresin. Hormon Vasopresin yang pada mulanya diberi nama
dosis farmakologik, akan lebih tepat jika dinamakan hormon antidiuretik (ADH) karena
fungsi fisiologiknya yang penting adalah untuk meningkatkan penyerapan kembali air
dari tubulus distal ginjal dengan meningkatkan permeabilitas terhadap air dari membran
Hormon ini adalah suatu peptida yang memiliki 9 asam amino dengan sebuah jembatan
ujung saraf dalam hipofise posterior dan di dalam bagian ini jika terdapat rangsangan
yang tepat seperti peningkatan osmolalitas dalam plasma, hormon ini akan dilepas ke
dalam sirkulasi darah. Pengikatan hormon ini pada reseptor spesifiknya akan
ADH bekerja melalui dua reseptor, yang disebut V1 dan V2 yang memiliki
spesififtas ligan dan mekanisme kerja seluler yang berbeda. Semua reseptor ADH di
luar sel ginjal merupakan tipe Vl memperantarai kontraksi otot polos vaskuler dan
hormon ADH dengan reseptor tipe V2 ini mengaktifan enzim adenilat siklase melalui
PKA. Kejadian seluler berikutnya merupakan serangkaian reaksi fosforilasi protein oleh
enzim ini yang merangsang eksprsi gen untuk meningkatkan pembentukan aquaporins
2.
dan membentuk pori atau saluran tempat air secara bebas berdifusi sehingga
pun meningkat melalui proses difusi bebas. Air kemudian mengalir melalui saluran di
membran plasma menuju ke ruang interstisium. Proses ini mengantarai berbagai efek
GAMBAR 6. Mekanisme kerja ADH pada tubulus ginjal melalui pengaktifan cAMP,
Devlin T M, PhD. 2002
V. RANGKUMAN
oleh kerja enzim Adenilat Siklase. Pengaktifan enzim Adenilat siklase oleh
cAMP biasanya secara relatif memiliki waktu paruh yang pendek dan didegradasi
Efek cAMP terjadi melalui pengaktifan suatu protein kinase A (PKA), suatu molekul
heterotetramer terdiri atas 2 subunit pengatur (R, regulatory) dan 2 subunit katalitik (C,
catalytic).
Beberapa hormon dapat bekerja melalui pengaktifan cAMP salah satunya adalah
DAFTAR KEPUSTAKAAN
4. Greenspan F S MD, Baxter J D MD. Basic and Clinical Endocrinology 4th ed.
Appletton & Lange, California. 1994 : 2-55, 220-231
7. Raff A, et al. Moleculer Biology of The Cell. 4thed. Garland Science. New York.
2002: 832-892