You are on page 1of 10

1.

PENDAHULUAN
Pengujian kemurnian fisik benih merupakan salah satu dari empat
komponen utama dalam menghasilkan benih bermutu.
Benih bermutu adalah benih yang varietasnya sudah terdaftar untuk
peredaran dan diperbanyak melalui sistem sertifikasi benih, mempunyai mutu
genetik, mutu fisiologis, mutu fisik serta status kesehatan yang sesuai dengan
standar mutu atau persyaratan teknis minimal. Persyaratan Teknis Minimal
merupakan spesifikasi teknis benih mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis
dan/atau status kesehatan benih yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama
Menteri (BPTS, 2016).
Benih murni adalah semua benih masak utuh, benih berukuran kecil,
mengkerut, tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji, dan
pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya,
dengan catatan benih tersebut sudah pasti merupakan benih dari varietas/spesies
tersebut. Kotoran benih mencakup partikel-partikel tanah, pasir, dan bagian
tanaman seperti ranting, daun, sedangkan benih tanaman lain/biji gulma termasuk
semua pecahan benih yang tidak memenuhi persyaratan baik dari komponen benih
murni, benih spesies lain, dan semua benih/bagianvegetatif tanaman yang
termasuk kategori gulma serta pecahan gulma (Rustini, 2012).
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih.
Pengujian kualitas benih dilakukan di laboratorium untuk menentukan baik mutu
fisik maupun mutu fisiologik suatu jenis atau kelompok benih. Pengujian terhadap
mutu fisik benih mencakup kegiatan pengambilan contoh benih, kadar air benih
dan berat 1000 butir benih. Sedangkan pengujian terhadap mutu fisiologik benih
mencakup kegiatan pengujian daya kecambah, kekuatan tumbuh, dan kesehatan
benih (Bewley et al., 2013).
2. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pengujian
kemurnian benih secara fisik dan mengetahui tingkat kemurnian benih yang diuji.
Kegunaan praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui cara pengujian
kemurnian benih secara fisik dan mengetahui tingkat kemurnian benih yang diuji.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan
pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi. Benih bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang
berkualitas tinggi dengan daya tumbuh >90%.Undang Undang No. 12 Tahun 1992
(UU No.12/92) tentang Sistem Budidaya Tanaman menjabarkan bahwa benih
tanaman dan selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman.
Dijelaskan pula bahwa benih bermutu adalah benih yang varietasnya benar dan
murni, mempunyai mutu genetis, fisiologis, dan fisik yang tinggi sesuai dengan
standar mutu kelasnya (Rahmiana, et al.,2015).
Pengujian kemurnian fisik benih yaitu pemisahan benih dalam tiga
komponen yaitu komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih.
Selanjutnya ketiga komponen tersebut dipresentasekan berdasarkan beratnya
(BPTS, 2016).
Mutu benih secara fisik dapat dilihat dari penampilannya seperti
kebernasan benih, warna, dan campuran fisik. Melalui uji refraksi dilakukan
dengan metode sortir manual. Uji refraksi dengan sortir manual dilakukan dengan
cara menghamparkan benih diatas kertas alas dan diamati secara teliti berdasarkan
kriteria refraksi yang sudah ditentukan. Uji refraksi dilakukan dengan mengambil
100 g sampel benih jagung manis dari 1 kg sampel pada setiap perlakuan. Setiap
perlakuan disortir secara manual untuk diamati dengan teliti setiap kriteria
refraksi. Hasil pengamatan dipisahkan menurut kriteria dan ditimbang beratnya
menggunakan timbangan digital. Hasil refraksi dari setiap (Ihwah dan Putra,
2016)
4. METODE PRAKTIKUM
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 07 Maret 2017 pukul 08.00-
selesai di laboratorium Agroteknologi unit Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan: benih kedelai, kacang tanah, jagung, kacang
panjang, kangkung, kacang hijau, padi sawah, bncis dan wadah atau kantong
plastik. Alat yang digunakan:pinset, kaca pembesar dan timbngan analitik.
c. Pelaksanaan
Prosedur percobaan praktikum ini sebagai berikut:
1. Menimbang contoh kerja sesuai dengan (ketetapan lampiran).contoh kerja
ditimbang dalam satuan gram dengan ketelitian sebagai berikut:
Bobot contoh kerja (g) ∑ desimal Bobot contoh kerja (g) ∑ desimal
<1 4 100-999.9 1
1.0 – 9.999 3 1000 atau lebih 0
10 – 99.99 2
2. Menganalisis benih dengan memisahkan kedalam 3 (tiga) komponen yaitu
beni murni, benih tananman lain dan kotoran benih. Analisis dapat dilakukan
secara tunggal atau ganda. Analisis tunggal menggunakan benih secara
sebanyak satu kali seluruh contoh kerja, sedangkan analisis ganda dilakukan
dengan menggunakan benih sebanyak dua kali setengah contoh kerja yang
masing-masing diambil secara terpisah.
3. Menimbang bobot masing-masing komponen dalam satuan gram dengan
tinngkat ketelitian sesuai dengan pada cotoh kerja.
4. Menghitung persentase masing-masing komponen benih. Untuk bobot contoh
kerja. kurang dari 25 gram, persentase bobot masing-masing komponen
dihitung berdssarkan total bobot semua komponen, bukan berdasarkan bobot
penimbangan awal. Total bobot tersebut harus dibandingkan dengan bobot
awal untuk mengecek adanya kehilangan atau kesalahan lain (toleransi 1 %).
Untuk bobot contoh kerja leboh besar dari 25 gram, persentase bobot
komponen benih tanaman lain dan kotoran benih dihitung terhadap bobot awal
contoh kerja. Rumusnya sebagai berikut:
BM
% benih murni = X 100%
CK
BTL
% benih tanaman lain = X 100%
CK
KB
% kotoran benih = CK X 100%

Ket:
BM = benih murni
BTL = benih tanaman lain
KB = kotoran benih
CK = contoh kerja
Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan pada setiap
komponen tersebut. Hasil dari penimbangan dilakukan perhitungan faktor
kehilangan.
CK−(BM+BTL+KB
Faktor kehilangan = X 100%
CK

Ket:
CK = contoh kerja
BM = benih murni
BTL = benih tanaman lain
KB = kotoran benih
5. Komponen benih murni boleh tidak ditimbang, dapat dihitung dengan
mengurangi angka 100 % dengan jumlah persentase bobot kedua komponen
lainnya (toleransi 5 %).
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan ada pada tabel berikut:

Bobot Hasil analisis masing-masing komponen


Jenis benih contoh
Komponen Benih Bobot (g) Persentase (%)
kerja (g)
Benih murni 111,57 94,7
Kedelai ( Glycine
117,82 Benih tanaman lain 6,09 5,7
max L.)
Kotoran benih 0,16 0,1
Benih murni 79,4 99
Padi sawah
80,26 Benih tanaman lain 0 0
(Oryza sativa L.)
Kotoran benih 0,76 0,1
Benih murni 192,7 99
Kacang ijo
194,7 Benih tanaman lain 0,21 0,1
(Vigna radiata)
Kotoran benih 1,74 0,9
Benih murni 198,04 99
Jagung (Zea mays
200,15 Benih tanaman lain 0 0
L.)
Kotoran benih 0,95 0,5

Keterangan: Hasil pengujian kemurnian ditulis dalam persentase dengan 1 desimal. Jumlah persentase
bobot dari komponen harus 100 . komponen yang bobotnya kurang dari 0,05% supaya dilaporakn “trace”
yang berarti ada, tetapi jumlahya sangat sedikit. Apabila ditemukan hasil nihil dari suatu komponen harus
ditulis dengan angka 0.0% pada kolom yang disediakan. Kolom-kolom yang disediakan harus diisi, tidak
boleh dibiarkan kosong.
Pembahasan
Analisis kemurnian benih merupakan kegiatan untuk menelaah kapositifan
fisik komponen-komponen benih. Pada prinsipnya pengujian kemurnian
dilaboratorium merupakan analisis kemurnian fisik berdasarkan identitas yang
ditetapkan dengan jalan memisahkan contoh benih kedalam 3 komponen yaitu :
komponen benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL), dan kotoran benih (KB)
termasuk rumput-rumputan.
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan
memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Selain itu juga untuk
mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran yang terdapat dalam contoh
benih.
Setelah itu, dihitung faktor kehilangan dari masing-masing benih

Faktor kehilangan kedelai


CK−(BM+BTL+KB)
Faktor kehilangan = X 100%
CK
117,82 − (111,57 + 6,09 + 0,16)
= X 100%
117,82
117,82
=1- 117,82 X 100%

= 0%
Faktor kehilangan padi sawah
CK−(BM+BTL+KB)
Faktor kehilangan = X 100%
CK
80,26− ( 79,4 + 0 +0,76)
= X 100%
80,26
80,16
=1- 80,26 X 100%

= 0,1%
Faktor kehilangan kacang ijo
CK−(BM+BTL+KB)
Faktor kehilangan = X 100%
CK
194,7− (192,7 + 0,21 +1,74)
= X 100%
194,7
194,65
=1- 194,7 X 100%

= 0,02%
Faktor kehilangan Jagung
CK−(BM+BTL+KB)
Faktor kehilangan = X 100%
CK
200,15 – (198,04+ 0 +0,95)
= X 100%
200,15
198,99
=1-200,15 X 100%

= 0,57 % ~0,6 %
Faktor kehilangan yang diperbolehkan = 5%, jika terdapat kehilangan
berat > 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan
menggunakan contoh kerja baru. Jika faktor kehilangan = 5% maka analisis
kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen
tersebut. Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh
benih yang diuji, yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang
diwakilinya. Contoh kerja dipisah- pisahkan ke dalam komponen benih murni,
benih tanaman lain dan kotoran fisik lainnya. Kemurnian ditentukan berdasarkan
persentase berat masing-masing komponen terhadap berat awal contoh
kerja.Pemurnian benih bertujuan: 1) membuang benih spesies lain yang berbeda
dengan spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor. 2) memilih benih
murni dari beni-benih yang kecil, berwarna tidak normal, dan benih-benih yang
tidak sehat lainnya (Purnomo, 2010).
Berdasarkan pendapat dari purnomo seharusnya benih jagung dibuat
contoh kerja baru, karena melewati batas toleransi persentase kehilangan.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Teknik pemurnian benih secara fisik yaitu dengan cara memisahkan benih
murni, benih tanaman lain dan kotoran benih.
2. Tingkat kemurniann benih pada tanaman jagung, kacang ijo, dan padi
sawah memiliki kemurnian yang sama terkeculai pada kedelai disebabkan
berbagai faktor.
3. Cara menguji benih dengan cara menaburkan benih pada talang dan
diseleksi benih tersebut dengan berbagi refraksi.
4. Tingkat kemurnian benih dari empat jenis tanaman memiliki tingkat
kemurnian yang sama 99 % terkecuali pada benih tanaman kedelai 94,7%
Saran praktikum ini yaitu agar para praktikan lebih cepat dan teliti saat
bekerja, dan tidak pasif tetapi aktif minimal dalam mencatat data.
DAFTAR PUSTAKA

Bewley, J.D., dan K. Bradford, H. Hilhorst, H. Nonogaki, 2013. Seed physiology


of development germination and dormancy 3 rd edition, New York
Springer.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2016. Persyaratan teknis minimal (PTM) mutu
fisik benih beberapa komoditas sayuran. Kementrian Pertanian, Lembang.

Ihwah, A.dan H.M, Putra, 2016. Analisis pengendalian produk akhir benih jagung
manis ditinjau dari uji kadar air, refraksi, dan daya tumbuh. Jurnal
Teknologi Pertanian Vol. 17 No. 2 .

Purnomo,R., 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan tumbuhan. Agriculture Lands. Yogyakarta, Gajah Mada
University.

Rahmania, A.A, J. Purnomo dan D. Harnowo, 2015. Pemanfaatan biji keriput


kacang tanah sebagai benih. Iptek tanaman pangan vol. 10 no. 2 hal 57-
68.

Rustini, 2012. Refleksi pertanian. Pustaka Sinar Harapan Jakarta.


DOUKUMENTASI

You might also like