You are on page 1of 7

Model – Model Pembelajaran

1. Pembelajaran Klasikal dan Individual


Pengajaran klasikal adalah model pembelajaran yang biasa kita lihat sehari –
hari. Pada model ini, guru mengajar sejumlah siswa, biasanya 30 sampai dengan
40 orang siswa di dalam sebuah ruangan. Para siswa memiliki kemampuan
minimum untuk tingkat itu dan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan
yang relatif sama. Dengan mondisi seperti ini, kondisis belajar siswa secara
individual baik menyangkut kecepata belajar, kesulitan belajar, dan minat belajar
sukar untuk diperhatikan oleh guru.
2. Cooperative Learning
Cooperative Learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja
sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu
tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan bersama lainnya.
Cooperative Learning menekankan pada kehadiran teman sebaya untuk
berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau
membahas suatu masalah atau tugas.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta
didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata
(real world).
4. Model Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran berdasarkan inquiry merupakan seni penciptaan situasi-situasi
sedemikian rupa sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam
situasi-situasi ini siswa berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan gejala
alam, mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat,
merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori
mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang
dan membangun model, atau setiap kontribusi dari kegiatan tersebut di atas.
5. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) merupakan
konsep belajar yang membantu para guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,
hasil pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara
yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat pula
dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan. Ada beberapa metode pembelajaran antaralain:
1. Metode Ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan informasi
dan pengetahuan secara lisan kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
2. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi
pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam
bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.
3. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu
keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah dimana para
peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang
disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan
mengemukakan sejumlah data dan argumentasi.
4. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru
dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini
dimaksudkan untuk menjajaki sejauh mana siswa telah memiliki pengetahuan
dasar mengenai materi yang akan dipelajari, memusatkan perhatian siswa
serta melihat sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh siswa.
5. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam
bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang
ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
6. Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
7. Metode Study Tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak siswa mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan
selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta
membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8. Metode Drill adalah suatu metode mengajar dengan memberikan kegiatan
latihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik agar siswa
memiliki keterampilan yang lebih tinggi terkait materi yang dipelajari.
Metode Drill bertujuan melahirkan keterampilan melakukan sesuatu serta
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
9. Metode simulasi digunakan untuk mengajarkan materi dengan menerapkan
sesuatu yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya. Tujuannya
untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan siswa melakukan
suatu keterampilan, melatih kerjasama kelompok, dan membangkitkan
motivasi belajar siswa

Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang, asumsi dan keyakinan kita
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.
1. Pendekatan Saintific
Pendekatan saintific adalah Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan,
dan lainnya melalui tahapan mengamati , menanya, menalar, mencoba, dan
menbentuk jejaring untuk semua mapel.
2. Pendekatan konstektual
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
3. Pendekatan RME (Realistic Mathematic Education)
Pendekatan Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep dan
mengaplikasikan konsep- konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu pembelajaran
matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau real bagi siswa dan
mengacu pada konstruktivis sosial.
4. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran
yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide
baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.Jadi pendekatan
konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman
langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
5. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Pendekatan deduktif merupakan
proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai
pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum
dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke
dalam keadaan khusus.
6. Pendekatan Induktif
Pendekatan pembelajaran induktif dipelopori oleh Taba.Induktif adalah suatu
pendekatan yang didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir.pendekatan
indektif dalam pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar, dimana guru
bertugas memfasilitasi siswa untuk menemukan suatu kesimpulan sebagai aplikasi
hasil belajar melalui strategi pembentukan konsep, interpretasi data dan aplikasi
prinsip.

Teori-Teori Belajar
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks
dari belajar.
1. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan).
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam
hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
ia dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.
a) Thorndike
Menurut thorndike, belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan
respon. Dan perubahan tingkah laku merupakan akibat dari kegiatan belajar yang
berwujud konkrit yaitu dapat diamati atau berwujud tidak konkrit yaitu tidak
dapat diamati.Teori ini juga disebut sebagai aliran koneksionisme (connectinism).
b) Watson
Menurut Watson, belajar merpakan proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati dan dapat diukur. Dengan kata lain, meskipun ia mengakui
adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar,
namun ia menganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu
diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam
bentuk benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah
seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.
c) Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variable hubangan antara stimulus dan respon
untuk menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh
teori evolusi Charles Darwin. Baginya, seperti teori evolusi, semua fungsi tingkah
laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh
sebab itu, teori ini mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan
kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh
bagian manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan
dengan kebutuhan biologis,walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat
bermacam-macam bentuknya.
d) Skinner
Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu
mengungguli konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh
sebelumnya.Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun dapat
menunjukkan konsepnya tentang belajar secara lebih komprehensif. Menurutnya,
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam
lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku,
tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya.

2. Teori Belajar Kognitif


Teori ini mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi
saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
Beberapa pandangan tentang teori kognitif, diantaranya:
a. Teori perkembangan Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor
aliran konstruktivisme.Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak
digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu
yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget,
perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf.
b. Teori belajar menurut Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh
kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Dalam teorinya, “free discovery
learning” ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang dapat
ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai
dengan tahap perkembangan orang tersebut.
c. Teori belajar bermakna Ausubel
Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna
bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengtahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk strukur kognitif.Teori ini
banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi
pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa.

3. Teori Belajar Konstruktivistik


Konstruktivistik merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan
pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam
mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain teori ini memberikan keaktifan
terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau
teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Dalam proses belajarnya pun, memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berfikir tentang
pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif serta dapat
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

You might also like