You are on page 1of 32
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA e 2009 SPESIFIKASI KHUSUS SEKS! 5.7 e LAPIS PONDAS! PASIR ASPAL (SKh-1.5.7) SKW-LS.7.1 vy » SKb-1.5.7.2 D SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM - 1 SEKSI 5.7 LAPIS PONDASI PASIR ASPAL UMUM, Uraian Yang dimaksud dengan Lapis Pondasi Pasir Aspal adalah campuran antara pasir dengan. sspal keras, yang dicampur di Unit Pencampur Aspal (UPCA/AMP), dihampar ddan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu. Pekerjaan ini mencakup pembuatan fapisan Campuran Panas Pasir Aspal untuk lapis pondasi atau lapis aus, yang dibampar dan dipadatkan di atas lapis pondasi atau permukaan jalan yang telah isiapkan scsuai dengan Spesifikasi dan memenuhi garis, ketinggian, dan potongan ‘memanjang serta potongan melintang yang ditunjukkan dalam Gambar Renesua. Semua jenis campuran dirancang menggunakan proseduc khusus yang diberikan di alan Spesifikest Khusus ini, untuk menjamin bahwa rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rong udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan cocok guna mendukimg lalu-lintas rencana, Jenis Lapis Pondasi Pasir Aspal Jenis Campuran Lapis pondasi Pasir Aspal dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar Rencana Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal digunakan untuk lapis pondasi, yaitu Lapis Pondasi Pasir Aspal (LPPA). PERSYARATAN ‘Standar Rujukan ‘Standar Nasional Indonesia (SNI} 'SNT 03-1968-1990 + Metode Penguiian Tentang Analisis Saringan Agregat Halas dan Kasar SNL 03-1969-1990 : Metode Penguiian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Acgrouat Kasar SNI03-1970-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus SNT03-2417-1991 + Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin, Abrasi Los Angeles SNI 06-2432-1991 + Metoda Pengujian Daktilitas Bahan-Bahan Aspal SNI06-2433-1991 + Metoda Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Alat Cleveland Open Cup SNI 06-2434-1991 + Metoda Pengujian Titik Lembck Aspal dan Ter SNI03-1737-1991 + Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk Jalan Raya SNT 03-2439-1991 + Metode Pengujian Kelekatan Agregat Terbadap Aspal SNI06-2440-1991 ! Metoda Pengujian Kehilangan Berat Minyak dan Aspal dengan Cara A SI 06-2441-1991 : Metoda Pengujian Berat Jenis Aspal Padat | dari 31 z£ SNI 06-2456-1991 SNI 06-2490-1991 SNI03-3407-1994 SNI03-3425-1994 SNI06-3426-1994 SNI03-3640-1994 SNI03-4141-1996 SNI03-4142-1996 SNI03-4428-1997 SNI 06-4797-1998 SNI 03-4804-1998 SNT 03-6399-2000 SNI 03-6721-2002 SNT 03-6723-2002 SNI 03-6757-2002 SNI 03-6819-2002 SNI 03-6877-2002 SNI 03-6890-2002 NI 03-6893-2002 SNI 03-6894.2002 RSNI M-01-2003 RSNI S-01-2003 RSNI M-04-2004 AASHTO T283-89 AASHTO 1301.95, AASHTO T165-97 ASTM: ASTM D 4791 ASTM E 102-93 ‘Metoda pengujian Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen Metoda Pengujiam Kadat Air Aspal dan Bahan yang Mengandung Aspal Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Batu ‘Tethadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat Tata Cara Pelaksanaan Lapis Tipis Beton Aspal untuk Jalan Raya ‘Teta Cara Sutvai Kerataan Permukaan Perkerasan Jalan Dengan Alat Ukur Kerataan NAASRA Metodle Pengujian Kadar Aspal dengan Cara Ekstraksi Menggunakan Alat Soklet Metode Pengujian Gumpalan Lempung Dan Butir-Butir Mudah Pecah Dalam Agregat Metode Pengujian Jumlah Baban Dalam Agregat Yang, Lolos Satingan No.200 (0,075 mm) Metode Pengujian Agregat Halus atau Pasir Yang Mengandung Bahan Plastis Dengan Cara Setara Pasi Metoda Pengujian Penmulihan Aspal Dengan Alat Penguap Pular Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara Dalam Agregat ‘Teta Cara Pengambilan Contoh Aspal Metode Pengajian Kekentalan Aspal Cair dengan Alat Saybole Spesifikasi Bohan Pengisi Untuk Campuran Beraspal Metode Pengujian Berat Jenis Nyata Campuran Beraspal Padat Menggunakan Benda Uji Kering Permukaan Jenuh. Spesifikasi Agregat Halus Untuk Camparan Beraspal Metode Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus yang tidak dipadatkan Tata Cara Pengambilan Contoh Campuran Beraspal Metode Pengujtan Berat Jenis Maksimum Campuran Beraspal Metode Pengujian Kadar Aspal Dan Campuran Beraspal Cara Sentrifius Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas dengan Alat Marshall Spesifikasi Aspal Keras Betdasarkan Penetrasi Metode Pengujian Kelarutan Aspal Resistance of Compacted Bituminous Mixture to Moisture Induced Damaged Elastic Recovery Test Of Bituminous Material By ‘Means of A Ductilometer Effect of Water on Cohesion of Compacted Bituminous Paving Mixtures Standard Test Method for Flat or Elongated Particles in Coarse Aggregate Saybolt Furol Viscosity of Asphaltic Material at High ‘Temperature 2 dani 31 Ke British Standard : BS 598 Part 104(1989): ‘The Compaction Procedure Used in the Percentage Refusal Density Test 2 erjaan Seksi_Lain Pada Spesifikasi Umum Yang Berkaitan Dengan Spesifikasi Khusus ini a) Persiapan Seksi 1.2 1b) Lapis Resap Perekat dan Lapis Perekat 2 Seksi 6.1 3) Toleransi 8) Bilamana Camporan Panas Pasir Aspal yang dihampar lebih dari satu lapis, seluruh tebal lapisan beraspal tidak boleh lebih dari toleransi yang disyaratkan dalamn Tab SKN-S.71. Tabel SKh-S.7.1. Tebal Nominal Minimum Lapisan Campuran Lapis Pondasi Pasir Aspal dan Toleransi_ Tess Copan Las “sins | Teno] Tee] Ponda Pas Ae Minimum | Teal omy Taps Pondasi Pasir Aspal | LPPA 50 33 b) Toleransi kerataan harus memenuhi ketentuan berikut ini : (Q)_ Kerataan Metintang Bilnmana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan tegak Jurus sumbu jatan tidak boleh melampaui 4mm untuk lapis aus, 6 mm untuk Japis pernmkaan antara dan 8 mm untuk lapis pondasi 2) Kerataan Memanjang Setiap ketidakrataan individ bite divkur dengan mistar furus atau mistar tarus berjalan (rolfing) sepanjang 3 ma yang diletakkan sejajar dengan sumbu jalan tidak boleh melampaui 5 mm. e ©) Perbedaan setiap dua titik pada setiap penampang melintang untuk lapis aus tidak boleh melampaui 5 mm, lapis permukaan antara tidak boleh melampaui 8 mm dan vatuk lapis pondasi tidak boleh melampaai 10 mm dari clevasi yang dihitung dari ‘penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, 4) Persyaratan Bahay a} Agregat (Umum fa) Agregat yang aken digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar campuran aspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus perbandingan camparan (litat Pasal SKh-1.5.7.5), memenuhi senma ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel SKb-S.7.2 sampai dengan ‘Tabel SKh-S.7.3, {b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan, Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan daiam Seksi 1.11 dari Spesifikasi Umum. 3 dai 31 x 2 (©) Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jase harus sudah melaksenakan pengadaan setiap fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran aspal, valing sedikit untuk Kebutuhan satu butan dan selanjutnya tumpukan persediaan harus dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan ccampuran aspal satu bulan berikutnya, (@) Dalam pemiilihan sumber agregat, Penyedia Jasa diangeap sudah ‘memperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal akibat tingkat penyerapan aspal_ yang berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan untuk negosiasi Kembali harga satuan dari Campuran Aspall. (€) Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. (2) Betat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar dan halus minimum 2,5 dan perbedaannya tidak bolch lebih dari 0,2. Agtegat Kasar (a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan ayakan No.8 (2.36 mm) dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bbahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel SKb-5.7.2. (b) Fraksi agregat kasar harus batu pecah atau kerikil pecah dan harus disiapkan dalam ukuran nominal, Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari ukuran nominal ‘maksinum (nominal maximum size). Ukuran nominal maksimum adalah, satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama (teratas) dengan bakan tertahan kurang dari 10 %. (©) Agregat kasar herus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel SKh-5.7.2. Angularitas agregat kasar didefimisikan sebagai persen ferhadap berat agregat yang, lebih besar dari 2.36 mm dengan bbidang pecah satu atau lebih, ‘Tabel SKh-5.7.2. Ketentuan Agregat Kasar Penguin Standar Nila ‘Rorasi dengan mesin Los Angeles | ~SNTO24r7-1091 | Waka 40% _| Kelekatan agregattechadap aspal | _SNT03.2430-1997_[_ Min. 95% “Angularites (kedalaman dar permukaan < 10 em) 959007) ‘Angularitas (kedslaman Gar SNI08-6877-2000 permakaan 2 10.em) Sos) ariel Pipih dan Lonjonat**) ASTM DAT | Maks. 10% ‘Watarial Talos Sariigan No.200 SNORT | Make T% Gaiatany 95190 menunjuckan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidung pecah dua atau lebih. (4) Pengujian dengan perbardingen lengan ala uji cerhedap poras 1-5 Adari 31 zk (@)_Fraksi agregat kasor harus difumpuk terpisaly dan harus dipasok ke Unit Pencampur Aspal melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik. (©) Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel SKh-5.7.2 untuk partikel kepipihan dan kelonjongan dapat dinaikkan oleh Direksi Teknis agregat (ersebut memenuhi semua ketentuan lainnya dan setmua upaya yang. dapat dipertanggungjawabkan telah dilakukan untuk memperoleh bentuk partikel agregat yang baik. (® Pembatasan lolos # 200 = 1%, pada ayakan kering karena agregat kasat yang dilekati lumpur tidak dapat dipisahkan pada waktu pengeringan sehingga tidak dapat dilekati aspal. 3) Agregat Halus (@) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdisi atas pasir atau Pengayakan batn pooah dan terditi dari bahan yang lolos ayakan No.S (2,36 mm) sesuai SNI 03-6819-2002. (b) Fraksi agregat kasar dan pasir harus ditumpuk terpisah. (©) Agrogat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari Jempng, atau bahan yang tidak dikchendaki lainnya. (@) Agrogat alas dipasok ke Unit Pencampur Aspal dengan melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang, terpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat halus dapat dikontrol dengan baik. (©) Agregat haus hanis memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada ‘Tabel SKh-5.7.3 abel Si0-5.73 Keenan Agent Has Penguyian Standar_ e Tia E SET inl aes SoaNo 200 SMUGSLARIDIG [Maks Sepete ieular ‘mua Penetrasi dan Titik Lembel, = Nila seara pasir (sand equivalent) 250m = Abrasi dengan mesin Los Angeles 3000 mr = Gradasi agregat yang ditambabken ke tompakan 1000 m' ~ Green eet ar penerpung paras bn) | Bin 2 pean per ‘ile setara pasir Gand equivalent) 250m’ ~ Subu di AMP ‘Setigp batch + Suu saat sarnpai di Japangen sp truck 3 = Gradasi dan kadar aspal 750 ton (min. 2 pengujian por hari) ‘Kepadatan, stabites, Kelelohan, Marshall Quo- | 200ton (nin. 2 pengujian per tient, rongga dalam camparan pé. 75 tumbuican hari) Rongea dalam campuran pd. Kepadatan ‘Setiap 3000 ton Mernbal ‘Campuran Raneargan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan regatirancangan 28 dai 31 a 3) 6 SKbAS.7.4 » TLapisan yang dihampar : = Bends aii inti (core) berdiameter 4 unnuk | 200-meter panjang parti-kel ukuran maksimum 1” dap 5" untuk partikel ukuras d>atas 1°, baik untuk ppemeriksaan pera-datan maupun tebal lapisan poling sedikit 2 bends uji ini per cross section dan paling sedikit 6 benda yji inti per 200 meter panjane. ‘Toleransi Pelaksanaan T Elevasi permokean, untuk penampang Baling sedikir 3 ttk yang ‘melintang dari setiap jalur lala Kata.

You might also like