You are on page 1of 18

Upaya Pemerintah Dalam Penataan Pembangunan Rumah Toko (Ruko) di

Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pembangunan Kawasan Rumah Toko (Ruko)


di Kecamatan Tampan Tahun 2010-2013)

By: Kamal
kamal@yahoo.com
Supervisor: Drs. H. Muhammad Ridwan

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau

ABSTRACK

This study aims to determine the efforts made by the Government of


Pekanbaru in structuring the development of the home store (shop) in the city of
Pekanbaru, especially in Sub Handsome. The background of this study is the
proliferation of commercial buildings and as if ignoring the environmental creed
particular catchment areas and green open spaces.
This study used a qualitative approach in obtaining and analyzing data, for
data analysis, a policy, the theory of coordination and control theory. The
informant withdrawal technique performed with a purposive approach to the
informant, the data in this study was obtained through interviews and observation
techniques and study documentation. Descriptive data were analyzed during the
study.
The results of this study prove that there has been no real effort of the
government in structuring the development of home stores, especially in Sub
Handsome Pekanbaru. Coordination of activities undertaken by the government
was limited to ensure completeness of the administrative requirements in order to
obtain building permits. Supervision is done well only to observe the
implementation of the technical development is in accordance with the rules of
minimum distance and the construction of infiltration wells. Even then considered
not maximal activity. Moreover, the absence of specific rules regarding the use of
space to cause irregularities housing construction, especially in Sub Handsome
store Pekanbaru.

Keywords: Policy, Licensing Home Store, Coordination and Supervision

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 1


I. Pendahuluan Pekanbaru. Rencana tata ruang yang
merupakan aplikasi peraturan
Pertumbuhan Kota Pekanbaru mengenai ruang terbuka hijau, belum
yang sangat pesat menjadi magnet bisa diwujudkan dengan baik untuk
tersendiri terutama bagi pendatang mengakomodasi aspek-aspek yang
yang ingin mengadu nasib di Kota membutuhkan ruang terbuka hijau.
Pekanbaru. Geliat pertumbuhan Kota Pembangunan di Kota
itu tidak hanya di sektor ekonomi, Pekanbaru merupakan rangkaian
hampir semua sektor bergeliat dan upaya pembangunan yang
tidak mengenal waktu untuk berkesinambungan yang meliputi
istirahat. Pertumbuhan ekonomi yang seluruh aspek kehidupan. Kawasan
pesat di atas 7,25% pada tahun 2012 Kota Pekanbaru merupakan tempat
yang melebihi pertumbuhan ekonomi yang sangat menarik bagi masyarakat
nasional menandakan bahwa Kota untuk mengembangkan kehidupan
Pekanbaru merupakan salah satu sosial ekonomi. Kehidupan sosial
gerbang ekonomi strategis di ekonomi berpengaruh terhadap
kawasan barat Indonesia. pertumbuhan penduduk baik secara
Sebagaimana merujuk pada alamiah maupun migrasi sehingga
argumentasi di atas, bahwa menyebabkan tidak terkendalinya
pembangunan ekonomi saja tidak perkembangan pemukiman dan
akan memberikan jaminan untuk lingkungan perumahan serta
suatu proses pembangunan yang pertumbuhan kawasan ruko.
stabil dan berkelanjutan apabila Berdasarkan uraian di atas
mengabaikan aspek lain seperti penelitian ini ingin mengkaji upaya-
lingkungan. Pembangunan yang upaya pemerintah Kota Pekanbaru
tidak terencana menyebabkan terutama terkait dengan
berbagai dampak lingkungan yang permasalahan pembangunan rumah
sangat serius, peralihan fungsi toko di Kota Pekanbaru khususnya di
kawasan resapan air, penutupan anak Kecamatan Tampan yang dulunya
sungai untuk kepentingan menjadi daerah resapan air di Kota
pembangunan pemukiman dan Pekanbaru dengan judul; “Upaya
pembangunan rumah toko (ruko) Pemerintah Dalam Penataan
disepanjang jalan protokol kota serta Pembangunan Rumah Toko
minimnya ruang terbuka hijau (RTH) (Ruko) di Kota Pekanbaru (Studi
menyebabkan kota menjadi gersang Kasus Pembangunan Kawasan
dan tidak nyaman. Rumah Toko (Ruko) di
Ruang terbuka hijau semakin Kecamatan Tampan Tahun 2010-
terdesak keberadaannya dan berubah 2013).
menjadi bangunan untuk mencukupi
kebutuhan fasilitas penduduk kota. 2. Perumusan Masalah
Penyebaran jumlah penduduk yang Pembangunan kawasan bisnis
tidak merata dalam suatu wilayah dan pemukiman dalam beberapa
memberikan pengaruh yang negatif tahun terakhir menjadi tidak
terhadap daya dukung lingkungan. terkandali khususnya di Kecamatan
Kebutuhan energi sebagai dampak Tampan Kota Pekanbaru. Kawasan
adanya kegiatan pembangunan, yang seharusnya diperuntukkan
meningkatkan pengaruhnya terhadap sebagai daerah resapan berubah
kualitas udara khususnya Kota drastis menjadi kawasan bisnis

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 2


(ruko) dan pemukiman. Pemerintah kawasan kota yang mengalami
dalam hal ini seolah mengabaikan permasalahan lingkungan yang
kaidah lingkungan dalam pemberian sama.
izin bangunan perumahan maupun 5. Landasan Teori
sentra bisnis (ruko). Oleh sebab itu A. Teori Koordinasi
sering kali kawasan Kecamatan Menurut James D. Mooney
Tampan khususnya mengalami koordinasi adalah susunan yang
masalah lingkungan ketika musim teratur (orderly arrangement) dari
hujan (banjir dan genangan air) serta usaha kelompok (group effort), untuk
musim kemarau dengan sulitnya menciptakan kesatuan tindakan
mendapatkan air bersih. (unity of action) dalam mengejar
Berdasarkan uraian tersebut (pursuit) tujuan bersama (common
secara lebih khusus, studi ini purpose). Tujuan dari adanya
berupaya untuk mengangkat koordinasi adalah untuk menjamin
permasalahan pokok yang hendak di kesatuan tindakan, kesatuan usaha,
teliti atau di ungkapkan pada keselarasan hubungan, penyesuaian,
penelitian ini yaitu: apa saja upaya dan kesinambungan antar berbagai
yang dilakukan pemerintah dalam bagian organisasi, dalam pelaksanaan
penataan pembangunan Rumah Toko tugas guna mewujudkan tujuan
di Kota Pekanbaru ( studi kasus organisasi.1
pembangunan rumah toko (Ruko) di Menurut arahnya koordinasi
Kecamatan Tampan Tahun 2010- dibedakan menjadi dua macam, yaitu
2013)? koordinasi vertical dan koordinasi
3. Tujuan Penelitian horizontal:2
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Koordinasi vertical, adalah
menganalisis upaya pemerintah tindakan atau kegiatan
dalam penataan pembangunan penyatuan/pengarahan yang
Rumah Toko di Kota Pekanbaru dilakukan oleh atasan terhadap
(Studi Kasus Pembangunan Rumah kegiatan-kegiatan unit-
Toko (Ruko) di Kecamatan Tampan unit/satuan-satuan kerja yang
Tahun 2010-2013)? langsung ada di bawah
4. Kegunaan Penelitian wewenang dan
Manfaat dari penelitian tanggungjawabnya.
adalah ini : 2) Koordinasi horizontal,
1. Memberikan informasi kepada dibedakan menjadi dua, yaitu
Pemerintah Kota Pekanbaru interdisciplinary dan
mengenai kebutuhan interrelated.
pengelolaan ruang Kota a. Koordinasi interdisciplinary,
Pekanbaru. yaitu koordinasi dalam ranga
2. Sebagai bahan pertimbangan mengarahkan/menyatukan
bagi Pemerintah Daerah Kota tindakan untuk mewujudkan
Pekanbaru untuk menentukan
lokasi dan luas kawasan 1
penataan kota. James D Mooney dalam Inu Kencana
Syafiie, 2003. Sistem Administrasi Negara
3. Sebagai bahan rujukan dan Republik Indonesia. PT Bumi Aksara :
perbandingan untuk penentuan Jakarta, hal 42
kebutuhan ruang terbuka hijau 2
Soekarno K, 1975. Dasar-Dasar
khususnya bagi kawasan- Management. Telaga Bening:
Medan, hal 53-54

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 3


disiplin antara unit yang satu sesuai dengan rencana yang telah
dengan unit yang lain, baik ditentukan sebelumnya.4
secara internal maupun Dari uraian di atas maka
secara eksternal pada unit- dapat dikatakan bahwa antara
unit yang mempunyai tugas pengawasan dan perencanaan
yang sama. mempunyai hubungan yang erat.
b. Koordinasi interrelated, Penetapan perencanaan merupakan
yaitu koordinasi antar badan, pedoman bagi pencapaian tujuan
instansi/lembaga yang dalam kegiatan tersebut, sedangkan
fungsinya satu sama lain pengawasan merupakan pengendali
saling bergantung atau dan evaluasi terhadap proses
mempunyai kaitan secara kegiatan yang telah direncanakan.
internal maupun eksternal. 6. Definisi Konsep
Salah satu hal penting dalam Untuk memudahkan
hubungan antara pimpinan dan penganalisaan dan menghilangkan
bawahan dalam suatu organisasi atau kerancuan definisi, maka operasional
kerja sama adalah adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:
pengontrolan pihak pimpinan a. Kebijakan publik merupakan
terhadap bawahannya. Adanya rumusan keputusan pemerintah
pengontrolan secara umum yang menjadi pedoman tingkah
disepakati sebagai hal yang sangat laku guna mengatasi masalah
penting untuk mejamin kesesuaian publik yang mempunyai tujuan,
antara tindakan dengan rencana serta dan rencana program yang akan
untuk menemukan kelemahan- dilaksanakan secara jelas.
kelemahan atau kekurangan- b. Implementasi adalah suatu
kekurangan dalam pelaksanaan tugas rangkaian kegiatan yang
peekrjaan sehingga dapat dilakukan setelah direncanakan
ditempuh/diambil tindakan-tindakan dalam sebuah kebijakan.
koreksi/perbaikan.3 c. Pembangunan adalah semua
B. Teori Pengawasan proses perubahan yang
Menurut SP. Siagian di dalam dilakukan melalui upaya-upaya
setiap organisasi fungsi pengawasan secara sadar dan terencana.
memiliki peran sangat penting, Sedangkan perkembangan
karena pengawasan merupakan suatu adalah proses perubahan yang
usaha untuk menjamin kelancaran terjadi secara alami sebagai
pekerjaan sehingga dapat berdaya dampak dari adanya pem-
guna dan berhasil guna. Pengawasan bangunan (Riyadi dan Deddy
berarti proses pengamatan daripada Supriyadi Bratakusumah, 2005)
pelaksanaan seluruh kegiatan operasi d. Pembangunan Rumah Toko
untuk menjamin agar semua adalah pembangunan sentra
pekerjaan yang sedang dilakukan perekonomian yang berbasis
usaha rumah dan pertokoan yang
berdiri dalam satu bangunan dan
biasanya berkembang pesat di

3 4
Josef Riwu Kaho, 2007. Prospek Otonomi SP Siagian,. 1998. Sistem Informasi Untuk
Daerah di Negara Republik Indonesia. PT Pengambilan Keputusan. Gunung Agung:
Raja Grafindo Persada: Jakarta, hal 244 Jakarta, hal 25

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 4


wilayah-wilayah pusat Tabel: 1.1 Informan Penelitian
pertumbuhan ekonomi baru. N
Informan Jumlah
e. Rencana Umum Tata Ruang Tata o
Wilayah merupakan kebijakan 1 DPRD Kota Pekanbaru 2
jangka menengah dan jangka Dinas Tata Ruang dan
panjang pemerintah dalam 2 2
Bangunan
melakukan penataan kawasan 3 Kecamatan Tampan 1
agar dapat dilakukan pemetaan 4 Kelurahan Simpang Baru 1
kawasan-kawasan yang 5 Kelurahan Delima 1
diperuntukkan bagi aktivitas- 6 Pengamat Tata Kota 1
aktivitas tertentu (industri, 7 Masyarakat 4
perumahan, perkebunan, hutan Jumlah 12
lindung, dll).
Sumber : Data olahan
7. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian terhadap suatu kejadian C. Analisa Data
atau peristiwa (penelitian studi Penelitian ini memusatkan
kasus), sehingga diperlukan perhatian secara intensif terhadap
penelitian untuk mengkaji lebih suatu objek tertentu dengan
dalam terkait dengan permasalahan mempelajarinya sebagai suatu kasus.
penelitian ini. Penelitian studi kasus Dalam menganalisa data, penulis
merupakan penelitian yang menggunakan analisis deskriptif,
memfokuskan analisis pada kejadian yaitu membahas fonomena yang
atau peristiwa yang mengandung telah terjadi kemudian
masalah atau perkara.5 membandingkan dengan suatu
A. Lokasi Penelitian. kriteria atau standar yang telah
Dalam penelitian ini penulis ditetapkan, yaitu kriteria yang
mengambil lokasi penelitian pada menjadi tujuan, selanjutnya diambil
Kecamatan Tampan, sesuai dengan suatu kesimpulan.
latar belakang penelitian yang
menitikberatkan pada pelaksanaan 8. Deskripsi Umum Wilayah
pembangunan rumah toko di Penelitian
Kecamatan Tampan, untuk A. Deskripsi Umum Kota
mendukung hasil penelitian maka Pekanbaru
selanjutnya pengambilan data Kota Pekanbaru adalah ibu
dilakukan di Dinas Tata Ruang dan kota dan kota terbesar di provinsi
Bangunan Pekanbaru. Riau, Indonesia. Kota Pekanbaru
B. Informan merupakan wilayah yang sangat
Dalam penelitian ini peneliti strategis dan berada pada simpul
menggunakan informan sebagai segitiga pertumbuhan, yaitu
objek informasi tentang Penataan Indonesia-Malaysia-Singapura.
Pembangunan Rumah Toko di Kota Secara geografis kota Pekanbaru
Pekanbaru, adapun jumlah informan memiliki posisi strategis berada pada
yang digunakan dalam penelitian ini jalur lintas timur Sumatera,
adalah sebagai berikut : terhubung dengan beberapa kota
seperti Medan, Padang dan Jambi.
Oleh karena itu, Pekanbaru
5
Abdulrahman Fathoni, 2006. Metodologi merupakan pintu gerbang bagi
Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta, hal 90 wisatawan domestik maupun

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 5


mancanegara. Selain itu, Pekanbaru Senapelan dan kecamatan
juga merupakan jalur alternatif bagi Limapuluh. Selanjutnya tahun 1965
wisatawan yang hendak menuju menjadi 6 kecamatan, tahun 1987
provinsi lain atau ke luar negeri. menjadi 8 kecamatan dengan luas
Kota Pekanbaru yang wilayah administrasi bertambah
merupakan ibukota Propinsi Riau ini menjadi 446,50 km² dan setelah
memiliki Luas Wilayah 632,26 Km2 pematokan ulang menjadi luas
dan berdasarkan letak geografisnya, sekarang ini. Kemudian pada tahun
Kota Pekanbaru berada pada posisi 2003 jumlah kecamatan dimekarkan
101° 14’ - 101° 34’ Bujur Timur dan menjadi 12 kecamatan. Secara
0° 25’ - 0° 45’ Lintang Utara dengan geografis Kota Pekanbaru berbatasan
ketinggian sekitar 5 - 11 Meter dari dengan:
permukaan laut. Kota ini termasuk  Sebelah Utara :
beriklim tropis dengan suhu udara Kabupaten Kampar dan
maksimum berkisar antara 34.1 °C Kabupaten Siak
hingga 35.6 °C, dan suhu minimum  Sebelah Selatan :
antara 20.2 °C hingga 23.0 °C. Kabupaten Kampar dan
Daerah kota Pekanbaru yang Kabupaten Pelalawan
memiliki ketinggian antara 1 sampai  Sebelah Barat :
20 meter dengan curah hujan dalam Kabupaten Kampar
klasifikasi sedang, yaitu antara 100 -  Sebelah Timur :
200 per bulan. Kabupaten Siak dan
Secara geomorfologis, Kota Kabupaten Pelalawan
Pekanbaru keadaannya relatif Berdasarkan penelitian yang
merupakan daerah yang datar dengan telah dilakukan dilapangan,
struktur tanah pada umumnya terdiri penduduk yang menempati wilayah
dari jenis alluvial bercampur pasir, Kota Pekanbaru sebenarnya bukan
pada beberapa bagian disebelah utara hanya terbatas pada pada mereka
dan barat terdiri dari jenis tanah yang berasal dari wilayah Pekanbaru
organosol dan gambut yang saja. Lebih dari itu, beragam latar
merupakan rawa-rawa bersifat asam, belakang dan corak penduduk telah
sangat krosif untuk besi. menempati kawasan Kota Pekanbaru.
Sebelum tahun 1960 Berikut penulis kemukakan tentang
Pekanbaru hanyalah kota dengan luas jumlah penduduk Kecamatan di Kota
16 km² yang kemudian bertambah Pekanbaru.
menjadi 62.96 km² dengan 2
kecamatan yaitu kecamatan

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 6


Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota
Pekanbaru
Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Tampan 91.122 88. 348 179. 470
2. Payung Sekaki 46. 442 44. 459 90. 991
3. Bukit Raya 48. 884 48. 210 97. 094
4. Marpoyan Damai 65. 554 64. 690 130. 244
5. Tenayan Raya 65. 887 64. 349 130. 236
6. Lima Puluh 21. 984 19. 987 41. 971
7.Sail 11. 381 10. 415 21. 796
8.Pekanbaru Kota 13. 267 12. 497 25. 764
9.Sukajadi 25. 079 22. 712 47. 791
10.Senapelan 19. 435 17. 569 37. 004
11.Rumbai 33. 848 34. 067 67. 915
12.Rumbai Pesisir 34. 268 33. 395 67. 663
Jumlah 477. 151 460. 788 937. 939
Sumber : BPS Kota Pekanbaru, 2012

B. Deskripsi Umum Kecamatan menjadi 2 kecamatan yaitu


Tampan6 Kecamatan Tampan sebagai
Kecamatan Tampan adalah kecamatan induk dan Kecamatan
salah satu kecamatan yang terdapat Payung Sekaki sebagai kecamatan
di Kota Pekanbaru, di samping 14 pemekaran. Di mana pemekaran
kecamatan lainnya yang ada di Kecamatan Tampan tersebut
wilayah kota Pekanbaru. Kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Tampan pada mulanya terbentuk Pekanbaru Nomor 3 Tahun 2003
pada tahun 1987 pada masa tentang pemekaran wilayah
pemerintahan Orde Baru. kecamatan.
Terbentuknya Kecamatan Tampan Sehubungan dengan itu, dari
berdasarkan Peraturan Pemerintah segi letak wilayah terjadi pula
No. 19 Tahun 1987 tentang perubahan-perubahan batas wilayah
perubahan batas wilayah antara Kecamatan Tampan setelah
Daerah Tingkat II Kampar dengan dimekarkan hingga pada saat ini
wilaya Kotamadya Tingkat II adalah sebagai berikut:
Pekanbaru.  Sebelah utara :
Selanjutnya sesuai dengan Berbatasan dengan Kecamatan
pertumbuhan dan perkembangan Payung Sekaki
yang terjadi di wilayah Kota  Sebelah selatan :
Pekanbaru yang begitu pesat, maka Berbatasan dengan Kecamatan
Kecamatan Tampan dimekarkan Siak Hulu, Kabupaten Kampar
 Sebelah Barat :berbatasan
6
Profil Kecamatan Tampan, diperoleh dari dengan Kecamatan Tambang,
Kantor Camat Tampan Kota Pekanbaru Kabupaten Kampar
Tahun 2011.

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 7


 Sebelah Timur :berbatasan Simpang Baru dan berubah
dengan Kecamatan Marpoyan status menjadi wilayah
Damai. Kelurahan seiring
Adapun luas wilayah terbentuknya Kecamatan
Kecamatan Tampan hasil dari Tampan.
pemekaran tersebut lebih kurang - Kelurahan Tuah karya
seluas 6.759,54 KM2 yang terbagi ke Kelurahan Tuah Karya
dalam 4 wilayah Kelurahan. Untuk merupakan Kelurahan baru
lebih jelasnya dapat di lihat dalam yang dibentuk seiring
tabel berikut ini: dengan pemekaran
Tabel 2.2. Jumlah Luas Wilayah wilayah Kecamatan
Kelurahan di Kecamatan Tampan Tampan kota Pekanbaru
dan wilayah Tuah Karya
No Kelurahan Luas adalah sebagian wilayah
(KM2) Kelurahan Simpang Baru.
- Kelurahan Delima
1 Sidomulyo 1.379,60 Kelurahan Delima
Barat merupakan wilayah
2 Simpang Baru 2.378,88 kelurahan baru seiring
3 Tuah Karya 1.288,56 terbentuknya Kecamatan
4 Delima 1.532,50 Tampan. Wilayah
Sumber: Kantor Camat Kelurahan Delima ini
Tampan 2010 sebagian adalah wilayah
Kelurahan Sidomulyo
Sebagaimana yang telah Barat dahulu.
dijelaskan di atas, bahwa secara
keseluruhan luas wilayah Kecamatan
Tampan hasil pemekaran 9. Hasil Penelitian dan
berdasarkan Perda Kota Pekanbaru Pembahasan
No.3 Tahun 2003 Tentang A. Koordinasi Penataan
pemekaran wilayah adalah seluas Pembangunan Rumah Toko
lebih kurang 6.759,54 km2 yang Oleh Pemerintah Kota
terbagi kedalam 4 kelurahan yaitu; Pekanbaru di Kecamatan
- Kelurahan Sidomulyo Tampan
Barat Pertumbuhan ekonomi yang
Kelurahan Sidomulyo begitu tinggi menjadikan Kota
Barat merupakan wilayah Pekanbaru sebagai salah satu
pemekaran dari Kelurahan destinasi bisnis dan investasi serta
Sidomulyo yang terbagi ke destinasi migrasi penduduk dari luar
dalam 2 kelurahan yaitu Kota Pekanbaru. Selain itu, stabilitas
Kelurahan Sidomulyo politik dan stabilitas hukum di Kota
Timur yang sekarang Pekanbaru turut mendorong
termasuk ke dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi,
wilayah Kecamatan investasi dan migrasi penduduk
Marpoyan Damai. tersebut. Konsekuensi yang dihadapi
- Kelurahan Simpang Baru oleh Kota Pekanbaru sebagai kota
Kelurahan Simpang Baru dengan pertumbuhan ekonomi tinggi
ini dahulu adalah desa yaitu konversi lahan secara besar-

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 8


besaran untuk kepentingan penyelenggaraan tata ruang dengan
pertumbuhan sektor bisnis dan membentuk Badan Koordinasi
pemukiman. Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
Salah satu kawasan yang yang dibentuk berdasarkan
mengalami degradasi lahan yang Keputusan Menteri Dalam Negeri
sangat pesat adalah kawasan Nomor 147 Tahun 2004 di ubah
Kecamatan Tampan. Dengan dengan Peraturan Menteri Dalam
pertumbuhan penduduk yang sangat Negeri Nomor 50 Tahun 2009
tinggi menjadikan Kecamatan tentang Pedoman Koordinasi
Tampan sebagai salah satu kawasan Penataan Ruang Daerah yang
dengan kepadatan penduduk tertinggi menginsrtuksikan kepada
di Kota Pekanbaru.7 Pertumbuhan Gubernur/Bupati/Walikota
penduduk yang tinggi itu menuntut membentuk BKPRD untuk
ketersediaan pemukiman yang melaksanakan koordinasi penataan
memadai, maka peluang itu ruang di wilayahnya masing-masing.
dimanfaatkan oleh pengusaha Dalam rapat kerja yang dilaksanakan
pengembang perumahan untuk pada tanggal 22 Pebruari 2013,
berinvestasi di bidang properti mengagendakan pembahasan
perumahan secara besar-besaran di mengenai penataan wilayah Kota
Kecamatan Tampan.8 Dampaknya Pekanbaru. Adapun isu dan
tentu saja peralihan fungsi kawasan permasalahan yang dibahas antara
yang sebelumnya sebagai kawasan lain :
resapan air dan kawasan hijau 1. Penanganan dan Pemeliharaan
berubah menjadi kawasan jaringan drainase dan
pemukiman, komplek pertokoan persampahan kota yang tidak
maupun pusat perbelanjaan lainnya. optimal dan konsisten
Rencana Tata Ruang Wilayah menimbulkan titik-titik
merupakan rencana pemanfaatan genangan di beberapa jalan
ruang wilayah yang disusun untuk dalam kota strategis pada saat
menjaga keserasian pembangunan terjadi musim hujan;
antar sektor dalam rangka 2. Bangunan rumah, pertokoan,
penyusunan dan pengendalian perkantoran dan bangunan
program-program pembangunan di lainnya yang tidak
wilayah. Selain itu, penataan ruang memperhatikan aturan
adalah salah satu aspek penting di sempadan bangunan dan
dalam penilaian penyelenggaraan estetika;
pemerintahan daerah. Untuk itu 3. Kurang tertatanya Ruang
diperlukan konsistensi antara rencana Terbuka Hijau di wilayah
tata ruang dan pemanfaatan ruang. perkotaan baik yang berupa jalur
Berdasarkan hal tersebut hijau atau hamparan (Taman dan
diperlukan koordinasi Hutan Kota);
4. Pembangunan fasilitas dan
7
Lihat angka persebaran penduduk pada infrastruktur kota yang dinamis
tabel 2.1. bab II. Hal, 40 belum diimbangi dengan
8
Perkembangan kawasan pemukiman
penduduk di Kecamatan Tampan menurut
pengelolaan ruang terbuka hijau
catatan Dinas Tata Kota Pekanbaru yang memadai;
sebanyak 3-5 perizinan pembangunan 5. Penataan lalulintas di perkotaan
komplek perumahan baru per bulan yang terutama penataan angkot di
diterbitkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 9


simpul-simpul kegiatan ekonomi dibangun. Berikut kutipan
perlu mendapat perhatian; wawancara dengan Lurah Delima:
6. Penataan, pemeliharaan dan “...koordinasi dalam upaya
pengawasan trotoar (jalur penataan pembangunan
pedenstrian) perlu mendapat rumah toko secara khusus
perhatian terutama paska tidak ada. Koordinasi
penggalian jaringan listrik dan dilakukan dalam rangka
telekomunikasi; melakukan kroscek terhadap
7. Pencemaran air sungai baik dari lokasi yang akan dibangun
limbah industri dan sampah sebagai kawasan pertokoan,
belum dikendalikan secara pemukiman maupun fasilitas
optimal. publik lainnya...”.11
Menindaklanjuti rapat kerja
itu, Dinas Tata Ruang dan Bangunan Selanjutnya, terlepas dari
Kota Pekanbaru bersama instansi lemahnya pengaturan mengenai
lainnya telah menyusun rencana penataan kawasan untuk pertokoan
kerja yang tertuang dalam Laporan (khususnya rumah-toko), pemerintah
Akuntabilitas Instasni Pemerintahan Kota Pekanbaru dalam pemanfaatan
Dinas Tata Ruang dan Bangunan ruang melalui instansi terkait
Kota Pekanbaru tahun 2013.9 Akan melakukan penanganan pemanfaatan
tetapi terkait dengan penataan ruang sebagai berikut:12
kawasan pertokoan maupun a. Pelaporan
pemukiman, Dinas Tata Ruang dan
a) Fungsi pelaporan adalah sebagai
Bangunan tidak dapat menjelaskan salah satu sumber informasi bagi
wiilayah mana yang diperbolehkan pemerintah atau instansi yang
atau tidaknya untuk dibangun berwenang dalam memantau dan
komplek pertokoan atau rumah toko mengevaluasi pemanfaatan ruang
(ruko).10 sebagaimana yang telah
Dalam kaitan dengan ditetapkan dalam rencana tata
koordinasi penataan pembangunan ruang kawasan.
rumah toko di Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru, Lurah Delima b) Pelaporan tidak hanya berupa
dalam wawancara penelitian laporan pelanggaran atas rencana
mengungkapkan bahwa koordinasi tata ruang, tetapi juga segala hal
dalam upaya penataan pembangunan yang menyangkut kegiatan
rumah toko secara khusus tidak ada. pemanfaatan ruang, baik yang
Koordinasi dilakukan dalam rangka sesuai maupun yang tidak sesuai
memastikan kondisi lokasi yang akan dengan rencana tata ruang.
c) Subyek pelaporan terdiri dari
pihak-pihak yang memiliki hak
9
Lihat LAKIP Dinas Tata Ruang dan dan/atau kewajiban untuk
Bangunan Kota Pekanbaru tahun 2013 melaporkan hal-hal yang
10
Menurut Dinas Tata Ruang dan Bangunan,
tidak ada dokumen yang dapat menjelaskan
menyangkut pemanfaatan ruang.
wilayah mana yang boleh maupun dilarang Subyek yang memiliki kewajiban
untuk pembangunan ruko (ruko), kecuali
11
aturan mengenai bangunan tidak boleh Wawancara dengan Lurah Delima pada
melebihi batas minimal dari bahu jalan dan tanggal 29 Agustus 2014
12
sepadan sungai. Hal itu berbeda dengan LAKIP Disturbang Kota Pekanbaru tahun
aturan mengenai penataan kawasan. 2013

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 10


untuk melaporkan adalah pihak non-fisik menyangkut
pengguna ruang, sedangkan pengaruh/dampak negatif dan
subyek yang memiliki hak untuk positif dari pemanfaatan ruang
melaporkan adalah masyarakat terhadap kehidupan sosial-
luas dengan perincian sebagai ekonomi masyarakat. Hal-hal
berikut: yang dilaporkan dalam aspek
1) pengguna ruang : berupa non-fisik menyangkut tanggapan
laporan kegiatan dan penilaian masyarakat, serta
pembangunan yang akan pengaruh yang ditimbulkan oleh
digunakan untuk menilai pemanfaatan ruang terhadap
sampai sejauh mana kehidupan sosial-ekonomi
pelaksanaan pemanfaatan masyarakat.
ruang direalisasikan sesuai f) Bentuk pelaporan berupa
dengan rencana tata ruang standar-formal (format baku)
yang berlaku; yang diberlakukan oleh instansi
2) masyarakat luas (pihak-pihak pemerintah dan instansi terkait
di luar pengguna baik yang lainnya yang berwenang dalam
berada maupun tidak berada pengendalian pemanfaatan ruang.
di sekitar kawasan Bentuk pelaporan dapat
pemanfaatan ruang) : berguna disampaikan secara tertulis
sebagai penyeimbang maupun tidak tertulis. Pelaporan
informasi sekaligus sebagai tertulis disampaikan oleh pihak
kontrol terhadap laporan yang
pengguna ruang, sedangkan
dibuat oleh pengguna ruang. pelaporan tertulis atau tidak
d) Pelaporan disampaikan kepada : tertulis disampaikan oleh
instansi yang berwenang yaitu masyarakat umum.
Dinas Tata Ruang / Dinas Tata g) Mekanisme pelaporan
Kota / Dinas Pekerjaan Umum merupakan proses dan prosedur
atau instansi lain yang berfungsi pelaporan yang harus dilalui oleh
mengendalikan pemanfaatan pelapor, baik pengguna ruang itu
ruang untuk ditindaklanjuti sendiri maupun masyarakat
dalam proses pemantauan umum.
dan/atau evaluasi.
h) Tahapan pelaporan terdiri dari
e) Obyek pelaporan terdiri dari
tahap-tahap pelaporan yang harus
aspek-aspek yang terkait dengan dilakukan oleh pengguna ruang
pemanfaatan ruang, baik itu maupun masyarakat selama
aspek fisik maupun non-fisik. proses pelaksanaan kegiatan
Aspek fisik menyangkut pembangunan dilakukan.
konstruksi bangunan seperti i) Pelaporan oleh pengguna ruang
gedung, kantor, rumah, pasar, dilakukan dalam 3 (tiga) tahap:
toko, dan sebagainya; sedangkan

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 11


Tabel 3.1 Jenis Pelaporan Pelanggaran Tata Ruang
Ringkasan Tahap Bentuk Waktu Obyek Pelaporan
Pelaporan Subyek Pelaporan Pelaporan
Pelaporan
Tertulis
�Pengguna ruang � Tahap �Aspek fisik
(wajib lapor) Pra (konstruksi fisik) :
Konstruksi bangunan
� Tahap �Aspek non-fisik
Konstruksi (pengaruh/dampak
� Tahap negatif & positif
Pasca dari pemanfaatan
Konstruksi ruang terhadap
kehidupan sosial-
Kapan pun ekonomi
�Masyarakat luas (hak � Tertulis selama masyarakat) :
lapor) � Tidak dalam tanggapan dan
tertulis pelaksanaan penilaian
kegiatan masyarakat,
pemanfaata pengaruh yang
n ruang ditimbulkan oleh
dinilai ada pemanfaatan ruang
hal-hal terhadap kehidupan
yang tidak sosial-ekonomi
sesuai masyarakat
dengan
Rencana
Tata Ruang
yang
berlaku
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Pekanbaru Tahun 2013
1) Tahap Pra Konstruksi, yakni pada tahap pelaksanaan
pelaporan rencana final pemanfaatan ruang.
pembangunan. Dalam tahap Pelaporan pada tahap ini
ini pihak pengguna ruang berguna sebagai input bagi
menyampaikan semua pelaksanaan evaluasi
rencana pemanfaatan ruang terhadap kegiatan
yang telah mendapat pemanfaatan ruang yang
persetujuan atau ijin dari sesuai dengan rencana tata
pemerintah atau instansi ruang. Itu artinya, hasil
yang berwenang. Pada tahap laporan pada tahap ini akan
ini pihak pengguna menentukan apakah
diharuskan mengisi formulir pelaksanaan pemanfaatan
yang telah disediakan oleh ruang perlu ditinjau kembali
pemerintah atau instansi untuk disesuaikan dengan
terkait. rencana atau terus
2) Tahap Konstruksi, yakni dilanjutkan.
pelaporan yang disampaikan

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 12


3) Tahap Pasca Konstruksi, pelanggaran pemanfaatan ruang
yakni pelaporan hasil akhir yang dapat merugikan
dari pelaksanaan masyarakat.
pemanfaatan ruang. c) Pemantauan dilakukan secara
Pelaporan yang disampaikan berkala minimal 1 tahun sekali
pada tahap ini berupa hasil dan merupakan :
akhir dari kegiatan
pembangunan. Pelaporan ini 1) kegiatan rutin;
berguna sebagai input bagi 2) kegiatan lanjutan setelah
proses evaluasi dan adanya laporan dari
peninjauan kembali masyarakat atau instansi
terhadap kesesuaian antara terkait perihal adanya dugaan
rencana dan pelaksanaan penyimpangan/ketidaksesuaia
akhir pemanfaatan ruang. n pembangunan fisik dengan
rencana tata ruang
j) Pelaporan oleh masyarakat
umum dapat dilakukan kapan pun c. Evaluasi
selama dalam pelaksanaan a) Evaluasi merupakan tindak lanjut
kegiatan pemanfaatan ruang dari kegiatan pelaporan dan
dinilai ada hal-hal yang tidak pemantauan. Evaluasi
sesuai dengan Rencana Tata merupakan bagian dari tindakan
Ruang yang berlaku. Prosedur pengawasan yang menghasilkan
pelaporan yang disampaikan oleh kesimpulan dan rekomendasi
masyarakat umum dapat pemanfaatan ruang untuk
dilakukan melalu dua cara, yaitu ditindaklanjuti.
tertulis dan tidak tertulis.
b) Tujuan evaluasi adalah penilaian
b. Pemantauan tentang pencapaian manfaat
a) Pemantauan adalah aktivitas yang telah ditetapkan dalam
yang bertujuan mengamati, Rencana Tata Ruang, termasuk
mengikuti dan penemuan faktor-faktor yang
mendokumentasikan perubahan menyebabkan pencapaian lebih
status/kondisi suatu kegiatan dan atau kurang dari manfaat
pemanfaatan ruang suatu yang telah ditetapkan dalam
kawasan/obyek tertentu dalam Rencana Tata Ruang.
periode waktu tertentu. c) Alat atau instrumen yang
Pemantauan merupakan kegiatan digunakan dalam evaluasi,
rutin dari instansi terkait dan adalah :
merupakan tindak lanjut adanya 1) RTRW (yang telah disahkan
laporan dari masyarakat, dengan Perda) atau Rencana
pengguna ruang, atau instansi Detil yang telah disahkan
terkait perihal adanya dugaan oleh Walikota;
pelanggaran pemanfaatan ruang. 2) Ijin-ijin tentang lokasi yang
b) Fungsi pemantauan adalah agar dikeluarkan oleh
pelaksanaan pemanfaatan ruang pemerintah/dinas terkait
dapat sesuai dengan Rencana 3) Ijin tentang bangunan yang
Tata Ruang dan merupakan salah dikeluarkan oleh pemerintah/
satu upaya untuk mencegah dinas terkait

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 13


4) Analisa mengenai dampak c) Penertiban dilakukan melalui
lingkungan (jika ada) pemeriksaan (penyidikan) dan
5) Kriteria lokasi dan standar penyelidika
teknis yang berlaku di bidang d) Bentuk penertiban terhadap
penataan ruang pemanfaatan ruang yang tidak
d) Hasil evaluasi merupakan laporan sesuai dengan rencana tata ruang
yang berisi rekomendasi untuk diselenggarakan dalam bentuk
ditindaklanjuti. Dari hasil pengenaan sanksi sesuai dengan
evaluasi dapat diketahui sampai peraturan perundang-undangan
sejauh mana penyimpangan yang berlaku berupa sanksi
pemanfaatan ruang terjadi, dan administrasi, sanksi perdata, dan
berada pada indikator tipologi sanksi pidana. Pengenaan sanksi
yang meliputi : konversi lahan / dilakukan berdasarkan ketentuan-
dominasi fungsi / hubungan ketentuan tentang sanksi baik
fungsional antar kegiatan atau pelanggaran maupun kejahatan
antar kawasan / konflik yang diatur dalam peraturan
pemanfaatan ruang dalam satu perundang-undangan yang
kawasan. berlaku.
e) Obyek yang dievaluasi adalah e) Waktu penertiban dilakukan
hasil pelaporan dan analisa selama tahap konstruksi maupun
pencapaian manfaat yang disusun tahap pasca konstruksi.
secara profesional, kemudian f) Metode penertiban adalah secara
dibandingkan dengan dokumen langsung di tempat pelanggaran
rencana dan laporan pemantauan pemanfaatan ruang (on site) atau
pelaksanaan penataan ruang yang melalui proses pengadilan.
disusun oleh dinas/instansi
terkait. g) Perijinan merupakan salah satu
alat dalam pengendalian
f) Tata cara pelaksanaan evaluasi pemanfaatan ruang. Suatu ijin
akan diuraikan dalam Ketentuan pembangunan diberikan kepada
Teknis. pemohon dengan dasar rencana
d. Penertiban tata ruang. Berdasarkan perijinan
itulah maka kegiatan pengawasan
a) Penertiban merupakan tindakan
dan penertiban dalam
yang harus dilakukan sesuai
pemanfaatan ruang dapat
peraturan perundangan yang
dilaksanakan sampai dengan
berlaku dan berdasarkan hasil
pengenaan sanksi atau dengan
rekomendasi pada tahap evaluasi.
insentif dan disinsentif.
b) Penertiban dilakukan karena hasil
h) Beberapa bentuk pengendalian
rekomendasi dalam tahap
pemanfaatan ruang melalui
evaluasi menunjukkan bahwa
mekanisme perijinan antara lain:
telah terjadi
Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR),
pelanggaran/ketidaksesuaian/pen
Surat Ijin Penambangan Daerah
yimpangan terhadap Rencana
(SIPD), Ijin Lokasi, Ijin
Tata Ruang yang berlaku.
Mendirikan Bangunan (IMB),
dan Ijin Undang-Undang
Gangguan/HO.

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 14


B. Pengawasan Pembangunan badan jalan mengakibatkan badan
Rumah Toko (Ruko) di jalan tergenang air. Semakin hari hal
Kecamatan Tampan Kota ini dibiarkan menggenangi
Pekanbaru permukaan jalan membuat badan
jalan sebagai prasarana dan sarana
Meskipun persyaratan umum mengalami kerusakan begitu
peruntukan dan intensitas bangunan berat yang akhirnya berdampak
gedung rumah toko telah diatur menimbulkan kemacetan lalu lintas
dalam paragraf 2 Undang-Undang yang melintas di atas jalan rusak
Nomor 28 Tahun 2002 tentang yang.
Bangunan Gedung antara lain pada Secara konsepsi teoritis, tak
pasal 11 ayat (2) disebutkan bahwa dapat dipungkiri bahwa pada
bangunan gedung yang dibangun di dasarnya jalan raya itu musuh
atas, dan/atau di bawah tanah, air, utamanya adalah air. Intervenísi air
dan/atau prasarana dan sarana umum yang bisa merusak pondasi jalan,
tidak boleh mengganggu bisa dari samping (see page), bisa
keseimbangan lingkungan, fungsi dari bawa (undrain) dan bisa dari atas
lindung kawasan, dan/atau fungsi (infiltration). Pada kejadian ini ialah
prasarana dan sarana umum yang disebabkan adanya pengaruh air dari
bersangkutan. Dan pada pasal 13 atas (infiltration) yang berasal dari
ayat (b) dinyatakan bahwa jarak air buangan limbah rumah tangga
antara bangunan gedung dengan dan air hujan tergenang di atas badan
batas-batas persil dan jarak antara as jalan kemudian lambat laun air
jalan dan pagar halaman yang genangan tersebut meresap masuk
diizinkan pada lokasi yang kedalam pondasi jalan,
bersangkutan. mengakibatkan pondasi jalan
Memang untuk ketaatan mengalami penurunan kepadatan
terhadap pasal tersebut khususnya di akibat air yang meresap tersebut
Kecamatan Tampan para mendesak stabilitas kepadatan tanah
pengembang rumah toko sudah dengan menyerang optimum water
cukup tertib terhadap hal itu. Akan contents melampaui 5%, akhirnnya
tetapi tetap saja ditemukan beberapa pondasi jalan tersebut melemah dan
kasus yang menyalahi sempadan badan jalan termasuk perkerasan
jalan atau bahu jalan. aspal akan menjadi failure.
Pembangunan gedung rumah Di dalam Peraturan
toko dalam tiga tahun belakangan ini Pemerintah Nomor 28 Tahun 2002
yang paling marak di dalam kawasan tentang Bangunan Gedung, pada
kampus baik UIN SUSKA maupun pasal 42 disebutkan bahwa untuk
kawasan UNRI Panam. Bangunan memenuhi persyaratan sistem
rumah toko yang dibangun sepanjang sanitasi, setiap bangunan gedung
jalan ini tidak disertai dengan harus dilengkapi dengan sistem air
bangunan saluran drainasi didepan bersih, sistem pembuangan air kotor
bangunan rumah tokoh tersebut. dan/atau air limbah, kotoran dan
Akibat dari tidak terbangunnya sampah, serta penyaluran air hujan
saluran drainasi ini pembuangan (drainasi). Pada pasal 44 ayat (4)
limbah rumah tangga dan air hujan disebutkan bahwa ketentuan lebih
yang berasal dari gedung rumah toko lanjut mengenai tata cara
tersebut mengalir berkumpul ke perencanaan, pemasangan, dan

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 15


pemeliharaan sistem pembuangan air sempadan jalan dengan pagar gedung
kotor dan/atau limbah (drainasi) pada amat tidak jelas.
bangunan gedung mengikuti Hal ini terjadi karena pada
pedoman stándar teknis yang umumnya bangunan gedung rumah
berlaku. Sebetulnya pada penjelasan toko yang telah maupun sedang
ini sudah jelas bahwa sistem dibangun tidak dibangun pagarnya
pembuangan air kotor rumah tangga atau tidak terdapat pagar baik
dan air hujan (drainasi) itu pada permanen maupun non permanen
bangunan-bangunan gedung rumah (pagar bongkar/pasang) di halaman
toko yang dibangun disepanjang depan bangunan gedung rumah toko
jalan, maka otomatis juga salurannya tersebut sehingga juga tidak memiliki
dibuat ditepi jalan yang berada pada drainasi. Selain itu, tidak taatnya
batas garis sempadan jalan (right of pengelola bangunan dalam
way) dengan batas garis sempadan menyediakan sumur resapan juga
pagar bangunan gedung rumah toko menjadi masalah dalam
tersebut. pembangunan rumah toko di
Adapun aturannya disamping Kecamatan Tampan sebagaimana
mengikuti stándar saluran pembuang dimaksud. Pada kondisi yang terjadi
air hujan dan limbah rumah tangga demikian ini mestinya Pemerintah
atau limbah rumah toko (drainasi) Kota Pekanbaru segera mengambil
yang diterbitkan oleh direktorat langkah-langkah konkret dalam
jenderal Cipta Karya (Direktorat mengatasi keamanan fasilitas
jenderal perkotaan) juga harus bangunan publik seperti akses jalan
dielaborasi dengan standar drainasi ini yang pada dasarnya saat ini telah
jalan yang telah diatur dalam aturan dirusak oleh para pemilik bangunan
yang diterbitkan oleh Direktorat gedung rumah toko yang berada di
Jenderal Bina Marga Departemen lokasi ini. Dengan demikian tingkat
Pekerjaan Umum atau dapat pula kerusakan jalan dapat dieliminasi
dengan memakai referensi buku IV jauh-jauh hari sebelumnya sehingga
drawing standardisasi kondisi jalan tidak separah
pembangunan/peningkatan jalan sebagaimana yang dialami saat ini.
yang diterbitkan oleh Direktorat Pada pasal 46 ayat (2) Peraturan
Jenderal Bina Marga. Pada katagori Pemerintah Nomor 28 Tahun 2002
kasusistik kerusakan jalan yang saat tentang Bangunan Gedung, sudah
ini sedang terjadi pada jalan-jalan jelas disebutkan bahwa setiap
diseputaran kampus UIN Panam, bangunan gedung dan
Kampus UNRI Panam maupun jalan pekarangannya harus dilengkapi
Garuda Sakti, maka sumber utama dengan sistem penyaluran air hujan
poros jalan tersebut rusak adalah (drainasi), dan pada pasal (5)
terletak pada penyebab banyaknya dinyatakan bahwa sistem penyaluran
bangunan gedung rumah toko yang air hujan (drainasi) harus dipelihara
dibangun sepanjang poros jalan ini untuk mencegah terjadinya endapan
yang tidak dilengkapi dengan dan penyumbatan pada saluran.
drainasi di mana batas antara drainasi Oleh karena itu Sangat
yang mestinya dibangun bersamaan diharapkan Pemerintah Kota
dengan pembangunan gedung rumah Pekanbaru harus segera mengambil
toko tersebut dengan garis sempadan tindakan nyata guna menertibkan
batas pagar gedung dan batas garis pembangunan rumah toko

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 16


sebagaimana kasus di atas. instansi terkait pembangunan rumah
Pemerintah Kota Pekanbaru jika toko juga tidak memiliki dasar yang
tidak serius mengindahkan masalah kuat. Pengawasan hanya dapat
ini maka tidak tertutup kemingkinan dilakukan apabila proses
masyarakat pengguna jalan atau pembangunan rumah toko menyalahi
publik akan menuntut kepada syarat minimal batas ruang.
Pemerintah Kota Pekanbaru karena
dalam hal ini mereka telah B. Saran
melalaikan tanggungjawabnya dalam Berdasarkan kesimpulan hasil
pemberian pelayanan baik kepada penelitian di atas, penulis
masyarakat sehingga publik menyampaikan rekomendasi sebagai
pengguna jalan terganggu berikut:
kenyamanan dan keselamatannya di
1. Perlu dibuat aturan khusus
jalan raya.
mengenai penataan
pembangunan rumah toko agar
10. Penutup ada payung hukum bagi aparat
A. Kesimpulan melakukan penertiban.
Dari uraian diatas dapat
2. Pemerintah hendaknya
disimpulkan bahwa proses perizinan
menetapkan Rencana Umum
di Kota Pekanbaru telah diatur
Tata Ruang Kota (RUTRK)
sedemikian rupa demi untuk
sehingga dapat dijadikan acuan
kepentingan pengendalian
dalam pembangunan kawasan
pertanahan dan pemanfaatan ruang di
perkotaan.
Kota Pekanbaru. Posisi Kota
3. Pemerintah hendaknya
Pekanbaru yang strategis perlu
melakukan kajian mengenai
dikendalikan demi kepentingan
pembangunan kawasan
keberlanjutan pembangunan Kota
pertokoan agar kesan kota ruko
Pekanbaru. Persoalan penataan
tidak melekat dan pemanfaatan
pembangunan rumah toko belum
ruang dapat lebih maksimal
memiliki aturan yang jelas akan
demi kepentingan publik.
tetapi pemerintah harus
4. Perlu adanya peran serta
mengindahkan aturan mengenai
masyarakat yang massif dalam
kecukupan minimal ruang terbuka
mengawasi pembangunan
hijau (RTH) sebagaimana
termasuk memberikan
diamanatkan dalam undang-undang.
rekomendasi masyarakat
Khusus mengenai penataan teruntuk pembangunan kawasan
pembangunan rumah toko di pertokoan.
Kecamatan Tampan, tidak ada
mekanisme pelarangan dalam
Daftar Bacaan
pembangunan rumah toko. Akan
tetapi pemerintah telah melakukan
Abdulrahman Fathoni, 2006.
koordinasi guna melihat dan
Metodologi Penelitian.
memastikan kelengkapan syarat
Rineka Cipta: Jakarta
untuk pembangunan rumah toko
James D Mooney dalam Inu Kencana
sehingga dapat diterbitkan izin
Syafiie, 2003. Sistem
mendirikan bangunannya. Proses
Administrasi Negara
pengawasan yang dilakukan oleh

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 17


Republik Indonesia. PT
Bumi Aksara : Jakarta
Josef Riwu Kaho, 2007. Prospek
Otonomi Daerah di
Negara Republik
Indonesia. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Soekarno K, 1975. Dasar-Dasar
Management. Telaga
Bening: Medan
SP Siagian,. 1998. Sistem Informasi
Untuk Pengambilan
Keputusan. Gunung
Agung: Jakarta
Profil Kecamatan Tampan, diperoleh
dari Kantor Camat
Tampan Kota Pekanbaru
Tahun 2011.
Lihat LAKIP Dinas Tata Ruang dan
Bangunan Kota
Pekanbaru tahun 2013

Jom FISIP Vol 2 No. 1 – Februari 2015 Page 18

You might also like