Professional Documents
Culture Documents
WAHAM
Disusun oleh :
Bramasta
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih ada kekurangan dan
kelemahan. Kami menyusun makalah ini atas dasar teori yang sudah ada dalam berbagai
sumber .
Untuk itu, kami mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnannya dimasa
yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Waham..........................................................................................................6
F. Klasifikasi waham...........................................................................................................10
G. Penatalaksanaan Waham.................................................................................................10
A. Kesimpulan ....................................................................................................................17
B. Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi waham
Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan
latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan
tidak dapat diubah-ubah.
6
kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya,
menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta
memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek
pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat
rendah.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri
dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar
interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang
7
tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan
dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Penyebab
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi
mereka yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah
gangguan jiwa dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006: 147)
Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-
kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang
ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
8
E. Manifestasi Klinis Waham
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
b. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
c. Fungsi emosi
Afek tumpul à kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen
d. Fungsi motorik
Imfulsif à gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik à gerakan yang
diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
e. Fungsi sosial : kesepian
Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
f. Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.
9
F. Klasifikasi waham
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham meliputi
b. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contoh, "saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan
hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya."
d. Waham somatik: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu
atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh, " saya sakit kanker" (kenyataannya diperiksa di laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit
kanker)
e. Waham nihilistik: individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau
meninggal dean diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misal, "ini
kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh."
G. Penatalaksanaan Waham
1. Psikofarmakologi
2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
3. Penarikan diri high potensial
4. Psikoterapi
5. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
10
I. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Waham
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pascabencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan dapat menyebabkan stress bagi
yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan
jiwa waham.
11
Selama pengkajian, perawat harus mendengarkan, memerhatikan, dan
mendokumentasikan semua informasi, baik melalui wawancara maupun
observasiyang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Berikut ini beberapa contoh
pertanyaan yang dapat perawat gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien
waham.
1. Apakan pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang yang
diungkapkan dan menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap obyek atau situasi tertentu, atau pasien cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien merasakan bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang
lain atau kekuatan dari luar?
Diagnosis Keperawatan
Setelah pengkajian dilakukan dan data subjektif dan objektif ditemukan pada
pasien, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah gangguan proses pikir:
WAHAM
Tindakan keperawatan
12
Selanjutnya setelah diagnosis ditegakkan, perawat melakukan tindakan keperawatan
bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga. Tindakan keperwatan pasien waham
dan keluargannya meliputi:
1. Tujuan keperwatan
2. Tindakan keperawatan
2) Berjabat tangan
13
4) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya,
dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal
sampai pasien berhenti membicarakannya
Orientasi
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas pagi ini
diruang melati. Saya dinas dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang nanti, saya yang akan
merawat anda hari ini. Nama anda siapa, senang dipanggil apa?"
14
Kerja
"Saya mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tetapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi. Bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus B?"
"O... jadi B merasa takut nanti B diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya
hak untuk punya hak untuk mengatur diri B sendir?"
"Jadi, ibu yang terlalu mengatur-atur ya B, juga kakak dan adik B yang lain?
"Wah bagus sekali! Jadi setiap harinya B ingin ada kegiatan di luar rumah
karena bosan kalau dirumah terus ya?"
Terminasi
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien (Aziz R, 2003).
Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu : Fase Lack of Human need, Fase
lack of self esteem, Fase control internal external, Fase environment support, Fase
comforting, Fase improving.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika
18