You are on page 1of 29

Industri Pangan Olahan

Opportunities and Challenges


Disampaikan pada:
INDONESIANISME SUMMIT
9 Desember 2017

Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP


Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia 1
IND ONESIA

4th
World’s Most
Populous Country
250 million
Population (in 2017) 17,508islands
Biggest Archipelagic Nation

G20
2nd fastest growing
Member State
after China 10
th
World’s Largest Economy 1trillion 4
USD GDP (PPP)
,876
USD GDP
per capita (PPP)
2
(Sumber: IMF, World Economic Outlook Database, April 2014, www.imf.org dan The World
Factbook: Indonesia, Central Intelligence Agency,2014)
1. OPPORTUNITY
1. Opportunity

A. Ekonomi Indonesia terus tumbuh dan menguat


Realisasi Investasi Industri Makanan dan Minuman
2015 2016 2017

Direct Investment Realization


43.48 60.98 47.56¹
(in IDR trillion)

COUNTRIES GDP
(million USD)
1. United States 18,569,100
2. China 11,199,145
3. Japan 4,939,384
4. Germany 3,466,757
5. United Kingdom 2,618,886 USD 2.55
ASEAN 6. France 2,465,454 trillion
7. India 2,263,523
8. Italy 1,849,970
9. Brazil 1,798,187 GDP (Gross Domestic Product)
10. Canada 1,529,760
.
Indonesia menduduki peringkat ke 16
16. Indonesia 932,259

World 75,541,577

Source: World Development Indicators, The World Bank 4


(As of 17 April 2017)
1. Opportunity

B. Posisi Indonesia dalam GLOBAL FOOD SECURITY INDEX (GFSI) dan


Global Competitiveness Index
GLOBAL FOOD SECURITY INDEX (GFSI)

Indonesia
Overall Rank No. 69
(51.3/100)
Global Competitiveness Index
Subindex
Rank of GCI Innovation and
Negara Basic Efficiency
2015-2016 sophistication
Requirements Enhancers
Factors

Singapore 2 1 2 11
Malaysia 18 22 22 17
Thailand 32 42 38 48
Indonesia 37 49 46 33
Philippines 47 66 51 47
Vietnam 56 72 70 88
Lao PDR 83 86 106 103
Cambodia 90 93 101 121
Myanmar 131 128 131 134
Brunei - - - - negara
Dari 144 Meningkatnya potensi
Source: World Economic Forum
outlet Source: The Economist Intelligence5Unit, 2017
F&B
1. Opportunity

C. Postur industri dan pasar makanan dan minuman di Indonesia

Sektor industri prioritas


berdasarkan RIPIN 2015 – 2035

Berkontribusi hingga 30% GRDP


dalam sektor industri non
migas

Berkembangnya sektor non-


pertanian  tourism, culinary

2.5 juta pasar tradisional dan


11 ribu retail modern, 6,000
UMKM dan 1 juta IKM
menyerap 30% angkatan kerja
di sector industri 6
2. PERANAN PANGAN
PANGAN MERUPAKAN KEBUTUHAN DASAR

Pasal 28C ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan


diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, … demi
“Setiap orang berhak atas hidup
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
memadai untuk kesehatan dan umat manusia
kesejahteraan dirinya dan Yang dimaksud Pemenuhan kebutuhan dasar termasuk
keluarganya, termasuk hak atas pangan yang mutlak diperlukan untuk mempertahankan
pangan, pakaian, perumahan dan hidup dan kehidupannya
perawatan kesehatan serta
pelayanan sosial yang
UU No 18 Tahun 2012 tentang
diperlukan.....” (Article 25) Pangan

DASAR HUKUM UU No 36 tahun 2009 tentang


kesehatan
lainnya
UU No 8 tahun 1999 tentang
Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal
10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)
Perlindungan Konsumen
8
KEAMANAN PANGAN DAN KETAHANAN PANGAN

KEAMANAN PANGAN BAGIAN PENTING DARI KETAHANAN PANGAN

UU No 18/2012
Pasal 3 :
availability
Penyelenggaraan Pangan
dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang
memberikan manfaat secara adil,
merata, dan berkelanjutan
berdasarkan Kedaulatan Pangan,
Ketahanan Kemandirian Pangan, dan
stability accessibility
Pangan
Ketahanan Pangan.

Pasal 4
Penyelenggaraan Pangan
bertujuan untuk:
d. Mempermudah atau
utilization (safety, meningkatkan akses Pangan bagi
quality, nutrition) masyarakat, terutama masyarakat
rawan Pangan dan Gizi 9
3. KEBIJAKAN BPOM
A. PERLINDUNGAN KONSUMEN
Fokus Kebijakan Pengawasan Pangan
1. Sistem
Penilaian
Keamanan
Pangan
Berbasis
Elektronik 2. Strengthening
7. Implementation
Peningkatan of Good
Daya Saing Regulatory
Practices

Fokus
Kebijakan
6. Perkuatan Pengawasan
Risk 3. Risk-
Pangan
Communicati Based
on Keamanan Inspection
Pangan

5.
Pengawasan 4. Global
Bahan Partnership
Berbahaya 11
A. PERLINDUNGAN KONSUMEN

UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

KEMITRAAN
DALAM DAN
LUAR NEGERI

INTENSIFIKASI
PENGAWASAN PENGUATAN
DAN KELEMBAGAAN
PENINDAKAN

PENINGKATAN
PEMBERDAYAAN
LAYANAN
MASYARAKAT
PUBLIK 12
B. SISTEM PENGAWASAN

Pengawasan Pangan Olahan oleh BPOM


Pre market evaluation Post market control
Persyaratan administratif dan
teknis • Inspeksi Sarana Produksi dan
Distribusi
(Pre) assessment/ • Sampling dan Pengujian
evaluation • Pengawasan Label dan Iklan
Pangan
Audit Sarana Produksi

Penegakan Hukum
Evaluasi Final • Penghentian sementara kegiatan
• Public warning
• Product recall, pemusnahan
Persetujuan (Nomor MD/ ML , • Pencabutan izin edar
halal logo) • Pidana
13
B. SISTEM PENGAWASAN

INFRASTRUKTUR
• 33 kantor Balai/Balai Besar di seluruh Indonesia,
didukung oleh laboratorium pengujian terakreditasi dan
akan ditambahkan di Kabupaten/Kota

ORGANISASI DAN TATA KERJA


• Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Badan POM untuk
penguatan dalam hal:
- Penindakan: Pembentukan Deputi Bidang Penindakan
- SDM : Pembentukan Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pengawasan Obat dan Makanan

ELEKTRONISASI
• Pengawasan Obat dan Makanan berbasis digital (QR
Code dan 2D Barcode)
• Pembangunan Command Centre

14
C. FASILITASI INDUSTRI
Kebijakan Badan POM : Ease on Doing Business
1. Registrasi Pangan Olahan 2. Fasilitasi dan Pendampingan UMKM
• Pendaftaran pangan • Tarif PNBP untuk pendaftaran produk pangan berkurang
olahan melalui 50% sesuai dengan PP 32 tahun 2017
elektronik • Penyederhanaan persyaratan izin usaha industri (IUI) 
• Untuk pangan olahan diganti dengan Izin Usaha Mikro Kecil dari Camat atau
risiko rendah dan Surat Keterangan Domisili Usaha dari Lurah
sangat rendah melalui • Fasilitasi impor dalam rangka pemenuhan bahan baku
notifikasi. melalui skema khusus
• Pengujian dapat • Pendampingan UMKM dengan jenis pangan high risk
memanfaatkan yang harus terdaftar MD
laboratorium Balai • Pendampingan khusus untuk registrasi pangan olahan
Besar/Balai POM (desk khusus)
• Menghilangkan • Bimbingan Teknis mengenai Halal dan konsultasi
beberapan langsung di sarana untuk pemenuhan GMP dan Halal
persyaratan
administrasi : SIPA • Pelatihan tenaga fasilitator di Balai Besar/Balai POM
dalam rangka meningkatkan pembinaan UMKM di
(Surat Izin
daerah
Pengambilan Air) dan
NKV (Nomor Kontrol 15
Veteriner)
C. FASILITASI INDUSTRI
Kebijakan Badan POM : Ease on Doing Business

3. Fasilitasi untuk Ekspor Pangan


• Penerbitan Surat Keterangan Ekspor (SKE) secara elektronik dengan time line
1 hari kerja
• Penerbitan SKE berdasarkan time based, berlaku 6 bulan sehingga
penerbitan SKE tidak dilakukan untuk setiap shipment
• Badan POM mengembangkan Export Consultation Desk (ecd.pom.go.id)
dalam rangka fasilitasi ekspor.
• Revisi Peraturan Kepala Badan terkait pemasukan produk dan pelayanan
publik.

16
Postur industri dan pasar makanan dan minuman di
Indonesia

Skala Usaha Jumlah Usaha (unit)

Mikro (<5 orang) 2.812.787

Kecil (5-20 orang) 405.296

Sedang (20-100 orang) 16.591

Besar (>100 orang) 7.001

Jumlah 3.241.675
17
Kebutuhan Tenaga Kerja Sektor Industri Menurut Manufaktur
Ind. Makanan dan minuman
1% Ind. Minuman ringan dan minuman beralkohol
1% Ind. Pengolahan Tembakau
1% 2%
1% Ind. Tekstil
3% 3% 2%
2% Ind. Pakaian Jadi
29% Ind. Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
6%
Ind. Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
4% Ind. Kertas dan Barang Dari Kertas
1%
2% Ind.pencetakan dan media Rekaman

1% Ind.bahan kimia dan karang kari kahan kimia


Ind. Farmasi, obat kimia dan tradisional
10% 6% Ind. Karet, Barang Dari Karet dan Plastik
3% Ind. Barang Galian Bukan Logam
2%
6% 2% Ind.logam dasar
15%
Ind.barang logam bukan mesin & peralatannya
Ind. Komputer, Barang Elektronik dan Optik
Ind. Peralatan Listrik
Ind. Mesin dan Perlengkapan Ytdl
Ind. Kendaraan Bermotor
Ind. Alat Angkutan Lainnya
Ind. Furnitur
Pertumbuhan jumlah angkatan kerja Ind. Pengolahan Lainnya

Ind. Makanan dan minuman


178,725
173,479
168,327
163,208

2016 2017 2018 2019


18
Sumber : Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja Sektor Industri dalam rangka Pembangunan Ekonomi, Kemenperin 2015
Kebutuhan tenaga kerja sektor industri manufaktur diperkirakan tumbuh 600.000 orang per tahun selama tahun 2016-2020
Perbandingan Jumlah Produk Pangan Terdatar
14000 13270

12000
10415
10000
8068
8000 7051 6798
6148 6404
5749
6000 5272 4953 5500

4000 3123

2000

2012 2013 2014 2015 2016 2017*


Jumlah MD Jumlah ML

*2017 : sampai dengan TW II


Hasil Pengawasan Pangan oleh Badan POM
Tahun 2015
Hasil Pengujian Sampel Nomor Izin Memenuhi Tidak Memenuhi
Pangan Tahun 2015 - 2016 Edar Syarat Syarat
100.0%
MD 13.010 (88,9%) 1.624 (11,1%)
90.0% 83.8% 85.1%
ML 1.311 (91,9%) 115 (8,1%)
80.0%
PIRT 2.716 (73,3%) 991 (26,7%)
70.0%
Pangan lain 4.185 (75,3%) 1.371 (24,7%)
60.0%
(tidak wajib
50.0% daftar)
40.0%
Tahun 2016
30.0%
Nomor Izin Edar Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
20.0% 16.2% 14.9%
MD 13.143 (91,4%) 1.235 (8,6%)
10.0%
ML 1.276 (92,5%) 104 (7,5%)
0.0%
2015 2016 PIRT 2.587 (71,6%) 1.028 (28,4%)

MS TMS Pangan lain (tidak 5.574 (77,8%) 1.590 (22,2%)


wajib daftar)

20
Top 3 Pangan Tercemar Formalin
Tren TMS Formalin pada Mi
35% 33%
Mie 30%
Tahu 25%
20%
15%
Ikan dan Udang segar 15%
10%
5%
0%
2015 2016

Tren TMS Formalin pada Tahu Tren TMS Formalin pada Ikan &
10.00% Udang Segar
8.07% 14%
8.00% 14.50%
5.95% 14.00%
6.00%

4.00% 13.50%
13%
2.00% 13.00%

0.00% 12.50%
21
2015 2016 2015 2016
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

Watchdog Proactive
Control Control

Risk
RMP
Management
Program

Prevention approach through RMP


(Risk Management Program) by
Relying on inspection Business Operator (Self Regulation)
by regulator and verified by Regulator
22
D. NETWORKING

• Menegaskan kembali tentang kewenangan masing-


masing K/L dalam pengawasan Obat dan Makanan
• Kepala Badan POM sebagai koordinator pelaksanaan
pengawasan Obat dan Makanan
• Perlu sinergisme tata kelola, bisnis dan pengembangan
sistem yang terintegrasi dengan kementerian dan
Pemda untuk Pengawasan Obat dan Makanan 23
D. NETWORKING
Multisektor Pengawasan Obat dan Makanan

Keamanan Keamanan Obat, OT,


Kosmetik, dan
Pangan
Suplemen Kesehatan
Pemda Asosiasi

Kementerian Kelautan & Kementerian


Perikanan BNN YLKI
Perindustrian
Kementerian Kementerian Pelaku Kementerian Kementerian
Pertanian Masyarakat Kepolisian
Kesehatan Usaha Perdagangan KUKM

Kejaksaan

Farming Produsen Distributor Konsumen


System

Pengawasan Obat dan Media


Makanan Perguruan
Tinggi
Kemen Kemen Kemen
BPJS LSM
Kominfo PPA PMK
Kemen
Kemendagri
Kum HAM
Kemenkeu Bappenas DPR KemenPAN RB BPK BPS BKKBN BSN24
24
D. NETWORKING
Perjanjian Kerjasama antara Badan Pengawas Obat dan
Makanan dengan K/L terkait

Kerjasama dilakukan sebagai bentuk upaya preventif (Komunikasi,


Edukasi, dan Informasi) dan enforcement (penindakan) 25
D. NETWORKING
Perjanjian Kerjasama antara Badan Pengawas Obat dan
Makanan dengan Negara Lain

Belanda Timor Leste Amerika Serikat Selandia Baru

Maroko Jordania Jepang Iran

Ukraina Kazakhstan 26
4.PENUTUP
PENUTUP
Pertumbuhan dan mobilisasi penduduk menuntut
ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang aman,
bermutu dan bergizi

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang


melimpah dan mempunyai keunikan sehingga
mendorong diversifikasi industri makanan dan
minuman yang dapat bersaing
Keamanan, mutu dan gizi pangan harus dikawal
sejak awal rantai pangan (from farm to table) dan
merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat

28
29

You might also like