You are on page 1of 11
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 14/Kpts/SM.210/3/03/16 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN WIRAUSAHAWAN MUDA PERTANIAN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, pa bahwa untuk meningkatkan minat dan peran pemuda dalam usaha di sektor pertanian, perlu dilakukan kegiatan Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian; bahwa untuk memberikan acuan, meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas kegiatan penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian, maka perlu ditetapkan Pedoman Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian; . Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5336); Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 367, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3413) juncto Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 91 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3764); Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5500); Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Nomor 5500); Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian; Menetapkan KESATU KEDUA 10. 11. 13. 14, 15, 16. Keputusan Presiden Nomor 75/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/ 0T.140/11/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP); Peraturan Menteri_ Pertanian Nomor 72/Permentan/ 0T.140/6/2014 tentang STATUTA Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor; Peraturan Menteri_ Pertanian Nomor 73/Permentan/ 0T.140/6/2014 tentang STATUTA Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa; .Peraturan Menteri Pertanian Nomor 74/Permentan/ 0T.140/6/2014 tentang STATUTA Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang; Peraturan Menteri_ Pertanian _Nomor 75/Permentan/ OT.140/6/2014 tentang STATUTA Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 76/Permentan/ 0T.140/6/2014 tentang STATUTA Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Manokwari; Peraturan Menteri_ Pertanian Nomor 77/Permentan/ OT.140/6/2014 tentang STATUTA Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/ 0T.010/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; MEMUTUSKAN: Pedoman Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Pedoman Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU_ digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian. KETIGA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Maret 2016 a.n, MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PENYULUH§N DAN PENGEMBANGAN OE PADIH PERMANA SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: QsoNe a Menteri Pertanian; Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi; Rektor Perguruan Tinggi Mitra (PT-M); Kepala Pusat Pendidikan Pertanian; Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) di Seluruh Indonesia; Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) lingkup Kementerian Pertanian LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/kpte/Sh.219/5 /03/16 TANGGAL : 18 Maret 2016 PEDOMAN PENUMBUHAN WIRAUSAHAWAN MUDA PERTANIAN BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian saat ini dihadapkan pada tantangan menurunnya minat para pemuda untuk bekerja pada sektor ini. Pemuda di perdesaan lebih memilih bekerja pada sektor informal di kota, meskipun keterampilan yang dimiliki tidak memadai. Kondisi ini menyebabkan mengalirnya arus tenaga kerja perdesaan ke perkotaan. Disisi lain sarjana pertanian sedikit yang memilih untuk bekerja di sektor pertanian, bahkan diantara mereka banyak yang memilih bekerja diluar sektor pertanian, Rendahnya jumlah tenaga kerja terdidik yang bekerja di sektor pertanian dan dengan semakin terbukanya akses khususnya pendidikan sarjana pertanian, maka pemberian bekal kepada peserta didik dalam aspek teoritis maupun praktis secara proporsional penting dilakukan. Pendekatan teoritis atau konseptual kepada peserta didik untuk memberikan kesempatan mengembangkan daya nalar dan analisisnya memecahkan permasalahan atas fenomena yang ada. Pandangan praktis memberikan kemampuan peserta didik untuk mengimplementasikan hasil daya nalar dan analisisnya secara riil dengan melakukan sesuatu yang nyata dan dirasakan masyarakat sekitarnya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan melalui penumbuhan wirausahawan muda pertanian. Melalui kegiatan ini peserta didik akan bertindak sebagai Agripreneur atau pengusaha_pertanian, sekaligus menjadi penggerak dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud pedoman ini untuk memberikan acuan dalam melaksanakan kegiatan penumbuhan wirausahawan muda pertanian 2. Tujuan pedoman kegiatan penumbuhan wirausahawan muda pertanian untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan. C. Sasaran Sasaran pedoman kegiatan ini yaitu tim pelaksana dan _peserta penumbuhan wirausahawan muda pertanian yang terlibat dalam kegiatan. D. Keluaran Tersedianya pedoman sebagai acuan pelaksanaan kegiatan penumbuhan wirausahawan muda pertanian. E. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi: 1. Kerangka Kegiatan; 2. Pelaksanaan Kegiatan; dan 3. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan Rencana Tindak Lanjut F Pengertian Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan! 1. Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian yang selanjutnya disingkat PWMP adalah upaya penumbuhan dan peningkatan minat, keterampilan dan jiwa kewirausahaan generasi muda dibidang pertanian. 2. Peserta didik adalah mahasiswa dan siswa yang terdaftar dan masih aktif belajar di lembaga penyelenggara pendidikan pertanian. 3. Peserta PWMP adalah peserta didik yang lulus seleksi dan mendapat rekomendasi dari pihak lembaga penyelenggara pendidikan pertanian 4. Lembaga penyelenggara pendidikan pertanian adalah Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Perguruan Tinggi Mitra dan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan. 5. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat STPP adalah Perguruan Tinggi di lingkup Kementerian Pertanian. 6. Perguruan Tinggi Mitra yang selanjutnya disingkat PT-M adalah Perguruan Tinggi Negeri yang diikutsertakan oleh Kementerian Pertanian untuk terlibat dalam PWMP. 7. Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan yang selanjutnya disingkat SMK-PP adalah Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian di lingkup kementerian pertanian. 8, Pembimbing adalah dosen atau guru aktif di STPP, PT-M dan SMK-PP. 9. Bimbingan Teknis yang selanjutnya disingkat BIMTEK adalah penyampaian materi terkait dengan teknis penyelenggaraan PWMP. 10. Magang adalah sebuah skema pelatihan berbasis kerja yang melibatkan periode pelatihan diluar dan didalam pekerjaan atau bisnis tertentu untuk jangka waktu tertentu. 11. Business Plan adalah rencana-rencana tentang apa yang akan dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan mengikuti alokasi sumber daya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan permasalahan-permasalahan, serta peluang yang ada. 12. Start up Usaha adalah tindakan atau proses memulai sebuah usaha atau bisnis . 13. Wirausahawan Muda Pertanian atau agripreneur adalah siswa, mahasiswa dan alumni berusia muda yang berwirausaha di sektor pertanian mulai dari subsistem hulu sampai hilir, termasuk subsistem penunjang. BAB II KERANGKA KEGIATAN Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) merupakan salah satu kegiatan Kementerian Pertanian yang dirancang untuk: 1 2 3. penyadaran, penumbuhan, pemandirian, dan pengembangan minat, keterampilan dan jiwa kewirausahaan generasi muda dibidang pertanian; mengembangkan peluang bisnis bagi lulusan sehingga mampu menjadi job- creator di sektor pertanian (agribisnis); dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan kapasitas lembaga penyelenggara pendidikan pertanian sebagai center of agripreneur development berbasiskan inovasi agribisnis. Tahapan Pembentukan Agripreneur Dalam rangka mencetak wirausahawan muda pertanian, maka diperlukan kegiatan yang bertahap agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Proses pembentukan’ wirausahawan muda pertanian membutuhkan waktu sekurang-kurangnya 3 tahun. Tahapan kegiatannya sebagai berikut: 1. Tahun pertama merupakan tahap penyadaran dan penumbuhan, yang kegiatannya meliputi persiapan, sosialisasi, seleksi, pembekalan, penyusunan business plan, pelaksanaan wirausaha_— dan pendampingan. Tahun kedua merupakan tahap pemandirian yang kegiatannya meliputi lanjutan pelaksanaan wirausaha, evaluasi kegiatan usaha, rencana pengembangan usaha, bimbingan teknis jaminan mutu_produk, pendampingan dan temu inovasi wirausahawan muda pertanian. 3. Tahun ketiga merupakan tahap pengembangan wirausaha yang kegiatannya meliputi lanjutan pelaksanaan wirausaha, pengembangan jejaring usaha, pendampingan dan pemberian penghargaan. Tahapan kegiatan pembentukan wirausahawan muda pertanian seperti pada Gambar 1. ari ‘Tahap Pengembangan TTahap Kemanirian “Tanap Penumounan Waktu Tahun + Tanun2 Tanun3 Gambar 1.Tahapan Pembentukan Agriprenuer (wirausahawan muda pertanian) Faktor kritis keberhasilan dari PWMP ini yaitu pada tahap penyadaran dan penumbuhan. Pada tahap ini dibutuhkan pendampingan yang intensif. B, Skema Kegiatan 1. Tahap Penyadaran dan Penumbuhan Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyadaran dan penumbuhan kewirausahaan muda yaitu persiapan, pembekalan, pelaksanaan program dan pengawasan. Kegiatan dalam tahap penyadaran terdiri atas: a. persiapan meliputi penetapan tim pelaksana pusat, tim pelaksana STPP, tim pelaksana PT-M/SMK-PP, sosialisasi kegiatan, pendaftaran dan seleksi peserta PWMP; b. pembekalan meliputi bimbingan teknis dan magang. Kegiatan dalam tahap penumbuhan terdiri atas: a. pelaksanaan program meliputi_ penyusunan business _ plan, pendampingan dan pelaksanaan usaha; b. pengawasan meliputi monitoring dan evaluasi. Skema program yang akan dilaksanakan pada tahun pertama disajikan dalam Gambar 2. Tahap Penyadaran 7 Seleksi peserta didik | mengikuti kegiatan | a - Pwr | peserta didik yang berminat. | ~~ ~ spaplidiwstiaresenmss| Ce J ea peserta didik yang mempunyai pengetahuan dan jiwa t ‘entrepreneur Tahap Penumbuha: Magang peserta didik yang mempunyai | keterampilan entrepreneur Penyusunan business | plan | peserta didik yang mempunyai | Perencanaan untuk menjadi agripreneur | Seleksi peserta didik yang mendapat pembiayaan | peserta didik mempunyai business start-up | | sl arg Pendampingie "= kegiatan PWMP Saas peserta didik menjadi agripreneur Gambar 2. Skema kegiatan Penyadaran dan Penumbuhan PWMP 2. Tahap Pemandirian Kegiatan yang dilakukan pada tahap pemandirian kewirausahaan muda terdiri atas: a. lanjutan pelaksanaan wirausaha merupakan lanjutan tahap penyadaran dan penumbuhan; b, evaluasi kegiatan kewirausahaan meliputi kemajuan dan kendala yang dihadapi pada tahap penyadaran dan penumbuhan untuk rencana tindak lanjut; ¢. rencana pengembangan usaha yang dimaksud adalah rencana tindak lanjut terhadap perluasan skala usaha; d. bimbingan teknis penjaminan mutu produk merupakan bimbingan terhadap nilai tambah produk; ¢. pendampingan dilaksanakan oleh dosen/guru yang ditunjuk dalam kegiatan PWMP; f, temu inovasi wirausahawan muda pertanian merupakan_pertemuan gelar usaha antar peserta PWMP dan pelaku wirausaha muda pertanian Skema kegiatan tahap pemandirian seperti terdapat dalam Gambar 3. fl | Pelaksanaan kegiatan PWMP) (teat plat +“ Evaluasi kegiatan Pelaksanaan tindak lanjut | kegiatan sesuai dengan | hasil evaluasi | Rencana pengembangan usaha Peningkatan muta produk Wirausahawan muda | yang mandiri | Sharing inovasi bisnis wirausahawan muda ea Gambar 3. Skema kegiatan tahap pemandirian PWMP 3. Tahap Pengembangan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan kewirausahaan muda terdiri atas: a. lanjutan pelaksanaan wirausaha merupakan lanjutan tahap pemandirian; b.evaluasi kegiatan kewirausahaan meliputi kemajuan dan kendala yang dihadapi pada tahap pemandirian untuk rencana tindak lanjut; c. pengembangan jejaring usaha merupakan usaha perluasan kerjasama dengan pihak terkait seperti perbankan, investor, pemasok input dan lembaga pemasaran; d. pendampingan merupakan pendampingan lanjutan tahap pemandirian yang dilaksanakan oleh dosen/ guru yang ditunjuk dalam kegiatan PWMP; e. Pemberian penghargaan diberikan kepada peserta PWMP berprestasi oleh tim penilai yang ditunjuk. Skema kegiatan tahap pengembangan seperti terdapat dalam Gambar 4 sanaan kegiatan PWMP | Evaluasi kegiatan kewirausahaan | kegiatan sesuai dengan hasil_ | evaluasi Pengembangan jejaring ——_ usaha Perluasan jejaring usaha | Pendampingan | |” Wirausahawan muda yang | tangguh | } Pemberian | penghargaan co ipa ES ppeserta PWMP OD atte Gambar 4. Skema kegiatan tahap pengembangan PWMP C. Peserta Didik dan Pembimbing PWMP 1. Peserta Didik Peserta didik merupakan peserta didik aktif di lembaga penyelenggara pendidikan pertanian (tidak termasuk perikanan dan kehutanan), dengan ketentuan : a. sedang atau sudah memperoleh materi pembelajaran kewirausahaan, b. harus mengikuti tahapan seleksi minat dan bakat kewirausahaan, c. bersedia mengikuti peraturan dan tata tertib pelaksanaan kegiatan PWMP. 2. Pembimbing Pembimbing terdiri atas pembimbing internal dan pembimbing eksternal. Pembimbing internal yaitu dosen atau guru tetap yang telah mengikuti TOT kegiatan PWMP. Pembimbing eksternal yaitu praktisi agribisnis di lokasi magang peserta didik. BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN A, Pelaksana Pelaksana kegiatan PWMP yaitu STPP, Fakultas Pertanian pada PT-M dan SMK-PP yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian. Tim pelaksana terdiri dari: (1) tim pelaksana pusat, (2) tim pelaksana STPP, dan (3) tim pelaksana PT-M/SMK-PP. Tim Pelaksana Pusat mempunyai tugas sebagai berikut: 1 POONA soN Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan; Menyusun mekanisme kerja dan jadwal kegiatan; Menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan kewirausahaan; Menyusun perangkat seleksi; Menyusun modul Birntek; Sosialisasi pelaksanaan kegiatan PWMP; Pelaksanaan TOMT; Menetapkan peserta PWMP; Melaksanakan Temu inovasi wirausahawan muda; 0. Menyusun instrumen penilaian peserta PWMP yang berhasil dan berprestasi terbaik; 11. Memberikan penghargaan kepada peserta PWMP yang berhasil dan Ti oeser x berprestasi terbaik. im Pelaksana STPP mempunyai tugas sebagai berikut: Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan; Melaksanakan persiapan kegiatan; Melaksanakan TOT bagi pembimbing; Melaksanakan sosialisasi kegiatan; Melaksanakan identifikasi dan seleksi peserta PWMP; Memilih paling sedikit satu kelompok wirausaha di bidang budidaya (onfarm); Mengusulkan calon peserta PWMP kepada tim pelaksana pusat untuk ditetapkan; Melaksanakan kegiatan pembekalan kewirausahaan peserta PWMP; Menetapkan lokasi magang peserta didik; 10. Melaksanakan kegiatan pendampingan, monitoring dan evaluasi kegiatan; 11. Melaksanakan seleksi dan mengusulkan peserta PWMP yang berhasil dan berprestasi ke pelaksana pusat; 12. Pelaporan kegiatan. Ti Ove a im Pelaksana PT-M/ SMK-PP mempunyai tugas sebagai berikut: Melaksanakan persiapan kegiatan; Melaksanakan sosialisasi kegiatan; Melaksanakan identifikasi dan seleksi peserta PWMP; Memilih paling sedikit satu kelompok wirausaha di bidang budidaya (onfarm); Mengusulkan calon peserta PWMP kepada tim pelaksana STPP; 10 6. Melaksanakan kegiatan pembekalan kewirausahaan peserta PWMP; 7. Menetapkan lokasi magang peserta didik; 8. Melaksanakan kegiatan pendampingan, monitoring dan evaluasi kegiatan; 9. Melaksanakan seleksi dan mengusulkan peserta PWMP yang berhasil dan berprestasi terbaik; 10. Pelaporan kegiatan. B.Pembiayaan Sumber pembiayaan kegiatan PWMP berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian dan sumber lain yang tidak mengikat. BAB IV. MONITORING, EVALUASI, PELAPORAN, DAN RENCANA TINDAK LANJUT A, Monitoring Monitoring dilakukan oleh Tim Pelaksana Pusat, Tim Pelaksana STPP, Tim Pelaksana PT-M/SMK-PP terhadap pelaksanaan PWMP. Monitoring dilengkapi dengan perangkat monitoring yang disusun oleh masing masing Tim Pelaksana kegiatan PWMP. B. Evaluasi Evaluasi dilakukan oleh Tim Pelaksana Pusat, Tim Pelaksana STPP, Tim Pelaksana PT-M/SMK-PP terhadap pelaksanaan PWMP. Evaluasi dilakukan untuk menganalisis kendala yang dihadapi dan rencana tindak lanjut pengembangan usaha. C. Pelaporan Tim Pelaksana Pusat, Tim Pelaksana STPP, Tim Pelaksana PT-M/SMK-PP harus membuat pelaporan tertulis yang dilakukan secara berjenjang. D. Rencana Tindak Lanjut Tim Pelaksana Pusat, Tim Pelaksana STPP, Tim Pelaksana PT-M/SMK-PP harus membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dilakukan secara berjenjang. BAB V PENUTUP 1. Pedoman kegiatan Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) digunakan sebagai acuan bagi pelaksana dan peserta Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) 2. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman ini akan diatur kemudian dalam petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. REPUBLIK INDONESIA N DAN PENGEMBANGAN SIA PERTANIAN, a

You might also like