You are on page 1of 2

PERSPEKTIF NEUROSCIENCE TERHADAP NEUROPOLITIK SOSIAL DALAM MENGAMBIL

KEPUTUSAN

Neuroscience adalah teori yang menekankan pada kinerja otak yaitu


tentang bagaimana keseluruhan proses berfikir, proses berfikir juga
mencakup hal yang luas dari proses berpikir tersebut menghasilkan
pengetahuan, sikap, dan prilaku atau tindakan.

Abraham maslow yang terkenal dengan teori kebutuhan dasar


manausia mengatakan bahwa manusia itu unik karna manusia beda
satu sama lainnya, di era kehidupan sekarang yang identic dengan
persaingan baik dari segi hubungan politik, kekuasaan, dan lln
sehingga menimbulkan Egoisme antar kelompok dan kepentingan
kekuasaan tidak lagi berpikir idealisme untuk kepentingan bersama.

Berdasarkan beberapa pakar ahli cleoputri al yusaini M,Psi. Ph.D


bersama Dr.Eng. Sunu Wibirama dan Gusdi Sastra, M.Hum,
Ph.D dalam seminar “Neuro-Insight” anak yang berusia 6
bulan secara rasional belum bisa membedakan baik dan buruk tapi
berdasarkan riset yang dipaparkan oleh pakar narasumber pada
seminar tersebut anak yang bersuia 6 bulan sudah mulai
kecendrungan memilih kesamaa atau secara emosional akan
dekat dengan orang yang sering bersamanya, berarti bisa
disimpulkan itu adalah sifat bawaan manusia. yang menjadi
pertanyaa apakah sifat itu akan mempengaruhi untuk mengambil
sebuah keputusan.

Dalam pembahasan neuropolitic oleh beberapa pakar di atas yang


ramai diperbincangkan di berbagai tempat seperti media massa,
media sosial, ataupun lingkungan terbatas, masih menjadi tanda
tanya: "Apa yang sebetulnya terjadi dalam pikiran manusia kala
mendengar informasi tentang politik atau menentukan pilihan?"
dalam Teori Komunikasi Politik mengatakan bahwa berkomunikasi
yang dibangun atas kesamaan (homofili) akan lebih lancar dan efektif

Dae_Zhun Edisi Kehidupan


daripada didasarkan oleh ketidaksamaan (derajat, usia, ras, agama,
ideologi, visi, misi, simbol politik) dan lain-lain.

Salah satu contoh beberapa partai politik yang mengusung kader atau salah satu
kadindat untuk bersaing dalam pemilihan kepala daerah masing-masing memiliki
“kebenaran” walaupun ada penilaian umum yang “salah” tetap akan dipertahankan dan
coba mencari kebenaran di atas ketidak benaran sehingga tidak lagi berpikir secara
rasional. Begitupun dalam kehidupan social dimasyarakat kita cedrung bergaul
sesama ideologi, visi, misi dlln. Yang paling mengkhatirkan apabila kita
memiliki pemikiran negative dengan orang lain atau lawan
komunikasi kita maka apapun yang dilakukan baik secara
verbal maupun non verbal akan menimbulkan kecurigaan negative
dan susah untuk menerima sebuah kebenaran. Dalam teori sisek
paradox dua hal yang sama positif maka akan menimbulkan negative
(bias) artinya komunikasi yang mengutamakan kesamaan
tidak melihat perbedaan akan mempengaruhi sebuah keputusan
yang salah.

Edisi.Kehidupan

Dae_Zhun Edisi Kehidupan

You might also like