You are on page 1of 9

PERTEMUAN 1

41. Tn./25 th, keluhanhidung tersumat 2 hari, demam, bersin berulang, ingus encer. TTV tax 38C
dll dbn, rhinoskopi anterior: mukosa merah, eritema, secret serous. Diagnosis?
a. Rhinitis akut
b. Rhinitis kronik
c. Rhinitis medikamentosa
d. Rhinitis vasomotor
e. Rhinitis alergika
Pembahasan:
 Rhinitis akut : biasanya dikenal dengan common cold, etionya virus, akan mereda dalam
3-4 hari
Gejala : bersin berulang (gejala kataral), hidung tersumbat, mata berair, demam, malaise,
ingus encer, berkurangnya penciuman dan pengecapan. Bila disertai infeksi sekunder
(bakteri) dalam waktu 6-8 hari lagi: ingus kuning, purulent, atau mukopurulen.
Tx: tidak ada terapi spesifik. Terapi simptomatis: antipiretik, dekongestan (tetes hidung
efedrin 1%), analgesik, antibiotik (bila terjadi infeksi sekunder.
 Rhinitis medikamentosa : kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor
karena pemakaian vasokonstriktor topikal dalam waktu lama.
Gx: hidung tersumbat terus menerus, berair. Pemeriksaan: edema/hipertrofi konka,
secret +++. Apabila diberi tampon adrenalin, edema konka tidak menghilang.
Tx: Hentikan pemakaian obat tetes (vasokonstriktor), kortikosteroid dosis tinggi tap off,
KS topikal min 2 minggu, dekongestan oral (yang mengandung pseudoefedrin)
 Rhinitis vasomotor : keadaan idiopatik didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi,
perubahan hormonal, dan pajanan obat.
Gx: pencetus rangsangan non-spesifik (asap rokok, bau menyengat, udara dingin, dkk),
hidung tersumbat (GEJALA DOMINAN) bergantian kanan/kiri tergantung posisi pasien,
rhinore mukoid/serosa.
3 golongan : (1) bersin : AH, KS topikal (2) rinore : antikolinergik topikal (3) tersumbat : KS
topikal, vasokonstriktor oral
 Rhinitis alergika : px inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang
sebelumnya tersensitisasi allergen yang sama
Macam: rhinitis alergi musiman/rinokonjungtivitis (pada Negara 4 musim), rhinitis alergi
sepanjang tahun
Gx: rinore encer dan banyak,hidung tersumbat (GEJALA UTAMA), mata gatal kadang
lakrimasi,
Rinoskopi anterior: mukosa edema, basah, berwarna pucat, secret encer banyak, mukosa
inferior hipertrofi.
Gejala spesifik pada anak:
- Allergic shiner ->bayangan gelap pada bawah mata karena stasis vena sekunder
akibat obstruksi hidung.
- Allergic salute -> sering menggosok hidung
- Allergic crease -> garis melintang dibawah dorsum nasi sepertiga bawah akibat sering
menggosok hidung
- Facies adenoid -> mulut terbuka, lengkung langit tinggi
- Cobblestone appearance -> dinding posterior faring granuler dan tampak edema
- Geographic tongue -> lidah sseperti gambaran peta
42. An./12th pendengaran berkurang, telinga tidak nyeri, sering batu pilek berulang. Pemfis:
membrane timpani suram, rc menurun. Hidung: mukosa dan konka pucat, tonsil T1-T1, faring
hiperemia. Diagnosis?
- OE sirkumskripta (furukel): infeksi liang telinga 1/3 luar pada kel pilosebassea. Etio : staph
aureus, staph albus
Gx: pendengara menurun, sagat nyeri (>> saat membuka mulut), terdapat furunkel
- OE difus: infeksi pada 2/3 dalam . etio pseudomonas, staph albus.
Gx: nyeri tekan tragus, mae sempit, bisa akibat inf sekunder akibat OMSK, secret + (tidak
mengandung musin)
- OME: radang telinga tengah ditandai efusi di telinga tengah, membrane timpani utuh
tanpa peradangan (termasuk non supuratif)
Pada anak anak biasanya karena batuk pilek berulang.
a. Pemeriksaan otoskopi:
Membrana timpani yang suram dan berwarna kekuningan yang mengganti gambaran
tembus cahaya selain itu letak segitiga reflek cahaya pada kuadran antero inferior
memendek
Membrana timpani retraksi yaitu bila manubrium malei terlihat lebih pendek dan
lebih horizontal, membran kelihatan cekung dan reflex cahaya memendek. Warna
mungkin akan berubah agak kekuningan
Pada pemeriksaan otoskopi menunjuk kecurigaan OME apabila ditemukan tanda-
tanda :
a) Tidak didapatkan tanda-tanda radang akut.
b) Terdapat perubahan warna membrana timpani akibat refleksi dari adanya
cairan didalam kavum timpani.
c) Membran timpani tampak lebih menonjol.
d) Membran timpani retraksi atau atelektasis.
e) Didapatkan air fluid levels atau buble, atau
f) Mobilitas membran berkurang atau fikasi
b. Terapi: konservatif :ab spectrum luas, ah, dekongestan dengan atau tanpa KS
c. KONSERVATIF 3 BULAN TIDAK SEMBUH -> PEMBEDAHAN (miringotomi atau
pemasangan pipa ventilasi)
- OMA : karena sumbatan pada eustachius sehingga kuman berinvasi ke telinga tengah.
Bisa karena ISPA
STADIUMNYA
1. Oklusi tuba : retraksi membran timpani, membran timpani warna norma. Tx dengan
HCl efedrin 0,5% ( anak < 12 th), HCl efedrin 1% (diatas 12 th dan dewasa) + Ab
(penisilin, ampisilin
2. Hiperemis : mt hiperemis, edem, secret eksudat. Tx : Ab, tetes hidung, analgesik.
3. Supurasi : membran timpani bulging, suhu meningkat,nyeri telinga -> miringotomi
4. Perforasi : suhu anak menurun, rupture mt (keluar nanah). Ab kuat, H2O2 3% 3-5 hari
5. Resolusi : mt tetap utuh (lebih tipis)
OMA bisa menjadi OMSK ( bila perforasi terus menerus) dan menjadi OMS ( bila
secret menumpuk di kavum timpani)
- OMSK : terjadi bila lebih dari 2 bulan.
TIPE OMSK
a. Tipe aman/ benigna
Perforasi sentral (pars flaksida), tidak terdapat kolesteatoma. Tx: H2O2, tetes telinga
(Ab dan KS)
b. Tipa bahaya/maligna
Perforasi marginal/ atik, terdapat kolesteatoma. Tx mastoidektomi dengan atau
tanpa timpanoplasti

43. An/10 th dengan nyeri belakang telinga sebelah kiri. Pemfis: keluar cairan dari telinga kiri,
secret sangat berbau, mastoid kiri memerah, palpasi lunak. Otoskopi AS: secret mukopurulen
dan perforasi atik. Dx?
- Mastoiditis akut -> infeksi di prosesus mastoid. Komplikasi OMSK maligna
- Abses bezoid: abses leher dalam yang terjadi karena adanya mastoiditis coalescent,
jika korteks mastoid terkena pada ujungnya, sebagai lawan dari korteks lateral, abses
akan berkembang di leher, dalam sampai sternokleidomastoid biasanya karena
komplikasi OMSK dengan kolesteatoma.
- Abses post aurikuler
- Abses zygomatikum
- Abses temporal

44. An/10 th, demam dan nyeri telan 1 hari yang lalu. Riw sering bayuk pilek. Tonsil T3-T3, kripta
melebar dengan detritus, faring hiperemis dengan granulasi. Mikrorganisme tersering??
Streptokokus B hemolitikus grup A, penyebab faringitis bacterial dewasa (15%) dan anak
(30%). Pemfis: tonsil dan faring hiperemia, tonsil membesar.
Tx: penisilin G benzatin 50.000U/kgBB IM dossis tunggal/
Amox 50 mg/kgBB (3x500) dibagi 3 dosis 10 hari/
Eritromisin 4x500 10 hari
KS: dexa 8-16 mg IM, atau anak (0,08-0,3 mg/kgBB) IM 1 x
Analgesik, kumur air hangat atau antiseptik

45. Ny. 43 th. Demam, nyeri pipi kanan 3 hari. Hidung tersumbat, kental, merasa ada lender di
tenggorokan. Rinoskopi: cavum nasi sempit, konka media kanan edema, sekret (+), post nasal
drip (+). Tx?

Diagnosis: 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dengan 2gejala minor


Terapi utama:ab dan dekongstan. Bisa ditambahi antipiretik atau analgesik, steroid oral atau
topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl
Gold standar diagnosis: CT SCAN

46. An/8 th keluar cairan dari kedua telinga. Telinga sering dikorek, sering berennag. Nyeri saat
buka mulut dan mengunyah. Pemfis: ada bisul, mt dbn. DX?
OE sirkumskripta

47. An/7 th. Memasukkan kacang rebus ke hidungnya. Yang harus dilakukan?
Mengeluarkan kacang dengan hook

48. Tn/25 th,keluar cairan encer dan bening dari hidung setiap pagi sejak 2 th. Ibu riw asma. Ada
bayangan gelap di bawah mata. Apa ini?
Dx: rhinitis alergi
 Rhinitis alergika : px inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang
sebelumnya tersensitisasi allergen yang sama
Macam: rhinitis alergi musiman/rinokonjungtivitis (pada Negara 4 musim), rhinitis alergi
sepanjang tahun
Gx: rinore encer dan banyak,hidung tersumbat (GEJALA UTAMA), mata gatal kadang
lakrimasi,
Rinoskopi anterior: mukosa edema, basah, berwarna pucat, secret encer banyak, mukosa
inferior hipertrofi.
Gejala spesifik pada anak:
- Allergic shiner ->bayangan gelap pada bawah mata karena stasis vena sekunder
akibat obstruksi hidung.
- Allergic salute -> sering menggosok hidung
- Allergic crease -> garis melintang dibawah dorsum nasi sepertiga bawah akibat sering
menggosok hidung
- Facies adenoid -> mulut terbuka, lengkung langit tinggi
- Cobblestone appearance -> dinding posterior faring granuler dan tampak edema
- Geographic tongue -> lidah sseperti gambaran peta

49. An 2th, nyeri tenggorokan. PF: tax 38, faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis, selaput
membran putih, diangkat mudah berdarah. Imunisasi tidak lengkap. TX?
Dx: tonsillitis difteri
Gx :
- gejala umum: kenaikan suhu tubuh, nyeri kepala, nafsu makan menurun, nyeri telan,
nadi lambat, lemah
- Gejala lokal: tonsil tertutup bercak putih kotor, meluas, membentuk membran semu
-> sumbat jalan nafas. Membran semu melekat erat pada dasar-> mudah berdarah.
Lama lama menjalar pembuluh limfa leher bengkak -> bull neck/ Burgemeester’s hals
- Gejala akibat eksotosin : miokarditis -> DC, mengenai saraf kranial -> kelumpuhan
otot palatum dan otot pernapasan, ginjal: albuminuria

Tx: ADS 20.000-100.000, ab (penisilin/eritromisin 25-mo mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis


selama 14 hari, KS 1,2 mg/kgBB per hari. Antipiretik (simptomatis)

50. Tn. 25 th, nyeri tenggorok 2 hr, demam, serak ->suara hilang. Pasien seorang guru. Dx?
Disfonia -> laringitis akut
- Laringitis akut : biasanya kelanjutan dari rinofaringitis
Gejala: demam, malaise, suara parau sampai afoni, nyeri telan/ berbicara, gejala
sumbatan laring.
Pemfis: mukosa laring edem, hiperemia
Tx: istirahat berbicara 2-3 hari, hindari iritasi, Ab
- Laringitis kronik : karena sinusitis kronis, polip hidunng, bronkhitis kronis
Gejala: suara parau -> passion mendehem tanoa mengeluarkan sekret
Pemfis: mukosa menebal, permukaan tidak rata, hiperemis
Tx: obati etio, vocal rest

51. Tn. 40 th, muntah darah, peminum alcohol, perut membesar, telapak tangan kemerahan
(palmar eritema), mata menguning. Tx definitive?
Dx: sirosis hepatis
Tx THT ligase varises esofagus

52. Nn 18 th keluhan utama kram perut, diare berdarah, demam, mual muntah, sering jajan
sembarangan. Pemfis: demam, lemas, berkeringat, nyeri tekan abdomen di LLQ, BU
meningkat, abdomen sedikit distensi. Hematologic: shift to the left . Feses: bau amis, leukosit
++, eritrosit ++, bakteri ++. Mikro: gram negatif, KIA Alk/As (-), gas (-), H2S (-), MIU (-/-/-),
citrate (-). Etio???
Shigella disentriae

53. OAT yang sering menyebabkan kerusakan hepar (Hepatitis imbas obat)
1. Pirazinamid
2. INH
3. Rifampisin
Dikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan obatobat hepatotoksik (drug induced
hepatitis)
Penatalaksanaan
- Bila klinik (+) (Ikterik [+], gejala / mual, muntah [+]) → OAT Stop
- Bila klinis (-), Laboratorium terdapat kelainan: Bilirubin > 2 → OAT Stop
SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (+) : OAT stop
SGOT, SGPT > 3 kali, gejala (-) → teruskan pengobatan, dengan pengawasan
Paduan OAT yang dianjurkan :
• Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)
• Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan laboratorium normal kembali
(bilirubin, SGOT, SGPT), maka tambahkan H (INH) desensitisasi sampai dengan dosis penuh
(300 mg). Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH dosis penuh , bila
klinik dan laboratorium normal , tambahkan rifampisin, desensitisasi sampai dengan dosis
penuh (sesuai berat badan). Sehingga paduan obat menjadi RHES
• Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi

54. Nn 25 th, keluhan nyeri epigastrium, hilang timbul 2 bulan, keluhan saat pasien makan pedas
atau terlambat makan, kembung, mual. PF : TTV dbn, nyeri region epigastric. Pemeriksan H.
pylori (+). Tx yang tepat??
- Gejala: asimptomatik atau dengan nausea, vomiting, nyeri perut, panas, di dada, diare,
lapar pagi hari, halitosis.
- Pemeriksaan ( tanpa alarm features): 13C-Urea Breath Test/tes napas urea, H. pylori stool
antigen test -> + -> terapi eradikasi tanpa endoskopi
Pemeriksaan dengan alarm features:rapid urea test, hisstopatologi (Gold standard),
kultur
- Alarm features
a. Gejala baru terjadi dan usia >50 th
b. RPD ca gaster
c. Bb turun tanpa sebab
d. Perdarahan sal cerna/ def besi
e. Disfagia progresif
f. Odinofagia
g. Muntah persisten
h. Teraba masa di epigastrium
i. jaundice
- pemriksaan endoskopi hanya dilakukan pada: pasien> 55 th, alarm features (+), pasien
gagal terapi test and treat dan anti sekretorik secara empiric.
- Terapi lini 1: OAC
a. PPI 2x sehari
b. Amox 2x1 gram
c. Clarithromycin 2x500
Berdasar Asia Pacific Concencus Guideline 7 hari, sedangkan berdasar American
College of Gastroenterology Guideline 14 hari
Terapi gagal lini pertama
a. Terapi pertama lainnya yang belum pernah terpakai
b. Terapi lini kedua
Bismuth based quadruple therapy
Levofloxacin based triple therapy
c. Rifabutin based triple terapi (terapi lini ketiga)

55. Tn. Soso 23 th, nyeri perut kanan bawah, mual muntah tidak mau makan. Tax 37.8, nyeri tekan
mc burney, nyeri alih, nyeri tekan lepas. Leu 9000, segmen 86%
Basophil : 0-1%
Eosinophil : 1-3%
Neutrophil stab : 3-5%
Neutrophil segmen : 50-70%
Limfosit : 25-35%
Monosit : 4-6%
- Skor 1-4 :Tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis akut
- Skor 5-6 :Dipertimbangkan kemungkinan Dx apendisitis akut tetapi tidak memerlukan
tindakan operasi segera atau dinilai ulang
- Skor 7-8 :Dipertimbangkan kemungkinan mengalami apendisitis akut
- Skor 9-10 :Hampir definitif mengalami apendisitis akut dan dibutuhkan tindakan bedah
Pasien pada kasus ini skor Alvaradonya 7

56. Dokter 25 th cek lab, hasil HBsAg (-), anti HBs (+). Artinya ??? dokter sudah sembuh, dan
memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis B
Macam macam pemeriksaan laboratorium hepatitis
- OT/PT
- IgM anti HAV : Hep A
- IgM anti HCV : Hep c
- IgM anti HDV : Hep D (diperiksa pada hepatitis B kronik)
- IgM anti HEV : Hep E
- Untuk HEPATITIS B
o HBsAg : tanda mengidap virus hepatitis B (akut, kronis, sirosis,
hepatoma, karier)
o Anti-HBs : tanda sembuh dan kekebalan seumur hidup terhadap reinfeksi
hepatitis B
o HBeAg dan DNA VHB : Replikasi virus hepatitis B aktif dan daya tularnya tinggi.
Muncul sebelum gejala.
o Serokonversi HBeAg menjadi anti HBe: tanda remisi, replikasi virus tidak aktif
o IgG anti HBc : sedang atau pernah terinfeksi. Bisa menetap seumur hidup.
o IgM anti HBc : tanda infeksi akut atau kronis aktif.
- Biopsi hati -> bila faal hati tidak kembali normal setelah 6 bulan.

57. Ny. 22 th, hamil 6 minggu, batuk 3 bulan, bb selama kehamilan belum bertambah, keringat
malam, BTA Sputum SPS +/+/-. Terapi??? OAT LINI 1
Terapi TB pada kehamilan
Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada
umumnya. Menurut WHO, hampir semua OAT aman untuk kehamilan, kecuali golongan
Aminoglikosida seperti streptomisin atau kanamisin karena dapat menimbulkan ototoksik
pada bayi (permanent ototoxic) dan dapat menembus barier placenta. Keadaan ini dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada
bayi yang akan dilahirkan. Pemberian Piridoksin 50 mg/hari dianjurkan pada ibu hamil yang
mendapatkan pengobatan TB, sedangkan pemberian vitamin K 10mg/hari juga dianjurkan
apabila Rifampisin digunakan pada trimester 3 kehamilan menjelang partus.

58. An. 5 th, nyeri tenggorokan. PF: tax 38C, faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis, selapur
membran berwarna putih, mudah berdarah dx:????
Tonsilofaringitis difteri

59. An. 3 th, sesak nafas, batuk, panass tinggi. Pemfis RR 54x/m, pch, retraksi intercostal,
subscostal, ves +/+, rh basah kasar +/+. Bakteri yang paling sering menjadi etio?
Dx: pneumonia
Etio: streptococcus pneumonia
Menurut WHO (2013), dibedakan menjadi non pneumonia, pneumonia, pneumonia berat
- Pneumonia
Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja. Napas cepat:
- pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit
- pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
Tx: Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisilin (25
mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari. Untuk pasien HIV diberikan selama 5 hari
- Pneumonia berat
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini:
a. Kepala terangguk-angguk
b. Pernapasan cuping hidung
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi, dll)
Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut ini:
Napas cepat:
o Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 kali/menit
o Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit
o Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
o Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
Suara merintih (grunting) pada bayi muda
Pada auskultasi terdengar:
o Crackles (ronki)
o Suara pernapasan menurun
o Suara pernapasan bronkial
Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai:
- Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya
- Kejang, letargis atau tidak sadar
- Sianosis
- Distres pernapasan berat
TERAPI BACA SENDIRI YAAAA

60. An. 2 th, tidak bisa BAB, sering buang gas, perut terasa penuh, mual 2 hari. 3 hari sebelumnya
anak diare dan diberi obat oleh dokter, keluhan diare berhenti namun timbul keluhan
tersebut. Obat???
- KAOLIN : konstipasi
- KARBON AKTIF: mual muntah, bab hitam
- LOPERAMID : kram pada daerah perut, konstipasi, pusing, merasa lelah, mengantuk dan mulut
terasa kering
- ATTAPULGIT: konstipasi, perut kembung, muak
- PAPAVERIN

You might also like