You are on page 1of 12

STATUS

KEDOKTERAN INDUSTRI
INSTALASI LAUNDRY
RSI MUHAMMADIYAH HASANAH
MOJOKERTO

Disusun oleh:

Nama : Debby Rosye Ardiana


Muhamad Taufan Iskandar
Palmalina Anggita
Nim : 201610401011043
201610401011020
201610401011017

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
STATUS KEDOKTERAN INDUSTRI

I. STATUS UMUM TEMPAT KERJA (FACTORY VISIT)


A. Identitas
1. Nama Perusahaan : Instalasi Laundry RSI Muhammadiyah Hasanah Mojokerto
2. Alamat : Jl. HOS Cokro Aminoto No. 26-28, Jagalan, Magersari, Kota
Mojokerto
3. Jenis usaha : Laundry Rumah Sakit
4. Jumlah tenaga kerja : 4 Orang

B. Analisis Komponen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Proses Industri/Proses Kerja

No Unit Kerja Bahan Alat Kerja Cara Kerja Bahan


Baku Berbahaya
1. Pengambilan -  Handscoon  Petugas laundry memakai Cairan
Linen Kotor  Masker APD berupa handscoon, tubuh, darah
 Celemek masker, dan celemek dan duh
 Baju Kerja plastik. pasien.
 Keranjang  Mengambil seluruh linen
Pembawa kotor baik infeksius
maupun non infeksius yang
Linen
sudah dipisah di spoolhoek
 Troli Pembawa
ruang perawatan/IGD/Lab
Linen dan mencatat dibuku
pengambilan linen.
 Pengambilan linen kotor
pagi dilaksanakan jam
07.00 WIB.
 Setelah terkumpul, linen
kotor dibawa ke laundry
menggunakan keranjang
pembawa linen dan troli
pembawa linen.
 Keranjang diangkat menaiki
tangga tanpa jalur khusus
dan tanpa bantuan troli
untuk linen kotor
noninfeksius.
 Keranjang diangkat
menggunakan lift khusus
linen infeksius dan melalui
jalur khusus linen infeksius
bagi linen kotor infeksius.
 Linen kotor yang sudah
disortir antara infeksius dan

2
non infeksius dimasukkan
ke area pencucian.
2. Pencucian dan  Detergent  Masker  Menyiapkan bahan dan alat  Cairan
Pengeringan Bubuk  Handscoon pencucian sebelum tubuh,
 Sabun  Celemek memulai. darah, dan
Batang  Sepatu Boots  Pencucian linen non duh pasien.
 Pewangi  Ember Linen infeksius (menggunakan  Detergent
 Pemutih Infeksius mesin cuci non infeksius) bubuk
 Air  Ember Linen  Pencucian linen infeksius  Desinfektan
1. Dimasukkan ke dalam
Bersih Non-Infeksius
mesin cuci linen
 Baju Kerja
infeksius.
 Mesin Cuci 2. Direndam dengan
Linen deterjen.
Infeksius 3. Dilakukan pencucian
 Mesin Cuci menggunakan mesin cuci
Linen linen infeksius.
Noninfeksius 4. Linen dikucek dan
disikat ulang
menggunakan sabun
batang yang sudah
dicampurkan.
5. Melakukan pembilasan
menggunakan air.
6. Melakukan perendaman
dalam larutan pemutih
selama 15 menit.
7. Pemerasan linen dan
pengeringan
menggunakan mesin cuci
linen infeksius.
 Merapikan peralatan dan
sisa bahan pencucian.
 Membersihkan area
pencucian.
3. Penyetrikaan  Pelicin  Setrika  Petugas laundry  Alat
Setrika  Meja Setrika memisahkan linen yang Setrika
 Kursi Kerja harus disetrika (seprei, stick
 Masker laken, urung bantal, taplak)
 Penutup dengan linen yang tanpa
Kepala perlu disetrika.
 Linen tanpa penyetrikaan
 Baju Kerja
langsung dilipat.
 Untuk linen yang akan
dilakukan penyetrikaan
diklasifikasikan sesuai
dengan jenisnya.
 Linen disetrika dengan
diberi pelicin dan pewangi.

3
 Linen ditata didalam lemari
penyimpanan sesuai nama
unit kerja, sebelum
didistribusikan.
4. Pelipatan dan -  Tas  Bentangkan linen, bagian -
Penyempanan Penyimpanan luar di posisi bawah.
 Lemari  Bentangkan tanda ruangan
Penyimpanan agar terlihat dengan cara,
 Masker Lipat dengan
 Penutup mempertemukan bagian
sudut sudutnya.
Kepala
 Linen ditata rapi dalam rak
 Baju Kerja
penyimpanan sesuai kode
ruangan yang telah
ditentukan.
5. Pendistribusian -  Masker  Membawa linen bersih -
 Celemek dengan keranjang linen
 Baju Kerja melalui tangga.
 Keranjang  Penyerahan linen bersih
Pembawa dilakukan jam 14.00 ke
Linen tiap ruangan sesuai jumlah
dan jenis linen yang
 Troli Pembawa
tercatat dibuku
Linen
pengambilan linen.
 Petugas ruangan akan
menerima dan mengecek
jumlah dan jenis linen
yang diberikan kemuidan
mencatat dibuku
pengembalian linen.
 Menata linen di ruangan
dengan rapid an menaruh
linen bersih yang baru
diserahkan ke ruangan
diurutan terbawah.

4
2. Lingkungan Kerja

No Unit Ling. Fisik Ling. Biologi Ling. Kimia Ling. Ling.


Kerja Sosial Ergonomi
Budaya
1. Pengambilan  Ruang laundry  Peletakan dan - Kerjasama  Dua orang petugas
linen kotor berada di lantai 4 pengambilan linen antar pekerja laundry berkeliling
gedung RSI kotor ke dalam di Instalasi disetiap ruangan
Muhammadiyah spoolhoeck telah Laundry untuk mengambil
Hasanah. sesuai dengan RSIM linen kotor sampai
Keranjang linen Standr oprasional Hasanah jam kerja selesai.
diangkat menaiki prosedur, karena Mojokerto  Masing-masing
tangga tanpa jalur petugas laundry sangat baik. petugas laundry
khusus dan tanpa ketika mengambil bekerja tidak hanya
bantuan troli untuk linen kotor sudah disatu unit kerja
linen kotor mengenakan APD (Merangkap).
noninfeksius. seperti handscoon,  Posisi ketika
Keranjang linen masker, apron, dan membawa linen
diangkat sepatu boots. tidak ergonomis,
menggunakan lift sprti membungkuk
khusus linen untuk mengambil
infeksius dan melalui linen. keranjang
jalur khusus linen diangkat langsung
infeksius bagi linen dari saat posisi
kotor infeksius. berdiri, membawa
 Letak dan ukuran linen ke lantai 4
spoolhoek sudah melalui tangga
sesuai. manual tanpa
bantuan troli. Lama
posisi berdiri dan
berjalan selama jam
kerja terkecuali saat
istirahat.
2. Pencucian luas ruang kerja untuk  Tempat pencucian Petugas yang  Masing-masing
dan laundry mencuci dan antara linen tidak petugas laundry
Pengeringan pengeringan sebesar infeksius dan non mengunakan bekerja tidak
10x8m dan sudah infeksius bersekat APD berisiko hanya disatu unit
cukup bersih. Berisi 2 tembok setinggi ± terpapar zat kerja
buah mesin cuci 1,2 meter, yang kimia dari (Merangkap).
untuk linen non memisahkan mesin detergent,  Posisi kerja sudah
infeksius. Dan 2 cuci dan ember desinfektan, ergonomis,
mesin cuci untuk yang non infeksius pelicin dan dimana tempat
linen infeksius. dengan yang pewangi kerja sudah
Pencahayaan ruangan, infeksius sehingga membuat nyaman
ventilasi, sistem meminimalkan dan lurus ketika
pembuang limbah dan resiko infeksi. bekerja, hanya
penataan tempat di  Petugas kadang jika saja ketika
instalasi laundry ingin cepat memindahkan
RSIM Hasanah sudah menyelesaikan linen antar mesin
baik. pekerjaan tidak cuci atau menata
menggunakan APD linen masih
sehingga berisiko membungkuk
terpapar cairan, atau dengan
darah, dan jaringan posisi sambil
pasien. berdiri.

5
3. Penyetrikaan Tempat penyetrikaan - - Posisi kerja
menjadi 1 dengan penyetrikaan
tempat penyimpanan kurang ergonomis
linen bersih, tanpa dengan posisi
sekat ukuran 3x6m. duduk di kursi,
Pencahayaan cukup, punggung
ventilasi baik, suhu membungkuk
ruang tidak panas, karena para petugas
tidak lembab. Meja laundry diunit
setrika ukuran 150x50 penyetrikaan sudah
cm, tinggi 1m. kursi terbiasa membukuk
kayu setinggi 80 cm ketika dulu kursi
yang sudah cukup penyetrikaan belum
ergonomis bagi para diganti sesuai
petugas laundry. standart.
4. Pelipatan dan Tempat penyimpanan - - Untuk mengambil
penyimpanan linen bersih menjadi 1 linen bersih,
linen bersih ruang dengan tempat petugas laundry
setrika, tanpa sekat cukup berdiri
ukuran 3x6m. ataupun berjinjit.
Pencahayaan cukup, Namun untuk
ventilasi baik, suhu mengambil selimut
ruang tidak panas, bersih yang terletak
tidak lembab. 3 buah diatas lemari,
lemari kayu 2 pintu petugas laundry
berkaca. dapat
menggunakan
tangga kecil di
ruang laundry.
5. Pendistribusi Pendistribusian linen - - Posisi kerja sangat
an linen bersih menuruni tidak ergonomis
bersih tangga manual dari punggung
lantai 4 keseluruh membungkuk saat
ruangan di RS sambil meletakkan dan
mengangkat mengambil
keranjang linen keranjang linen,
bersih. menurunkan tanpa
troli dan melewati
tangga manual
sendiri.

3. Karyawan
Juml. Rata-
Populasi rata Status Resiko Penanganan
No. Unit kerja
L P Lama Kesehatan Kesehatan Resiko
kerja

6
1  Pengambilan linen kotor
 Pencucian dan
pengeringan  Menggunakan
 Penyetrikaan  Dermatitis APD Ketika
 Pelipatan dan 17 Kontak Iritan Bekerja.
2 2 Baik
penyimpanan linen Tahun  Low Back  Sosialisasi cara
bersih Paint kerja yang
 Pendistribusian linen ergonomis.
bersih

7
4. Sistem Manajemen

No Komponen Problem K3
Kebijakan Manajemen
Internal Eksternal
1 Proses  Para petugas laundry  Dari pihak RSIM Mengajukan anggaran
industri/kerja masih sering tidak Hasanah masih untuk menambah petugas
menggunakan APD kurang pengawasan laundry terutama untuk
ketika bekerja dengan terhadap kedisplinan melakukan pengawasan
alasan ingin cepat selesai, penggunaan APD kinerja dimasing-masing
 Masih kurangnya jumlah ketika bekerja. unit serta pengawas juga
dari petugas laundry,  Masih kurangnya melakukan pembagian
sehingga masing-masing anggaran untuk tugas saat bekerja dengan
petugas yang ada menambah jumlah system rotasi agar tidak
kerjanya merangkap petugas laundry. ada pekerja yang
diunit lain. merangkap diunit lain dan
tidak jenuh saat bekerja.
2 Lingkungan
kerja
Lingkungan Ruang laundry berada di Dari pihak RSIM Sudah diajukan anggaran
fisik Lantai 4 RSIM Hasanah, Hasanah belum untuk membuat akses lift
akses menuju kesana hanya menyediakan akses khusus pendistribusian
menggunakan tangga lift menuju lantai 4 laundry.
manual. Ditambah lagi sehingga untuk
petugas harus membawa pengambilan linen
linen kotor menaiki tangga kotor dan
manual. pendistribusian linen
bersih tidak
 ergonomis.


 Lingkungan Para pekerja laundry masih Kurangnya Penambahan petugas
Biologi sering terlihat tidak pengawasn dari pihak laundry sebagai pengawas
menggunakan APD RSIM Hasanah kerja sembari membantu
lengkap. terhadap penggunaan diunit yang membutuhkan.
APD Petugas laundry. Sosialisasi pentingnya
pemakaian APD saat
bekerja.
Sanksi jika pekerja tidak
mematuhi peraturan,
terutama penggunaan
APD.

Lingkungan Para pekerja laundry masih - Penambahan petugas


Kimia sering terlihat tidak laundry sebagai pengawas
menggunakan APD kerja sembari membantu
lengkap diunit yang membutuhkan.
Sosialisasi pentingnya
pemakaian APD saat
bekerja.

8
Sanksi jika pekerja tidak
mematuhi peraturan,
terutama penggunaan
APD.
Lingkungan - - -
Sosbud

Lingkungan  Petugas laundry masih Tidak disediakan lift  Penyediaan lift untuk
Ergonomi sering membungkuk, untuk distribusi dan membawa laundry ke
mengangkat beban berat pengambilan linen lantai 4.
dengan posisi yang dari tiap ruangan  Melakuakan sosialisasi
kurang ergonomis. menuju ke ruang mengenai posisi
 Tempat instalasi laundry laundry di lantai 4. ergonomis ketika
yang terletak di lantai 4 melakukan pekerjaan
dan hanya bisa diakses khususnya dibidang
melalui tangga manual laundry.
menyebabkan petugas
harus mengangkat
keranjang linen melalui
tangga manual baik saat
pengumpulan linen kotor
maupun saat akan
mendistribusikan linen
bersih ke ruangan. Hal ini
dilakukan tanpa bantuan
troli karena troli sulit
melewati tangga manual.
3 Karyawan  Resiko Dermatitis - Promotif
Kontak Iritan  Memberi penyuluhan
 Resiko low back pain dan pelatihan kepada
(LBP) pekerja tentang
pengenalan, penilaian,
dan pengendalian resiko
penggunaan bahan dan
alat dalam proses
industri serta alat
pelindung diri.
 Melakuakan sosialisasi
mengenai posisi
ergonomis ketika
melakukan pekerjaan
khususnya dibidang
laundry.
Preventif
 Melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala

9
setiap 6 bulan.
 Keharusan penggunaan
alat pelindung diri saat
bekerja, terutama saat
terpapar bahan bahan
kimia.
 Membiasakan diri untuk
menggunakan posisi
ergonomis ketika
melakukan pekerjaan.

Kuratif
Memberi pengobatan
secara menyeluruh sesuai
hasil pemeriksaan
kesehatan pekerja. Pekerja
yang sakit dapat langsung
mendapat pengobatan
dengan gratis.

Rehabilitasi
Rehabilitasi dini setelah
pengobatan secara tepat
dan melakukan edukasi
mengenai masalah
kesehatan yang dialami
untuk memperbaiki
kualitas hidup pekerja.

10
5. Regulasi/Undang-Undang

A. Lokal atau Regional:


1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2000 Tentang Upaya
Kesehatan
2. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Peraturan
Pelayanan Kesehatan
3. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Izin
Rekomendasi Saranaq Kesehatan
B. Nasional:
1. Departemen Kesehatan Rl Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2004 tentang

Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit


2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR

403/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Managemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di Rumah Sakit


4. Permenkes no 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Penyehatan Lingkungan Rumah

Sakit
5. Kepmen LH No.58/MENLH/1/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi

Kegiatan Rumah Sakit


6. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Bangunan

Rumah Sakit Instalasi Sterilisasi Sentra


7. PP No. 85/1999 tentang perubahan pp No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan

limbah Berbahaya dan Racun

C. Internasional:

II. OCCUPATIONAL DIAGNOSIS (DIAGNOSIS KESEHATAN KERJA)

1. Dermatitis Kontak Iritan


2. Low Back Pain (LBP)
No Nama Penyakit akibat kerja Penyakit berhubungan dengan kerja
1. Ny S - -
2. Tn. K - -
11
3. Tn. AD - -
4. Ny. - -

III. PEMBAHASAN
a. Tinjauan Pustaka
b. Kesesuaian/Ketidaksesuaian terhadap Pustaka

IV. INTERVENSI (menggunakan 5 langkah penatalaksanaan gangguan


kesehatan akibat kerja)

DAFTAR PUSTAKA
(minimal 20 sumber – 12 dalam negeri, 8 luar negeri; buku-hasil penelitian-jurnal;
maksimal 5 th terakhir, atau bisa lebih 5 tahun bila belum ada revisi, bisa juga blog
dengan catatan penulis jelas siapa beliau)

12

You might also like