You are on page 1of 24

PROPOSAL

TAK ( TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK )


STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Oleh:
Kelompok 1

Agus Saputro 175070209111071 Ridha Tri Rohyani 175070209111003


Helga Febrina 175070209111038 Rahmawati Sinia Maria 175070209111077
I Kade Adi Gunawan 175070209111064 Titian Rachmawati R.R 175070209111039
Imelda Pamungkas Emi R 175070209111043 Wahyu Dwi Ari Wibowo 175070209111059
Khairiyah 175070209111076 Yeni Rahmawati 175070209111036
Nikmatu Fauziyah 175070209111016 Yulianto Kurniawan 175070209111022
Prasetiyo Tentrem S 175070209111012 Yadi Fatriaullah 175070209111061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. PENGERTIAN
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah
satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
sensori persepsi: Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan
yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.Pasien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien
diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik
dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan
mengontrol halusinasi yang dialaminya.

B. TUJUAN
a. Tujuan umun
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi diri
dalam kelompok secara bertahap
b. Tujuan khusus
a) Sesi 1: Mengenal Halusinasi
Tujuan
1. Klien dapat mengenal halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.

b) Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi dengan menghardik


Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

c) Sesi 3: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum \ Obat


Tujuan
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

d) Sesi 4: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan


Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwalkegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
e) Sesi 5: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-Cakap
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi.

C. KARAKTERISTIK KLIEN
1. Klien halusinasi yang sudah kooperatif
2. Klien halusinasi yang telah dilibatkan dalam kelompok
3. Klien halusinasi yang sudah terkontrol
4. Klien dalam kondisi fisik baik
5. Klien mau mengikuti aktifitas

D. MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan sensori/ persepsi halusinasi
E. PENGORGANISASIAN TAK
1. Terapis
Leader :
Tugas :
 Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal).
 Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
 Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik.
 Sebagai “role model”.
 Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
Co Leader :
Tugas :
 Meyampaikan informasi fasilitator pada leader
 Megingatkan leader apabila permainan menyimpang
 Megingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan
 Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
Fasilitator :
Tugas :
 Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota.
 Memfokuskan kegiatan.
 Membantu mengoordinasi anggota kelompok
Observer
Tugas :
 Mengobservasi semua respons pasien.
 Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
pasien.
 Memberikan umpan balik pada kelompok.
2. Seleksi Klien
Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang mengalami perubahan
sensori persepsi: halusinasi. Sebaiknya klien yang sudah mengenali
halusinasinya.

3. Nama klien yang ikut


 Prasetyo
 Yulianto
 Titian
 Kadek
 Khairiyah
 Irma
 Agus

4. Tempat
Di ruang rawat inap A RSJ.

5. Alat-alat
 Pena
 Papan tulis/ whiteboard/ flipchart/ Kertas
 Bola kecil

6. Gambar denah

C F

L O
F
F

Keterangan:
: perawat
: klien
L: leader
C: co leader
F: fasilitator
O: observer
F. PROSES TAK
Sesi 1: Mengenal Halusinasi
I. Pelaksanaan
a. Hari / tanggal : Rabu/ 25 April 2018
b. Waktu : jam 09.00
c. Alokasi waktu : 45 menit
d. Tempat : Rumah Sakit Jiwa A
e. Jumlah klien : 7 orang
f. Setting :
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang
II. Tim terapi
1. Leader : Wahyu
2. Co leader : Imelda
3. Observer : Nikmatu
4. Fasilitator : Helga, Yeni, Yadi, Ridha
III. Metode dan alat
 Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi
 Alat
1. Pena
2. Papan tulis/ whiteboard/ flipchart/ Kertas

IV. Proses pelaksanaan


 Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan
nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama).
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
• Lama kegiatan 45 menit.
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu men
genal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya,
waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada
saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi,kapan
terjadinya,situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien
saat terjadi halusinasi.Mulai dari klien yang sebelah kanan,
secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
Hasilnya tulis di whiteboard/kertas.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi,situasi terjadi, dan perasaan klien
dari suara yang biasa didengar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut. Terapis meminta klien untuk melaporkan isi,
waktu, situasi, dan perasaannya jika terjadi halusinasi. .
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi.
2) Menyepakati waktu dan tempat.

V. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan
yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya
halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi,
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi.
Kemampuan mengenal halusinasi
Menyebut
Menyebut Menyebut
Nama Menyebut isi perasaan
No. waktu terjadi situasi terjadi
klien halusinasi saat
halusinasi halusinasi
halusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda 0 jika klien mampu dan tanda,
jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh
memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan(kesal
dangeram).Anjurkanklien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan
menyampaikan kepada perawat.

Sesi 2: Mengontrol Halusinasi dengan menghardik


I. Pelaksanaan
a. Hari / tanggal : Kamis/ 26 April 2018
b. Waktu : jam 08.00
c. Alokasi waktu : 45 menit
d. Tempat : Rumah Sakit Jiwa A
e. Jumlah klien : 7 orang
f. Setting :
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang
II. Tim terapi
1. Leader : Imelda
2. Co leader : Helga
3. Observer : Wahyu
4. Fasilitator : Ridha, Yeni, Yadi, Nikmatu

III. Metode dan alat


 Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
 Alat
1. Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipchart/kertas
2. Jadwal kegiatan klien.
IV. Proses pelaksanaan
 Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: Isi, waktu,
situasi,dan perasaan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan,yaitu dengan latihan satu cara
mengontrol halusinasi
2) Menjelaskan aturan main, yaitu: .
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin pada terapis.
• Lama kegiatan 45 menit
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya.Ulangi sampai semua
klien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi,yaitu:
“Pergi jangan ganggu saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan...”
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardik halusinasi dimulai dari klien di sebelah kiri terapis
berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapatkan
giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik
halusinasi.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul.
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
V. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 2, kemampuan yang
diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir
evaluasi sebagai berikut.

Sesi 2:
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
No. Nama klien
Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan cara yang selama ini


digunakan mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan menghardik halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik
halusinasi, dan memperagakannya. Beri tanda (√) jika klien mampu dan
tanda (x) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi.
Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada malam
hari (buat jadwal).
Sesi 3: Mencegah Halusinasi dengan Melakukan kegiatan
I. Pelaksanaan
a. Hari / tanggal : Jumat/ 27 April 2018
b. Waktu : jam 08.00
c. Alokasi waktu : 45 menit
d. Tempat : Rumah Sakit Jiwa A
e. Jumlah klien : 7 orang
f. Setting :
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang

II. Tim terapi


1. Leader : Helga
2. Co leader : Yeni
3. Observer : Ridha
4. Fasilitator : Wahyu, Yadi, Nikmatu, Imelda

III. Metode dan media.


 Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/ simulasi
 Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart.
2. Pulpen
3. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen.

IV. Proses pelaksanaan


 Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien 3.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari
3. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
• Lama kegiatan 45 menit,
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yaitu melakukan
kegiatan sehari-hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa dengan
melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing satu-persatu klien untuk membuat jadwal
kegiatan harian, mulai dari bangun tidur sampai tidur malam. Klien
menggunakan formulir, terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Terapis meminta masing-masing klien membacakan jadwal yang telah
disusun. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang
sudah selesaimembut jadwal dan membacakan jadwal yang telah
dibuat.
g. Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah disusun dan memberi tanda M kalau
dilaksanakan tanpa disuruh, B kalau dilaksanakan, tetapi diingatkan
terlebih dahulu oleh perawat, dan T kalau tidak dilaksanakan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun
jadwal kegiatan dan membacakannya.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terpis menganjurkan klien menggunakan dua cara mengontrol ha-
lusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan harian.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya,yaitu belajar cara mengontrol halusinasi bercakap-
cakap.
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat.
V. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk stimulasi persepsi halusinasi Sesi 3, kemampuan yang
diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah
timbulnya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi:halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
No. Nama klien
Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan kegiatan yang biasa
dilakukan.
2 Memperagakan kegiatan yang biasa
dilakukan
3 Menyusun jadwal kegiatan harian
4 Menyebutkan dua cara mengontrol
halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan,
menyusun jadwal kegiatan harian, menyebutkan dua cara mencegah
halusinasi. Beri tanda (√) jika klien mampu, dan tanda (-) jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
halusinasi Sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun
jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

Sesi 4: Mengontrol Halusinasi dengan bercakap-cakap


I. Pelaksanaan
a. Hari / tanggal : Sabtu/28 April 2018
b. Waktu : jam 08.00
c. Alokasi waktu : 45 menit
d. Tempat : Rumah Sakit Jiwa A
e. Jumlah klien : 7 orang
f. Setting :
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang
II. Tim terapi
1. Leader : Yeni
2. Co leader : Ridha
3. Observer : Yadi
4. Fasilitator : Nikmatu, Helga, wahyu, Imelda

III. Metode dan alat


 Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan
 Alat
1. Jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

IV. Proses pelaksanaan


 Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
b. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
c. Evaluasi /validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara
yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah) untuk mencegah halusinasi.
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Menjelaskan aturan main berikut :
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
• Lama kegiatan 45 menit.
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai,
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan
bisa diajak bercakap-cakap,
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan
yang biasa dan bisa dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi
muncul "Suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja
dengan suster" atau "Suster saya mau ngobrol tentang kapan
saya boleh pulang".
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan
orang di sebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang
sudah dilatih.
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik,bercakap cakap dan melakukan kegiatan harian.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

V. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4, kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir
evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4: TAK
Stimulasi persepsi halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
No. Nama klien
Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan orang yang biasa diajak
bicara
2 Memperagakan percakapan
3 Menyusun jadwal percakapan
4 Menyebutkan tiga cara mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang biasa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan,
menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda (√) jika klien
mampu, dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi Sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan
orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di
ruang rawat.

Sesi 5: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat


I. Pelaksanaan
a. Hari / tanggal : Senin/30 April 2018
b. Waktu : jam 08.00
c. Alokasi waktu : 45 menit
d. Tempat : Rumah Sakit Jiwa A
e. Jumlah klien : 7orang
f. Setting :
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang

II. Tim terapi


1. Leader : Yadi
2. Co leader : Nikmatu
3. Observer : Ridha
4. Fasilitator : Wahyu, Yeni, Helga, Imelda

III. Metode dan alat


 Metode
1. Diskusi dan tanya jawab,
2. Melengkapi jadwal harian
 Alat
1. Spidol dan whitboard/papantulis/flipchart.
2. Jadwal kegiatan harian.
3. Beberapa contoh obat.
IV. Proses pelaksanaan
 Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti Sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dan klien memakai papan nama.
b. Evaluasi /validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini,
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan dan bercakap-cakap).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat,
2) Menjelaskan aturan main berikut.
• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
• Lama kegiatan 45 menit.
• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
penyebab kambuh.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu meminumnya Buat daftar di whiteboard.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum
obat, benar dosis obat,
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan kIien sebelum minum obat (catat di
whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat(catat di
whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi kambuh.
j. Menjelaskan akibat kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian halusinasi kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat
dan kerugian tidak patuh minum obat,
l. Memberi pujian tiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan jumlah cara mengantral halusinasi yang
sudah dipelajari.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan
patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi pesepsi untuk mengontrol
halusinasi.
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien.
IV. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5,
kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar cara
min urn obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum
obat: Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh mium obat untuk mencegah halusinasi
Menyebutkan
Menyebutkan Menyebutkan
No. Nama klien akibat tidak
5 benar cara obat keuntungan minum
patuh minum
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian ten tang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan. akibat tidak
patuh minum obat. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (x) jika
klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi
persepsi halusinasi, Klien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat,
manfaat minumobat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh).
Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

You might also like