You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mandiri mata kuliah
pengantar teknik manajemin industri ini.

Tugas mandiri ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah tugas
mandiri pengantar teknik manajemin industri ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tugas mandiri kami ini dapat bermanfaat bagi
masyarakan luas dan dapat inspirasi terhadap pembaca.

Hormat kami,

Peulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Peramalan merupakan tahap awal dari perencanaan dan pengandalian produksi. Peramalan
adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap suatu atau beberapa
produk pada periode yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan merupakan suatu perkiraan
terhadap keadaan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Keadaan masa yang akan datang
yang dimaksud adalah:
1. Apa yang dibutuhkan (jenis)
2. Berapa yang dibutuhkan (jumlah/kuantitas)
3. Kapan dibutuhkan (waktu)
Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastian,
sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Peramalan tidak
akan pernah “perfect”, tetapi meskipun demikian hasil peramalan akan memberikan arahan bagi
suatu perencanaan. Suatu perusahaan biasanya menggunakan prosedur tiga tahap untuk sampai
pada peramalan penjualan, yaitu diawali dengan melakukan peramalan lingkungan, diikuti dengan
peramalan penjualan industri, dan diakhiri dengan peramalan penjualan perusahaan.

1.2. Pendefinisian Tujuan Peramalan


Tujuan peramalan dilihat dengan waktu:
1. Jangka pendek (short term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun
mingguan dan ditentukan oleh low management.
2. Jangka menengah (medium term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun
kuartal dan ditentukan oleh middle management.
3. Jangka panjang (long term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10
tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh top management.
1.3. Peranan Peramalan dalam Sistem Produksi
Peranan peramalan dalam perencanaan proses produksi adalah sebagai berikut:
1. Business Planning
Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan sebagai dasar untuk
membuat rencana pemasaran.
2. Marketing Planning
Rencana tentang produk yang akan dibuat, penjualan dan pemasaran, sebagai dasar untuk
membuat production planning.
3. Master Production Schdule
Rencana produk akhir yang harus dibuat pada tiap periode selama 1-5 tahun. Produk akhir,
merupakan dekomposisi dari production planning.
4. Resource Planning
Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi production plan, dapat dinyatakan dalam
jam-orang atau jam-mesin. Merupakan bahan pertimbanagn untuk ekspansi orang, mesin, pabrik,
dan lain-lain, yang ditetapkan berdasarkan kapasitas yang tersedia.
5. Rought Cut Capacity Planning (RCPP)
..... Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS. Hasilnya
berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada setiap periode. Merupakan
bahan pertimbangan untuk penambahan jam kerja atau sub kontrak.
6. Demand Management
Aktivitas memprediksi kebutuhan di masa datang dikaitkan dengan kapasitas. Terdiri dari aktivitas
forecasting, distribution requirement planning, order entry, shipment, dan service part
requirement.
7. Material Requirement Planning
Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS. Output MRP adalah
purchasing dan PAC (Production Activity Control), dan MRP menghasilkan rencana pembelian
meliputi jumlah due date, release date.
8. Capacity Requirement Planning
Rencana kebutuhan kapasitas yang dibutuhkan untuk merelealisasikan MPS di tiap periode dan
tiap mesin. CRP lebih teliti dan lebih rinci dibanding RCCP, karena disarkan pada planned order.
Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah dengan over time, merubah routing dan lain-lain. Jika
tidak tercapai MPS harus dirubah.
9. Production Activity Control (PAC)
Sering disebut distributor shop floor control (SFC), aktivitas membuat produk setelah bahan dibeli.
PAC terdiri dari aktivitas awal-akhir suatu job berdasarkan urutan kedatangan job, lalu
membebankan job ke work station, dan melakukan pelaporan. Hasil laporan akan merupakan
feedback bagi MPS.
10. Purchasing
Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, dan menjadwalkan vendor.
.

1.4. Karakteristik Peramalan yang Baik


Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi,
biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
A. Akurasi
Akurasi dari suatu peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan konsistensi peramalan
tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau telalu rendah
dibanding dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika
besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan
kekurangan persediaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera, akibatnya
perusahaan kemungkinan kehilangan pelanggan dan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan barang/ persediaan, sehingga banyak modal
tersia-siakan. Keakuratan hasil peramalan berperan dalam menyeimbangkan persediaan ideal.

B. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan tergantung jumlah item yang
diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang digunakan. Ketiga faktor
pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi betapa banyak data yang diblutuhkan, bagaimana
pengolahannya (manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa data ahli
yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus sesuai dengan dana yang tersedia dan
tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting akan diramalkan dengan
metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum Pareto (Analisa
ABC).

C. Kemudahan
..... Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan
akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih
tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya
manusia, maupun peralatan teknologi.
BAB II
( STUDY KASUS )

1.1 MENGGUNAKAN METODE TREND MUSIMAN


PERAMALAN PRODUKSI ROTI

Mr. Bread adalah sebuah industri manufaktur yang memproduksi berbagai jenis varian roti,
baik roti tawar maupun roti manis. Permasalahan yang ada adalah tingkat produksi,
roti tidak seimbang sehingga sering tercipta retur, ini menyebabkan perusahaan banyak mengalami
kerugian.

Dengan demikian, dilakukan penelitian untuk menentukan


tingkat produksi dan retur optimal sehingga tercipta minimasi biaya produksi.
Untuk keperluan produksi setiap hari, perusahaan harus mempertimbangkan bahan
Baku yang akan di gunakan.
khususnya telur, tepung terigu, gula pasir dan mentega merupakan empat bahan baku yang utama
dalam melakukan produksi roti.oleh karena itu perusahaan harus memperhitungkan
jumlah penjualan pada setiap priode agar persediaan bahan baku di kelola dengan baik tanpa harus
mengeluarkan biayaya.biaya yang tidak perlu termasuk biyaya pengiriman bahan baku dari supplier
ke perusahaan.
Untuk itu Metode peramalan yang sesuai dal memperkirakan atau meramalkan
Pada priode yang akan datang agar perusahaan tidak banyak mengalami kerugian,
Dalam menentukan persediaan bahan baku.untuk itu kita gunakan metode TREND MUSIMAN.

1.2 MODEL TREND MUSIMAN

Model Trend musiman merupakan pola yang berulang ulang dalam selang waktu yang tetap dan
umumnya tidak lebih dari satu tahun. Apabila dalam data hanya terdapat pola musiman, adanya
faktor musim dapat dilihat dari grafik fungsi autokorelasinya atau dari perbedaan

Lagautokorelasinya namun, jika data tidak hanya dipengaruhi pola musiman, tetapi juga
dipengaruhi pola trend, maka pola musiman tidak mudah untuk diidentifikasi. Apabila pola trend
lebih kuat dibandingkan dengan pola musiman, maka autokorelasi dari data asli akan membentuk
garis.
Rumus metode trend musiman

̅𝒕
̅−𝒃
𝒂=𝒚
∑𝑦 ∑𝑡
𝑦̅ = 𝑑𝑎𝑛 𝑡̅ =
𝑛 𝑛

∑𝑡∑𝑦
∑ 𝑡𝑦 −
𝑏= 𝑛
(∑ 𝑡)2
∑ 𝑡2 −
𝑛
Di mana :

𝑦̅ = 𝑎 + 𝑏𝑡

Y : Data time service yang di perlukan

T : variable wakktu

A dan b : konstat an variable


1.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data jumlah roti yang terjual di pabrik roti Mr.Bread dari tahun 2013 tiap kuartal

Tahun kuartal Roti yang terjual


Bolu Gulung Mandarin Tiga rasa
2015 Kuartal satu 6.750 4.500 18.000 13.500
Kuartal dua 7.200 6.300 20.250 18.900
Kuartal tiga 7.650 7.200 22.500 18.000
Kuartal 8.100 7.650 24.750 15.200
empat
2016 Kuartal satu 7.650 6.300 20.700 18.450
Kuartal dua 8.100 7.650 21.150 18.900
Kuartal tiga 8.550 8.100 21.600 20.250
Kuartal 9.500 9.500 23.400 22.500
empat
2017 Kuartal satu 8.100 8.550 21.600 20.250
Kuartal dua 9.000 8.700 22.500 21.500
Kuartal tiga 11.250 11.250 24.300 23.850
Kuartal 11.700 13.500 27.000 24.750
empat

1.3 PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI ROTI BOLU

Berdasarkan langkah pad sub bab di atas maka hasil perhitungan metode dari hasil trend
musiman dapat di sajikan sebagai berikut .peramalan penjualan produksi roti bolu menggunakan
metode trend musiman.dapat di sajikan sebagai beriut,peramalan penjualan produksi roti bolu
menggunakan metode trend musiman. Hasil peramalan mode trend musiman roti gulung ,
diperoleh sehingga diperoleh model ramalan roti untuk satu bulan dikali (Mt Roti Bolu)/3.

2.3 Peramalan Pejualan Produksi Roti Gulung


Beradasarkan langkah pada subbab 2,1 subbab 2,2 dan subbab 3 maka hasil perhitungan dari
motode trend musilan dapat disajikan sebagai berikut. Peramalan penjualan prioduksi roti gulung
menggunakan motode trend musiman. Hasil peramalan mode trend musiman roti gulung
=108.385,26 =843.997,23, =91 =819, diperoleh =8.009+46,868t sehingga diperoleh model
ramalan roti untuk satu bulan =8.009+46.868t dikali (Mt Roti Gulung)/3.

3.3 Peramalan Penjualan Produksi Roti Gulung

Berdasarkan langkah pada subbab 2.1,subbab 2,2 dan subbab 3 maka hasil perhitungan dari
motode trend musiman dapat disajikan sebagai berikut. Peramalan penjualan produksi roti
mandarin menggunakan metode trend musiman. Hasil peramalan mode trend musiman roti
mandarin =287.735,43, =2.053,975,83, =91,=819, diperoleh = 21.980+21,833t dikali (Mt Roti
Mandarin ).

4.3 Peramalan Penjualan Produksi Roti Tiga Rasa

Berdasarkan langkah pada subbab 2.1 subbab 2,2 dan subbab 3 maka hasil perhitungan darri
motode trend musiman dapat disajikan sebagai berikut. Peramalan penjualan produksi roti
mandarin menggunakan metode trend musiman. Hasil peramalan mode trend musiman roti tiga
rasa =263.424,51 =1.958,393,37 =91 =819, diperoleh =19.823=62,869t sehingga diperoleh
ramalan roti satu bulan =19.823=62.869t dikali (Mt Roti Tiga Rasa)/3.

4.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Mode ramalan untuk masing-masing roti pada pabrik roti Mr.Bread adalah;
a. Model ramalan roti bolu untuk satu bulan = 8.387+27.315t dikali (Mt Roti Bolu)/3.
b. Model ramalan roti gulung untuk satu bulan =8.009+46.868t dikali (Mt Roti Gulung)/3.
c. Model ramalan roti mandarin untuk satu bulan = 21.980+21.833t dikali (Mt Roti
Mandarin)/3.
d. Model ramalan roti untuk satu bulan = 19.823+62.869t dikali (Mt Roti Tiga Rasa)/3.
2. Untuk memproduksi banyak barang dari bahan yang hamper sama, pabrik harus
mengetahui prediksi penjualan yang akan agar tidak ada barang yang tidak terjual
sehingga keuntungannya bisa optimal.
3. Apabila terjadi gejolak ekonomi, misalkan kenaikan bahan baku, harga menyesuaikan
tanpa mengurangi mutu produk, dengan mengurangi mutu dimungkinkan terjadi
penurunan penjualan.
4. Dari solusi program lindo maka keuntungan maksimum pabrik sebesar Rp 15.446.000,00
dengan jumlah peramalan bulan januari 2013 sampai dengan desember 2013. Dengan
memproduksi roti penjualan roti yang harus dibuat setiap bulan sebagai berikut.
5. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulisan ingin menyampaikan terima kasih mama usdaimah dan papa H.samidi atas segala doa
dan motivasi selama ini. Bapak marsudi selaku dosen pembimbing,atas segala bimbingan,
motivasi bantuan, serta kesabaran selama ini. Bapak agus widodo dan bapak sobri abusini selaku
dosen penguji, atas segala kritik dan saran yang telah diberikan, serta teman-teman atas segala
doa, bantuan, dan motivasinya selama ini.

DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz,(2002), Total Quality Management, PT Gramedia Pustaka Utama, jakarta.

Yong Wang dan Dongxio NIU, (2011), Forecasting Production Food with Seasonal Trend
Method, Journal Of Computation Information Of Systems,7, hal, 1479-1487.

Pangestu subagyo, (1986), Forcasting Konsep Dan Aplikasi, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta

You might also like