aoe
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI PRO-
GRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
(IKM) FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
Total Quality Management (TQM) in Public Health
Post; uate Program Faculty of Medicine
ore Gadjah ‘Mada Univers:
Ayu Helena Cornellia’, Erwan Agus Purwanto’, dan
Ambar Teguh Sulistiyani®
Program Studi Iimu Administrasi Negara
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
ABSTRACT
The privatization of education institution creating a situation where
each education institution should compete each other to give the best service
for its internal and external customer. Total Quality Management (TQM) is
an approach in implementing efforts that trying to maximize organization's
competitiveness through continuous improvement in product, service, hu-
man resource, process and environment. Public Health postgraduate pro-
gram, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University possess a great number
of student annually and always dynamics in its development. This condi-
tion demanding this institution to give a qualified education service based
on TOM which considered as management system that prioritized on qual-
ity as a strategy and customer's satisfaction oriented. Therefore, opinion of
staff and managementas well as the students was further examined in order
to find out whether TQM has already well applied in Public Health post-
graduate program, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University or not.
This was a combined qualitative and quantitative research by using
descriptive analysis. The respondents of qualitative study were 16 staff and
management who were selected purposively. The subjects of the quantitative
Tesearch were 127 students of Public Health postgraduate program, Faculty
of Medicine, Gadjah Mada University who were chosen with simple random
sampling technique. Qualitative data were taken with in-depth interview
and quantitative was taken with questioner of student's perception toward
service quality in Public Health postgraduate program. The questioner con-
sists of 22 statement items with answers of SS (Sauigat Setuju/Very Agree), S
(Setuju/ Agree), R (Ragu-ragu/not sure), TS (Tidak Setujt/ Disagree), STS (Sangat
Tidak Setuju/Very Disagree).
The result of the research showed that TQM has been well applied in
"Mn. Kaliurang Kin 6,8 Gang Timor Timur Ng 1/190 Yogyakarta,
*Progran: Studi $2 Ilmu Administrasi Negara - Manajemen Sumber Daya Manusia
549550 SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
Public Health postgraduate program, Faculty of Medicine, Gadjah Mada
University although it still not yet formalized into guidance. It is suggested
that the director and management of Public Health postgraduate program
could include aspects of TOM ina more standardized form. In order to create
the successfulness of TQM, effective and efficient communication, support
from top management, continuous evaluation for lecturer, staff and manage-
ment; as well as education service in Public Health should be more inte-
grated. Hence, education service in this institution will be more focus on
TQM which prioritized in quality for internal and external customer.
Keywords: TQM, education service , quality
PENGANTAR
Adanya perubahan status UGM menjadi BHMN serta adanya
privatisasi universitas, menciptakan iklim kompetisi/persaingan antar
institusi pendidikan. Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif
sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi
dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh kepada kualitas
(Gaspersz, 2002)". $2 IImu Kesehatan Masyarakat (IKM) Fakultas
Kedokteran adalah salah satu program studi $2 yang ada di UGM.
Diharapkan S2 IKM tidak terlena dengan jumlah mahasiswa yang
terus meningkat sehingga tidak memperdulikan pelayanan pendidikan
yang berdasarkan TQM. TQM merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungannya (Nasution, 2000). Untuk mencapai usaha tersebut
digunakan sepuluh unsur utama TQM yaitu fokus pada pelanggan, obsesi
terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang,
kerjasama tim (teamwork), perbaikan sistem secara berkesinambungan,
pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan
dan keterlibatan serta pemberdayaan karyawan (Tjiptono & Diana, 2001).
Manfaat maksimal TQM bagi perusahaan akan diperoleh jika diterapkan
total dengan dukungan komitmen seluruh pimpinan dan karyawan. Apa
yang terjadi kalau sebuah perusahaan tidak memperlihatkan mutu
produk dan pelayanan, ketika konsumen menuntutnya? Jawabannya
akan gampang ditebak, konsumen akan “balik kanan” dengan cepat.
Dan itu berarti kerubuhan organisasi/perusahaan tinggal menunggu
waktu saja. Atas dasar hal tersebut, maka tidak dapat dipungkiri bahwa
mempertahankan kualitas sumber daya manusia sekaligus meningkatkan-
nya sebagai prioritas organisasi adalah penerapan peran Total Quality
Management (TQM) . Beberapa hal yang sudah dilakukan oleh S2 IKM‘Ayu Helena Corellia, et al, Total Quality Management (TQM)... 551
dalam meningkatkan Kualitas pelayanan pendidikan berdasarkan TQM
antara lain meningkatkan keahlian staf dan pengelola melalui pelatihan-
pelatihan, memperbaharui gedung/kelas perkuliahan, dan penerapan
sistem internet untuk informasi perkuliahan.
Alasan peneliti tertarik untuk meneliti TQM di pendidikan tinggi
adalah karena pendidikan tinggi merupakan suatu organisasi yang harus
terus meningkatkan kualitas pelayanannya karena adanya persaingan
pendidikan yang semakin tinggi sehingga peneliti ingin menggali lebih
dalam pendapat dari civitas akademika. Dalam hal ini pengelola, staf
dan mahasiswa S2 IKM, mengenai pelayanan pendidikan berdasarkan
TQM di S2 IKM.
CARA PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan gabungan metode kualitatif dan
kuantitatif dengan deskriptif analitik. Responden studi kualitatif adalah.
staf dan pengelola S2 IKM sebanyak 16 orang yang dipilih secara purpo-
sive. Subyek studi kuantitatif adalah mahasiswa $2 IKM sebanyak 127
orang yang dipilih dengan simple random sampling. Data kualitatif diambil
dengan wawancara mendalam dan data kuantitatif diambil dengan
kuesioner persepsi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan di S2 IKM.
Kuesioner ini terdiri dari 22 item pernyataan dengan jawaban SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak
Setuju).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sejarah TQM
Jumlah mahasiswa S2 sejak didirikan Program Studi S2 IKM
Pascasarjana UGM tahun 1983 mengalami pasang surut, namun setelah
didirikannya minat-minat utama perkembangan jumlah mahasiswa terus
meningkat. Gambaran pertumbuhan jumlah mahasiswa S2 IKM selama
3 tahun terakhir seperti pada tabel 1.
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa daya tarik calon mahasiswa
untuk menjalankan studi S2 nya di Program Studi S2 IKM semakin tinggi.
Diversifikasi peminatan menjadi salah satu aspek penyebabnya.
Mahasiswa dapat memilih minat utama di bidang kesehatan yang pal-
ing sesuai dengan keinginan dan kebutuhan di bidangnya masing-masing.
Dengan melihat kebutuhan pasar, pada pertengahan tahun 1999
didirikan minat utama baru yaitu Manajemen Asuransi Kesehatan
(MAK). Dengan demikian, hingga akhir tahun 1999, Program Studi S2
IKM mempunyai 8 (delapan) minat utama.552 SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Mahasiswa S2 IKM tahun 1996/1997 -
1998/1999
, Jumlah Mahasiswa
Minat Utama 199671997 | 1997/1998 | 1998/1999
Perilaku dan Promosi Kesehatan (MPPK) 17 26 24
Epidemiologi Lapangan (FETP) 5 18 25
Magister Manajemen Rumah Sakit (MMR) m0 88 72
Magister Manajemen Pelayanan Kesehatan | 54 7 33
| (MMPI)
Magister Manajemen Kebijakan _Obat | 10 é 70
(MMKO)
Magister Manajemen Gizi (MMG) = = 20
Magister Kesehatan Jbu dan Anak (MKIA) : 16
Jumlah 196 209 200
Catatan: Untuk MMR dan MMPK sejak fahun ajaran 1997/1958 menggunakan
konsep konsolidasi, sehingga penerimaan mahasiswa dikurangi
Sumber: Portfolio Akreditasi Program Studi $2 IKM, 2000
Sebuah perusahaan akan ‘mematok’ perusahaan lain yang dianggap
sebagai pesaing, lalu bila dibandingkan, ‘menduga’ perusahaannya
berada pada posisi geting apa: Dorongan untuk melakukan patok duga
ini banyak ditentukan oleh faktor kepuasan pelanggan. $2 IKM UGM
memiliki minat utama (divisi studi) lebth banyak dari yang ada di UNDIP,
UI dan UNAIR. Hal ini memungkinkan pelanggan memiliki variatif
pilihan studi lebih banyak di $2 IKM UGM yang tentunya disesuaikan
dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Patok duga bermanfaat
dalam memenuhi atau bahkan melampaui harapan pelanggan. Kegiatan
benchmarking lain yang dilakukan S2 {KM adalah study visit ke Austra-
lia, Inggris, Belanda, Singapore, Malaysia dan Amerika. Menurut Tjiptono
& Diana (2003), faktor-faktor pertimbangan yang mendorong suatu
perusahaan untuk melakukan patok duga selain fokus pada pelanggan
dan laba yaitu yang utama adalah komitmen terhadap TOM (Total Qual-
ity Management).
TQM sebagai sebuah tataran manajemen mutu terpadu, yan
menjadi dasar bagi kegiatan Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) tidal
bisa lagi dilaksanakan secara “basa basi” di saat perusahaan ingin
meningkatkan daya saingnya. Pengendalian mutu adalah memperbaiki
desain, standar, dan prosedur kerja sedemikian rupa sehingga tidak akan
ada produk yang cacat. Hal ini dikarenakan pengendalian mutu
sebenarnya bersifat pencegahan dan keseluruhan cara yang kita gunakan
untuk menetapkan dan mencapai standar kualitas tertentu.Ayu Helena Cornellia, etal, Total Quality Management (TOM)... 553
“.,. kualitas pelayanan diS2IKM masih banyak yang perlu ditingkatkan.
Koordinasi dalam hal manajemen pelayanan pendidikan juga perlu
ditingkatkan. Ada kecenderungan mahasiswa membanding-bandingkan.
Kalau di sana seperti ini disini seperti ini. Kompetisi dari minat-minat itu
perlu diperhatikan. Hal-hal seperti itu perlu diseragamkan, Keuangan kan
sudah seragam, tapi untuk pendidikan kan belum...”
Informan 14
Alasan Iain mengapa TOM diperlukan di $2 IKM selain meningkat-
kan performa institust secara terus menerus adalah karena adanya
persaingan antar institusi pendidikan atau privatisasi institusi
pendidikan.
Penerapan TQM di 52 IKM
Pendapat informan pada umumnya mengatakan bahwa kualitas
pelayanan pendidikan di S2 IKM sudah baik dan banyak mengalami
peningkatan yang mengarah pada TOM dari tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini terungkap dari kutipan wawancara mendalam sebagai berikut.
...sejak tahun 2002 kelihatan banyak hal yang berubah ke arah yang lebih baik
di 2 IKM. Misalnya, minat-minat tidak lagi terlampau liberal dan tidak lagi
menerapkan sistem pendidikan sesuai dengan keinginan masing-masing , mulai
dari substansi pendidikannya sampai ke manajemen keuangan...”
Informan - 1
Penyediaan fasilitas di program studi S2 IKM pada saat ini sangat
jauh berbeda dengan masa lalu di mana fasilitas AC, LCD, dan komputer
belum tersedia. Perbaikan sistem secara berkesinambungan dilakukan
oleh S2 IKM yang bertujuan untuk mewujudkan kepuasan pelanggan
internal dan eksternalnya.
Untuk menjaga dan mempertahankan kualitas mahasiswanya, S2
IKM mengadakan beberapa standar penilaian termasuk passing grade
sehingga latar belakang dan kemampuan mahasiswanya sebagai
pelanggan, tetap terjaga. Penentuan passing grade dilakukan oleh Tim
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi S2 IKM dan
kemudian disosialisasikan kepada seluruh minat. Peserta dinyatakan lulus
tes seleksi apabila memenuhi ketentuan passing grade yang telah
ditentukan. Dari tahun 2000-2004 jumlah pendaftar sangat banyak dan
cenderung mengalami peningkatan, sedangkan jumlah yang lulus tes
seleksi agak berfluktuatif tergantung pada jumlah peserta tes seleksi yang
lulus passing grade tes seleksi (lihat Tabel 2).554 SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
Tabel 2. Passing Grade Kelulusan Tes Seleksi Mahasiswa Baru Program
Studi IKM
Materi Tes Seleksi [ Point Minimal Bobot | Point x Bobot |
Tes Potensi Akademik 380 2 760
TOEFL Like Test 300 300
T
. | Bahasa Indonesia 20 1 | 20
| 4 | TKMP 40 1 40
Total Point 1120
Sumber: Portfolio Program Studi $2 IKM, 2005 (Laporan Evaluasi Diri
sebagai Bahan Akreditasi Program Studi)
Pendekatan yang konsisten pada mutu (TQM) menjadi kontributor
penting dalam kualitas produk dan layanan. Termasuk dalam pende-
katan ini adalah prinsip bahwa analisis statistik dan kontrol terhadap
semua proses dan sistem adalah sama pentingnya dengan tugas
manajemen lainnya, seperti: administrasi, marketing, penjualan, training
dan operasi pelayanan (Sulistiyani & Rosidah, 2003).
Integrasi Total Quality Management (TQM) ke dalam fungsi pemasaran
(marketing) adalah sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mampu
mengembangkan struktur-struktur dan subsistem pemasaran yang
diperlukan untuk mengoperasikan suatu sistem bisnis modern secara
efektif (Gaspersz, 2002). Fungsi pemasaran memainkan peranan penting
dalam membantu perusahaan mendefinisikan dan menyerahkan produk
berkualitas tinggi kepada pelanggan.
Seleksi calon mahasiswa S2 IKM sangat ketat. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kualitas mahasiswa di S2 IKM. Ketatnya proses seleksi
ini membawa konsekuensi tidak semua peserta seleksi dapat diterima
sebagai mahasiswa Program Studi S2 IKM (lihat Tabel 3).
Dari tabel 3 diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang mendaftar
ulang lebih sedikit dari jumlah mahasiswa yang diterima. Alasan utama
dari frend ini adalah terhambatnya dana dari penyandang dana dan
belum keluarnya ijin untuk menjalankan studi dari instansi yang
bersangkutan.
Menurut Deming, setiap upaya perbaikan kualitas akan membuat
proses dan sistem industri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi (Gaspersz,
1997). Walaupun begitu, adanya ketentuan passing grade ini kadang dapat
menciptakan resistensi_calon mahasiswa untuk melanjutkan studi S2-
nya di Program Studi S2 IKM.Ayu Helena Cornellia, etal, Total Quality Management (TQM)... 555
Tabel 3. Jumlah Calon Pendaftar, Jumlah Yang dinyatakan Lulus Tes
dan Jumlah Pendaftar Ulang Periode 2000 - 2004
Jumlah calon
mahasiswa
Tahun
Jumlah mahasiswa yang
diterima
311 (73,50%)
Jumlah mahasiswa
‘Yang Mendaftar Ulang
341 (100%)
2001 393 (96,30%) 283 (72,01%)
310 (75,98%) 271 (87 42%)
350 (76,92%) 310 (88.57%)
2004 456 350 (76,8%) 384")
Jumlah 2.150 1714 (79,72%) 1.559 (95,12%)
Sumber: Portfolio Program Studi S2 IKM, 2005 (Laporan Evaluasi Diri
sebagai Bahan Akreditasi Program Studi)
“.,..Sementara ini calon mahasiswa sering melakukan komparasi. Koq disana
lebih enak ya. Lebih mudah diterima dan cepat lulus, Ndak usah tetek bengek.
Padahal khan, tetek bengek itu dimaksudkan untuk menjaga kualitas karena kita
khan berusaha semaksimal naingkin melayani mahasiswa ...”
= Informan 15
Dari berbagai macam kegiatan pemasaran, ternyata Program Studi
$2IKM UGM mempunyai popularitas yang tinggi. Hal ini bisa dibuktikan
dengan adanya peminat yang sangat tinggi dengan jumlah pendaftar
yang meningkat dari tahun ke tahun. Calon mahasiswa Program Studi
$2 IKM UGM datang dari berbagai daerah dari semua propinsi di Indo-
nesia dan dari berbagai institusi pemerintah dan swasta, baik yang
mendapat beasiswa maupun yang mandiri. Data calon mahasiswa Pro-
gram Studi S2 IKM periode 2000 - 2005 dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 mencerminkan peningkatan yang terus terjadi di $2 IKM
kaitannya dengan jumlah mahasiswa. Namun begitu, ada satu tantangan
dari S2 IKM untuk memikirkan intake mahasiswanya di masa depan,
jika salah satu program sumber dana mengurangi atau mungkin
menghentikan dukungan dana untuk pengembangan SDM kesehatan.
Ada satu kritik yang mengungkapkan bahwa TOM terlalu memfokuskan
pada proses internal daripada eksternal. Yang perlu diupayakan oleh $2
IKM adalah memperhatikan kepuasan konsumen (aspek eksternal) dan
meningkatkan pelayanan internalnya.556
SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
Tabel 4. Data Calon Mahasiswa Program Studi $2 IKM Periode 2000 -
201
105
‘Tahun
Jumlah Calon
Mahasiswa Dari
semua Propinsi
di Indonesia
423,
Jumlah
Penyandang Asal Instansi/Lembaga
Dana
Pemda Propinsi | Dinas Kesehatan
Pemda prop/kab/kota
kab/kota Departemen Pendidikan.
APBN, Rumah sakit
Gudosin pemerintah/swasta
PHPI Puskesmas
PHP IL Balai Penelitian
HPV NI
DHS-ADB Polisi
Hws Badan Pemeriksa Keuangan
PSDK Poltekes
Bank Dunia _| Balai POM
Institusi Bapelkes
Pusdiknakes BKKBN
Icpc Depkes RI
PUK Yayasan Kesehatan
Pribadi Rekotah Tings Imu
Ford
Foundation
Sumber: Portfolio Program Studi $2 IKM, 2005
Program Studi $2 IKM selalu mengadakan evaluasi yang ditujukan
bagi pelanggan internal dan eksternalnya dalam rangka mengetahui
sejauh mana organisasi itu sendiri dapat memenuhi kebutuhan para
pelanggan.Ayu Helena Cornellia, etal, Total Quality Management (TQM) ... 557
Masalah yang Terkait dengan Pelayanan Pendidikan di S2 IKM
Disesuaikan dengan Konseptual TQM
Kebanyakan responden menanggapi TQM cukup positif. Namun,
$2 UKM yang memiliki mahasiswa yang banyak menimbulkan sedikit
masalah terkait dengan ketersediaan ruangan dan ketika manajer senior
tidak memberikan dukungan aktif untuk menciptakan atmosfer yang
kondusif di mana staf bisa mengembangkan diri atau bereksperimen.
Beberapa pengelola minat yang diwawancarai memberikan penilaian
ahwa masih ada beberapa pengelola minat lain yang memiliki
paradigma berpikir lama.
Di balik keuntungan tersentralisirnya kebutuhan 8 minat utama di
bawah Program Studi S2 IKM seperti promosi program untuk pencarian
mahasiswa, tim seleksi mahasiswa dan aktivitas proses belajar mengajar
Jainnya. Permasalahan yang muncul seringnya berkaitan dengan
komunikasi yang kurang lancar sehingga timbul kecemburuan antar
personil minat yang terkait, serta kecemburuan sosial antar mahasiswa
yang dilandasi oleh permasalahan keuangan minat yang berbeda-beda.
“ .., kalau menurut saya, pelayanan di S21KM sudah cukup baik dan cukup
terpadu walaupun masih perlu penyeragaman, Semua minat memberikan
pelayanan yang terbaik untuk mahasiswa dan kalau bisa diseragamkan.
Pelayanannya harus sama. Format pelayanannya harus sama juga. Karena selama
ini soal modul, kaos untuk outbond, fasilitas gathering mahasiswa antar tinal
satu dengan yang lain masih berbeda, Na, itu mahasiswa bisa cemburu khan karena
mereka mbayarnya sama kog fasilitasnya berbeda...“ — Informan-9
Upaya Perbaikan/Peningkatan Layanan Pendidikan di $2 IKM
saya melihat program studi $2 1KM memang sedang membentuk pola yang
terbaik untuk mahasiswa dan juga untuk staf pengajar serta staf pendukungnya.
Pelanggan internal dan eksternalnya. Kalau di rapat-rapat pengelola, sampai
organisasinya staf saja selalu dibahas dan dipersilahkan untuk mengembangkan
diri asal masih dalam koridor yang ditentukan oleh sesama stafdan pengelola,..”
Informan 4
Dengan standar kualitas pelayanan yang baik, diharapkan
perusahaan mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Banyak
perusahaan yang telah menerapkan International Standard Operation
(ISO), termasuk MMR (Magister Manajemer. Rumah Sakit) sebagai salah
satu minat utama di S2 I Fakultas Kedokteran UGM. Program ISO
merupakan program sistem manajemen mutu dalam suatu organisasi
yang sangat dipengaruhi oleh peran dari SDM (Sumber Daya Manusia).
SDM diberikan kesempatan untuk sekolah lagi atau mengembangkan
diri, Pengembangan lainnya misalnya dalam bidang kemahasiswaan,558 SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
kurikulum dan sumber belajar.
Jumilah tenaga pendukung Program $2 IKM UGM dan mahasiswa
per angkatan menunjukkan rasio yang cukup seimbang. Hal tersebut
dapat dilihat dari tabel 5 di bawah ini. Masing-masing tenaga pendukung
(staf non edukatif) memberikan pelayanan akademis untuk 5-6
mahasiswa per angkatan (Thn. Akademik 2000 -2004).
Tabel 5. Perbandingan Jumlah Tenaga Pendukung dengan Rasio
Terhadap Mahasiswa
[thn | JENJANGPENDIDIKAN” [| Jumlah | Jumlah mhs | Rasio
Akademik [Syja SIM D3 | 51) S2 Staf perTA Staff
2000 10 P 13 25) 3 52 311 1:06
2001 13 2 13 30] 3 61 278 1:05
Keates Ea 317 1:06
2003 B | 2 | 8 [2la| 6 311 1:05
2004 13 2 16 apa 3 387 1:06
Sumber: Portfolio Program Studi $2 IKM, 2005(Laporan Evaluasi Diri
sebagai Bahan Akreditasi Program Studi)
Perencanaan SDM merupakan fungsi yang pertama-tama harus
dilaksanakan dalam organisasi. Menurut Siagian (1994), perencanaan
SDM adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen
guna menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat
untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan kerja yang tepat
pada waktu yang tepat (Sulistiyani & Rosidah, 2003). Kesemuanya ini
dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan
akan ditetapkan.
Pendapat Mahasiswa S2 IKM tentang Pelaksanaan TQM di Program
Studi $2 IKM
Dari hasil distribusi frekuensi terhadap 127 responden, jika dilihat
menurut jenis kelamin, 80 orang diantaranya adalah laki-laki (63 %) dan
47 orang perempuan (37%), artinya sebagian besar responden adalah
Jaki-laki. Umur mahasiswa S2 IKM yang menjadi responden terbanyak
adalah yang ada di range usia 35 tahun sampai dengan 45 tahun, yaitu
pada usia 40 tahun dengan jumlah sebanyak 16 orang (12.6%). Adapun
berdasarkan minat utama, sebagian besar responden adalah yang
menjalankan studi di Minat Utama Perilaku dan Promosi KesehatanAyu Helena Cornelia, et al., Total Quality Management (TQM) ... 559
(PPK) dengan jumlah sebanyak 41 orang (32.3%).
Dari jawaban responden terhadap survei ini diperoleh Mean, Me-
dian, Mode serta nilai minimum dan maximum. Nilai maximum dalam
pengisian kuesioner survei pendapat mahasiswa terhadap TQM di Pro-
gram Studi $2 IKM ini adalah 115 yang berasal dari jawaban tertinggi
'S6’ (Sangat Setuju) dengan nilai 5 untuk 23 item pertanyaan yang ada.
Untuk jawaban ‘STS’ (Sangat Tidak Setuju) mendapatkan nilai 1.
Sementara pada survei ini, nilai minimum yang muncul adalah 74.
Artinya, persepsi mahasiswa terhadap TQM di Program Studi $2 IKM
sudah baik mengingat nilai 74 sebagai nilai minimum sudah melebihi 2
dari 115. Nilai rata-rata (mean) jawaban responden adalah 95.6614, nilai
tengahnya (median) adalah 95 dan nilai yang sering muncul (mode) adalah
93. Hal ini mendukung pernyataan bahwa menurut mahasiswa sebagai
pelanggan eksternal, penerapan TQM di Program Studi S2 IKM sudah
baik walaupun belum sempurna.
Sumber: Data primer yang teorlah
Grafik 1. Total Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Grafik 1 menunjukkan rata-rata pendapat mahasiswa terhadap
kualitas layanan dan penerapan TQM di S2 IKM. Lebih dari setengah
jumlah total responden (55.5%) memilih ‘Setuju’ (5S) atas pernyataan-
Pernyataan yang ada di kuesioner, sementara ‘Sangat Setuju’ (SS) berada
di peringkat dibawahnya dengan 32.0%. Sementara, gabungan tiga
pernyataan unfavourable ’Sangat Tidak Setuju’ (STS), ‘Tidak Setuju’ (TS)
dan ‘Ragu-ragu’ (R) hanya sebanyak 12.5 %. Hal ini menunjukkan bahwa
respon mahasiswa terhadap kualitas pelayanan dan pelaksanaan TQM
di S2 IKM, dengan mengacu pada pendapat Gaspersz (2002) tentang
beberapa dimensi atau atribut yang harus diperhatikan dalam560 SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
memberikan suatu kualitas layanan seperti yang sudah dibahas di Bab II
{kerangka teori), di Program Studi S2 TM sudah baik.
Pelayanan pada Pelanggan
_ Dalam pendekatan TOM, kualitas ditentukan oleh pelanggan
(Tjiptono & Diana, 2003). Oleh karena itu hanya dengan memahami
proses dan pelanggan maka organisasi dapat menyadari dan menghargai
makna kualitas, Semua usaha manajemen dalam TQM diarahkan pada
satu tujuan utama, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. Apa pun yang
dilakukan manajemen tidak akan ada gunanya bila akhirnya tidak
menghasilkan kepuasan pelanggan. Usaha yang sudah dilakukan Pro-
gram Studi S2 IKM selama ini dalam memberikan pelayanan pendidikan
berdasarkan TQM menjadi bermakna karena mahasiswa sebagai
pelanggan merasa puas. Jawaban responden mahasiswa yang
menyatakan ‘Setuju’ pada pernyataan no.19 “Saya puas dengan
pelayanan yang diberikan di S2 IKM” dalam kuesioner sebanyak 73.2%
dan’Sangat Setuju’ sebanyak 19.7%.
Oleh karena Kepuasan pelanggan merupakan prioritas paling utama
dalam organisasi TQM, maka organisasi semacam ini harus memiliki
fokus pada pelanggan yang bersifat outward-looking (Tjiptono & Diana,
2003). Kunci untuk membentuk fokus pada pelanggan adalah
menempatkan para karyawan untuk berhubungan dengan pelanggan
dan memberdayakan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka memuaskan para pelanggan. Jadi, unsur yang paling
penting dalam pembentukan fokus pada pelanggan adalah interaksi
antara karyawan dan pelanggan. Ada 52.8% yang menyatakan ‘Setuju’
dan 41.7% yang menyatakan ‘Sangat Setuju’ terhadap pernyataan no. 5
“Staf dan Pengelola $2 IKM ramah dan sopan terhadap mahasiswa dan
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik”. Ditambah
lagi, ada sebanyak 58.3% yang menyatakan ‘Setuju’ dan 28.3% yang
menyatakan ‘Sangat Setuju’ terhadap pernyataan no. 6 “Staf dan
Pengelola $2 IKM selalu memprioritaskan mahasiswa”. Hal ini
mencerminkan bahwa S2 IKM sudah merupakan suatu institusi yang
berfokus pada customer-defined quality yaitu kualitas yang didefinisikan
oleh atau berorientasi pada pelanggan sebagai salah satu prinsip dasar
dalam pengembangan manajemen kualitas.
Fasilitas
Faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kebutuhan pelanggan
yang baru antara lain teknologi baru, persaingan pasar, dan perubahan
selera (Gaspersz, 2001). Dengan demikian, seperti yang telah dibahas diAyu Helena Cornellia, et al., Total Quality Management (TQM) ... 561
bab V tentang implementasi pelaksanaan TQM di S2 IKM, fasilitas
teknologi yang mendukung sistem perkuliahan menjadi fokus bagi
kepuasan pelanggan di S2 IKM. Sebanyak 70.1% menyatakan “Sangat
Setuju” terhadap pernyataan no.1 “Perkuliahan di S2 IKM dilakukan
dengan menggunakan alat bantu audiovisual”. Hal ini juga didukung
dengan evaluasi dosen tahun 2004 yaitu sebanyak 62.5% yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Audiovisual yang digunakan
membantu proses belajar”.
Audiovisual/teknologi merupakan salah satu langkah dalam
pembaharuan yang berkesinambungan. Dewasa ini semakin banyak
perusahaan jasa yang memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk
meningkatkan produktivitas dan daya saingnya. Tentunya,
pembaharuan yang dilakukan ini harus berorientasi pada pelanggan
internal dan pelanggan eksternalnya. 59.8% mahasiswa S2 IKM
menyatakan ‘Setuju’ terhadap pernyataan no.13 “Perbaikan/
pembaharuan yang dilakukan di S2 IKM ditujukan untuk kepuasan
pelanggan internal dan pelanggan eksternal”. Perbaikan secara terus
menerus (continuous improvement) dalam istilah bahasa jepang disebut
Kaizen. Semangat Kaizen yang tinggi membuat suatu perusahaan maju
pesat dan unggul dalam kualitas. Kaizen pada dasarnya merupakan
suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang
bertujuan untuk melaksanakan perbaikan secara terus menerus (Gaspersz,
1997). Perbaikan/pembaharuan yang terus menerus dilakukan di S2 IKM
tidak hanya dalam teknologi tetapi juga terkait dengan ilmu
pengetahuan. Pendapat mahasiswa terhadap pernyataan no.15 “S2 KM
selalu mengadakan riset atau seminar yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat untuk menambah pengetahuan secara berke-
lanjutan”, yang menyatakan ‘Setuju’ ada sebanyak 63%. Hal ini
mengungkapkan bahwa mahasiswa setuju terhadap sikap manajemen
dan staf 82 IKM untuk selalu mengadakan riset atau seminar yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk continuous improvement.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa; 1) Pelaksanaan TQM di Program Studi S2 IKM
menurut staf, pengelola dan mahasiswa $2 IKM saat ini sudah baik
walaupun masih belum diformalkan dan belum dirumuskan pedoman;
2) Walaupun banyak peningkatan di program studi S2 IKM, masalah
yang muncul yang terkait dengan pelayanan pendidikan di S2 IKM juga
tidak sedikit antara lain adalah ketersediaan ruang yang terbatas562 SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
mengingat jumlah mahasiswa yang banyak, beberapa pengelola minat
yore masih memiliki paradigma berpikir lama seperti kurang membuka
omunikasi dengan staf dan kurang memiberikan kesempatan pada staf
untuk mengembangkan diri misalnya melalui melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi, kurangnya keseragaman fasilitas bagi
mahasiswa sehingga timbul kecemburuan sosial antar mahasiswa di
minat satu dengan minat yang lain; 3) berdasarkan beberapa masalah
yang diungkapkan di nomor 2 di atas, beberapa cara yang dapat
diupayakan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan di S2 IKM
adalah melakukan pengembangan gedung/ruangan, mengadakan
evaluasi terbuka bagi staf dan pengelola sehingga dapat memberikan
masukan satu sama lain demi kepuasan pelanggan internal dan
eksternal.
Saran
Beberapa saran untuk perbaikan adalah sebagai berikut. Pertama,
Pengelola Program Studi 52 IKM hendaknya dapat membuat suatu
kebijakan tertulis untuk memasukkan fase-fase implementasi TQM dalam
visi dan misinya, sehingga aspek-aspek TQM di S52 IKM tidak hanya
berupa panduan yang abstrak. Salah satu masukan dari mahasiswa S2
IKM yang sudah mengisi kuesioner penelitian ini, untuk perbaikan dan
penyempurnaan sistem, adalah perlunya bagian khusus di $2 IKM yang
harus selalu siap menerima keluhan mahasiswa. Dalam hal ini, penulis
mengusulkan bahwa bagian khusus di S2 IKM ini juga dapat
menjembatani opini staf dan pengelola. Diharapkan adanya keseragaman
atau standarisasi dalam banyak hal di S2 IKM. Hal ini dimaksudkan
karerta TQM berfokus pada kepuasan pelanggan internal dan eksternal.
Kedua, komunikasi dan penyediaan fasilitas yang baik dengan pelanggan
harus mencakup pelanggan internal dan eksternal. Yang dapat diberikan
kepada pelanggan internal antara lain adalah keseragaman fasilitas dan
infrastruktur, dan yang dapat diberikan kepada pelanggan eksternal
antara lain adalah pemberian informasi yang jelas, cepat dan akurat,
serta pelayanan yang cepat dan ramah. Apa yang diterapkan bagi pihak
internal $2 IKM juga harus selalu diterapkan dalam berkomunikasi
dengan pihak external, seperti para donor pembiayaan studi/
enyandang dana dan institusi-institusi yang terkait dengan profesi
Kesehatan masyarakat sehingga nantinya dapat meningkatkan
ptofitabilitas S2 IKM.Ayu Helena Cornellia, et al, Total Quality Management (TQM) ... 563
DAFTAR PUSTAKA
Armistead, CG dan Clark, G, 1992, Customer Service and Support ~ Layanan dan
Dukungan kepada Pelanggan, Elex Media Komputindo
Azwar, S, 2003, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Brannen, J, 2002, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta:
Pustake Pelajar
Dunham, Randall B, 1994, Organizational Behavior, People and Processes in Manage-
ment, Richard D. Irwin, INc
Gaspersz, V, 2002, Total Quality Management, PT. Gramedia Pustaka Utama
Gaspersz, V, 2002, Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Pt. Gramedia Pustaka
Utama
Kantor Jaminan Mutu UGM, 2005, Quality Assurance Workshop
Kotler, P., 2000, Marketing Management, Prentice-Hall, New Jersey
Kotler, P, & Andreasen, AR, 1997, Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirlaba, ed 3,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Muchlas, M, 1997, Perilaku Organisasi, Program Pasca Sarjana, Magister Rumah
Sakit, UGM Yogyakarta
Muchlas, M, 1999, Perilaku Organisasi Edisi 2 (Organizational Behavior), Aditya Me-
dia, Yogyakarta
Notoatmodjo, S, 1993, Metodalogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta
Nasution, MN, 2000, Manajemen Mutu Terpadu, Yogyakarta: Ghalia Indonesia, Jakarta
Nugroho, H, 2002, McDonaldisasi Pendidikan Tinggi, Kanisius
Parasuraman, A., Zeithaml, VA, dan Berry, L-L., 1985, "Conceptual Model of Ser-
vice Quality and Its Implications For Future Research’, Journal of Marketing,
V.A9, p:41-50
Rangkuti, F, 2002, Measuring Customer Satisfaction, PT. Gramedia Pustaka Utama
Rencana Stratejik $2 IKM Fakultas Kedokteran UGM 2000/2005
Sallis, E, 1993, Total Quality Management in Education, Biddles Ltd, Guildford and
King’s Lynn
Siagian, SP, 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineka Cipta
Singarimbun, M dan Effendi, S. (Ed.), 1995, Metode Penelitian Survei, Yogyakarta:
Lembaga Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Ekonomi dan Sosial
Sulistiyani, AT dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Imu
Suparmoko, M, 1991, Metode Penelitian Praktis (untuk ilimu-ilmu Sosial Ekonomi dan
Bisnis, cetakan pertama edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE
Suwarto, FX, 1998, Perilaku Organisasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Tashakkori, A dan Teddlie, C, 1998, "Mixed Methodology - Combining Qualitative
and Quantitative Approaches", Applied Social Research Methods Series Vo-
lume 46, SAGE Publications564 SOSIOSAINS, 19 (4), OKTOBER 2006
Thoha, M, 1999, Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja Grafika
Tjiptono, F & Diana, A, 2003, Total Quality Management, Penerbit ANDI Yogyakarta
Widayatun, TR, 1999, Ilmu Perilaku, Cetakan Pertama, CV Infomedika, Jakarta
www.deliveri.org
www jakartaconsulting.com
Yamit, Z, 2001, Manajemen Kualitas - Produk dan Jasa, Ekonisia Yogyakarta