You are on page 1of 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PRIMER PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS RUMBAI PESISIR

Lailatun Najmi Raihan1, Erwin2, Ari Pristiana Dewi3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: lailatun.najmi@ymail.com

Abstract

The purpose of this research was to determine the factors relating to the incident of primary hypertension in community of Rumbai
Pesisir Community Health Center. This research was an analytical research using case control study approach. Samples were
taken by using accidental sampling method which totaled 156 respondents. The analysis used univariate and bivariate analysis.
This research is consist of 9 variables and based on the results of the chi-square test statistic can be concluded that there are five
variables that showed a significant correlation, that is hereditary (p value = 0,000); smoking habit (p value = 0,006);
activity/exercise (p value = 0,000); salt intake (p value = 0,001); stress (p value = 0,000). Meanwhile, there are 4 variables that
showed no significant correlation, that is age (p value = 0,211); sex (p value = 0,436); alcohol consumption (p value = 0,050);
body mass index (p value = 0,167). The results of this research recommends increasing the importance of a healthy lifestyle for the
community and health education programs on healthy lifestyles by by staff of Puskesmas Rumbai Pesisir.

Keywords : Related factors, Incident of primary hypertension, Community of Rumbai Pesisir Community Health Center

PENDAHULUAN sebanyak 19.229 kasusdengan prevalensi kejadian


Hipertensi merupakan penyakit degeneratif pada wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
yang mempunyai tingkat mortalitas cukup tinggi Fenomena ini juga terjadi di wilayah kerja
dan seseorang dikategorikan hipertensi jika Puskesmas Rumbai Pesisir Kecamatan Rumbai
tekanan darahnya melebihi 140/90 mmHg dalam Kabupaten Pekanbaru, bahkan mengalami
jangka waktu lama (Suwarso, 2010).Berdasarkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Tahun 2012
penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi jumlah penderita hipertensi di Puskesmas Rumbai
dua, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Pesisir mencapai sekitar 602 orang, sementara di
Berdasarkan data WHO (2010), sebanyak tahun 2013 mencapai 697 orang (Puskesmas
27,6% populasi dunia atau 985 juta orang Rumbai Pesisir, 2013).
menderita hipertensi, dengan perbandingan 50,64% Tingginya angka hipertensi juga
pada pria dan 49,36% pada wanita. Dari 985 juta disebabkan karena hipertensi merupakan penyakit
pengidap hipertensi, 34,15% berada di negara maju dengan berbagai penyebab. Hal ini antara lain
dan 65,85% sisanya berada di negara sedang dihubungkan dengan adanya gaya hidup
berkembang. Hipertensi membuka peluang 12 kali masyarakat kota seperti kegemukan, konsumsi
lebih besar bagi penderitanya untuk menderita garam berlebih, kurang olahraga, merokok, dan
stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan konsumsi alkohol, tetapi penyakit ini juga sangat
jantung, serta 5 kali lebih besar kemungkinan dipengaruhi oleh faktor keturunan, usia, dan jenis
meninggal karena gagal jantung (congestive hearth kelamin (Dalimartha, Purnama, Sutarina,
failure) (Lanny et al., 2006). Mahendra, & Darmawan, 2008).
Di Indonesia diperkirakan 15 juta Ade (2009) telah melakukan penelitian
penduduk menderita hipertensi dan sebesar 6-15% terkait hipertensi dengan judul penelitian “Faktor-
terjadi pada orang dewasa (Bustan, Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
2007).Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik
Pekanbaru padatahun 2011, penyakit hipertensi Dewasa Puskesmas Bangkinang”. Berdasarkan
primertermasuk ke dalam sepuluh kasus penyakit penelitian ini didapatkan data bahwa faktor resiko
terbesar,yaitu berada pada urutan ke-3 penyakit hipertensi adalah usia (p value= 0,541), jenis
terbesar di Kota Pekanbaru dengan total kasus kelamin (p value= 0,836), riwayat keluarga (p
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 1
value= 0,00), kebiasaan merokok (p value= 0,00), Populasi dan Sampel:Populasi kelompok
dan pola asupan garam (p value= 0,00). Hasil kasus adalah masyarakat yang menderita hipertensi
penelitian tersebut diperkuat oleh Herke (2006) primer di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir
dalam penelitiannya yang berjudul “Karakteristik dari bulan Juli-Desember 2013 sebanyak 351
dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di orang. Sementara populasi kelompok kontrol
Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, adalah masyarakat yang tidak menderita hipertensi.
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah”. Kesimpulan Sampel pada penelitian ini adalah 78 responden
dari penelitian tersebut terdapat hubungan antara untuksampel kasus dan 78 responden untuksampel
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, kontrol sehingga total sampel keseluruhan
tingkat penghasilan, jumlah anak, faktor makanan, berjumlah 156 responden.Teknik pengambilan
dan faktor stres terhadap kejadian hipertensi.. sampel adalah teknik “Accidental Sampling”.
Faktor-faktor pencetus kejadian hipertensi Prosedur Pengumpulan Data: Alat
juga semakin berkembang seiring dengan pengumpulan data dibagi dalam 9 bagian, yaitu 7
perkembangan zaman. Berdasarkan hasil observasi bagian menggunakan kuesioner, 1 bagian
yang dilakukan, peneliti melihat adanya menggunakan timbangan/meteran, dan 1 bagian
kecenderungan perubahan pola gaya hidup di menggunakan alat sphygmomanometer (alat
masyarakat saat ini. Restoran-restoran cepat saji pengukur tekanan darah).
ramai dikunjungi oleh para pengunjung terutama Analisa Data:Peneliti menggunakan tabel
pada hari libur.Perilaku merokok kini juga bukan distribusi frekuensi untuk analisa univariat dan
hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga analisa bivariat menggunakan uji statistik Chi-
remaja. Pekerja-pekerja kantor maupun perusahaan Square.
juga cenderung kurang aktif secara fisik.
Fenomena ini juga terjadi pada masyarakat di HASIL PENELITIAN
wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. 1. Analisa Univariat
Berdasarkan wawancara langsung pada 12 Tabel 1.
November 2013 terhadap 6 orang penderita Distribusi frekuensi responden berdasarkan
hipertensi di Puskesmas Rumbai Pesisir, 2 orang karakteristik
memiliki riwayat keluarga hipertensi dan 4 orang Karakteristik Kasus Kontrol
gemar mengonsumsi makanan tinggi garam serta responden N % N %
sering merokok.Selain itu terdapat juga faktor Usia
<45 tahun 11 14,1 17 21,8
lainpenyebab hipertensi, seperti stres serta ras ≥45 tahun 67 85,9 61 78,2
seseorang yang ditentukan oleh faktor genetik. Jenis kelamin
Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik Laki-laki 35 44,9 37 47,4
untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor- Perempuan 43 55,1 41 52,6
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pendidikan
Tidak sekolah 2 2,6 3 3,8
Hipertensi Primer pada Masyarakat di Wilayah SD 15 19,2 14 17,9
Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir”. SMP 20 25,6 22 28,2
Tujuan penelitian ini adalah untuk SMA 28 35,9 27 34,6
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan PT 13 16,7 12 15,4
dengan kejadian hipertensi primer pada masyarakat Pekerjaan
PNS 12 15,4 12 15,4
di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. Swasta 4 5,1 5 6,4
Wiraswasta 4 5,1 3 3,8
METODOLOGI PENELITIAN Petani 2 2,6 1 1,3
Desain: penelitian ini merupakan penelitian IRT 30 38,5 32 41,0
kuantitatif dengan desain penelitian analitik yang Lain-lain 26 33,3 25 32,1
menggunakan pendekatan case control study.
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 2
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas Tabel 3 menunjukkan bahwa pada
responden berusia ≥45 tahun sebanyak 67 orang kelompok kasussebagian besar responden bukan
(85,9%) pada kelompok kasus dan 61 orang perokok berjumlah 55 responden (70,5%),
(78,2%) pada kelompok kontrol dengan sebagian mayoritas bukan pengkonsumsi alkohol berjumlah
besar berjenis kelamin perempuan yaitu 43 orang 70 responden (89,7%), dan mayoritas aktivitasnya
(55,1%) pada kelompok kasus dan 41 orang kurang aktif berjumlah 63 responden (80,8%).
(52,6%) pada kelompok kontrol. Berdasarkan Pada kelompok kontrol, mayoritas responden
pendidikan, yang terbanyak adalah SMA dengan bukan perokok berjumlah 69 responden (88,5%),
jumlah 28 orang (35,9%) pada kelompok kasus dan mayoritas bukan pengkonsumsi alkohol berjumlah
27 orang (34,6%) pada kelompok kontrol. 76 responden (97,4%), dan mayoritas
Pekerjaan terbanyak adalah IRT, yaitu 30 orang aktivitas/olahraganya aktif berjumlah 61 responden
(38,5%) pada kelompok kasus dan 32 orang (78,2%).
(41,0%) pada kelompok kontrol.
Tabel 4.
Tabel 2. Distribusi frekuensi faktor pola asupan garam dan
Distribusi frekuensi faktor riwayat keluarga yang indeks massa tubuh yang berhubungan dengan
berhubungan dengan kejadian hipertensi primer kejadian hipertensi primer
Kasus Kontrol Kasus Kontrol
Variabel Variabel
N % N % N % N %
Riwayat Asupan garam
keluarga 51 65,4 10 12,8  Tinggi 50 64,1 30 38,5
 Ada 27 34,6 68 87,2  Rendah 28 35,9 48 61,5
 Tidak ada Indeks Massa
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian Tubuh (IMT)
besar responden memiliki riwayat keluarga dengan  Obesitas 7 9,0 2 2,6
 Tidak obesitas 71 91,0 76 97,4
hipertensi sebanyak 51 responden (65,4%) pada
kelompok kasus dan pada kelompok kontrol
sebagian besar responden tidak memiliki riwayat Tabel 4 menunjukkan bahwa pada
keluarga sebanyak 41 responden (52,6%). kelompok kasus, sebagian besar responden pola
asupan garamnya tinggi berjumlah 50 responden
Tabel 3. (64,1%) dan mayoritas responden tidak obesitas
Distribusi frekuensi faktor kebiasaan merokok, berjumlah 71 responden (91,0%). Pada kelompok
konsumsi alkohol, dan aktivitas/olahraga yang kontrol, sebagian besar responden pola asupan
berhubungan dengan kejadian hipertensi primer garamnya rendah berjumlah 48 responden (61,5%)
Kasus Kontrol dan mayoritas responden tidak obesitas berjumlah
Variabel 76 responden (97,4%).
N % N %
Kebiasaan
merokok Tabel 5.
 Perokok 23 29,5 9 11,5 Distribusi frekuensi faktor stres yang berhubungan
 Bukan perokok 55 70,5 69 88,5
dengan kejadian hipertensi primer
Konsumsi alkohol
Kasus Kontrol
 Pengkonsumsi 8 10,3 2 2,6 Variabel
N % N %
alkohol
70 89,7 76 97,4 Stres
 Bukan
 Tidak stress 3 3,8 31 39,7
pengkonsumsi
 Stres ringan 25 32,1 32 41,0
Aktivitas 36 46,2 15 19,2
 Aktif 15 19,2 61 78,2  Stress sedang
 Stress berat 14 17,9
 Kurang aktif 63 80,8 17 21,8

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 3


Tabel 5 menunjukkan bahwa pada responden yang hipertensi sebanyak 43 responden
kelompok kasus responden paling banyak (51,2%) dan tidak hipertensi berjumlah 41
mengalami stres sedang, yaitu 36 responden responden (48,8%). Hasil analisa diperoleh nilai
(46,2%), dan pada kelompok kontrol, responden odds ratio = 0,90 dan nilai p (0,74) > α (0,05),
paling banyak mengalami stres ringan, yaitu 32 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
responden (41,0%). signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian
hipertensi primer.
2. Analisa Bivariat
Tabel 6. Tabel 8.
Faktor umur yang berhubungan dengan kejadian Faktor riwayat keluarga yang berhubungan
hipertensi primer dengan kejadianhipertensi primer
Kejadian Hipertensi Riway Kejadian Hipertensi
Umur Hiperte Tidak Total OR p at Hiperte Tidak
Total OR p
nsi Hipertensi Keluar nsi Hiperten
<45 11 17 28 ga si
tahun (39,3%) (60,7%) (100%) 51 10 61
0,58 0,21 Ada
≥45 67 61 128 (83,6%) (16,4%) (100%)
12,84 0,00
tahun (52,3%) (47,7%) (100%) Tidak 27 68 95
ada (28,4%) (71,6%) (100%)
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 28
responden yang berusia <45 tahun, responden yang Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 61
hipertensi sebanyak 11 responden (39,3%) dan responden yang memiliki riwayat keluarga,
tidak hipertensi berjumlah 17 responden (60,7%). responden yang hipertensi sebanyak 51 responden
Sedangkan dari 128 responden yang berusia ≥45 (83,6%) dan tidak hipertensi berjumlah 10
tahun, responden yang hipertensi sebanyak 67 responden (16,4%). Sedangkan dari 95 responden
responden (52,3%) dan tidak hipertensi berjumlah yang tidak memiliki riwayat keluarga, responden
61 responden (47,7%). Hasil analisa diperoleh nilai yang hipertensi sebanyak 27 responden (28,4%)
odds ratio = 0,58 dan nilai p (0,21) > α (0,05), dan tidak hipertensi berjumlah 68 responden
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang (71,6%). Hasil analisa diperoleh nilai odds ratio =
signifikan antara umur dengan kejadian hipertensi 12,84 dan nilai p (0,00) < α (0,05), maka dapat
primer. disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi
Tabel 7. primer.
Faktor jenis kelamin yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi primer Tabel 9.
Jenis Kejadian Hipertensi Faktor kebiasaan merokok yang berhubungan
Kelami Hiperte Tidak Total OR p dengan kejadian hipertensi primer
n nsi Hipertensi Kejadian Hipertensi
Laki- 35 37 72 Meroko
Hiperte Tidak Total OR p
laki (48,6%) (51,4%) (100%) k
0,90 0,74 nsi Hipertensi
Perem 43 41 84 23 9 32
puan (51,2%) (48,8%) (100%) Perokok
(71,9%) (28,1%) (100%) 0,0
3,20
Bukan 55 69 124 06
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 72 perokok (44,4%) (55,6%) (100%)
responden laki-laki, responden yang hipertensi
sebanyak 35 responden (48,6%) dan tidak Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 32
hipertensi berjumlah 37 responden (51,4%). responden yang perokok, responden yang
Sedangkan dari 84 responden yang perempuan, hipertensi sebanyak 23 responden (71,9%) dan

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 4


tidak hipertensi berjumlah 9 responden (28,1%). sebanyak 15 responden (19,7%) dan tidak
Sedangkan dari 124 responden yang bukan hipertensi berjumlah 61 responden (80,3%).
perokok, responden yang hipertensi sebanyak 55 Sedangkan dari 80 responden yang kurang aktif,
responden (44,4%) dan tidak hipertensi berjumlah responden yang hipertensi sebanyak 63 responden
69 responden (55,6%). Hasil analisa diperoleh nilai (78,8%) dan tidak hipertensi berjumlah 17
odds ratio = 3,20 dan nilai p (0,006) < α (0,05), responden (21,3%). Hasil analisa diperoleh nilai
maka dapat disimpulkan ada hubungan yang odds ratio = 0,06 dan nilai p (0,00) < α (0,05),
signifikan antara kebiasaan merokok dengan maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
kejadian hipertensi primer. signifikan antara aktivitas/olahraga dengan
kejadian hipertensi primer.
Tabel 10.
Faktor konsumsi alkohol yang berhubungan Tabel 12.
dengan kejadian hipertensi primer Faktor pola asupan garam yang berhubungan
Konsum Kejadian Hipertensi dengan kejadian hipertensi primer
si Hiperte Tidak Total OR p Asupa Kejadian Hipertensi
Alkohol nsi Hipertensi n Hiperte Tidak Total OR p
Pengko 8 2 10 Garam nsi Hipertensi
nsumsi (80,0%) (20,0%) (100%) 50 30 80
0,0 Tinggi
Bukan 70 76 146 4,34 (62,5%) (37,5%) (100%)
5 2,85 0,01
pengko (47,9%) (52,1%) (100%) Renda 28 48 76
nsumsi h (36,8%) (63,2%) (100%)

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 10 Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 80


responden pengkonsumsi alkohol, responden yang responden yang asupan garamnya tinggi,
hipertensi sebanyak 8 responden (80,0%) dan tidak responden yang hipertensi sebanyak 50 responden
hipertensi berjumlah 2 responden (20,0%). (62,5%) dan tidak hipertensi berjumlah 30
Sedangkan dari 146 responden yang bukan responden (37,5%). Sedangkan dari 76 responden
pengkonsumsi alkohol, responden yang hipertensi yang asupan garamnya rendah, responden yang
sebanyak 70 responden (47,9%) dan tidak hipertensi sebanyak 28 responden (36,8%) dan
hipertensi berjumlah 76 responden (52,1%). Hasil tidak hipertensi berjumlah 48 responden (63,2%).
analisa diperoleh nilai odds ratio = 4,343 dan nilai Hasil analisa diperoleh nilai odds ratio = 2,85 dan
p (0,050) = α (0,05), maka dapat disimpulkan tidak nilai p (0,01) < α (0,05), maka dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara konsumsi ada hubungan yang signifikan antara pola asupan
alkohol dengan kejadian hipertensi primer. garam dengan kejadian hipertensi primer.

Tabel 11. Tabel 13.


Faktor aktivitas/olahraga yang berhubungan Faktor indeks massa tubuh yang berhubungan
dengan kejadian hipertensi primer dengan kejadian hipertensi primer
Kejadian Hipertensi Kejadian Hipertensi
Aktivt
Hiperte Tidak Total OR p IMT Hiperte Tidak Total OR p
as
nsi Hipertensi nsi Hipertensi
15 61 76 Obesita 7 2 9 0
Aktif
(19,7%) (80,3%) (100%) s (77,8%) (22,2%) (100%) ,
0,06 0,00 3,74
Kuran 63 17 80 Tidak 71 76 147 1
g aktif (78,8%) (21,3%) (100%) obesitas (48,3%) (51,7%) (100%) 6

Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 76 Tabel 13 menunjukkan bahwa dari 9


responden yang aktif, responden yang hipertensi responden yang obesitas, responden yang
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 5
hipertensi sebanyak 7 responden (77,8%) dan tidak umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami
hipertensi berjumlah 2 responden (22,2%). penebalan karena adanya penumpukan zat
Sedangkan dari 147 responden yang tidak obesitas, kolagen pada lapisan otot sehingga pembuluh
responden yang hipertensi sebanyak 71 responden darah akan berangsur-angsur menyempit dan
(48,3%) dan tidak hipertensi berjumlah 76 menjadi kaku (Widharto, 2007).
responden (51,7%). Hasil analisa diperoleh nilai Hasil penelitian menunjukkan sebagian
odds ratio = 3,74 dan nilai p (0,16) > α (0,05), besar responden adalah perempuan. Hal ini
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang sesuai dengan hasil penelitian Irza (2009) di
signifikan antara IMT dengan kejadian hipertensi Nagari Bungo Tanjung Sumatera Barat, dengan
primer. prevalensi hipertensi pada wanita lebih besar
daripada pria, dengan presentase 66,67% pada
Tabel 14. wanita dan 33,33% pada pria. Namun hal ini
Faktor stres yang berhubungan dengan kejadian bertentangan dengan teori dari Dalimartha,
hipertensi primer Purnama, Sutarina, Mahendra, dan Darmawan
Kejadian Hipertensi (2008) yang menyatakan bahwa hipertensi
Stres Hiperte Tidak Total OR p lebih mudah menyerang kaum laki-
nsi Hipertensi
laki.Mayoritas pendidikan terakhir responden
Tidak 28 63 91
(30,8%) (69,2%) (100%) yaitu SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan
stres+stre
s ringan 0,1 0,0
bahwa sebagian besar responden mempunyai
3 0 pengetahuan yang kurang dalam penyajian pola
Stres 50 15 65
sedang+s (76,9%) (23,1%) (100%) makan yang baik, pola hidup yang sehat, dan
tres berat lebih menyukai acara hiburan saat menonton
TV. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Tabel 14 menunjukkan bahwa dari 91 penelitian Rebecca (2007) bahwa orang dengan
responden yang tidak stres+stres ringan, responden pendidikan perguruan tinggi mempunyai resiko
yang hipertensi sebanyak 28 responden (30,8%) seperlima kali lebih kecil dibanding dengan
dan tidak hipertensi berjumlah 63 responden yang berpendidikan SMA/SMP. Hal tersebut
(69,2%). Sedangkan dari 65 responden yang stress juga sesuai dengan teori Notoadmojo (2007)
sedang+berat, responden yang hipertensi ada 50 yang menyatakan bahwa pendidikan yang
responden (76,9%) dan tidak hipertensi berjumlah rendah akan menghasilkan pengetahuan yang
15 responden (23,1%). Hasil analisa diperoleh nilai rendah pula.
odds ratio = 0,13 dan nilai p (0,00) < α (0,05), Hasil penelitian menunjukkan bahwa
maka dapat disimpulkan ada hubungan yang sebagian besar responden bekerja sebagai IRT.
signifikan antara stres dengan kejadian hipertensi Hal ini sesuai dengan penelitian yang
primer. dilakukan oleh Ayu (2007) bahwa pekerjaan
rumah tangga merupakan salah satu penyebab
PEMBAHASAN stres, seperti beban yang banyak dan semakin
1. Karakteristik Responden berat, karena bukan saja mengurus suami dan
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas anak, tetapi juga mengurus rumah setiap
responden berusia ≥45 tahun. Hal tersebut harinya. Hasil penelitian ini memiliki
sesuai dengan penelitian Anggraini, Waren, kesesuaian dengan teori, yaitu jenis pekerjaan
Situmorang, Asputra, dan Siahaan (2009) berhubungan dengan aktifnya tubuh dalam
bahwa 89,1% orang yang berusia ≥45 tahun melakukan aktivitas fisik.Orang-orang yang
yang menderita hipertensi. Hal ini sesuai aktif secara fisik cenderung tidak banyak
dengan teori yang menyatakan bahwa setelah mengalami gangguan dengan berat badan dan
kesehatan tubuhnya (Lovastatin, 2006).
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 6
2. Hubungan antara umur dengan penyebab meningkatkan kadar HDL. Kadar kolesterol
hipertensi primer HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam mencegah terjadinya proses
adalah tidak ada hubungan yang bermakna aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen
secara statistik antara umur dengan penyebab dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
hipertensi primer. Hasil penelitian ini sesuai wanita pada usia premenopause.
dengan Wahyudi (2009) yaitu tidak terdapat 4. Hubungan antara riwayat keluarga dengan
hubungan yang signifikan antara umur dengan penyebab hipertensi primer
status tekanan darah. Penelitian oleh Oktora Hasil penelitian yang telah dilakukan
(2007) didapatkan bahwa lebih dari separuh adalah terdapat hubungan yang bermakna
penderita hipertensi berusia diatas 45 tahun, secara statistik antara riwayat keluarga dengan
yaitusebesar 55,55%. penyebab hipertensi primer. Hal ini sesuai
Hasil penelitian di atas bertentangan dengan hasil penelitian Anggraini, Waren,
dengan Kumar dan Abbas (2005) yang Situmorang, Asputra, dan Siahaan (2009)
menyatakan bahwa setelah umur 45 tahun bahwa terdapat hubungan yang signifikan
tekanan darah akan semakin meningkat karena antara riwayat keluarga dengan kejadian
dinding arteri akan mengalami penebalan hipertensi. Nilai OR yang diperoleh sebesar
karena adanya penumpukan zat kolagen pada 0,56, yang artinya sekitar 56% kejadian
lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan hipertensi dapat dicegah dengan
berangsur-angsur menyempit dan menjadi menghilangkan faktor risiko riwayat keluarga
kaku. Perbedaan antara teori dengan hasil hipertensi.
penelitian ini mungkin karena hipertensi pada Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
masyarakat lebih banyak dipengaruhi oleh literatur yang menyatakan bahwa hipertensi
faktor-faktor lain, seperti riwayat keluarga, cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika
aktivitas/olahraga, kebiasaan merokok, pola seseorang dari orang tua kita mempunyai
asuan garam, dan stres. hipertensi maka sepanjang hidup kita
3. Hubungan antara jenis kelamin dengan mempunyai 25% kemungkinan
penyebab hipertensi primer mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua
Hasil penelitian yang telah dilakukan kita mempunyai hipertensi, kemungkinan kita
adalah tidak ada hubungan yang bermakna mendapatkan penyakit tersebut 60%
secara statistik antara jenis kelamin dengan (Widharto, 2007).
penyebab hipertensi primer. Hasil penelitian ini 5. Hubungan antara kebiasaan merokok
diperkuat oleh Anggara dan Prayitno (2012) dengan penyebab hipertensi primer
dengan hasil penelitiannya yaitu tidak terdapat Hasil penelitian yang telah dilakukan
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin adalah terdapat hubungan yang bermakna
dengan tekanan darah. Penelitian lain tentang secara statistik antara kebiasaan merokok
hipertensi juga dilakukan oleh Rayhani (2005) dengan penyebab hipertensi primer. Hal ini
yang mengatakan bahwa wanita lebih banyak sesuai dengan hasil penelitian Anggara dan
menderita hipertensi dibandingkan dengan pria Prayitno (2012) bahwa terdapat hubungan yang
yaitu 51% banding 49%. signifikan antara kebiasaan merokok dengan
Menurut Cortas (2008) prevalensi status tekanan darah.
terjadinya hipertensi pada pria sama dengan Hal ini dikarenakan asap rokok
wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit mengandung karbon monoksida dan nikotin
kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita serta berbagai bahan toksik lainnya. Zat yang
yang belum mengalami menopause dilindungi terdapat dalam rokok dapat merusak lapisan
oleh hormon estrogen yang berperan dalam dinding arteri berupa plak. Ini menyebabkan
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 7
penyempitan pembuluh darah arteri yang dapat 8. Hubungan antara pola asupan garam
meningkatkan tekanan darah. dengan penyebab hipertensi primer
6. Hubungan antara konsumsi alkohol dengan Hasil penelitian yang telah dilakukan
penyebab hipertensi primer adalah terdapat hubungan yang bermakna
Hasil penelitian yang telah dilakukan secara statistik antara pola asupan garam
adalah tidak ada hubungan yang bermakna dengan penyebab hipertensi primer. Hal ini
secara statistik antara konsumsi alkohol dengan sesuai dengan hasil penelitian Anggraini,
penyebab hipertensi primer. Hal ini berbeda Waren, Situmorang, Asputra, dan Siahaan
dengan penelitian yang dilakukan Anggara dan (2009) bahwa pola asupan garam yang tinggi
Prayitno (2012) yang hasilnya terdapat adalah faktor resiko kejadian hipertensi pada
hubungan antara konsumsi alkohol dengan pasien yang berobat di poliklinik dewasa
status tekanan darah. Puskesmas Bangkinang. Hal ini juga diperkuat
Namun, hipertensi merupakan jenis oleh penelitian yang dilakukan oleh Anggara
penyakit yang memiliki banyak faktor risiko, dan Prayitno (2012) bahwa pola asupan garam
sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa yang tinggi merupakan faktor resiko hipertensi.
mereka yang tidak mengkonsumsi alkohol juga Menurut Muttaqin (2009), makanan
bisa terkena penyakit ini. Akan tetapi apabila yang tinggi kandungan garamnya merupakan
seseorang mengkonsumsi alkohol, maka risiko salah satu faktor risiko hipertensi. Konsumsi
untuk mengalami hipertensi juga meningkat. natrium yang berlebih menyebabkan
Yulianti dan Sitanggang (2006) juga konsentrasi natrium di dalam cairan
mengatakan bahwa hampir 5-20% kasus ekstraseluler meningkat.
hipertensi diperkirakan terjadi akibat konsumsi Untuk menormalkannya cairan
alkohol yang berlebihan. intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume
7. Hubungan antara aktivitas/olahraga dengan cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya
penyebab hipertensi primer volume cairan ekstraseluler tersebut
Hasil penelitian yang telah dilakukan menyebabkan meningkatnya volume darah.
adalah terdapat hubungan yang bermakna 9. Hubungan antara IMT dengan penyebab
secara statistik antara aktivitas/olahraga dengan hipertensi primer
penyebab hipertensi primer. Hal ini sesuai Hasil penelitian yang telah dilakukan
dengan hasil penelitian Anggara dan Prayitno adalah tidak ada hubungan yang bermakna
(2012) bahwa terdapat hubungan yang secara statistik antara IMT dengan penyebab
signifikan antara riwayat keluarga dengan hipertensi primer. Hal ini berbeda dengan
kejadian hipertensi. Nilai OR yang diperoleh penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan
yaitu 44,1 dan artinya orang yang tidak teratur Sartika (2013) bahwa terdapat hubungan yang
berolah raga memiliki risiko terkena hipertensi signifikan antara indeks massa tubuh dengan
sebesar 44,1 kali dibandingkan dengan orang hipertensi. Nilai OR yang diperoleh yaitu
yang memiliki kebiasaan olah raga teratur. Hal 2,27dan artinya orang yang obesitas memiliki
ini juga diperkuat oleh penelitian yang risiko terkena hipertensi sebesar 2,27 kali
dilakukan oleh Sugiharto (2007) bahwa dibandingkan dengan orang yang tidak
olahraga tidak ideal merupakan faktor resiko obesitas.
hipertensi. Orang yang tidak obesitas bukan berarti
Hal ini sesuai dengan Yulianti & tidak bisa terkena hipertensi karena hipertensi
Sitanggang (2006), bahwa orang yang kurang merupakan jenis penyakit yang memiliki
aktif cenderung memiliki frekuensi denyut banyak faktor risiko (Admin, 2008). Akan
jantung lebih tinggi sehingga otot jantung harus tetapi apabila orang tersebut mengalami
bekerja lebih keras pada saat kontraksi. obesitas, maka risiko untuk mengalami
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 8
hipertensi juga meningkat. Lemak jenuh dan SARAN
lemak trans yang masuk ke dalam tubuh secara Hasil penelitian ini dapat digunakan
terus-menerus dapat menyebabkan sebagai informasi atau penyuluhan mengenai
penumpukan lemak di dalam pembuluh darah. hipertensi primer, faktor-faktor penyebab, dan cara
Akibatnya arteri menyempit dan perlu tekanan mencegah melalui perubahan gaya hidup ke arah
lebih besar untuk mengalirkan darah ke seluruh yang lebih baik. Selain itu, dapat diaplikasikan
tubuh. Inilah yang menyebabkan terjadinya oleh responden dan keluarga dalam membantu
hipertensi. menurunkan tekanan darah secara efisien dan
10. Hubungan antara stres dengan penyebab efektif dengan menghindari faktor-faktor yang
hipertensi primer dapat diubah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan
1
adalah terdapat hubungan yang bermakna Lailatun Najmi Raihan: Mahasiswa Program
secara statistik antara stres dengan penyebab Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau
2
hipertensi primer. Hal ini sesuai dengan hasil Erwin: Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
penelitian Wahyudi (2009) dengan kesimpulan Universitas Riau
3
terdapat hubungan yang signifikan antara stres Ari Pristiana Dewi: Dosen Bidang Keilmuan
dengan kejadian hipertensi. Hal ini juga Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Keperawatan Universitas Riau
Miswar (2004) yang juga menyatakan bahwa
stres dapat meningkatkan hipertensi. DAFTAR PUSTAKA
Black dan Hawks (2005) mengatakan Ade, D. A., Waren, A., Situmorang, E., Asputra,
bahwa stres meningkatkan resistensi pembuluh H., & Siahaan, S.S. (2008). Faktor-faktor
darah perifer dan menstimulasi aktivitas sistem yang berhubungan dengan kejadian
saraf simpatis yang berakhir pada hipertensi. hipertensi pada pasien yang berobat di
Apabila stres terjadi hormon epinefrin atau poliklinik dewasa Puskesmas
adrenalinakan terlepas. Aktivitas hormon ini Bangkinang.Diperoleh tanggal 2 November
meningkatkan tekanan darah secara 2013 dari www.scribd.com.
berkala.Jika stres berkepanjangan, peningkatan Baradero, Dayrit, & Siswadi.(2008). Klien
tekanan darah menjadi permanen. gangguan kardiovaskular. Jakarta: EGC
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2005).Medical
KESIMPULAN surgical nursing: Clinical management for
Berdasarkan hasil uji statistik dapat positive outcomes Volume 2. Missouri:
disimpulkan bahwa terdapat 5 variabel yang Elsevier Saunders.
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi penyakit tidak
antara faktor-faktor yang berhubungan dengan menular. Jakarta: Rineka Cipta.
penyebab hipertensi primer pada masyarakat di Copstead, L. C., & Jacquelyn, L. B.
wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir, yaitu (2005).Pathophisiology. Missouri: Elsevier
variabel riwayat keluarga, kebiasaan merokok, Saunders.
aktivitas/olahraga, pola asupan garam, dan stres. Dalimartha, Purnama, Sutarina, Mahendra, &
Sementara itu, ada 4 variabel yang menunjukkan Darmawan. (2008). Care your self
tidak ada hubungan yang signifikan, yaitu umur, hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
jenis kelamin, konsumsi alkohol, dan indeks massa Dinkes Provinsi Riau. (2011). Profil kesehatan
tubuh. Riau tahun 2012. Pekanbaru: Dinkes
Provinsi Riau.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 9


Handayani, Y. N. & Sartika, R. A.
(2013).Hipertensi pada pekerja perusahaan
migas X di Kalimantan Timur, Indonesia.
Diperoleh tanggal 2 November 2013 dari
www.scribd.com.
Lingga, Lanny.(2012). Bebas hipertensi tanpa
obat.Jakarta: Agromedia Pustaka.
Lovastatin, K. (2006). Penyakit jantung dan
tekanan darah (S. Rianto, Terj.). Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya.
Marliani & Tantan. (2007). 100 questions and
answers hipertensi. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Mitchell, R. N. (2008). Buku saku dasar patologis
penyakit.Jakarta: Salemba Medika.
Oktora, R. (2005). Gambaran penderita hipertensi
yang dirawat inap di bagian penyakit
dalam RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru
periode Januari sampai Desember
2005.Skripsi tidak dipublikasikan.
Prayitno, N. & Anggara, F. H. (2012).Faktor-
faktor yang berhubungan dengan tekanan
darah di Puskesmas Telaga Murni,
Cikarang Barat tahun 2012.Diperoleh
tanggal 2 November 2013 dari
www.scribd.com.
Sugiharto, A. (2007). Faktor-faktor risiko
hipertensi grade II pada
masyarakat.Diperoleh tanggal 30 Juni 2014
dari www.undip.ac.id.
Wahyudi.(2009). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan status tekanan darah pada sopir
truk.Diperoleh tanggal 28 Juni 2014 dari
www.scribd.com.
Widharto.(2007). Bahaya hipertensi. Jakarta
Selatan: Sunda Kelapa Pustaka.
Yulianti, S., & Sitanggang, M. (2006).Menuju
hidup sehat: 30 ramuan penakluk
hipertensi. Jakarta: Agromedia Pustaka.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 10

You might also like