You are on page 1of 5

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus


heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI
Hamdiyah Hamzah, Fatimawali, Paulina V. Y. Yamlean, Jeane Mongi
Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Jackfruit leaves is a plant that work as medicine on healing process of skin diseases,
especially in wounds. The purpose of this study is to determine the quality of ointment from
ethanolic extract of Jackfruit leaves at the concentration on 5%, 10% and 15% and the effect
of the open wound healing in rabbits. Type of this research is laboratory experimental. In this
research maceration was done as the extraction method to got the extract of Jackfruit leaves.
The ointment of ethanolic extract from jackfruit leaves made within 3 concentrations of 5%,
10% and 15%. On the testing ointment using organoleptic test, homogenity test and pH test.
The effectiveness assay to heal the open wounds using 5 groups, Betadine ointment (positive
control), basic ointment (negative control), the ointment of ethanolic extract from Jackfruit
leaves 5%, 10%, and 15% of the 3 rabbits with a 1.5 cm was done and observed until 7 days.
The data were processed statistically using One Way ANOVA (Analysis Of Variant) and
followed by LSD (Least Significant Different). Results of this study showed that the ointment
of ethanolic extract from Jackfruit leaves on the concentration of 5%, 10% and 15% produce
qualified ointment of organoleptic test, homogenity test and pH test, also give the effect of
open wound healing in rabbits and the most effective cure is the ointment of ethanolic extract
from Jackfruit leaves 15%.

Keywords: ethanolic extract of Jackfruit leaves, ointment, wound, rabbit.

ABSTRAK

Daun Nangka merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat yang bekerja dalam proses
penyembuhan penyakit kulit terutama pada luka. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
mengetahui kualitas salep ekstrak etanol daun Nangka 5%, 10% dan 15% serta efek
penyembuhan terhadap luka terbuka pada kelinci. Jenis penelitian ini ialah eksperimen
laboratorium. Penyarian ekstrak daun Nangka menggunakan metode ekstraksi maserasi.
Salep ekstrak etanol daun Nangka dibuat dalam 3 konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 15%. Pada
pengujian salep dilakukan uji organoleptik, uji homogenitas dan uji pH. Uji efektivitas
penyembuhan luka terbuka menggunakan 5 kelompok , yaitu Betadine salep (kontrol positif),
dasar salep (kontrol negatif), salep ekstrak etanol daun Nangka 5%, salep ekstrak etanol daun
Nangka 10%, dan salep ekstrak etanol daun Nangka 15% terhadap 3 ekor kelinci dengan
panjang luka 1.5 cm, dilakukan sampai hari ke-7. Data diolah secara statistik menggunakan
One Way ANOVA (Analysis Of Variant) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant
Different). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salep ekstrak etanol daun Nangka 5%,
10% dan 15% menghasilkan salep yang memenuhi syarat dari uji organoleptik, uji
homogenitas dan uji pH, serta memberikan efek daya penyembuhan luka terbuka pada kelinci
dan yang paling efektif daya penyembuhannya adalah salep ekstrak daun Nangka 15%.

Kata kunci : ekstrak etanol daun Nangka, salep, luka, kelinci.

62
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN beda yaitu 5%, 10% dan 15%, dan dapat


Daun Nangka (Artocarpus dilihat dalam tabel 1. dibawah ini.
heterophyllus Lam.) mengandung saponin, Tabel 1. Formulasi Salep
flavonoid, dan tanin, pada buah Nangka Kadar ekstrak daun Konsentrasi
Nangka dalam sediaan
yang masih muda dan akarnya salep
mengandung saponin (Hutapea,1993). 5% 10% 15%
Senyawa saponin, flavonoid, dan tannin Ekstrak etanol daun 1g 2g 3g
dapat bekerja sebagai antimikroba dan Nangka
merangsang pertumbuhan sel baru pada Dasar Salep 19 g 18 g 17 g
luka. Senyawa saponin akan merusak m.f.Ungt 20 g 20 g 20 g
membran sitoplasma dan membunuh sel
bakteri (Assani, 1994). Senyawa flavonoid Pembuatan Luka
mekanisme kerjanya mendenaturasi Sehari sebelum pembuatan luka,
protein sel bakteri dan merusak membran hewan uji dicukur bulu didaerah punggung
sel tanpa dapat diperbaiki lagi (Pelczar sampai licin. Pada saat dibuat luka,
dkk., 1998). terlebih dahulu daerah punggung dan
Berdasarkan penjelasan diatas, sekitarnya dibersihkan dengan alkohol
penulis tertarik meneliti apakah ekstrak 70%. Selanjutnya dibuat luka sayatan
etanol daun Nangka (Artocarpus dengan ukuran panjang 1,5 cm pada
heterophyllus Lam.) dapat mengobati luka bagian punggung dengan cara mengangkat
terbuka. Karena, belum pernah ada kulit kelinci dengan pinset, kemudian
penelitian tentang daun Nangka untuk luka dibuat luka dengan kater yang sudah
yang dibuat dalam bentuk sediaan topikal disterilakn terlebih dahulu dengan alkohol
seperti salep. Penulis tertarik dengan 70%, buat luka sedalam 0.3 cm sampai
sediaan salep karena stabilitas baik, berupa bagian subkutan kulit kelinci. Kemudian,
sediaan halus, mudah digunakan, mampu setiap luka pada kelinci diolesi dengan
menjaga kelembapan kulit. Pengujian betadine salep, dasar salep dan salep
efektivitas penyembuhan luka terbuka ekstrak etanol daun Nangka 5%, 10% dan
dilakukan terhadap hewan percobaan yaitu 15%, masing-masing dioleskan 0,1 g 3 X 1
pada kelinci. sehari.
Pengukuran rata-rata Panjang Luka
METODOLOGI PENELITIAN Terbuka
Alat-alat yang digunakan pada Pengukuran rata-rata panjang luka terbuka
penelitian ini yaitu alat gelas, batang dilakukan dengan :
pengaduk, blender, erlenmayer, toples, d1,2 : rata-rata luka setiap kali pengulangan perlakuan
kertas saring Whatman no.42, kapas, d : banyaknya perlakuan

kater, kandang, pencukur bulu, timbangan Dihitung dengan menggunakan rumus


analitik, ayakan mess no.65, evaporator, dx = untuk hasil pengukuran
lumpang dan alu, waterbath, cawan panjang rata-rata luka (cm) dari tiap hewan
porselen, wadah salep. uji.
Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini yaitu ekstrak daun Nangka, PEMBAHASAN
vaselin album, adeps lanae, Alkohol 70%, Uji organoleptik yang dilakukan
etanol 95%, Betadine salep, kelinci dan merupakan pengujian terhadap penampilan
aquades. fisik dari sediaan salep yang meliputi
Formulasi dan Pembuatan Salep bentuk sediaan, bau dan warna. Dari hasil
Ekstrak Etanol Daun Nangka (SEDN) pengamatan yang dilakukan menunjukkan
Sediaan salep yang akan dibuat sediaan salep ekstrak etanol daun Nangka
dalam penelitian ini memiliki konsentrasi memenumi persyaratan dari bentuk
ekstrak etanol daun Nangka yang berdeda- sediaan salep yaitu setengah padat, tidak

63
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

berbau, dan berwarna hijau tua merupakan yang kurang signifikan terjadi pada luka
hasil dari dasar salep yang dilebur dengan dengan kelompok perlakuan dasar salep.
hasil ekstrak etanol daun Nangka. Uji Hal ini dikarenakan dasar salep tidak
homogenitas dilakukan untuk melihat diberikan zat berkhasiat dalam hal ini
bahan-bahan dari sediaan salep tercampur ekstrak etanol daun Nangka.
dan tersebar menjadi homogen. Hasil uji Sebelum dilakukan uji One Way
homogenitas yang dilakukan pada setiap ANOVA, data mengenai rata-rata panjang
salep terbukti homogen dan tidak terdapat luka terbuka pada kelinci harus terlebih
partikel-partikel yang menggumpal serta dahulu dilakukan pengujian terhadap
memiliki warna yang merat pada seluruh homogenitas varians data, agar didapat
bagian salep (Lachman, 2008). Sedangkan data yang valid. Hasil varian data didapat
pada uji pH salep, digunakan kertas homogen signifikan > 0,05, dimana nilai
indokator universal untuk melihat pH dari signifikannya = 0,176. Data yang didapat
salep ekstrak daun Nangka. Hasilnya dilanjutkan ke uji selanjutnya yaitu One
menunjukkan bahwa dasar salep, SEDN Way ANOVA dan LSD.
5%, SEDN 10%, SEDN 15% memenuhi Data yang telah dilakukan dengan
pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4.5- uji One Way ANOVA, didapat nilai
6.5 (Tranggono dan Latifa, 2007). signifikan = 0,02 (sig <0,05) yang berarti
Pengukuran panjang luka yang terdapat perbedaan bermakna yang
terlihat pada lampiran 1. Semua kelompok bermakna antara kelima kelompok.
perlakuan dari hari ke-0 sampai hari ke-7 Pengujian ANOVA digunakan sebagai
mengalami perubahan pada panjang luka dasar pengembilan keputusan dari suatu
atau mengalami penyembuhan luka. Hal hipotesis. Pengambilan keputusan untuk
ini, ditunjukkan pada gambar grafik 6 hari memilih hipotesis mana yang diterima dan
ke-0 sampai hari ke-7 dimana panjang luka hipotesis mana yang ditolak didasarkan
berangsur-angsur sembuh hingga hari ke- ada perbandingan F hitung dan F tabel,
7. Perolehan data yang sangat signifikan dengan syarat jika F hitung lebih besar dari
ditunjukkan pada kelompok perlakuan F tabel maka tolak H0 dan terima H1 dan
betadine salep (kontrol positif) dengan jika F hitung kurang dari F tabel maka
salep ekstrak etanol daun Nangka 15 %, tolak H1 dan terima H0. Dari hasil uji one
dibandingkan kelompok perlakuan dasar way ANOVA pada rata-rata panjang luka
salep. Itu artinya salep ekstrak etanol daun terbuka pada kelinci diperoleh F hitung
Nangka yang pada dasarnya mengandung 4,445 dengan tingkat signifikan 0,002. Jika
zat saponin, flavonoid dan tanin bekerja dibandingkan dengan F tabel, perhitungan
dengan baik sehingga darah bisa mengalir pada V1 menggunakan jumlah varian
ke daerah terjadinya luka dan menstimulus (perlakuan) dikurangkan 1 (5-1 = 4)
fibroblast sampai penyembuhan luka, diperoleh nilai 4 dan nilai V2 diperoleh
betadine salep dapat menyembukan luka dengan menggunakan banyaknya jumlah
terbuka karena mengandung bahan aktif sampel (120) dikurangkan jumlah varian
povidone iodine yang mampu (5), sehingga diperoleh nila 115. Pada titik
menyembuhkan infeksi luka dikulit yang inilah diperoleh F tabel bernilai 2,53,
disebabkan oleh bakteri (Anonim 1, 2010). sehingga F hitung lebih besar dari F tabel
Salep ekstrak etanol daun Nangka 5% dan (4,445 > 2,53) dan hipotesis yang diterima
10% sama juga memberikan hasil adalah H1 yaitu Salep ekstrak etanol daun
penyembuhan, tetapi tidak sesignifikan Nangka bisa menyembuhkan luka terbuka
salep ekstrak etnol daun Nangka yang 15 pada kelinci.
%, hal ini dikarenakan semakin tinggi Uji LSD (Least significant
konsentrasi salep ekstrak etanol daun different) digunakan untuk melihat apakah
Nangkanya, maka semakin cepat pula setiap perlakuan memiliki perbedaan yang
proses penyembuhan luka. Penyembuhan bermakna atau tidak bermakna dan juga

64
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

untuk melihat perlakuan mana yang daun Nangka mempunyai efek terhadap
memberikan efek yang paling kecil dan penyembuhan luka terbuka.
efek yang paling besar. Dari data LSD
yang didapat, perlakuan betadine salep KESIMPULAN
(kontrol positif) dibandingkan dengan Berdasarkan penelitian ini dapat
SEDN 5%, SEDN 10% dan SEDN 15% disimpulkan formulasi salep ekstrak etanol
terdapat perbedaan tidak bermakna (nilai daun Nangka memenuhi persyaratan
signifikan > 0,05) sehingga dapat kualitas salep mulai dari uji organoleptik,
dikatakan bahwa betadine salep (kontrol uji homogenitas dan uji pH. Salep ekstrak
positif) memiliki efek penyembuhan luka etanol daun Nangka 5%, 10% dan 15%
terbuka pada kelinci meskipun secara memberikan efek penyembuhan terhadap
statistik tidak terdapat perbedaan, luka terbuka pada kelinci dan yang paling
sedangkan data menunjukkan perbedaan berefek baik ditujukan pada salep ekstrak
bermakna antara betadine salep (kontrol daun Nangka 15%.
positif) dengan dasar salep (kontrol Saran
negatif) dengan nilai signifikan < 0,05. Saran yang dapat diberikan pada
Perlakuan Dasar salep (kontrol negatif) penelitian ini ialah salep ekstrak etanol
dibandingkan dengan SEDN 5% terdapat daun Nangka perlu dilakukan uji
perbedaan tidak bermakna (nilai signifikan mikrobiologi untuk melihat besarnya daya
> 0,05), sedangkan terdapat perbedaan hambat terhadap bakteri. Selain itu, perlu
bermakna antara dasar salep (kontrol dilakukan pengembangan formulasi
negatif) dengan betadine salep (kontrol ekstrak etanol daun Nangka dalam bentuk
positif), SEDN 10%, dan SEDN 15% sediaan farmasi lainnya seperti krim, gel,
dengan nilai signifikan < 0,05. Pada dan pasta.
perlakuan SEDN 5% tidak terdapat
perbedaan bermakna dengan pelakuan DAFTAR PUSTAKA
betadine salep (kontrol positif), dasar salep Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan
(kontrol negetif), SEDN 10% dan SEDN Sediaan Farmasi. ITB-Press :
15 % karena nilai signifikan > 0,05. Data Bandung.
pada perlakuan SEDN 10% dibandingkan Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori
antara betadine salep (kontrol positif), dan Praktek. Cetakan ke-9
SEDN 5%, dan SEDN 15% terdapat Yogyakarta: Gajah Mada
perbedaan tidak bermakna dimana nilai University- Press, Halaman 23 –
signifikan > 0,05, sedangkan perbedaan 80.
bermakna ditunjukkan SEDN 10% dengan Anonim. 1979. Farmakope Indonesia.
dasar salep (kontrol negatif) dimana nilai Edisi III. Departemen Kesehatan RI
signifikan < 0,05. Data pada perlakuan : Jakarta.
SEDN 15% dibandingkan antara betadine Anonim1. 2010. ISO Indonesia. PT. ISFI :
salep (kontrol positif), SEDN 5%, dan Jakarta.
SEDN 15% terdapat perbedaan tidak Assani, S.1994. Mikrobiologi Kedokteran.
bermakna dengan nilai signifikan > 0.05, Jakarta: Fakultas Kedokteran
sedangkan perbedaan bermakna ditujukan Universitas Indonesia Candrika,
SEDN 15% dibandingkan dengan dasar 2006, Hypoglycaemic Action Of
salep (kontrol negatif) dengan nilai The Flavanoid Fraction of
signifikan < 0,05. Dasar salep yang Artocarpus heterophyllus Leaf, Afr.
digunakan sebagai kontrol negatif J. Trad. CAM, 3 (2) : 42-50.
mengindikasikan tidak adanya efek Hutapea, J.R. 1993.Inventaris Tanaman
penyembuhan terhadap luka terbuka pada Obat Indonesia,edisi II . DepkesRI
kelinci. Hasil dari data statistik diatas Badan Penelitian dan
membuktikan bahwa salep ekstrak etanol

65
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

Pengembangan Kesehatan : dan Pseudomonas Aeruginosa


Jakarta. .[karya tulis ilmiah]. F-MIPA.
Lachman, Leon. 2008. Teori dan Praktek Universitas Sebelas Maret :
Farmasi Industri. UI-Pres : Jakarta. Surakarta.
Pelczar, M.J. dan Chan, E. C. S. 1988. Taylor C, Lilis C, LeMone. P. 1997.
Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1. Fundamental of Nursing : The Art
UI Press : Jakarta. and Science of Nursing Care.
Permata, S,D. .2011. Uji Aktivitas Lippinott-Raven Publishers :
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Philadelphia.
Nangka (Artocarpus heterophyllus) Tranggono, R.I., Latifah, F. 2007. Buku
terhadap Bakteri Staphylococcus Pegangan Ilmu Pengetahun
Aureus Kosmetik. PT. Gramedia : Jakarta.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Panjang Luka Kelinci Hari ke-0 sampai Hari ke-7

Kelompok Rata-Rata Panjang Luka Hari Ke-0 Sampai Hari ke-7 (cm)
perlakuan H0 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7
Betadine salep 1.5 1.16 0.90 0.80 0.66 0.53 0.26 0.06
(kontrol positif)
Dasar salep 1.5 1.5 1.43 1.33 1.20 1 0.86 0.66
(kontrol negatif)
SEDN 5 % 1.5 1.40 1.33 1.13 0.90 0.70 0.53 0.36
SEDN 10% 1.5 1.36 1.23 1 0.83 0.66 0.40 0.20
SEDN 15 % 1.5 1.26 1 0.86 0.63 0.46 0.26 0
Keterangan :
SEDN : Salep Ekstrak Etanol Daun Nangka

66

You might also like