You are on page 1of 7

Kasus 4

Topik : Paronikia

Tanggal Kasus : September 2016

Presenter : dr. Fairuz Athiyyah

Tanggal Presentasi :

Pendamping : dr. Novieka Dessy M

Tempat Presentasi : RS Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin

Objektif Presentasi : Keterampilan, Diagnostik, Dewasa

Deskripsi : Laki-laki, 30 tahun, nyeri pada ujung ibu jari

kaki kanan.

Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana paronikia

Bahan Bahasan : Kasus

Cara Membahas : Diskusi

Data Pasien : Nama Pasien : Tn. A

Data untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis

Paronikia

2. Riwayat Pengobatan

Tidak ada berobat sebelumnya

1
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :

Pasien mengeluhkan nyeri pada ujung ibu jari kaki kanan, 4 hari sebelumnya

penderita memotong pendek kuku ibu jarinya. Kemarin mulai bengkak, merah, ada

tampak nanah pada ibu jarinya.

4. Riwayat Keluarga

Riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi dan Asma disangkal

5. Riwayat Pekerjaan

Pasien merupakan seorang polisi

6. Lain-lain :

a. Pemeeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis

Vital Sign : TD : 120/90

N : 80

RR : 22

T : 37 oC

Kulit : Kelembaban cukup. Ikterik (-) Pucat (-)

Kepala dan Leher :

Mata : Konjungtiva anemis (-/-) ikterik (-/-)

Hidung : Sekret (-) epitaksis (-)

Mulut : Mukosa basah. sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB (-) peningkatan JVP (-)

2
Pemeriksaan Thorax

Pulmo

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris. Retraksi (-).

Palpasi : Fremitus vokal simetris kanan dan kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler. Ronkhi (-). Wheezing (-)

Cor

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS IV linea midclavikula

sinistra

Perkusi : Batas jantung

Atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Bawah : ICS V linea parasternalis sinistra

Kanan : ICS IV linea parasternal dextra

Kiri : ICS IV linea midklavikula sinistra

Auskultasi : S1>S2. Reguler. Murmur (-) Gallop (-)

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Palpasi : Supel. H/L/M tidak teraba. Nyeri tekan (-)

Perkusi : Timpani

Pemeriksaan Ekstrimitas : Edem pada digiti I dextra, pus (+), hiperemis (+)

3
Hasil Pembelajaran

1. Diagnosis Kerja

Paronikia

2. Pemeriksaan Fisik

Pada inspeksi ibu jari kiri ditemukan bengkak, merah dan tampak nanah pada

puncak bengkaknya. Interpretasinya adalah ibu jari yang bengkak pada pasien ini

disebabkan oleh reaksi inflamasi akut akibat adanya benda asing. Dalam kasus ini

kemungkinan penyebab inflamasinya adalah infeksi bakteri karena didapatkan nanah

pada ujung bengkaknya. Timbulnya nanah pada ujung bengkak ini dikarenakan

adanya suatu respon imun dari tubuh yaitu sel darah putih yang bergerak ke tempat

infeksi dan rusak atau mati setelah menelan bakteri tersebut. Sel darah putih yang

mati inilah yang akan membentuk nanah. Kemungkinan infeksi pada pasien ini

disebabkan oleh karena terjadinya suatu trauma pada ibu jari pasien. Dari hasil

anamnesis didapatkan bahwa 4 hari sebelumnya ibu ini memotong kuku ibu jarinya

terlalu pendek sehingga memungkinkan timbulnya luka dan mempermudah jalan

masuk dari bakteri.

Daftar Masalah Hipotesis


Ujung jari kiri bengkak dan bernanah  Paronika akut
sangat nyeri dan berdenyut. 4 hari Biasanya disebabkan oleh
sebelumnya setelah memotong kuku ibu Staphylococcus aureus atau
jarinya mulai bengkak, merah, ada Streptococci masuk melalui

4
tampak nanah pada puncak bengkaknya. robekan pada kulit diakibatkan
dari bintil kuku, trauma pada
lapisan kuku (lapisan pada kulit
keras yang tumpang tindih disisi
kuku), hilangnya kutikula atau
iritasi kronis (seperti dari air dan
detergent).

3. Patofisiologi

Paronikia adalah suatu infeksi yang terjadi pada lipatan kuku baik kuku jari-

jari kaki maupun tangan disebabkan oleh bakteri Stafilokokus (Staphylococcus

aureus) dan Streptokokus (Streptococcus). Bakteri lain, seperti Pseudomonas,

bakteri gram negatif dan bakteri anaerob (1).

Infeksi dapat terjadi karena trauma, memotong kuku terlalu pendek dan juga

dapat berakibat menggigit kuku bakteri masuk melalui robekan pada kulit, trauma

pada lapisan kuku (lapisan pada kulit keras yang tumpang tindih disisi kuku),

hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti dari air dan detergent). Paronychia

lebih umum pada orang yang menggigit atau menghisap jari-jari mereka. Pada kaki,

infeksi seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam, seperti kuku jari

jempol kaki (1,2).

4. Tatalaksana

Terapi RS Bhayangkara :

- Ekstraksi Kuku

5
- Cefadroxyl 2x1

- Asam Mefenamat 3x1

- Gentamicin Salep Kulit

- Kontrol ulang 3 hari kemudian

Indikasi Ekstraksi Kuku

- Trauma kuku

- Paronikia

- Tinea Unguium

Teknik Ekstraksi Kuku (2):


 lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada kuku lalu tutup dengan doek
steril.
 lakukan anestesi blok pada pangkal jari yang terkena.
 masukkan sonde pada bagian tengah kuku dan gunting kuku diatas sonde.
 klem kedua kuku yang terpisah, masing-masing diputar ke pinggir hingga
kuku terlepas.
 kerok dasar kuku dengan wound curret bila ada jaringan nekrotil.
 olesi salep atau betadin lalu tutup dengan kassa steril.
 penderita diberi antibiotik profilaksis dan analgetik`

DAFTAR PUSTAKA

6
1. Rockwell P. Acute and chronic paronychia. Am Fam Physician.2001;63:1113-
6.
2. Soeparman L. Kelainan kuku. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor.
Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit fakultas
kedokteran Indonesia. 2007. hal 312-313

You might also like