You are on page 1of 6

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th.

2013

EVALUASI LAJU EROSI DENGAN METODE PETAK KECIL DAN USLE


PADA BEBERAPA KEMIRINGAN TANAH ULTISOL
TANAMAN UBI JALAR DI KECAMATAN SIBORONGBORONG
KABUPATEN TAPANULI UTARA

(Evaluation of Erosion Rate with Small Plots and USLE Methods on Ultisol Soil Slope with
Sweet Potato Plants in North Tapanuli Siborongborong)

Devi Yundri Bukit1, Sumono1, Lukman Adlin Harahap1 dan Edi Susanto1
1) Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155

Diterima tanggal 7 Februari 2013/ Disetujui tanggal 13 Maret 2013

ABSTRACT
Agricultural cultivation, particularly food crops grown on sloping land without conservation water and soil measures have
a high erosion potential. This study was aimed to measure the erosion by determining the rate of allowable erosion and
erosion hazard level on Ultisol soil using Sweet potato intercropping with plant with slope of 9%, 21% and 32 % that
small plots and USLE methods in July-October 2012 in the Siborongborong District. The results showed the amount of
erosion using small plots for slope of 9 %, 21 % and 32 % were respectively of 0.26 tons ha-1 year-1, 0,40 tons ha-1 year-
1 and 0,54 tons ha-1 year-1 respectively with low erosion hazard level category. USLE method based on 12 years of

rainfall data for the slope of 9 %, 21 % and 32 %, were 42,49 tons ha-1 year-1 , 165,31 tons ha-1 year-1 and 351,35 tons
ha-1 year-1 respectively with moderate to very high erosion hazard level category. USLE method based on the rainfall data
4 months the study period for slope of 9 %, 21%, and 32 % respectively by 0,75 tons ha-1 year-1 , 2,90 tons ha-1 year-1 ,
and 6,09 of tons/(ha. year) with low Erosion Hazard Level category and the magnitude of the erosion rate allowed was
17.17 tons ha-1 year-1 or equal to 17,17 mm year-1.

Key words: Erosion, Ultisol Soil, Sweet potato plant, Siborongborong.

PENDAHULUAN pula terangkutnya partikel-partikel tanah atau


erosi.
Erosi merupakan kejadian alami yang Di Sumatera Utara daerah yang
mengikuti hukum gravitasi. Usaha pengawetan mempunyai topografi berlereng diantaranya
tanah dengan pengendalian erosi perlu adalah Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki
dilaksanakan karena menyangkut usaha tipe tanah Ultisol dan curah hujan rata-rata 1770
melestarikan sumber daya alam, dalam hal ini mm/tahun. Didaerah ini usaha tani penduduk
tanah dan air, khususnya pada kawasan yang adalah bertani. Tanaman pangan yang ditanami
memiliki topografi berbukit-bukit serta memiliki seperti ubi jalar, ubi kayu, jagung, kacang tanah,
intensitas hujan cukup tinggi (Perdana dan wortel, tomat, cabai, daun bawang, sayur-
Priana, 2006). Menurut Mulyani dan sayuran (Badan Pusat Statistik Kecamatan
Kartasapotra (2005) tanah yang berlereng atau Siborongborong, 2010). Salah satu Kecamatan
yang bersifat kurang dapat meneruskan air, air di Kabupaten Tapanuli Utara adalah
hujan yang banyak turun akan lebih banyak Siborongborong yang petaninya mengusahakan
hilang berupa air runoff atau aliran permukaan tanaman Ubi jalar. Ubi jalar sebagai tanaman
yang akibatnya menimbulkan 2 kerugian. semusim, frekuensi pengolahan tanahnya akan
Pertama tanaman akan menderita kekurangan lebih sering bila dibandingkan dengan tanaman
air yang seharusnya meresap ke dalam tanah. tahunan sehingga mempunyai potensi erosi
Kedua air pengaliran disamping mengalir yang cukup tinggi bila tidak dilakukan tindakan
dengan cepat juga mengangkut bahan-bahan konservasi.
tanah atas (lapisan olah) yang umumnya subur. Tolak ukur untuk mengetahui masyarakat
Curah hujan yang tinggi dengan tingkat keadaan apakah dalam usaha tani ubi jalar melakukan
tanah yang kurang ikatannya selain konservasi tanah dan air adalah mengetahui
meningkatkan aliran permukaan meningkatkan besarnya erosi yang terjadi dan erosi yang

45
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

dapat ditoleransikan pada tanah ultisol di limpasan yang dipisahkan kedalam drum.
Kecamatan Siborongborong. Besarnya erosi Diaduk air limpasan dan sedimen masih
dapat diukur dengan metode petak kecil dan tertampung dalam drum penampung. Dihitung
dapat diduga dengan metode USLE yang volumenya dan diambil sampel larutan (air
dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith limpasan dan sedimen yang diaduk). Ditimbang
(Arsyad, 2006). sedimen yang tersaring kemudian dikering
Penelitian ini bertujuan: anginkan. Dijumlahkan sedimen pertama dan
1. Mengukur besar laju erosi dengan metode kedua. Kemudian dikering ovenkan dengan
petak kecil dan memprediksi besarnya suhu 105 0C selama 24 jam dan ditimbang.
erosi dengan metode USLE pada tanah Parameter yang diamati dalam
ultisol dengan kemiringan tertentu yang pengukuran erosi menggunakan metoda petak
ditanami dengan tanaman ubi jalar di kecil antara lain:
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Jumlah curah hujan per kejadian hujan
Tapanuli Utara Curah hujan yang terjadi per kejadian hujan
2. Menentukan besar laju erosi yang diukur dengan menggunakan alat penakar curah
diperbolehkan dan tingkat bahaya erosi hujan (rain gauge) yang ditempatkan di lahan
pada tanah ultisol dengan penggunaan penelitian.
lahan tanaman ubi jalar di Kecamatan Berat sedimentasi tanah di dalam bak
Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara penampung dan drum kolektor
Erosi yang terjadi pada lahan tanaman ubi
jalar dihitung dari besarnya sedimen yang
METODOLOGI tertampung di dalam bak penampung dan drum
kolektor.
Bahan yang digunakan adalah contoh air Metode USLE
larian,sampel tanah, tanaman ubi jalar,lahan Prediksi erosi menggunakan metode
dengan kemiringan 9 %, 21 % dan 32 % , USLE memerlukan data curah dan sifat fisik
data jenis tanah, data curah hujan. Alat yang tanah seperti tekstur tanah, struktur tanah,
digunakan adalah alat tulis, kertas label, bahan organik tanah dan permeabilitas tanah.
kantong plastik, patok kayu, paku, martil, bor Untuk itu dilakukan pengambilan sampel tanah.
tanah, ring sampel tanah, meteran, waterpass, Ditentukan titik pengambilan sampel tanah,
pisau pandu, kertas label, kertas saring (filter), diambil sampel tanah dengan menggunakan
kamera digital, bak penampung dan drum ring sampel. Sifat fisik tanah tersebut ditentukan
penampung atau kolektor air larian dan di Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian
sedimentasi, lembar plastik penahan/dinding USU. Dihitung besar erosi dengan
petak kecil, alat pertukangan lainnya, abney menggunakan persamaan USLE (Wischmeier
level, perangkat penangkar mini curah hujan dan Smith, 1978) Besarnya erosi tanah yang
(rain gauge) dan timbangan. terukur selama 4 bulan masa penelitian dapat
Prosedur penelitian meliputi pengumpulan digunakan untuk menghitung besar erosi selama
data melalui dilakukan dengan cara pengukuran 12 bulan atau 1 tahun dengan asumsi rata-rata
langsung dengan metode petak kecil dan curah hujan selama 12 bulan adalah sama atau
penggunaan persamaan USLE. Secara lebih variasinya kecil dari rata-rata.
rinci prosedur penelitiannya sebagai berikut: 1. Dihitung laju erosi yang dapat
Metode Petak Kecil ditoleransikan (T) dengan rumus sebagai
Lahan yang akan dijadikan lokasi berikut:
penelitian ditentukan terlebih dahulu, kemudian EqD
diukur kemiringan yang diinginkan dengan T xBd
RL
abney level yaitu kemiringan 9 %, 21 %, 32 %,
(Hammer, 1981)
dan diukur panjang lereng 22 m dan lebar 2 m
Dimana :
sebagai lahan petak kecil. Tanaman ubi jalar di
T = Laju erosi dapat ditoleransi (ton/ha.thn)
tanam dengan jarak tanaman 30 cm x 30 cm.
EqD = faktor kedalaman tanah x kedalaman
Selama penelitian diukur curah hujan per
efektif tanah (cm)
kejadian hujan dan erosi yang tertampung di
RL = Resource life (400 tahun) (tahun)
dalam bak dan drum penampung kemudian
Bd = Bulk density (kerapatan massa) (g/cm3)
dipisahkan antara air limpasan dan sedimen.
2. Dihitung tingkat bahaya erosi (TBE) dengan
Diambil sedimen dari bak dan drum penampung
rumus sebagai berikut
kemudian dikering anginkan dan ditimbang. Jika
sedimen banyak tertampung maka diambil TBE =
sebagian sebagai sampel. Dimasukkan air (Hammer, 1981)

46
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

Dimana: sehingga besarnya erosi tanah pada tanaman


A = erosi aktual (ton/ha.thn) ubi jalar adalah banyaknya sedimen yang
T = erosi yang masih dapat ditoleransikan tertampung pada talang pada masing-masing
(ton/ha.thn) petak kecil dan menunjukkan hasil yang cukup
Untuk penghitungan erosi menggunakan kecil. Untuk kemiringan 9 % besarnya erosi
persamaan USLE, parameter yang akan diamati adalah 0,26 ton/(ha.thn), untuk kemiringan 21%
diantaranya : besarnya erosi adalah 0,40 ton/(ha.thn) dan
Kedalaman efektif tanah untuk kemiringan 32 % besarnya erosi adalah
Kedalaman efektif tanah diukur langsung 0,54 ton/(ha.thn). Tabel 1 menunjukkan bahwa
dilapangan dengan cara melakukan pengeboran semakin curam lereng maka semakin besar
sebatas maksimal yang dapat ditembus erosi yang terjadi
perakaran yaitu ketika tanah sudah mulai keras
atau dengan kata lain sulit untuk dibor lebih Tabel 1. Nilai Erosi Tanah Tanaman Ubi Jalar
lanjut. pada percobaan Petak Kecil selama 4
Permeabilitas tanah bulan
Nilai permeabilitas tanah diperoleh dari Erosi dalam 1 ha
Kemiringan lahan
pengukuran di Laboratorium Sentral Fakultas (ton/ha.thn)
(%)
Pertanian USU.
Kadar C-organik tanah 9 0,26
Nilai kadar C organik tanah ditentukan dari 21 0,40
pengukuran di Laboratorium Sentral Fakultas 32 0,54
Pertanian USU.
.
Tekstur tanah
Pendugaan Erosi dengan Menggunakan
Tekstur tanah diketahui dari pengukuran di
Metode USLE
Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian USU.
Besarnya Erosi pada tanah Ultisol di lahan
Struktur tanah
tanaman Ubi Jalar dengan menggunakan
Struktur tanah pada penelitian ini ditentukan di
Metode USLE berdasarkan data curah hujan 12
Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian USU.
tahun dapat dilihat pada Tabel 2 dan besarnya
Kemiringan lereng
erosi yang terjadi pada tanah Ultisol di lahan
Menentukan kemiringan lereng pada lokasi
tanaman Ubi Jalar dengan menggunakan
penelitian dengan pengukuran langsung di
Metode USLE berdasarkan data curah hujan 4
lapangan menggunakan abney level.
bulan dapat dilihat pada Tabel 3.
Curah hujan tahunan, bulanan dan maksimal
harian
Tabel 2. Nilai Erosi Tanah pada Tanaman Ubi
Data-data curah hujan tahunan selama 12 tahun
Jalar dengan Pendugaan USLE
untuk Kecamatan Siborongborong ini didapat
berdasarkan data curah hujan 12
dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
tahun
Geofisika (BMKG).
Nilai faktor C dan P Kemiringan Erosivitas (R) Erosi (A)
Faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup (%) (cm/thn) (ton/ha.thn)
tanah (C) untuk tanaman ubi jalar adalah 0,4 9 559,17 42,49
(BPDAS Wampu Sei ular, 2008) serta faktor 21 559,17 165,31
tindakan pengelolaan lahan (P) adalah 1 32 559,17 351,45
(Arsyad, 1989) karena pada lahan penelitian
tidak dilakukan tindakan konservasi dan Tabel 3. Nilai Erosi Tanah pada Tanaman Ubi
pengolahan lahan. Jalar dengan Pendugaan USLE
berdasarkan data curah hujan 4 bulan
penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemiringan Erosivitas (R) Erosi (A)
(%) (cm/thn) (ton/ha.thn)
Pengukuran Erosi Tanah dengan Metode
9 14,19 1,08
Petak Kecil
Pengukuran erosi pada tanah ultisol untuk 21 14,19 4,19
penggunaan lahan dengan tiga kemiringan 32 14,19 8,80
tanah yang ditanami tanaman Ubi Jalar dapat
dilihat pada Tabel 1. Erosi tanah pada setiap Besarnya erosi yang terjadi dengan
kejadian hujan selama 4 bulan mulai bulan Juli- menggunakan metoda USLE berdasarkan data
Oktober 2012 hanya tertampung pada talang curah hujan 12 tahun untuk kemiringan 9%

47
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

sebesar 42,49 ton/(ha.thn), kemiringan 21 % pori aerasi dan indeks stabilitas rendah
sebesar 165,31 ton/(ha.thn), dan untuk sehingga tanah mudah menjadi padat
kemiringan 32 % sebesar 351,45 ton/(ha.thn). (Departemen Pertanian, 2012).
Sedangkan Besarnya erosi yang terjadi Tingkat Bahaya Erosi
dengan menggunakan metoda USLE selama Pengukuran tingkat bahaya erosi sangat
berdasarkan data curah hujan 4 bulan masa diperlukan untuk mengetahui sebesar apa
penelitian untuk kemiringan 9% sebesar 1,08 tingkatan erosi yang terjadi, agar dapat
ton/(ha.thn), kemiringan 21 % sebesar 4,19 menentukan tindakan lanjutan untuk lahan
ton/(ha.thn), dan untuk kemiringan 32 % tersebut agar masih dapat dikelola dan memiliki
sebesar 8,80 ton/(ha.thn). produktivitas yang tinggi. Tingkat bahaya erosi
Perbedaan yang cukup besar antara untuk lahan tanaman Ubi Jalar dapat dilihat
pendugaan erosi menggunakan metode USLE pada Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6 berturut-turut
berdasarkan data curah hujan 12 tahun dan menurut metode Petak Kecil, metode USLE
data curah hujan 4 bulan selama penelitian dengan perhitungan curah hujan maksimum
karena berdasarkan nilai erosivitas hujannya, selama 12 tahun dan menurut metode USLE
intensitas hujan maksimum selama penelitian dengan perhitungan curah hujan maksimum
lebih rendah dari intensitas hujan maksimum selama 4 bulan.
dari data curah hujan 12 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa ada potensi erosi yang Tabel 4. Nilai Bahaya Erosi pada Lahan
cukup besar atau tinggi untuk tanaman ubi jalar Tanaman Ubi Jalar dengan Metode
di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Petak Kecil
Tapanuli Utara. Apabila dibandingkan nilai erosi Kemiringan Tingkat Bahaya
Kategori
taah antara hasil pengukuran dengan metode (%) Erosi (TBE)
petak kecil dan metode USLE berdasarkan data 9 0,01 Rendah
curah hujan 4 bulan selama penelitian 21 0,02 Rendah
menunjukkan ada perbedaan yang tidak besar. 32 0,03 Rendah
Perbedaan terjadi kemungkinan karena pada
metode USLE ada beberapa faktor yang sudah
Tabel 5. Nilai Bahaya Erosi pada Lahan
ditetapkan nilainya yang mungkin kurang sesuai
Tanaman Ubi Jalar dengan metode
dengan keadaan atau kondisi pada daerah atau
USLE berdasarkan data curah hujan
kawasan penelitian. Seperti faktor tanaman (C)
selama 4 bulan
dan konservasi tanah (P) yang nilainya
Kemiringan Tingkat Bahaya
bersumber dari literatur. Sebaiknya nilai faktor Kategori
tanaman (C) dan faktor tindakan konservasi (%) Erosi (TBE)
atau pengolahan lahan (P) diukur dari daerah 9 0,06 Rendah
yang diteliti. 21 0,24 Rendah
Erosi yang dapat Ditoleransikan (T) pada 32 0,51 Rendah
Lahan Tanaman Ubi Jalar di Desa Siaro
Kecamatan Siborongborong Tabel 6. Nilai Bahaya Erosi pada Lahan
Erosi yang dapat ditoleransikan (T) pada Tanaman Ubi Jalar dengan metode
lahan tanaman ubi jalar di desa Siaro USLE berdasarkan data curah hujan
Kecamatan Siborongborong adalah 17,17 selama 12 tahun
ton/(ha.thn) atau sama dengan 17,17 mm/thn. Kemiringan Tingkat Bahaya
Bila dibandingkan dengan erosi yang dapat Kategori
(%) Erosi (TBE)
ditoleransikan berdasarkan literatur Rahim 9 2,47 Sedang
(1995) yang mengatakan bahwa secara umum 21 9,63 Tinggi
laju Edp (laju erosi yang ditoleransikan) untuk Sangat
kebanyakan tanah di Indonesia adalah 25 32 20,47
tinggi
mm/thn atau setara dengan 25 ton/ha/thn, untuk
lahan perbukitan atau miring dan erosi yang Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tiga
diperbolehkan pada tanaman Ubi Jalar sebesar kemiringan pada lahan tanaman ubi jalar
17,17 mm/thn atau setara 17,17 ton/ha.thn. dengan metode petak kecil memiliki nilai Tingkat
Artinya erosi yang dapat ditoleransikan pada Bahaya Erosi (TBE) dengan kategori rendah.
lahan yang diteliti memiliki persyaratan lebih Tabel 5 menunjukkan bahwa pada tiga
ketat, karena erosi yang diperbolehkan tidak kemiringan pada lahan tanaman ubi jalar
boleh melebihi 17,17 ton/ha.thn. Hal ini sesuai berdasarkan data curah hujan selama 4 bulan
untuk tanah ultisol, karena tanah ultisol penelitian memiliki nilai Tingkat Bahaya Erosi
umumnya peka terhadap erosi serta mempunyai (TBE) dengan kategori rendah. Tabel 6

48
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

menunjukkan bahwa pada tiga kemiringan pada untuk kemiringan 9% adalah 2,47 termasuk
lahan tanaman ubi jalar berdasarkan data curah kategori sedang, kemiringan 21 % adalah
hujan selama 12 tahun memiliki nilai Tingkat 9,63 termasuk kategori tinggi, dan
Bahaya Erosi (TBE) dengan kategori sedang kemiringan 32 % adalah 20,47 termasuk
untuk kemiringan 9 %, tinggi untuk kemiringan kategori sangat tinggi.
21 % dan sangat tinggi untuk kemiringan 32 %. 7. Indeks Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada
Nilai Tingkat Bahaya Erosi (TBE) diatas lahan tanaman Ubi Jalar yang
sejalan dengan nilai erosi aktualnya karena nilai menggunakan metode USLE berdasarkan
erosi yang dapat ditoleransikan untuk jenis data curah hujan selama 4 bulan masa
tanah ultisol sudah tertentu yaitu 17,17 penelitian untuk kemiringan 9% adalah
mm/tahun. Berdasarkan nilai TBE menggunakan 0,06, kemiringan 21 % adalah 0,24, dan
metode USLE dengan dasar curah hujan kemiringan 32 % adalah 0,51 yang
selama 12 tahun maka dengan tanaman ubi menunjukkan bahwa tingkat bahaya erosi
jalar yang ditanam pada tanah ultisol di pada ketiga lahan penelitian tergolong
kecamatan Siborongborong potensi terjadinya rendah.
erosi cukup besar apabila dalam usaha taninya Saran
tidak memperhatikan kaedah konservasi tanah 1. Untuk mendapatkan nilai erosi yang lebih
dan air. akurat, perlu dilakukan penelitian dengan
metode petak kecil dalam kurun waktu 12
bulan atau lebih.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Perlu dilakukan teknik konservasi yang
sesuai pada lahan penelitian untuk
Kesimpulan menekan kemungkinan terjadinya erosi
1. Nilai erosi pada lahan tanaman Ubi Jalar yang besar dibawah laju erosi yang
dengan menggunakan metode petak kecil diperbolehkan (Edp).
dengan kemiringan 9 % adalah 0,26 3. Dalam pendugaan erosi dengan
ton/(ha.thn), kemiringan 21 % adalah 0,40 menggunakan Metode USLE, sebaiknya
ton/(ha.thn) kemiringan 32 % adalah data curah hujan yang digunakan adalah
0,54 ton/(ha.thn). data yang diukur langsung di lapangan
2. Nilai erosi pada lahan tanaman Ubi Jalar (berasal dari data primer). Begitupula
dengan menggunakan metode USLE dengan nilai C dan P, sebaiknya
selama 12 tahun dengan kemiringan 9 % disesuaikan dengan kondisi tanaman dan
adalah 42,49 ton/(ha.thn), kemiringan 21 lahan setempat.
% adalah 165,31 ton/(ha.thn) kemiringan
32 % adalah 351,45 ton/(ha.thn).
3. Nilai erosi pada lahan tanaman Ubi Jalar DAFTAR PUSTAKA
dengan menggunakan metode USLE
selama 4 bulan dengan kemiringan 9 % Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB
adalah 1,08 ton/(ha.thn), kemiringan 21 % Press. Bogor.
adalah 4,19 ton/(ha.thn) kemiringan 32 %
adalah 8,80 ton/(ha.thn). Badan Pusat Statistik Kecamatan
4. Nilai erosi ditoleransikan di lahan tanaman Siborongborong. 2010. Kecamatan
Ubi Jalar yaitu sebesar 17,17 Siborongborong dalam Angka 2010.
ton/(ha.thn) atau sama dengan 17,17 Siborongborong.
mm/thn dengan nilai bulk density tanah
1,01 gr/cm3. Departemen Pertanian. 2012.
5. Indeks Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada http://pustaka.litbang.deptan.go.id [15
lahan tanaman Ubi Jalar yang Maret 2012].
menggunakan metode petak kecil selama
4 bulan penelitian untuk kemiringan 9% Hammer, W.I., 1981. Soil Conservation
adalah 0,01 termasuk kategori rendah, Consultant Report Center for Soil
kemiringan 21 % adalah 0,02 termasuk Research. LPT Bogor. Indonesia.
kategori rendah, dan kemiringan 32 %
adalah 0,03 termasuk kategori rendah. Mulyani, M. S. dan Kartasapoetra A. G. 2005.
6. Indeks Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada Pengantar Ilmu Tanah, Terbentuknya
lahan tanaman Ubi Jalar yang Tanah dan Tanah Pertanian. Penerbit
menggunakan metode USLE berdasarkan Rineka Cipta, Jakarta.
data curah hujan maksimum 12 tahun

49
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

Perdana A. dan Priana S. 2006. Pengaruh PPLH Lembaga penelitian Universitas


Tataguna Lahan Terhadap Laju Erosi Di Sriwijaya.
Daerah Tangkapan Waduk Cisanti. Jurnal
Teknik Lingkungan:35-43. Wischmeier W.H., dan D.D Smith. 1978.
Predicting Rainfall Erosion Lossess: A
Rahim, S. E. 1995. Erosi Tanah dan Pemodelan guideto Conservation Planning USDA
Pendugaannya Dalam Dinamika Handbook No 537, Washington DC.
Lingkungan Hidup Sumatera Selatan.

50

You might also like