You are on page 1of 20

LAPORAN

PENDAHULUAN

3.1 Gambaran Umum Makro


Secara geografis, posisi Kota Palembang terletak antara 2 0 52’ sampai 30 5’ Lintang Selatan
dan 1040 37’ sampai 1040 52’ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari
permukaan. Secara administrasi Kota Palembang berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa
Kenten Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyu Asin.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Balai Makmur Kecamatan Banyu Asin I Kabupaten
Banyu Asin.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bakung Kecamatan Indralaya kabupaten
Ogan Ilir.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten
Banyu Asin.

Tabel III.1
Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan di Kota
Palembang Tahun 2010
Persentase
Luas
Terhadap Luas Jumlah Jumlah Jumlah
No Kecamatan Daerah
2 Palembang Kelurahan/ RW RT
(Km )
(%)
1. Ilir Barat II 6.220 1.55 7 52 209
2. Gandus 68.780 17.17 5 40 163
3. Seberang Ulu I 17.440 4.35 10 107 432
4. Kertapati 42.560 10.62 6 51 265
5. Seberang Ulu II 10.690 2.67 7 69 244
6. Plaju 15.170 3.79 7 69 226
7. Ilir Barat I 19.770 4.93 6 65 290
8. Bukit Kecil 9.920 2.48 6 44 158
9. Ilir Timur I 6.500 1.62 11 83 266
10. Kemuning 9.000 2.25 6 53 199
11. Ilir Timur II 25.580 6.39 12 98 364
12. Kalidoni 27.920 6.97 5 40 217
13. Sako 18.040 4.50 4 73 231
14. Sematang Borang 51.459 12.85 4 23 103
15. Sukarami 36.980 9.23 7 73 343
16. Alang-alang Lebar 34.581 8.63 4 49 200
Jumlah/ Total 400.610 100.00 107 989 3.910
Sumber: Kota Palembang Dalam Angka Tahun 2011, BPS

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3- 1
LAPORAN
PENDAHULUAN
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kawasan Industri Sukarami

Administrasi
Kawasan Industri
Sukarami

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
2
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
3.2 Gambaran Umum Mikro
3.2.1 Gambaran Umum Kependudukan
A. Struktur Kependudukan
Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kecamatan Sukarami sebesar 142.263 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 69.683 jiwa. Jumlah penduduk perempuan sebanyak 72.580
jiwa. Kepadatan penduduk sebesar 262 jiwa/Ha. Jumlah penduduk Sukajaya merupakan
jumlah paling banyak yaitu sebesar 40.489 jiwa. Posisi kedua diikuti oleh kelurahan Kebun
Bunga yaitu sebanyak 26.394 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di
kelurahan Talang Jambe yaitu hanya sebesar 9.123 jiwa.

Tabel III.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012
Laki-
Luas Perempuan Kepadatan
No Kelurahan Laki Jumlah Penduduk Sex Ratio
(Ha) (Jiwa) (Jiwa)
(Jiwa)
1 Sukajaya 470,19 20.085 20.404 40.489 86 98,44
2 KebunBunga 653,06 12.821 13.573 26.394 40 94,46
3 TalangJambe 1.287 4.716 4.407 9.123 7 107,01
Sumber :Kecamatan Sukarami dalam Angka 2013

Gambar 3.2
Diagram Jumah Penduduk Tahun 2012

Gambar 3.3
Diagram Kepadatan Penduduk Tahun 2012

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
B. Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kecamatan Sukarami mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada tahun
2007, jumlah penduduk kawasan perencanaan sebesar 52.919 jiwa. Jumlah tersebut
tumbuh menjadi 76.006 jiwa pada tahun 2011.

Tabel III.3
Tren Jumlah Penduduk Tahun 2008 - 2012
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No Kelurahan
2008 2009 2010 2011 2012
1 Suka Jaya 27.421 27.859 28.538 39.438 40.489
2 KebunBunga 19.725 20.040 20.528 25.882 26.394
3 TalangJambe 5.773 6.608 5.783 8.916 9.123
Jumlah 52.919 54.507 54.849 74.236 76.006
Sumber :Kecamatan Sukarami dalam Angka, 2009-2013

C. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas dalam status bekerja atau
sementara tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Jumlah pencari kerja Kota
Palembang di Tahun 2013 sebanyak 759.352 pekerja dari jumlah Penduduk Usia Kerja
sebesar 1.082.632 Jiwa sehingga Angka Partisipasi Angkatan Kerja dapat dicapai 70,13%.

Tabel III.4
Jumlah Angkatan Kerja Tahun 2012
Tahun 2012
No Pendidikan
Laki-Laki Perempuan Total
1 SD/SMP/SMA 4.038 2.467 6.505
2 D1 - DIV 666 1.552 2.218
3 S1-S2 1.784 2.798 4.582
4 S3 1 1 2
Jumlah 6.489 6.818 13.307
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang, 2014

Gambar 3.4
Angka Melek Huruf Latin Kota Palembang Tahun 2013

Sumber : 2009-2012 BPS Kota Palembang, untuk tahun 2013 Dinas Diknas Kota Palembang

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
4
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Palembang Angka melek huruf Kota Palembang
pada tahun 2009 sebesar 98,69% di tahun 2010 meningkat menjadi 98,47%, di tahun 2013
terjadi penurunan menjadi sebesar 97,34%, tahun 2012 meningkat menjadi sebesar
98,94% dan di 2013 berdasarkan data dinas pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota
Palembang angka melek huruf sebesar 100%.

3.2.2 Gambaran Umum Fisik Wilayah


A. Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan eksisting di wilayah Kota Palembang sampai dengan tahun 2004
masih didominasi oleh kegiatan permukiman yaitu seluas seluas 12.803,76 Ha atau 31,96 %
dari total luas wilayah Kota Palembang. Kegiatan permukiman sebagian besar terdapat
Kecamatan Sukarami, yaitu mencapai 16,73 % dari luas wilayah permukiman Kota
Palembang.

Penggunaan lahan di Kota Palembang dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan jenis.
Berdasarkan fungsi, Kota Palembang didominasi oleh penggunaan lahan dengan fungsi
budidaya dengan luas 32.988,39 Ha atau 90,42 % dari luas total penggunaan lahan di Kota
Palembang tahun 2007. Sedangkan jika berdasarkan jenisnya, penggunaan lahan di Kota
Palembang didominasi oleh kawasan terbangun dengan luas 25.053,52 Ha atau 68,67 %
dari luas total penggunaan lahan di Kota Palembang tahun 2007.

Gambar 3.5
Proporsi Penggunaan Lahan Kota Palembang Tahun 2007

Sumber : RTRW Kota Palembang Tahun 2010 - 2030

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-5
LAPORAN
PENDAHULUAN
B. Topografi Dan Jenis Tanah
Kawasan Industri Sukarami berada pada ketinggian 6–12,5 mdpl dan kelas kelerengan 0-
2%. Dengan demikian, kawasan Industri Sukarami berada pada dataran rendah. Morfologi
lahannya masuk dalam kategori landai dan sangat landai. Kawasan Industri Sukarami tidak
ada kendala untuk pembangunan dari sisi kondisi topografi dan kelerengan.

Lapisan tanah yang terdapat di Kota Palembang berupa tanah lempung, pasir lempung,
napal dan napal pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3 bagian,
yaitu :

1. Satuan Aluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa dibagian Timur dan
bagian Barat wilayah Kota Palembang.
2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung pasiran yang
kedap air, tersebar dibagian Utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit
(Kabupaten Banyu Asin). Sedangkan disebelah Selatan tersebar ke arah Indralaya
(Kabupaten Ogal Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim).
3. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan arah
memanjang ke Barat daya dan Tenggara merupakan suatu rangkaian antiklin.

Kawasan Industri Sukarami memiliki kerawanan sangat rendah terhadap bahaya gerakan
tanah. Dari sisi jenis tanah, kawasan Industri Sukarami didominasi oleh jenis tanah Glei
Humus dan Organosol serta Hidromorf.

C. Suhu dan Curah Hujan


Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2010, suhu udara rata-rata
berkisar antara 26,600C sampai 28,500C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei
yang berkisar 35,700C, sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan Desember yang
berkisar 210 C, seperti ini disajikan pada Tabel 3.15 Kecapatan angin hampir di seluruh
wilayah Palembang merata setiap bulannya, yaitu berkisar antara 2 knots hingga 3 knots.
Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah/kecepatan angin adalah perbedaan tekanan
udara.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
6
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
Tabel III.5
Suhu Udara Minimum, Maksimum dan Rata-rata Menurut Bulan Yang Tercatat
Pada Stasiun Klimatologi Kenten Palembang Tahun 2010
0
Suhu Udara ( C)
No Bulan
Minimum Maksimum Rata-rata
1. Januari 21.60 33.00 26.50
2. Februari 22.40 32.40 26.40
3. Maret 21.10 34.20 26.40
4. April 21.20 33.80 27.30
5. Mei 23.40 34.50 27.80
6. Juni 23.60 34.10 27.40
7. Juli 22.40 33.40 26.70
8. Agustus 21.00 33.40 26.50
9. September 22.80 34.20 27.10
10. Oktober 22.60 34.00 26.80
11. Nopember 22.70 34.20 27.00
12. Desember 23.00 32.50 26.60
Sumber: Kota Palembang Dalam Angka Tahun 2011, BPS

Pada kawasan Industri Sukarami terdapat dua yaitu musim kemarau (Juli sampai Oktober)
dan musim hujan (Desember sampai dengan April). Curah hujan di kawasan Industri
Sukarami masuk dalam kategori rendah. Rata-rata curah hujan pertahun berkisar antara
2.000 – 3.000 mm (BMKG, 2012). Gambar berikut ini menunjukan kecenderungan
peningkatan curah hujan Kota Palembang dan termasuk di Sukarami dalam 10 tahun dari
tahun 1998-2007, sesuai data yang didapatkan dari BMKG yang menunjukan peningkatan.
Rata-rata jumlah hari hujan dalam setahun berkisar antara 200-250 hari per tahun.
Kecepatan angin berkisar antara 2,53 km/jam – 4,5 km/jam. Kelembaban udara berkisar
antara 75 – 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%.

Gambar 3.6
Tren Curah Hujan di Kawasan Industri Sukarami
Curah Hujan
(mm/tahun)

y = 73,352x + 2368,7
R² = 0,1608

Tahun

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kota (BMKG), 2010

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
7
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
Tabel III.6
Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan yang Tercatat Pada Stasiun
Klimatologi Kenten Palembang, 2013
Curah Banyak Hari
Bulan
Hujan Hujan
1. Januari 201.4 19
2. Februari 347.9 25
3. Maret 245.8 19
4. April 405.0 25
5. Mei 204.8 18
6. Juni 199.3 10
7. Juli 85.9 1
8. Agustus 50.9 7
9. September 1.0 3
10. Oktober 226.0 16
11. Nopember 650.0 24
12. Desember 465.0 27
Sumber : Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Kenten Palembang

D. Hidrologi
Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu dengan
Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai dalam
wilayah. Dibagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar
dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu di
Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering Sedangkan anak-anak
Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara
Enim.

Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek yang
bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan
sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna. Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran
anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua) sesuai dengan karakteristik topografi yang ada,
berupa adanya punggungan topografi. Pada bagian Selatan punggungan, terdapat anak-
anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan berhulu pada punggungan topografi.
Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro, Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan
sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat anak-anak sungai yang mengalir
keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
8
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
E. Rawan Bencana
Pada kawasan Industri Sukarami terdapat kawasan rawan banjir. Kawasan rawan banjir di
Kawasan Industri Sukarami didapatkan dengan cara melakukan analisis kerawanan banjir
berdasarkan peta rawan banjir Kota Palembang. Kawasan rawan banjir di Kawasan Industri
Sukarami meliputi kawasan rawan banjir tinggi dan kawasan rawan banjir sedang. Kawasan
rawan banjir tersebut dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan seperti topografi, kawasan
terbangun dan kondisi drainase. Banjir di Kota Palembang juga turut dipengaruhi oleh
kondisi drainase yang kurang memadai dan belum terintegrasi

3.2.3 Gambaran Umum Ekonomi


Kondisi perekonomian Kota Palembang di tahun 2011 bisa dikatakan mulai stabil seiring
dengan mulai membaiknya perekonomian secara global di sepanjang tahun 2011, ditengah
dampak krisis gobal yang masih tersisa. Namun demikian bukan berarti krisis tidak mampu
berpengaruh terhadap perekonomian Pemerintah Kota Palembang.

A. Produk Domestik Regional Bruto


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai data pendukung dapat mencerminkan
gambaran mengenai penciptaan nilai tambah bruto dari berbagai aktivitas ekonomi di Kota
Palembang, sehingga arah pembangunan menjadi lebih terpola dan terukur. PDRB Kota
Palembang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel III.7
Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2011 (Dalam Juta Rupiah)

Sumber: LAKIP Kota Palembang, 2011

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
9
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sektor yang memberikan kontribusi
terbesar bagi perekonomian Kota Palembang, baik berdasarkan ADH berlaku maupun ADH
konstan, tahun 2011 adalah sektor industri pengolahan sebesar RP 29.333.517 (Dalam juta)
ADH berlaku dan Rp 6.479.068 (Dalam Juta) ADH Konstan.

B. Laju Pertumbuhan Ekonomi


Selain PDRB, laju pertumbuhan ekonomi merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja
ekonomi daerah serta dapat menunjukkan arah kebijakan pembangunan suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk
dari berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat
perubahan ekonomi yang terjadi. Terjadinya krisis global di tahun 2008 cukup berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Palembang. Pada beberapa sektor ekonomi laju
pertumbuhan melambat dari tahun sebelumnya, yang pada akhirnya mengakibatkan total
pertumbuhan ekonomi kota palembang lebih kecil.

Tabel III.8
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009-2011

Sumber: LAKIP Kota Palembang, 2011

Berdasarkan tabel dan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa LPE Kota Palembang selalu
mengalami kenaikan dari tahun 2009-2011. Laju pertumbuhan tertinggi PDRB Kota
Palembang Tahun 2011 adalah sektor bangunan dengan pertumbuhan sebesar 12.92%,
diikuti sektor pengankutan dan komunikasi sebesar 11.54%. Sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan sebesar maisng-masing 7.54 dan 7.90%, sedangkan sektor-sektor
lainnya pertumbuhanya masih di bawah 7 %.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-10
LAPORAN
PENDAHULUAN
C. Laju Inflasi
Secara keseluruhan laju Inflansi Kota Palembang sebesar 0.7 %, inflansi tertinggi terjadi di
bulan Mei dan Juli 2011 dikarenakan kenaikan Indeks harga konsemen, secara rinci inflasi
Kota Palembang dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.10
Laju Inflasi Tahun 2011

Sumber: LAKIP Kota Palembang, 2011

D. Pendapatan Per Kapita


Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima setiap
penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses
produksi sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat kesejahteraan atau
kemakmuran masyarakat secara umum. Pendapatan regional perkapita Kota Palembang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.11
Pendapatan Per Kapita Tahun 2005-2011

Sumber: LAKIP Kota Palembang, 2011

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
11
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
Dengan migas, pendapatan perkapita penduduk Kota Palembang berdasarkan harga berlaku
pada tahun 2011 sebesear Rp33.904.476,00 atau bertambah sebesar Rp4.383.855,00 dari
tahun 2010. Sedangkan berdasarkan harga berlaku tanpa migas pendapatan perkapita
penduduk Kota Palembang pada tahun 2011 sebesar Rp20.794.780,00 atau meningkat
sebesar Rp3.395.550,00 dari tahun sebelumnya. Berdasakan harga konstan dengan migas,
pendapatan perkapita penduduk Kota Palembang ditahun 2011 naik sebesar Rp662.339,00
atau naik dari Rp10.168.303,00 di tahun 2010 menjadi Rp10.830.642,00 pada tahun 2011.
Apabila unsur migas di keluarkan, maka pendapatan perkapita penduduk Kota Palembang
naik sebesar Rp665.045,00 atau naik dari Rp9.093.569,00 di tahun 2010 menjadi
Rp9.758.614 pada tahun 2011.

3.2.4 Gambaran Umum Prasarana


Pada kawasan Industri Sukarami juga memiliki peranan penting lainnya dari sisi lokasi
prasarana khususnya untuk melayani Kota Palembang bahkan melayani skala provinsi
Sumatera Selatan.

A. Jaringan Jalan Dan Moda


Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Palembang pada tahun 2010 mencapai 974,671
kilometer. Panjang jalan yang berada dibawah wewenang negara ada 32.360 kilometer,
dibawah wewenang Propinsi ada 97.270 kilometer dan sisanya 797.031 kilometer berada
dibawah wewenang Kota Palembang. Pada tahun tersebut dari 797,031 kilometer panjang
jalan dibawah wewenang Pemerintah Kota Palembang yang diaspal sebesar 81,99 persen,
kerikil 8,94 persen dan 9,07 persen untuk lainnya. Perkembangan panjang jalan beserta
jenis permukaan dan kondisinya disajikan pada tabel berikut.

Tabel III.12
Panjang Jalan dan Tingkat Kewenangan
di Kota Palembang Tahun 2010
Panjang Jalan
Uraian
(Km)
1. Penguasaan
Jalan Kota Palembang 797,031
Jalan Propinsi 97,27
Jalan Negara 32,36
Jalan Non Status 48,01
2. Jenis Permukaan
Diaspal 653,52
Kerikil 71,24
Tanah
Lainnya 72,271

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
12
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
Panjang Jalan
Uraian
(Km)
3. Kelas Jalan
Kelas I
Keas II
Kelas III 797,031
Kelas III A
Kelas III B
Kelas III C
Kelas Tidak Terinci
4 Kondisi Jalan
Baik 531,462
Sedang 159,429
Rusak 106,14
Sumber: Kota Palembang dalam Angka 2011, BPS

Ada empat jenis transportasi yang dapat digunakan dari dan ke Kota Palembang, yaitu
angkutan darat, dengan mobil dan kereta api, angkutan air (laut dan sungai) dengan kapal
laut, speed boat dan perahu bermotor maupun tidak bermotor, dan melalui udara dengan
menggunakan pesawat terbang. Untuk angkutan laut tersedia untuk jurusan Bangka, Pulau
Batam dan ke daerah sepanjang pinggiran/anak sungai Musi dan pesawat terbang dapat
digunakan selain ke Jakarta, Batam, Bangka, Medan, Jambi juga untuk tujuan sesuai
dengan rute yang telah tersedia dan ke luar negeri.

B. Jaringan Air Limbah dan IPAL


Kondisi eksisting, terdapat prasarana penting untuk melayani masyarakat Kecamatan
Sukarami dan Kota Palembang seperti IPAL komunal, TPA termasuk IPLT di Kelurahan
Sukajaya, Jaringan transmisi saluran udara tegangan rendah (70 kv), jaringan saluran
telepon otomat (STO), jaringan serat optik, dll.

C. Jaringan Drainase
Pada kawasan Sukarami dilayani drainase sekunder dan drainase lingkungan. Drainase
sekunder terdapat disepanjang kiri-kanan jalan Tanjung Api-Api dan Akses Bandara. Dan
beberapa drainase lingkungan di beberapa jalan lokal dan lingkungan. Kawasan Sukarami
belum semua terlayani drainase. Kawasan yang terlayani pun kondisi drainasenya buruk
seperti tersumbat sampah dan tanah.

D. Jaringan Air Bersih


Untuk pelayanan air bersih untuk setiap rumah tangga dibedakan menurut tipe rumah dan
sumber air baku yang memungkinkan dikembangkan jaringan perpipaan.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-13
LAPORAN
PENDAHULUAN
Tabel III.13
Prasarana Air Bersih Tahun 2012
Pelanggan
No Kelurahan Sumur
Ledeng/PAM
1 Sukajaya 5.718 1.211
2 Kebun Bunga 5.041 891
3 Talang Jambe - 2.111
Sumber : Kecamatan Sukarami dalam Angka, 2013

E. Jaringan Listrik
Listrik merupakan salah satu kebutuhan vital untuk pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat dan pemenuhan kebutuhan industri dan pergudangan dan ternyata dari tahun
ke tahun produksi dan jangkauan pelayanannya telah menunjukkan perkembangan yang
cukup berarti. Adapun jumlah sambungan listrik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III.14
Jumlah Sambungan Listrik Tahun 2012
No Kelurahan Listrik PLN Listrik Non PLN Pelanggan Telpon Kabel
1 Sukajaya 10.331 - 1.478
2 Kebun Bunga 6.021 - 899
3 Talang Jambe 1.481 369 31
Sumber : Kecamatan Sukarami dalam Angka, 2013

F. Telekomunikasi
Perkembangan teknologi komunikasi nirkabel di Kota Palembang cukup pesat. Sampai
dengan tahun 2008, jumlah BTS di Kota Palembang sudah mencapai 483 BTS, sedangkan
jumlah menara telepon seluler yang sudah berdiri di kota Palembang sebanyak 383 unit.
Sampai dengan tahun 2008 setidaknya sudah terdapat 10 operator telepon seluler
beroperasi di Kota Palembang antara lain Telkomsel, Indosat, Excelcom, Smart, Sampurna
Telekomunikasi (Ceria), Bakri telekom (Esia), PT. Telkom Indonesia (Flexi), Mobile-8 (frend).

G. Persampahan
Secara umum produksi timbulan sampah secara kuantitas setiap harinya mengalami
kenaikan, dan pelayanan persampahan baru mencapai sekitar 38 % (Kota Palembang) dari
total sampah secara keseluruhan Untuk saat ini, Kota Palembang sudah memiliki tempat
pembuangan sampah (TPA) yang berada di Kelurahan Sukajaya (Kecamatan Sukarami)
dengan luas 25 Ha (termasuk IPLT).

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
14
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN
Sistem Pembuangan sampah di Kecamatan Sukarami masih berupa sistem pembuangan
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuanganhingga ke Tempat Pembuangan Akhir. Di
Kecamatan Sukarami juga terdapat TPA.

3.2.5 Gambaran Umum Industri


Kota Palembang memiliki banyak industri yang dikategorikan menjadi jenis skala industri
kecil ,menengah dan besar. Berikut ini data mengenai jumlah industri di Kota Palembang
yang dapat juga dijadikan asumsi proyeksi kebutuhan lahan industri di Sukarami jika
mengasumsikan industri tersebut dilokalisir di kawasan Industri Sukarami.

Tabel III.15
Jumlah Perusahaan Skala Industri Kecil dan Tenaga Kerja Menurut Kecamatan di
Kota Palembang Tahun 2012
Industri Logam, Industri Hasil Industri Hasil
Industri
Mesin, Kimia dan Pertanian dan Hutan &
Kerajinan
Kecamatan Aneka Industri Perikanan Perkebunan
Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga
Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja
Ilir Barat II - - - - - - - -
Gandus 1 10 - - - - - -
Seberang Ulu I - - - - - - - -
Kertapati - - - - - - - -
Seberang Ulu II 1 11 - - - - - -
Plaju - - - - - - - -
Ilir Barat I 2 14 - - - - - -
Bukit Kecil 3 30 - - - - - -
Ilir Timur I 1 7 1 12 - - - -
Kemuning - - - - - - - -
Ilir Timur II - - - - - - - -
Kalidoni - - - - - - - -
Sako - - - - - - - -
Sematang
- - - - - - - -
Borang
Sukarami - - - - - - - -
Alang-alang
1 5 - - 1 20 - -
Lebar
Jumlah 9 77 1 12 1 20 0 0
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palembang, Kota Palembang Dalam Angka 2013

Tabel III.16
Jumlah Perusahaan Skala Industri Menengah dan Tenaga Kerja Menurut Kecamatan
di Kota Palembang Tahun 2012
Industri Logam, Industri Hasil Industri Hasil
Mesin, Kimia dan Pertanian dan Hutan & Industri Kerajinan
Kecamatan Aneka Industri Perikanan Perkebunan
Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga
Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja
Ilir Barat II - - 1 36 - - - -
Gandus 3 118 2 137 - - - -
Seberang Ulu I 3 82 - - 2 97 - -
Kertapati 2 18 1 80 1 20 - -
Seberang Ulu II - - - - - - - -

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-15
LAPORAN
PENDAHULUAN
Industri Logam, Industri Hasil Industri Hasil
Mesin, Kimia dan Pertanian dan Hutan & Industri Kerajinan
Kecamatan Aneka Industri Perikanan Perkebunan
Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga
Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja
Plaju - - - - - - - -
Ilir Barat I 2 152 2 52 - - - -
Bukit Kecil 3 26 1 25 - - - -
Ilir Timur I 12 672 - - - - - -
Kemuning 2 148 - - - - - -
Ilir Timur II 3 115 1 20 1 25 - -
Kalidoni 2 67 - - - - - -
Sako 3 97 1 26 - - - -
Sematang Borang - - - - - - - -
Sukarami 7 327 - - 2 475 - -
Alang-alang
1 20 - - - - - -
Lebar
Jumlah 43 1842 9 376 6 617 0 0
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palembang, Kota Palembang Dalam Angka 2013

Tabel III.17
Jumlah Perusahaan Skala Industri Besar dan Tenaga Kerja Menurut Kecamatan di
Kota Palembang Tahun 2012
Industri Logam, Industri Hasil Industri Hasil
Industri
Mesin, Kimia dan Pertanian dan Hutan &
Kerajinan
Kecamatan Aneka Industri Perikanan Perkebunan
Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga Unit Tenaga
Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja Usaha Kerja
Ilir Barat II - - - - - - - -
Gandus 2 80 - - 7 1946 - -
Seberang Ulu I - - - - - - - -
Kertapati 2 737 1 26 3 972 - -
Seberang Ulu II 1 92 - - 1 92 - -
Plaju 1 30 - - 1 429 - -
Ilir Barat I 2 23 1 12 - - - -
Bukit Kecil - - - - - - - -
Ilir Timur I 1 88 - - - - - -
Kemuning 1 7 - - - - - -
Ilir Timur II 1 89 1 463 3 487 - -
Kalidoni 3 3229 - - - - - -
Sako 4 687 - - 4 687 - -
Sematang
- - - - - - - -
Borang
Sukarami 6 369 2 2455 6 369 - -
Alang-alang
1 42 - - - - - -
Lebar
Jumlah 25 5473 5 2956 25 4982 0 0
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palembang, Kota Palembang Dalam Angka 2013

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-16
LAPORAN
PENDAHULUAN
3.2.6 Kondisi Eksisting Kawasan Kajian

1. Kegiatan Industri

 Kegiatan produksi kerupuk  Kegiatan peternakan ayam


 kegiatan produksi kerupuk ini sangat tinggi  Belum terdapat pengolahan limbah/kotoran yang
 pengolahan kerupuk ini masih dengan metode dihasilkan dari ayam
sederhana  Posisi peternakan masih dekat terhadap kegiatan
 Belum terdapat infrastruktur pengolaan limbah permukiman masyarakat
Kerupuk ini salah satu makanan khas yang
menjadi jajanan bagi wisatawan luar

 Produksi kecap  Produksi kerupuk


 Belum tersedia infrastruktur penanganan limbah  Pengolahan dengan scara sederhana/tradisional
 Belum dilayani oleh jaringan drainase  Belum tersedia jaringan limbah yang memadai
 Akses jalan masih berupa perkerasan tanah  Akses pada kegiatan pengolahan kerupuk ini
masih kurang baik
 Belum dilayani oleh jaringan drianase

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-17
LAPORAN
PENDAHULUAN
2. Kegiatan Perumahan

 Jumlah unit rumah rendah dengan type  Kegiatan permukiman


sederhana/36  Lokasi permukiman tersebar dibeberapa titik
 Lokasi perumahan dekat dengan kegiatan pada kawasan industri Sukarame
industri  Permukiman ini sudah didukung dengan
 Perumahan ini diperuntukan untuk masyarakat infrastruktur yang memadai
umum  Permukiman dengan kepadatan rendah karena
 Sudah didukung dengan infrastruktur kegiatan hanya terdapat pada beberapa titik lokasi
perumahan (jalan, listrik, drainase, air bersih,dll)

3. Kondisi Akses Jalan

 Pengembangan jaringan jalan  Kondisi jaringan jalan lingkungan


 Jalan ini berfungsi sebgai akses utama yang  Jalan lingkungan dengan menggunakan beton
melalui kawasan potensial industri Sukarame dan juga aspal

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
18
3-
LAPORAN
PENDAHULUAN

 Kondisi jaringan jalan yang masih perkerasan  Jaringan jalan lingkungan


batu  Jalan yang menghubungkan antar beberapa
 Merupakan salah satu penghubung antar kegiatan industri
kegiatan industri  Perlu dilakukan perkerasan aspal atau beton

4. Kondisi Sanitasi

 Belum terdapat drainase yang memadai  Kondisi bahu jalan yang belum terdapat drainase
 Ini merupakan drainase yang terdapat pada
akses jalan utama
 Fungsi drainase masih belum maskimal karena
belum bisa mengalirkan buangan air dengan baik

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-19
LAPORAN
PENDAHULUAN
5. Kondisi Kegiatan Persampahan

 Kondisi TPA  Kondisi TPS


 Belum didukung oleh infrastruktur pengolahan  Belum tertata dengan baik
yang baik  Belum terdapat pengolahan yang baik
 Masih terdapat beberapa rumah warga pada  Tidak didukung dengan sarana dan prasarana
lokasi ini yang memadai
 Akses lokasi yang sudah memadai  Akses kelokasi sudah memadai

6. Kegiatan Lainnya

 Kondisi pergudangan pada kawasan industri  Kegiatan pendidikan pada Kawasan industri
Sukarame Sukarami

 Kondisi jaringan listrik pada kawasan industri  Kondisi lahan kosong potensial untuk
Sukarami pembangunan kolam retensi
 Kondisi lahan rendah

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH


KOTA PALEMBANG
3-20

You might also like