You are on page 1of 10
MENTERI PERKUBUNGAN KEPUTUSAN MENTERI PBRIUBUNGAN NoWoR =: KM, 74 Tahun 1990 TENTANG ANGRUTAN PETI KEHAS DI’ JALAN MENTERI PERHUBUNGAN , Menimbang : a. bahwa dalam rangka moningkatkan kelancaran ards angkutan barang pada unuanya, khususnya untuk menunjang kegiatan ekspor impor non nigas dengan nondgunakan poti kemas, perlu adanya lintas angkutan peti kenas di jalan; b. bahwa peti kenas adalah alat, angkutan yang bérsifat khisus dan tidat semua jalan dapat dilalui maka perlu pengaturan lintas yang dapat digunakan untuk angkutan peti kenas; e. bahwa gehubungan dengan hal-hal tersebut di atas perlu menetapan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Angkutan Poti: Kemas di Jalan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1965 Tentang Lalu Lintas dan “Angkutan Jalan Raya ( Lenbaran Negara Tabun 1965,Tambahan Lenbaran Negara Nonor 2742); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lenbaran Negara Tahun 1980 Nonor 63, Tambahan Lenbaran Negara Nonor 3106); 3. Peraturan Penerintah Lalu Lintas Jalan (PPI.) tanggal 15 Agustus 1086 Nomor 451) scbagninaua telah diubah dan ditambah terakhir dengan Poraturan Pemerintah Nonor 2 Tahun 1964 (Lenbaran Negara Tahun 1964 Ronor 5, Tanbahon Lembaran Negara Nomor 2617); 4. Peraturan Penerintah Nomor 26 ‘Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1985 ' Nomor 37, Tambahan Lenbaran Negara Nomor 3293) 5 5. Peraturan Pemerintah Nonor 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol (Lenbaran Negara Tahun 1990 Nonor 12, Tambahan Lembaran Negara Nonor 3405) 5 Henetapkan = 10. om 13. 14. KEPUTUSAN HRNTERT - PRRIUBUNGAN TENTANG ANGRUt Keputusan Presiden Nonor 44 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Organinasi Departenon 5 Keputusan. Presiden Nonor 15 ‘Tahun 1904 tentang Susunan Organisasi ~— Departenen sebagainana tolah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nonor 4 Tahun 1990 ; Koputusan Presiden Nonor 52 Tahun 1905 Tentang Torminal Poti Konas ; , Penetapan Lalu Lintas Jalan Perhubungan (Pen. .L.P.): Surat Keputusan — Direktur Perhobungan| dan Pengairan tanawal 20 Septenber 1936 Nomort WI/9/2 sebagainana telah diubah dan ditambah terakhir tangaal 1 Juli 1951 Nomor 2441/Hont; Kepotusan Henteri Perhubungan Nowor RH 461/AS 403/Phb~82 tentang Penataan Kembali Jonbatan Timbang di Jalan Raya ; Keputusan ifenteri Perlubungan Nonor KK 483/AJ 401/Phb-64 jo Keputusan Kenteri Perhubunon Nonor KM 155/AJ 102/Phb-67 tentang Pengujian, Kelaikan Jalan Torhadap Produksi Kendaraan, Kercta ‘Yempolan, Karogori dan Bak Hautun Serta Komponon-konponennya; Keputusan Henteri Perhubungan Bonor 7 Tahun 1984 tentang Ukuran Panjang Maximum Mobil Bis, Webil Barang, Kereta Gandengan dan Kereta Tompelan ; Keputusan Menteri Perhubungan Nonor — RK. 91/0T.002/Phb.80 dan .KH 164/0T.002/Phb 60 tentang Ordanisasi dan Tata Kerja Departenen Perhubungan, sebagainann — telah dinbah terakhir dengan Keputusan Kenteri Perhubungan Nonor KM 23 Tahun 1989; Keputusan Yonteri Perhubungan Nonor Ru 8 Tahnn 1989 tentang Persyaratan Anbang Batas Kelsikan Jalan Terhadap Produksi Kendaran Bernotor, Kereta Gandengnn, Kereta Tenpelan, Knroseri dan Bak Muatan Serta Konponen- konponennya; HEXUTUSKAN PETI KEMAS DI JALAN. BAB OT KETENTUAN UHUS Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan a. Muatan Snmbu adalah junlah tekanan roda-roda pada suatu sumbu yang menekan jalan; Peti Kemas adalah peti kenas’ yang diizinkan sesuai Internasional Standard Organization (180) yang terdiri dari : 1) panjang 20 kaki (6,050 moter), lebar 6 kaki (2,438 motor) den berat kotor sanmpai dengan 24.000 kg 2). ng 40 kaki (12,192 meter), lebur 0 (2,438 metor) dan berat kotor sampai dengan 30.480 kt. . Kereta Tenpelan suatu trailer adalah kereta yang hanya mompunyai sumbu dibagian belakang dan sqbagion beratnya bertumpu dan menenpel pada kondaraan penariknys; d. fintas Angkutan: Peti Kemas adalah — prasarana alu lintas dan angkutan jalan dalan bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan tormasuk bangunan pelengkap dun perlengkapannya yang diperbolebkan untuk dilalui angkutan poti kenas. BAB IT PERSYARATAN LINTAS ANGKUTAN PETI REMAS Pusal 2 (1) daJan yang diizinkan untuk Lintasan angkutan peti kenas harus memennhi — persyaratan Jaringan jalan yang diizinkan. (2) Persyaratan Jaringan jalan yang diizinkan untuk lintasan angkutan peti komas dengan kendaraan bernotor harus memenuhi : a. jaringan jalan harus. nempunyai konstruksi yang diperkeras dan noniliki Muaton Sunmbu Terberat (HST ) 10 ton; «3 (ay a) b. jembatan yang berada di dalam jaringon Jalan sobagainana dinakeud pada huruf a diatas harus mampu dilalui kendoraan bermotor angkutan peti komas yang mempunyai junlah berat kombinasi total sebesar 36 Ton peti kenas, 20 kaki don borat ‘total 45 ton untuk peti kenns 40 kaki; ©. jarak ruangan bebas di atas lintason angkutan peti konas harus lebih besar duri 5,0 meter; untuk angkutan peti kenas 40 kaki selnin memenuhi syarat sebagaimana dimakasud pada ayat (2) diatas menenuhi persyaratan a. lebar jalan perkerasan tidak kurany dari 7.0 noter; b.” kemiringan menanjang jalan (tunjakan) tidak nelebihi 5: jari-jari horizontal tidak kurang dari 115,0 neter; untuk “angkitan peti kemas dengan ukuran 20 kaki selain menenuhi syarat — sebayainana dinaksnd ‘pada ayat (2) harus — menenuhi persyaratian : a. lobar jalan perkerasan tidak kurang dari 6.0 moto: b. koniringan nemanjang idak melebihi 7: alan (tanjakan) ce. jari-jari hosizon 115,0 noter; al tidnk kurang dari BAB IIT PERSYARATAN KENDARAAN. BERKOTOR ANGKUTAN PRYT REWAS Pasal 3 Kendaraan bernotor yang diizinkan untuk angkutan peti “emas adalah —rangkainn kendaraan bermotor yang terdiri dari satu kendaraan bernotor ponorik (tracktor head) dan satu kereta tenpelon dengan — tingi kendaraan maxinun termasuk poti kenasnya tidak melebihi 4.0 meter. 2 (2) Kendaraan Bernotor Kendaraan bermotor sebagainana dimaksud pada ayat (1) diberikan dispensasi — terhadap ketontuan ukuran tinggi sobagaimana dinaksud dalam * pasal 31 ayat (1) huruf a Peraturan Penorintah Lalu Lintas Jalan (PPL). Pasal 4 rik (tracktor head) yang digunakan horus nonenubi persyaratan peralaten dan perlengkapnn sebagai berikut = a. neniliki motor-dan daya minimum sebesar 5.5 kilowatt setiap.ton berat kombinasi rangkaian kendaraan bernotor yang diperbolehkan; memiliki sekurang-kurangnya — sumbu — depan tunggal yang dilengkapi dengan ban tunajal dan sumbu belakang ganda yang dilengkapi dengan ban garda yang dikonstrukei bordasarkan HST 10 ton; senua ban yang digunakan mempunyai ukuran sana; dilengkapi dengan roda kelima (figth whool) yang dikonstruksi socara kuat — menurut porhitungan tolnia; dilengkapi dengan tachograph. dilengkapi dengan dongkrak yang nonpunyai kekuatan angkut sekurang-kurangnya 10 ton Pasal 5 Koreta tenpelan yang digunakan harus »onenuhi persyaratan peralatan dan perleniknpan sebngni porikut, a. b. moniliki sekurang-kurangoya sumbu ganda yang dilengkapi dengan ban ganda untuk —angkutan peti kemas 1 x 20 kaki, dan sumbu tina (tripel) yang dilengkapi dengan ban ganda untuk " angiutan peti kemas 1 x 40 kaki, yang keduanya dikonstruksi berdasarkan MST 10 ton; semua ban yang digunnknn menpunyai ukuran ghna; ¢. setiap sumbu harus vilengkapi dengan pesawat rem secukupnya yang dapat dikendalikan secara terpusal oleh pengemudinya serta sistem rem yang digunakan harus sama dengan sistem rom kendaraan bermotor penariknya: gd. dilengkapié dengan perangkat pengunci peti kemas (twist lock) yang dapat — berfungsi dengan baik dan kuat pada setiap lobang pienguncian peti kemas yang diangkut. “BAB IV | PERSYARATAN KESELAMATAN MUATAN Pasal 6 tiap kendaraan bermotor pénarik (tracktor head) sebagaimana dimaksud dalam = Pasal 4 harus walengkapi dengan tanda peringatan di dalam kabin kendaraan yang menunjukkan ketinggian maksimun ketika dimuati peti kemas dan tanda peringatan tersebut harus mudah terlihat oleh pengemudi tanpa mengganggu pandangan normal ke depan dari pengemudi. . * Pasal 7 Kendaraan . bermater angkutan = peti kemas dikecualikan dari keharusan menyertakan lampu~ lampu keselamatan disamping kendaraan berwarna merah dan kuming atau merah dan putih seperti disyaratkan oleh Pasal 7 (4) dan Pasal 20 Penetapan Lalu Lintas Jalan Perhubungan. Pasal 6 (1) Setiap peti kemas yang diangkut di atas kendaraan bermoter harus ditempatkan selingga tidak + a. membahayakan = manusia atau menyebabkan kerusakan terhadap fasilitas — umum ataupun milik pribadi, khususnya akibat terjatuhnya peti kemas di jalan; b. — mengganggu — pandangan pengemudi aay mengurangi stabilitas kendaraan pengangkuts & (2) Setiap peti komas yang diangkut dintas ‘kendaraan bernotor harus dilunei dengan kunci pengikat (twist lock) pada setiap lobang penguneiannya, secara bonar dan kuat (3) Peti kemas yang diangkut dengan kendaraan bernotor tidak boleh melebihi Huatan Sunbu Terberat (MST) yang diizinkan. BAB V KRTENTUAN NENGENAL BERAT HYATAN MARSTHUH YANG DIPERBOLEUKAN UNTUR KENDARAAN BERHOTOR ANGKUTAN PRTI KEMAS: Pasal 9 (1) Berat muntan naksimum yang djizinkan untuk kendaraan bermotor angkutan peti — kenas, dihjtung berdasarkon batasan - — batasan kokuatan sumbu saksiqun sebesar + a. sumbo tunggal + (i). reda tunganl : 6.000 kg ¢ 6 ton ) (ii) roda ganda 210.000 kg (10 ton ) b. sumbu anda dengan roda ganda : 16.000 Kg ( 16 ton ). sumbu tifa (tripek) dengan rodn ganda: 20.000 Ki (20 ton). (2) Muatan — sumbu naksimum yang diizinkan sebagaimann dimnkend pada ayat (1) tidak boleh melebihi kekuatan maksinun masing- nasing sumbu senurul, rancangaunye. BAB VI LARANGAN DAN SANKSI Pasal “10 Dilarang nengangkut 2 (dua) peti kemas donsan uknran panjang masing-masing 20 kaki atau lebih pada satu konbinasi kendaraan bermotor di jalan. sain ys ns Pasal it Dilarang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan jika melanggar ketentuan sebagasmuna dimaksud dalam Pasal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Pasal 12 Pelangyaran terhadap ketentuan-keten Luan sebagaimana dimaksud dalam -Pasai 10 dan tt dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam fasal 32 dan SS. UndangrUndang Nomor 3 Tahun 1965. BAB VII KETENTUAN LAIN ~ LAIN : Pasal 13 Jika lintasan kendaraan bermoter angkutan peti kemas akan menimbulkan gangguan bagi pemakai jalan yang lain, maka lintasan tersebut dapat dibatasi waktu pengoperasiannya. Pasal 14 Pemakai kendaraan bermotor angkutan peti kemas dan lintasannya harus memenuhi semua peraturan perundang-undangan yang bertaku. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal “15 Semua kendaraan bermator angkutan peti kemas yang telah beroperasi dalam jangka waktu selama~lamanya 2 (dua) tohun sejak keputusan ini ditetapkan wajib wenyesuaikan persyaratan sesuai dengan keputusan asal 16 Lintas angkutan peti kemas dan kendaraan bermotor yang diizinkan untuk pengangkutan peti kemas diatur lebih Janjut dan diawasi oleh Direktu Jenderal Perhubungan Darat. BAD Ix KETENTUAN PERUTUe pant. 17 Keputusan ink mulai boriuku pada — tanga ditetapkan, Ditetupkun di: JAK AR’ A 4 Juli 1990 an RNR “ yon : cy AZMAR ANAS. eee) 27 FSS remau0.wy SALINAN Keputusan ini disnmpaikan kepada : 1 2 3 4 pepo onan BESS Honteri Koordinator Bidang BKUIN dan WASBANG; Para Monteri Kabinet Pembangunan V; Kepala Kepolisian RI; Sekretaris Jendoral, Inspektur Jenderal, para Direktur Yenderal dan para Kopala Badan di Lingkungan Departenon Perhubungan; Para Gubornur Kepnla Daorah Tingkat I; Para Kepnla Kepolisian Daerah; ” Para Kepala Kantor Wilayah Dopartenen Porhubungan; Para Kepala Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; Para Kepala Dinas LLAJR Daernh Tingkat 1; Direktur Utama PT. AK. Jasa Robarja; DPP_ORGANDA; GALKINDO. :

You might also like