Professional Documents
Culture Documents
Faringitis yang paling umum disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes yang
merupakan Streptocci Grup A hemolitik. Bakteri lain yang mungkin terlibat adalah Streptocci
Grup C, Corynebacterium diphteriae, Neisseria Gonorrhoeae. Streptococcus Hemolitik Grup
A hanya dijumpai pada 15-30% dari kasus faringitis pada anak-anak dan 5-10% pada
faringitis dewasa. Penyebab lain yang banyak dijumpai adalah nonbakteri, yaitu virus-virus
saluran napas seperti adenovirus, influenza, parainfluenza, rhinovirus dan respiratory
syncytial virus (RSV). Virus lain yang juga berpotensi menyebabkan faringitis adalah
echovirus, coxsackievirus, herpes simplex virus (HSV). Epstein barr virus (EBV) seringkali
menjadi penyebab faringitis akut yang menyertai penyakit infeksi lain. Faringitis oleh karena
virus dapat merupakan bagian dari influenza.
Etiologi Demam:
Bakteri melalui udara masuk ke saluran pernafasan menempel pada silia di faring bakteri
menembus silia ke tunica mukosa, pada daerah ini, bakteri dideteksi oleh imun non
spesifik histamin peradangan/inflamasi distimulasi oleh mekanik dan sensorik
transmisi sinyal kornu dorsalis ke thalamus dimodulasi ke syaraf perifer nyeri
dihantar ke syaraf efferen syaraf parasimpatis persarafan motorik dan sensorik daerah
faring yang berasal dari pleksus faringealis (Pleksus ini dibentuk oleh cabang faringeal dari n.
vagus, cabang dari n.glossofaringeus) tersensitisasi sakit tenggorokan
E. Bagaimana epidemiologi dari keluhan yang dialami oleh Panji (terkait umur,jenis
kelamin)?
Faringitis merupaka salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak. Keterlibatan
tonsil pada faringitis tidak menyebabkan perubahan derajat beratnya penyakit.
Tonsilofaringitis biasanya terjadi pada anak, meskipun jarang terjadi pada anak di bawah usia
1 tahun. Insiden meningkat sesuai dengan beratambahnya usia, mencapai puncak pada umur
4-7 tahun, dan berlanjut hingga dewasa. Insiden tonsilofaringitis tertinggi pada usia 5-18
tahun, jarang di bawah usia 3 tahun dan perbandingan antara laki-laki dengan perempuan
yaitu 52% : 48%.
Faringitis: terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi
yang paling tinggi terjadi pada anak-anak
Rinitis: diperkirakan sekitar 20% – 30% populasi orang dewasa Amerika dan lebih dari 40%
anak-anak menderita penyakit ini.
Tonsiltis : sering terjadi pada anak-anak pada umur 5-10 tahun dan dewasa muda antara 15-
25 tahun
1. Sejak tiga hari yang lalu Panji sudah menderita batuk dan pilek. Keluhan nyeri
dan keluar cairan dari telinga disangkal oleh ibu penderita
A. Adakah hubungan antara sakit tenggorok dan demam dengan batuk pilek?
Karena batuk pilek merupakan mekanisme awal pertahanan tubuh terutama pada saluran
nafas atas yaitu terdapat banyak mukosa dengan sel mukus bersilia dengan sel goblet yang
dapat menghasilkan mucus. Apabila terjadi infeksi, akan terjadi sekresi mucus yang lebih
banyak dari biasanya sebagai usaha tubuh untuk memerangkap bakteri atau virus ke dalam
mucus yang akan dikeluarkan oleh mekanisme batuk dan pilek. Jika infeksi berlanjut dan
sekresi mucus tidak cukup untuk mengeluarkan kuman, akan terjadi infeksi di saluran
pernafasan dan menyebabkan reaksi inflamasi di sekitarnya (tenggorokan) dan terjadi aktivasi
makrofag pengeluaran sitokin TNF α, IL-1, IL-6 Memacu pelepasan asam arakidonat
↑↑ sintesis prostaglandin E2 Mencapai hipotamalus ↑↑ set point pada termostat
hipotalamus Penyimpanan panas tubuh dan ↑↑ pembentukan panas Suhu meningkat –
Demam
Etiologi Batuk
Iritan :
Rokok
Asap
SO2
Gas di tempat kerja
Mekanik :
Bronkitis kronis
Asma
Emfisema
Fibrosis kistik
Bronkiektasis
Penyakit paru restriktif :
Pnemokoniosis
Penyakit kolagen
Penyakit granulomatosa
Infeksi :
Laringitis akut
Bronkitis akut
Pneumonia
Pleuritis
Perikarditis
Tumor :
Tumor laring
Tumor paru
Etiologi Pilek
Benda asing masuk melalui hidung → Impuls aferen dari saluran nafas berjalan melalui n.
vagus ke medula otak → 2,5 L udara diinspirasi secara cepat → Epiglottis menutup dan pita
suara menutup erat untuk men jerat udara dalam paru → Otot abdomen berkontraksi dengan
kuat mendorong diafragma dan otot ekspirasi lainnya juga berkontraksi kuat → Tekanan
dalam paru meningkat secara cepat dan bronkus serta trakea kolaps → Pita suara dan
epiglottis terbuka lebar tiba-tiba → Udara bertekanan tinggi dalam paru meledak keluar →
Refleks batuk
E. Mengapa pada kasus Panji tidak ada keluhan nyeri dan keluar cairan dari telinga?
2. Keluhan serupa dialami Panji tiga bulan yang lalu, sembuh setelah berobat di
puskesmas
A. Apa hubungan keluhan yang dialami 3 bulan yang lalu dengan keluhan yang dialami
sekarang?
Ada 2 kemungkinan yang terjadi pada Panji.Pertama, penyakit pasien yang 3 bulan
lalu sudah benar-benar sembuh dan terjadi infeksi oleh patogen baru, jadi pasien masih dalam
fase infeksi akut.Kedua, keluhan yang muncul kembali akibat eksaserbasi dari keluhan yang
dulu, hal ini bisa disebabkan oleh imunitas yang sedang menurun dan pengobatan yang tidak
adekuat sehingga masih ada patogen yang tersisa dalam tubuh walaupun tidak menimbulkan
gejala yang mengganggu pasien,sehingga dianggap sembuh. Namun, patogen aktif dan
berkembang biak kembali karena faktor yang sudah disebutkan di atas. Hal ini menandakan
terjadinya fase kronik.
3 bulan lalu Panji mengalami infeksi bakteri sehingga keluhannya serupa dengan
keluhan yang dia alami sekarang.3 hari yang lalu Panji terinfeksi virus (kemungkinan
rhinovirus) sehingga menjadi factor pencetus aktifnya bakteri yang tidur di tonsil.
b. Apa penyebab:
sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan atau odinofagia merupakan gejala yang sering dikeluhkan akibat
adanya kelainan atau peradangan di daerah nasofaring,orofaring dan hipofaring.
Klasifikasi faringitis :
1. Faringitis akut
Bisa disebabkan oleh virus (Rhinovirus,Virus influenza, adenovirus, Epstein Barr
Virus (EBV),mononukleosis atau HIV),bakteri (Streptococcus β hemolitikus
group A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau
Chlamydia pneumoniae),fungi (Candida).
2. Faringitis kronik
Biasanya dipengaruhi faktor predisposisi seperti rinitis kronik,sinusitis,iritasi
kronik oleh rokok,minum alkohol,inhalasi uap yang merangsang mukosa faring
dan debu. Faktor penyebab lain adalah pada pasien yang biasa Bernapas melalui
mulut karena hidungnya tersumbat.
3. Faringitis spesifik
Faringitis leutika (Treponema Palidum) dan Faringitis Tuberkulosis (M.
tuberculosis).
Demam
Infeksi bakteri dan virus
Inflamasi
Efek samping obat dan imunisasi
Faktor lain seperti siklus menstruasi atau olahraga berat
Kelelahan karena kepanasan atau terbakar sinar matahari hebat
Karena fisiologis, dehidrasi
Unknown fever
Dalam kasus ini, demam disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang
ditandai dengan sedikit peningkatan suhu badan.
sakit tenggorokan
Demam
Terjadi infeksi bakteri pada tenggorok rangsangan aktivasi sel-sel PMN dan
neutrofil ke daerah tersebut mengeluarkan mediator inflamasi ( TNF α, IL-1,
IL-6, INF) Memacu pelepasan asam arakidonat ↑↑ sintesis prostaglandin
E2 Mencapai hipotamalus ↑↑ set point pada termostat hipotalamus
Penyimpanan panas tubuh dan ↑↑ pembentukan panas Suhu meningkat
Demam.
d. Adakah hubungan antara jenis kelamin, usia dengan keluhan (semua keluhan
pada skenario)? Jelaskan!
Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan. Seluruh kelompok
usia dapat mengalami rhinofaringotonsilitis, namun kelompok usia anak anak
(pediatric) cenderung lebih sering terserang. Hal ini dikaitkan dengan daya tahan
tubuh anak anak yang belum berkembang penuh layaknya orang dewasa. Kasus
yang menyerang anak anak dibawah 2 tahun cenderung diakibatkan virus,
sementara kelompok usia 5-10 tahun cenderung diakibatkan oleh bakteri
strepokokus.
Sejak tiga hari yang lalu Panji sudah menderita batuk pilek. Keluhan nyeri dan
keluar cairan dari telinga disangkal oleh ibu penderita.
Refleks Batuk
Keluhan batuk didahului oleh adanya rangsangan benda asing, sekret,
radang atau bronkhokontriksi pada reseptor batuk yang terdapat pada laring,
trakea, karina dan bronkus. Reseptor batuk terangsang maka glotis akan menutup
sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam rongga dada dan secara tiba-tiba
dilepaskan dengan kekuatan batuk sehingga benda yang merangsang refleks
batuk dapat dikeluarkan. Melalui serabut aferen, rangsangan tersebut akan
diteruskan ke pusat batuk dan kemudian dikembalikan ke otot-otot pernapafan
melalui serabut eferen.
Mekanisme terjadinya batuk melalui 3 tahapan:
1. Tahap pertama = tahap inspirasi
Terjadi inspirasi yang dalam dan cepat, sehingga sebagian besar udara akan
masuk ke dalam paru-paru. Akibat proses inspirasi terjadi perubahan volume
udara paru dan melebarnya diameter bronkus.
2. Tahap kedua = tahap kompresi
Tahap kompresi ini dimulai dengan menutupnya glotis, tekanan intrathorakal
akan meningkat, dibantu oleh otot-otot ekspirasi.
3. Tahap ketiga = tahap ekspirasi
Tahapan ini akan menyebabkan terjadinya batuk, dimulai dengan pembukaan
glotis yang tiba-tiba diikuti oleh pengeluaran udara yang terperangkap tadi dalam
jumlah besar dan kecepatan tinggi. Bunyi batuk yang timbul akibat getaran dari
pita suara.
Batuk
Infeksi inflamasi pengeluaran bradikinin, prostaglandin berefek pada
airway sensory nerve ending(nervus X) hiperreaktifitas reflek batuk
Pilek
Infeksi inflamasi pengeluaran bradikinin, prostaglandin aktifasi saraf
parasimpatis yang menstimulasi sekresi mukus dari glandula nasal pilek.
b. Apa hubungan nyeri dan keluar cairan dari telinga dengan keluhan pada skenario?
Nyeri dan keluar cairan dari telinga merupakan komplikasi dari rhinitis karena
masuknya mucus / sekret melalui tuba eustachius yang menghubungkan telinga
tengah dan nasofaring. Sekret ini mennyebabkan terjadinya sumbatan dan
mengganggu fungsi tuba. Pada kasus ini tidak ada keluhan nyeri dan keluar cairan
dari telinga, hal ini membuktikan bahwa pada kasus ini pasien belum mengalami
komplikasi.
Keluhan serupa dialami Panji tiga bulan yang lalu, sembuh setelah berobat di
puskesmas.
a. Apa hubungan keluhan 3 bulan yang lalu dengan keluhan sekarang?
Panji pernah mengalami keluhan serupa dan pernah terinfeksi sebelumnya.
Mungkin karena oral hygiene yang kurang baik atau kondisi sistem imun yang
turun. Akibat penanganan yang kurang serius menyebabkan terjadi infeksi ulang,
Pada Tonsilitis yang berulang dan inflamasi epitel kripta retikuler terjadi
perubahan epitel squamous stratified yang mengakibatkan rusaknya aktifitas sel
imun dan menurunkan fungsi transport antigen. Perubahan ini menurunkan
aktifitas lokal sistem sel B, serta menurunkan produksi antibodi. Kepadatan sel B
pada sentrum germinativum juga berkurang.