You are on page 1of 3

PEDIKULOSIS KAPITIS

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit:
Halaman :
Puskesmas Nama Kepala
Puskesmas
I Kembaran
drg. Tri Handa

Pedikulosis kapitis adalah infeksi dan infestasi kulit kepala dan


PENGERTIAN
rambut manusia yang disebabkan oleh kutu kepala Pediculus
humanus var capitis. Penyakit ini terutama menyerang anak-
anak usia muda dan cepat meluas dalam lingkungan hidup yang
padat, misalnya di asrama atau panti asuhan. Ditambah pula
dalam kondisi higiene yang tidak baik, misalnya jarang
membersihkan rambut atau rambut yang relatif susah
dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita).
Penularan melalui kontak langsung dengan agen
penyebab, melalui:
1. Kontak fisik erat dengan kepala penderita, seperti
tidur bersama.
2. Kontak melalui fomite yang terinfestasi, misalnya
pemakaian bersama aksesori kepala, sisir, dan
bantal juga dapat menyebabkan kutu menular.

TUJUAN Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien pedikulosis


kapitis.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Gejala yang paling sering timbul adalah gatal di
kepala akibat reaksi hipersensitivitas terhadap
saliva kutu saat makan maupun terhadap feses
kutu. Gejala dapat pula asimptomatik
Faktor Risiko
1. Status sosioekonomi yang rendah.
2. Higiene perorangan yang rendah
3. Prevalensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan
pada pria, terutama pada populasi anak usia
sekolah.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit terjadi karena bekas garukan, yaitu
bentuk erosi dan ekskoriasi. Bila terdapat infeksi
sekunder oleh bakteri, maka timbul pus dan krusta
yang menyebabkan rambut bergumpal, disertai
dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
Ditemukan telur dan kutu yang hidup pada kulit
kepala dan rambut. Telur P. humanus var. capitis
paling sering ditemukan pada rambut di daerah
oksipital dan retroaurikular.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan.
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dengan menemukan kutu atau
telur kutu di kulit kepala dan rambut.
Diagnosis Banding
Tinea kapitis, Impetigo krustosa (pioderma),
Dermatitis seboroik
Komplikasi
Infeksi sekunder bila pedikulosis berlangsung
kronis.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Pengobatan bertujuan untuk memusnahkan semua
kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder.
1. Sebaiknya rambut pasien dipotong sependek
mungkin, kemudian disisir dengan menggunakan
sisir serit, menjaga kebersihan kulit kepala dan
menghindari kontak erat dengan kepala penderita.
2. Pengobatan topikal merupakan terapi terbaik,
yaitu dengan pedikulosid dengan pengobatan
Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse, dibiarkan
selama 2 jam

Pedikulosid sebaiknya tidak digunakan pada anak


usia kurang dari 2 tahun.
Cara penggunaan: rambut dicuci dengan shampo,
kemudian dioleskan losio/krim dan ditutup dengan
kain. Setelah menunggu sesuai waktu yang
ditentukan, rambut dicuci kembali lalu disisir
dengan sisir serit.
3. Pada infeksi sekunder yang berat sebaiknya
rambut dicukur, diberikan pengobatan dengan
antibiotik sistemik dan topikal telebih dahulu, lalu
diberikan obat di atas dalam bentuk shampo.

K Edukasi keluarga tentang pedikulosis penting untuk


pencegahan. Kutu kepala dapat ditemukan di sisir
atau sikat rambut, topi, linen, boneka kain, dan
upholstered furniture, walaupun kutu lebih memilih
untuk berada dalam jarak dekat dengan kulit kepala,
sehingga harus menghindari pemakaian alat-alat
tersebut bersama-sama. Anggota keluarga dan teman
bermain anak yang terinfestasi harus diperiksa,
namun terapi hanya diberikan pada yang terbukti
mengalami infestasi. Kerjasama semua pihak
dibutuhkan agar eradikasi dapat tercapai.
Kriteria Rujukan
Apabila terjadi infestasi kronis dan tidak sensitif
terhadap terapi yang diberikan.
Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
mendiagnosis penyakit pedikulosis kapitis.
Prognosis
Prognosis umumnya bonam.
Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta.
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
2. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000.
Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical Dermatology.
10th Ed. Canada. Saunders Elsevier.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin.2011.Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta.
onseling dan Edukasi

Ruang pengobatan umum


UNIT TERKAIT

You might also like