Professional Documents
Culture Documents
Studikelayakanbisnis 130717024925 Phpapp01
Studikelayakanbisnis 130717024925 Phpapp01
Studikelayakanbisnis 130717024925 Phpapp01
Dosen Pembimbing :
Drs. Sapto Jumono,ME
Sesi 03
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehinga dapat
menyelesaikan tugas makalah Studi Kelayanan Bisnis yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis dalam
7 Aspek Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis. Dalam makalah ini diuraikan tentang Studi Kelayakan Bisnis dalam 7 Aspek.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis,
Bapak Drs. Sapto Jumono,ME atas bimbingannya, dan juga kepada rekan-rekan yang terlibat
didalamnya, sehingga makalah ini bisa tersusun.
Akhir kata penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun
semua pihak yang memerlukan.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar dan Pemasaran ....................................................................................... 3
B. Tujuan Perusahaan dalam Pemasaran................................................................................ 5
C. Segmentasi Pasar, Sasaran Pasar , dan Posisi Pasar .......................................................... 6
D. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing mix) ..................................................................... 8
E. Pemasaran dimasa yang akan datang............................................................................... 13
F. Penerapan Aspek Pasar dan Pemasaran .......................................................................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 24
LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di
daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling
selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat
“cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat
ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido,
Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini
mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat
minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong digunakan
sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río
Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 400
SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa”
yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit. Menurut
mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa.
Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak
sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain
di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu
bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun kadang-kadang
ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting
minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit
dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan
hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai
sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting
pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada
merah, vanila, ataurempah- rempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah
lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin di dalamnya.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec,
biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa
1
Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota
Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi
suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa Yunani).
Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah.
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam
kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering digunakan
sebagai mata uang. Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem perhitungan dimana
satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga biji kokoa .
Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana
Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat.
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat
padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang
Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga
sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat
warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum
seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula.
Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya
dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di
dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan
digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan
dengankarbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode
emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak
lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur
dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate).
2
mulai berkembang ke wilayah Indonesia lainnya seperti Menado pada tahun 1822, Ambon pada
tahun 1830, Halmahera pada tahun 1867 dan pulau Bacan pada tahun 1880. Pada masa itu mulai
terlihat adanya pengembangan olahan coklat yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Tapi
pengolahan coklat ini memberikan keuntungan bagi para petani setempat, namu karena otoritas
dari Kolonial maka pengolahan coklat ini pun bisa berlangsung terus hingga tahun 1896.
Perkebunan coklat di Indonesia terus dikembangkan dengan berbagai alternatif, hingga pada
akhirnya pada tahun 1960 produksi coklat di Indonesia semakin meningkat. pada tahun 1970 para
petani mulai tertarik untuk menanam coklat setelah melihat perkembangan coklat dinegara
tetangga, Malaysia. dari sinilah coklat di Indonesia benar-benar mulai berkembang, hingga
sekarang tercatat ada 3 wilayah sebagai penghasil coklat terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Timur,
Sumatra Utara dan daerah Timur.
3
BAB II PEMBAHASAN
4
4. Analisis persaingan
Dengan melihat kondisi dimana rumah coklat belum ada disekitar kampus, hal ini
menyimpulkan bahwa belum terjadi persaingan antara usaha cokelat satu dengan
yang lain. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan dengan
makanan ringan lainnya. Tapi dengan keunikan yang ada pada Rumah Cokelat, hal ini
tidak akan menjadikan sesuatu berarti. Selagi pemasar dapat memasarkan produknya
seinovatif mungkin.
5. Produk
Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman berbahan dasar coklat.
Dengan menggunakan bahan-bahan yang terpilih, cokelat yang akan diproduksi dapat
dikatakan sebagai produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya
mengutamakan kuantitas namun juga kualitas dari hasil yang akan
diproduksi. Dengan pemilihan bahan- bahan yang akan digunakan, hal ini akan
menjadikan nilai tambah dari hasil produk.
Material yang digunakan:
Bahan:
Coklat batang
Coklat bubuk Cocoa
Keju
Roti tawar
Pancake instant
5
Choco lava with ice cream
Menu Minuman
Aneka Jus
Ice Snow White Ice Deep Purple Es Buah
Orange Squash
Italian Soda
Strawberry Bliss
Milkshake
Soda Gembira
Cola Float
Strawberry Float
6. Harga
Harga yang ditetapkan untuk:
a. Makanan all variant Rp 8.000
b. Minuman all variant Rp 6.000
c. Cupcakes Rp 10.000
7. Distribusi
Distribusi produk dilakukan secara langsung ke konsumen, hal ini dikarenakan
pembeli datang langsung ke tempat penjualan.
6
8. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk cokelat ini
melalui berbagai promosi yaitu:
1. Social network / media sosial
Media sosial yang digunakan disini seperti facebook, twitter dan media sosial lainnya,
tidak ada biaya khusus dan tergolong murah.
2. Menyebar brosur, leaflet
Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur-brosur dan
leaflet yang berisi promosi dari produk cokelat yang akan dijual.
9. Strategi Pemasaran
1. Kegiatan promosi
Kegiatan promosi harus digalakkan dengan mempromosikan lewat media cetak seperti,
pamphlet,leaflet ataupun,banner, maupun promosi melalui media sosial network seperti
facebook, twitter dll. Selain itu adanya cokelat gratis pada beberapa pembeli pertama
sebagai promosi awal berdirinya usaha.
2. Tingkat pelayanan
Mahasiswa yang lebih menyukai keefektifan dan efisiensi waktu juga harus diperhatikan.
Sehingga, dalam melayani harus dapat memuaskan konsumen. Seperti dalam melayani
konsumen diterapkan 3S (Senyum,Salam dan Sapa), dan keefektifian waktu melayani.
3. Product Life Cycle (PLC)
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk. Dengan menggunakan PLC, diharapkan dapat
mempertahankan kelangsungan usaha.
7
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki
beberapa strategi:
8
PLC dalam “Rumah Coklat” dilakukan guna mempertahankan eksistensi usaha. Tabel
menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya kerugian dalam
usaha.
Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk
dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses
berjalannya diharapkan mampu mendukung penjualan.
9
B. Aspek Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan “Rumah Coklat” menggunakan pendekatan kombinasi
dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan
Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up).Dipilihnya dua pendekatan agar terjadi hubungan
baik antara atasan dan bawahan sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam pekerjaan,
karyawan dapat mengungkapkannya kepada atasan agar atasan dapat segera mengambil
tindakan atas masalah yang terjadi di lapangan. Sisi Program Kerja “Rumah Cokelat”
berusaha melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah
ditentukan sebelumnya.Dalam pemasarannya, “Rumah Cokelat” merencanakan untuk
memberikan sesuatu yang unik dengan harga terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat
sekitar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumber daya manusia:
Lingkungan Eksternal
Keputusan-keputusan Organisasional
Faktor-faktor Persediaan Karyawan
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan,
buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau
perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat
deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /job specification.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Langkah Pengorganisasian Tujuan utama usaha “Rumah Cokelat” adalah
mendapatkan keuntungan / laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan
kepuasan maksimal kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang
dilakukan oleh “Rumah Cokelat ” adalah keuntungan dan produk yang dikenal serta
digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu, “Rumah Cokelat ” harus dapat melayani para
konsumen / pelanggan dengan cara yang ramah agar pelanggan merasa nyaman dalam
pelayanan yang diberikan oleh “Rumah Cokelat” Struktur Organisasi “Rumah Cokelat”
mengatur usaha dan sub unitnya agar sejalan dengan tujuan usaha, kemampuan sumber
daya yang dimiliki, dan kondisi lingkungan usaha baik internal maupun eksternal. Struktur
“Rumah Cokelat” disusun secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling
atas, selaku pimpinan usaha tersebut.Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku
pelaksana di mana masing-masing karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.
10
3. Pengarahan (Actuating)
“Rumah Cokelat” mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang
harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria
agar dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik “Rumah Cokelat”
berusaha menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan,
sehingga dapat memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu
memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.Dengan pengarahan ini, diharapkan
terjalin koordinasi yang baik antara pemilik “Rumah Cokelat” dengan karyawannya.
4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian yang dilakukan oleh “Rumah Cokelat” untuk memastikan apakah
aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu,
“Rumah Cokelat” menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah
terjadinya penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan
atas kesalahan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Metode pengawasan yang berlaku di “Rumah Cokelat” bersifat fleksibel, dinamis,
dan ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi
solusi dan evaluasi.“Rumah Cokelat” menerapkan sistem pengendalian yang efektif
yaitu akurat, tepat waktu, strategis, relistis, dan objektif .Dengan pengendalian ini,
diharapkan “Rumah Cokelat” mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan
mampu memuaskan pelanggan.
Pemilik
Seleksi administrasi
Wawancara, pada tahap ini pelamar akan dipanggil untuk mengikuti wawancara
Tes kemampuan, pada tahap ini pelamar akan diseleksi atas dasar kompetensinya
melakukan suatu pekerjaan dan dilihat keterampilannya
Keputusan diterima atau tidak berdasarkan seleksi pada saat ini pelamar diberitahu secara
transparan melalui telepon, surat, ataupun email bahwa ia diterima atau tidak
Penempatan kerja
12
Orientasi
Pelatihan
Kompensasi
3. Penarikan Sdm Yang Dibutuhkan
Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat terdiri atas 5
karyawan.
Seleksi
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat ini mayoritas karyawan full time.
Perekrutan karyawan di Rumah Cokelat ini dapat dilakukan sewaktu-waktu. Biasanya hal
ini dilakukan ketika ada karyawan yang mengundurkan diri dari Rumah Cokelat. Hal ini
dimaksudkan untuk mengisi kekosongan karyawan yang keluar dari Rumah Coklat ini.
Pengenalan Dan Orientasi
Masa pengenalan dan orientasi dilaksanakan selama 5hari, dalam masa tersebut calon
karyawan akan diberi arahan dan pembinaan oleh atasan atas pekerjaan apa saja yang akan
dikerjakan.
Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan
Yang telah menjadi karyawan Rumah Cokelat akan memperoleh pemeliharaan kesehatan
dan keamanan berupa asuransi jiwa. Ini adalah suatu wujud tanggung jawab Rumah Cokelat
terhadap karyawan dalam rangka menciptakan rasa keamanan kepada karyawan dan iklim kerja
yang kondusif.
D. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana Investasi
1. Biaya pra operasi
Biaya pra operasi sebesar Rp 40.575.000- yang digunakan untuk penyewaan outlet
atau stan penjualan dan pendirian usaha awal.
2. Modal Kerja
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp 15.000.000
Total kebutuhan investasi sebesar Rp 55.575.000
13
b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
Dalam pendirian usaha cokelat ini menggunakan modal pribadi sebesar Rp30.575.000,- dan
pinjaman ke bank sebesar Rp 25.000.000,-
c. Rencana Kebutuhan Dana
Aktiva Tetap
Bangunan Rp 20.000.000
Oven 1 buah Rp 5.000.000
Mesin Kasir 1buah Rp 1.450.000
Kulkas 2 buah Rp 3.000.000
Meja 10 buah Rp 4.700.000
Kursi 30 buah Rp 2.000.000
Piring 5 lusin Rp 500.000
Sendok 5 lusin Rp 170.000
Garpu 5 lusin Rp 170.000
Blender 2 buah Rp 400.000
Gelas 5 Lusin Rp 120.000
Cangkir 3 Lusin Rp 210.000
Pisau 3 buah Rp 225.000
Wadah Tisu 10 buah Rp 30.000
Cooking set Rp 2.000.000
Pulsa + Leaflet Rp 500.000
Aktiva Lancar
Kas Rp 10.000.000
Bahan-Bahan Cokelat Rp 5.000.000
Jumlah Aktiva
Rp 15.000.000
Lancar
Total Aktiva Rp 55.575.000
d. Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan
● Pendapatan Per Hari
14
a. Produk makanan (Rp 8.000 x 35) Rp 280.000
b. Produk Minuman (Rp 6.000 x 35) Rp 210.000
c. Cupcakes (Rp 10.000 x15) Rp 150.000
Total Rp 640.000
● Pendapatan Per Bulan
(Rp 640.000 x 30) Rp 19.200.000
● Pendapatan Setahun
(Rp19.200.000 x 12) Rp 230.400.000
2. Proyeksi Biaya Per Tahun
● Pembelian bahan Rp110.160.000
● Gaji Karyawan
- 2 Chef (@ Rp 1.000.000 x 12) Rp 24.000.000
-5 Karyawan (@ Rp 700.000 x 12) Rp 42.000.000
-1 Kasir (@ Rp 700.000 x 12) Rp 8.400.000
Jumlah Gaji Karyawan Rp 74.400.000
● Biaya Listrik dan air Rp 5.000.000
● Perlengkapan Kebersihan Rp 800.000
●Dep Oven 5 th Rp 1.000.000
● Dep Mesin Kasir 3 th Rp 500.000
● Dep Kulkas 3 th Rp 700.000
Dep blender Rp 300.000
Jumlah Biaya Rp 188.360.000
3. Proyeksi Rugi/Laba
Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan
pengeluaran.
Rugi/ Laba= Pendapatan – Pengeluaran
= 230.400.000– 188.360.000
= 42.040.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk cokelat yaitu
sebesar Rp 42.040.000 pertahun.
4. Perhitungan Kelayakan Usaha
Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period.
Payback Period = Investasi x 12
Kas bersih/ tahun
15
Payback Period = = 15 bulan
Harga Rp 8.000 dengan total cost pertahun Rp 188.360.000 Maka : Rp 8.000 x q = Rp
523.222 (perhari) q = 65
Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 65 produk makanan.
Nett Present Value
Investasi awal = Rp 55.575.000 Bunga = 15% = 0,15
Penerimaan pada tahun pertama = Rp 230.400.000
PV = Rt/ (1 + i)t
dimana:
t = waktu arus kas
i = suku bunga
Rt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t, maka PVinvestasi =
Rp55.575.000/ (1 +0,15)° = Rp 55.575.000 PVpenerimaan = Rp 230.400.000/ (1 + 0,15)ˡ
= Rp 200.347.826
NPV = Ao + (A1 / (1 + r))
Dimana, Ao = nilai awal investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat suku
bunga yang relevan.
Ao adalah jumlah uang yang diinvestasikan (karena ini adalah pengeluaran, maka
menggunakan bilangan negatif).
Maka, NPV = Rp -55.575.000 + (Rp 230.400.000/ (1 + 0,15)) = Rp 144.772.826
Atau,
16
investasi yang dilakukan akan
NPV < 0 mengakibatkan kerugian bagi proyek ditolak
perusahaan
Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk
dijalankan. Dengan rincian:
Kebutuhan investasi awal Rp 55.575.000
Proyeksi pendapatan perbulan Rp 19.200.000 pertahun Rp 230.400.000
Proyeksi Laba bersih Rp 42.040.000 pertahun
Payback period selama 15 bulan
NPV = Rp 144.772.826
17
2. Surat keterangan domisili usaha
3. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
4. Tanda daftar perusahaan (TDP)
5. Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP)
Secara khusus :
1. Izin usaha industri (IUI)
2. Tanda daftar industri (TDI)
3. Tanda daftar perusahaan (TDP)
4) Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan usaha
SIUP
IUI
HO Pemerintah daerah
F. Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya “Rumah Cokelat” ini tentunya akan menarik
para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa
ikut tertarik dengan adanya “Rumah Cokelat” , diantaranya adalah :
a) Dilihat dari segi harganya yang cocok dengan kantong mahasiswa.
b) Harganya yang terjangkau
c) Dilihat dari segi tempat bisnis “Rumah Cokelat” tersebut jika dekat dengan area
kampus maka dapat meningkatkan keuntungan tersendiri bagi pebisnis cokelat.
d) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan tempat tersebut
sebagai tempat berkumpul dengan temanya.
e) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik “Rumah Cokelat”.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk
didirikan.
18
G. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif
dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi
akses, tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek
persaingan di mana bisnis perusahaan benda.Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi
kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan
termasuk kondisi persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan
bisnis jasa.Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek
lingkunganya :
1. Adanya persaingan sesama perusahaan dalam industrinya
Dalam usaha bisnis Rumah Coklat tentunya terdapat persaingan yang sangat
mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan apalagi sekarang. Dalam situasi persaingan
yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
pasar. Sementara itu, persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan
menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui
situasi pesaingnya.
2. Adanya ancaman masuk pendatang baru
Adanya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi bertambah,
terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.Ada
beberapa factor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang
sering disebut dengan hambatan masuk.Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi,
diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan
peraturan pemerintah.
3. Adanya Ancaman dari produk pengganti.
Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk
pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih
murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industry.
19
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk meningkatkan
mutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan competitor (pesaing) melalui
kekuatan yang mereka miliki.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industry lewat kemampuan mereka untuk menaikkan
harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
mengendalikan perilaku pemasok.
6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain
dan pemegang saham.
Berdasarkan analisis aspek ekonomi, usaha “Rumah Coklat” layak untuk dijalankan.
1. Aspek Sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya. Namun
demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian, perusahaan hidup bersama-sama dengan
komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial sehingga
dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
Pengaruh positif
Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya
berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk, seperti
jalan, jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.
Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek sosialnya :
1. Dengan adanya usaha Rumah Coklat akan dapat mempengaruhi wilayah usaha tersebut
ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi usaha tersebut
dekat dengan pusat keramaian dan hiburan
2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen dan
konsumen yang saling menguntungkan.
3. Usaha bisnis Rumah Coklat sebagai perusahaan lembaga sosial dimana usaha tersebut
memiliki keterkaitan dalam melakukan kegiatan manufaktur, bahan baku, dan
mendistribusikanya ke pasar.
4. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Rumah Coklat
ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh salah
20
satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang sosial
yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik peraturan
perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm.
5. Dengan adanya usaha Rumah Coklat ini akan menyebabkan Perubahan dalam masyarakat
yang pluralistic yaitu :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Melaksanakan alih teknologi terhadap karyawan yang terlatih yang dapat
meningkatkan “skil” pekerja tetapi juga sikap mental sebagai tenaga kerja yang
andal semakin kokoh.
c. Meningkatkan mutu hidup
Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk dijalankan
karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya.
Pancake Coklat:
Banana Split:
21
Choco Cupcake:
Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan: Italian Soda:
22
Pemilihan mesin dan teknologi
Menggunakan mesin produksi (blender, oven, cooking set) standar
23
Proses produksi dan distribusi dilakukan secara langsung di Rumah Coklat dengan konsep “open
kitchen”. Penataan interior minimalis dengan warna-warna yang fresh sehingga dapat menarik
dan membuat nyaman pengunjung.
Penghitungan skala produksi ekonomis
Berdasarkan penghitungan, ditemukan bahwa kami harus memproduksi 65 produk setiap harinya
untuk memperoleh titik impas.
Berdasarkan analisis aspek teknis dan operasi usaha “Rumah Coklat” ini layak untuk
dijalankan.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan
hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih dari hasil kuisioner yang
telah disebarkan diperoleh data bahwa 70% setuju didirikannya Rumah Cokelat yang berada di
Jalan Kalimantan, Jember. Selain itu didukung dengan harga yang terjangkau oleh kantong
mahasiswa, letak yang strategis serta kualitas cokelat yang terjamin dan higienis. Dengan
tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang
yang baik untuk dibidik dijadikan peluang usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis
untuk menjalankan usaha ini.
25