Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan
kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan
pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental. Bahan
Tambahan Pangan atau aditif makanan juga diartikan sebagai bahan yang
mutu. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu aditif sengaja dan aditif tidak sengaja. Aditif sengaja adalah aditif yang
diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk
kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lainnya. Sedangkan aditif yang tidak
sengaja adalah aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil
sebagai akibat dari proses pengolahan. Bila dilihat dari asalnya, aditif dapat berasal
dari sumber alamiah (misalnya lesitin) dan dapat juga disintesis dari bahan kimia
yang mempunyai sifat serupa benar dengan bahan alamiah yang sejenis, baik dari
dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih
merupakan hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk
1
sehingga mampu bersaing di pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya pewarna,
penanganan dan pengolahan bahan pangan dilakukan secara higinies. Salah satu
(C6H5COOH). Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk bahan makanan yang
bersifat asam seperti saos tomat. Bahan ini bekerja sangat efektif pada pH 2,5 – 4,0
mikroba oleh benzoat yaitu mengganggu permeabilitas membran sel, struktur sistem
digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih mudah larut
dibanding asamnya. Dalam bahan pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk
efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai
efek racun pada pemakaian berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan
Beberapa analisis telah dilakukan dengan prinsip yang telah ada dimana hasil
diperbolehkan karena bahan tambahan makanan hanya diperlukan untuk jumlah yang
seperlunya. Prinsip yang telah dilakukan yaitu secara konvensional (titrasi) dan
makalah ini untuk membahas mengenai prinsip dan aplikasi analisis bahan tambahan
makanan.
2
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa saja manfaat dan dampak dari penggunaan bahan tambahan makanan?
makanan
3
BAB II
PENDAHULUAN
bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan
merupakan komponem khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,
yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan unutk maksud teknologi pada
penyimpanan.
makanan, dapat mempertahankan dan memperbaiki mutu makanan dan menarik bagi
makanan yang tidak boleh digunakan diantaranya adalah yang mempunyai sifa-sifat
penanganan atau pengolahan, dapat menurunkan nilai gizi makanan atau jika tujuan
dar penambahan food additive dalam makanan masih dapat digantikan oleh
adalah pemanis buatan, pewarna, dan pengawet (BPOM, 2003). Menurut Peraturan
4
mengelompokkan bahan tambahan makanan menurut tujuan penggunaannya
pengeras, pewama alami dan sintetik, penyedap rasa dan aroma, sekuestren dan
pengatur keasaman.
2. Memperbaiki nilai sensori makanan, warna, bau dan rasa dan tekstur suatu bahan
maupun untuk mencegah terjadinya reaksi kimia yang tidak dikehendaki selama
Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan
dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat
5
2. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak
mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik
dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi,
pengolahan dan pengemasan. Bahan ini dapat pula merupakan residu atatu
kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk tujuan produksi bahan
mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa ke dalam makanan yang akan
dikonsumsi. Contoh bahan tambahan pangan dalam golongan ini adalah adalah
terdiri dari dua golongan, yaitu bahan tambahan pangan yang diizinkan dan bahan
2) Pewarna, yaitu bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi
3) Pemanis, yaitu bahan tambahan makanan yang dapat memberikan rasa manis atau
4) Penyedap rasa, aroma serta penguat rasa, yaitu bahan tambahan makanan yang
6
5) Antioksidan, yaitu bahan tambahan makanan yang berfungsi mencegah atau
ketengikan.
8) Pemutih tepung, yaitu bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses
pemutihan tepung.
makanan.
10) Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengeraskan atau
2) Formalin (formaldehide)
4) Kloramfenikol (chlorampenicol)
7) Nitrofurazon (nitrofuranzone)
7
2.2 Manfaat dan Dampak Penggunaan Bahan Tambahan Makanan
c. Menjadikan pangan lebih baik dan menarik sehingga menambah dan merangsang
e. Menghemat biaya.
f. Sebagai pewarna.
Akan tetapi, terdapat juga dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan
1. Formalin sebagai salah satu bahan tambahan makanan berdampak bagi tubuh
manusia: Iritatif kulit, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit, Iritatif
mata, mata merah dan berair, kebutaan, hidung mimisan, Sesak napas, suara
serak, batuk kronis, sakit tenggorokan, Saluran Pencernaan Iritasi lambung, mual
2. Adapun zat bahan tambahan makanan yang lain adalah: Sakarin dapat bersifat
8
bahkan kanker, MSG dapat menyebabkan alergi, gatal pada leher dan
sebagainya.
Asam Benzoat
Prinsip analisis asam benzoat dengan menggunakan FeCl3 yaitu uji positif
ditandai dengan terbentuknya endapan warna salmon dari besi benzoate setelah
Asam Sorbat
Pengawet ini dipisahkan oleh distilasi uap, diekstraksi ke dalam eter dari
benzoat.
Tes ini diterapkan pada garam amonium netral dari asam para-hidroksi
benzoat. Ekstrak asam benzoat 4-hidroksi (para) dari makanan yang diasamkan
9
dengan eter dan lepaskan pelarut. Larutkan residu dalam beberapa tetes larutan
amonium hidroksida encer dalam tabung reaksi. Tambahkan beberapa tetes reagen
Millon (larutkan 3 ml merkuri dalam 27 ml asam nitrat berasap dingin dan encerkan
dengan volume air yang sama). Kehadiran asam 4-hydroxy benzoate terungkap oleh
warna mawar-merah. Tes ini tidak dapat dianggap spesifik untuk asam 4 - hidroksil
benzoat. Namun, asam salisilat dapat dibedakan dengan warna ungu intens yang
Aspartam
asetat (80: 20) dan diisolasi oleh TLC. Deteksi dan estimasi dibuat dengan
Asam Salisilat
dengan dietil eter. Residu dilarutkan dalam air panas. Hasil positif
b) Tes jorisson: penambahan larutan potasium nitrit, asam asetat 50% dan
asam salisilat.
Boraks
Sakarin
10
Formalin
Senyawa formalin yang teroksidasi pada bahan pangan (asam format) akan
dikembalikan oleh reagen FMR (Formalin Main Reagent) menjadi formalin dan
Prinsip uji zat warna berbahaya yaitu mengidentifikasi adanya senyawa zat
warna berbahaya menggunakan kit CMR. Senyawa zat warna berbahaya yang
larut minyak diekstrak dari bahan pangan menggunakan amonia lalu dilarutkan
dalam petroleum. Larutan petroleum dipisahkan dan diberi CMR. CMR dan zat
a) Karamel: Karamel dideteksi oleh reaksi Fiehe. Ekstrak larutan sampel dengan 50
ml eter dan diuapkan pelarutnya. Untuk residu tambahkan 3 tetes larutan 1% dari
saring kemudian keringkan. Basahi kertas kering dengan beberapa tetes larutan asam
borat lemah yang ditambahkan beberapa tetes asam hidroklorida. Keringkan kertas
lagi. Jika kunyit hadir, kertas kering akan berwarna merah ceri yang berubah menjadi
c) Klorofil: ekstrak sampel dengan eter dan perlakukan ekstrak eter dengan 10%
kalium hidroksida dalam metanol. Warna menjadi coklat, cepat kembali ke hijau,
11
2. Prinsip Analisis Bahan Tambahan Makanan Secara Spektrofotometri UV
Asam Sorbat
ultraviolet (UV). Adanya ikatan rangkap terkonjugasi pada asam sorbet membuat
Asam Benzoat
Asam Benzoat merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya dan sering
digunakan pada bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah
pertumbuhan khamir dan bakteri. Biasa digunakan dalam bentuk garamnya (natrium
benzoate mempunyai kromofor yang dapat menyerap sinar ultraviolet. Dalam air,
Sakarin
Sakarin diekstraksi dari jumlah sampel diasamkan yang dikenal dengan dietil
eter. Pelarut dihilangkan dan residunya diasamkan dengan asam klorida dan dibuat
dengan volume yang diketahui. Aliquot diperlakukan dengan reagen Nessler dan
Siklamat
Aspartam
Aspartam diekstraksi dari tablet dengan metanol cair dan absorbansi larutan
12
Zat pewarna sintetis
masing-masing pada:
Asam benzoate
Asam benzoat diekstraksi dan dipisahkan dengan kromatografi cair (LC) pada
kolom C18, dideteksi dengan absorber ultra violet pada 230 nm, dan dikuantitatifkan
Siklamat
Natrium Benzoat
Metode dan kondisi awal yang menjadi acuan pada analisis ini adalah kolom
C18, fase gerak merupakan campuran kalium asam phospat dan dikalium asam
phospat (92) dan methanol (8), detektor UV 225 nm. Kondisi awal ini disesuaikan
13
dengan alat yang tersedia agar dapat diterapkan pada analisis sampel. Untuk
serapan larutan standar asam benzoat, dengan konsetrasi 100, 200, 1000 ppm, pada
panjang gelombang 200-300 nm. Panjang gelombang analisis yang dipilih adalah
225 nm, karena pada panjang gelombang tersebut, semua zat memberi puncak yang
baik. Pemilihan pajang gelombang harus mempertimbangkan kadar zat pada sampel
Formalin
fluoral-p terdiri dari campuran amonium asetat, asetil aseton, dan asam asetat glasial.
yang berwarna kuning. Semakin kuning warna larutan yang didapat maka
prinsip yang telah disebutkan di atas. Hal ini merupakan aplikasi dari analisis bahan
tambahan makanan tersebut. Jenis bahan tambahan yang dianalisis berasal dari
berbagai macam bentuk yaitu, dalam padatan dan cairan. Berikut beberapa aplikasi
1. Analisis Zat Pemanis Buatan Pada Minuman Jajanan yang Dijual di Pasar
Minuman jajanan merupakan salah satu produk dengan rasa manis yang bisa
14
pemanis alami agar menekan biaya produksi. Pemanis buatan yang paling banyak
digunakan adalah siklamat dan sakarin. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa
penyakit yang bersifat karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar
pemanis buatan sebagai bahan tambahan pangan dalam minuman jajanan yang dijual
di pasar tradisional kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode survei. Sampel
yang digunakan adalah minuman jajanan seperti es cendol, es teler, es kelapa muda
dan es sirup yang dijual di enam pasar tradisional kota Manado. Lokasi ini dipilih
sesuai keseluruhan pasar yang terdapat di kota Manado yaitu pasar Perum Paniki,
dan es sirup 2 sampel. Analisis sampel dilakukan secara kualitatif untuk melihat
adanya kandungan siklamat dan sakarin pada sampel kemudian dilanjutkan dengan
analisis kuantitatif untuk mengukur kadar pemanis buatan yang terkandung dalam
sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 16 sampel minuman jajanan yang
berada di enam pasar tradisional kota Manado, tidak ada yang mengandung pemanis
buatan sakarin dan dua sampel es sirup mengandung pemanis buatan siklamat.
Sampel es sirup yang mengandung siklamat yaitu es sirup merah dan es sirup kuning.
Kadar siklamat yang terdapat dalam es sirup merah sebesar 931,98 mg/kg dan es
sirup kuning sebesar 848,65 mg/kg. Menurut SNI batas konsumsi siklamat yang
aman pada sejenis es sirup adalah 500 mg/kg, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
15
barium klorida dalam suasana asam dan penambahan natirum nitrit dengan
siklamat. Sakarin sendiri diuji dengan metode ekstraksi uji warna dimana sampel
penambahan asam sulfat dan resornisol sebagai pewarna. Setelah itu dilanjutkan
untuk memperoleh siklamat. Larutan standar dibuat dari pengenceran larutan stok
deret standar. Blanko juga diberi perlakuan yang sama tetapi zat yang terdapat
didalamnya yaitu air. Untuk pewarnaan masing-masing ditambahkan asam sulfat dan
larutan hipoklorit yang mengandung 1% klor bebas. Warna hijau yang terbentuk
16
2. Analisis Kandungan Zat Pengawet Natrium Benzoat pada Sirup Kemasan
Kota Kendari
Penulis tertarik untuk meneliti kandungan zat pengawet natrium benzoat yang
Mandonga dan Hypermart Lippo Plaza Kota Kendari, pemilihan lokasi tersebut,
kota Kendari dan diduga penjualan sirup pada lokasi ini menggunakan bahan
menteri kesehatan.
pada sirup kemasan botol yang diperdagangkan di Mall mandonga dan Hypermart
Lippo Plaza kota Kendari. Untuk mengetahui kadar natrium benzoat pada minuman
sirup kemasan botol yang di perdagangkan di Mall Mandonga dan Hypermart Lippo
Plaza kota Kendari memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI
Salah satu produk minuman yang paling sering ditambahkan zat pengawet
adalah minuman sirup karena pada minuman tersebut sangat digemari oleh
masyarakat luas karena cita rasa yang sangat enak diminum dan cocok pada saat
kapanpun dan dimanapun. Salah satu faktor yang dapat membuat suatu produk bahan
dalam bahan makanan, seperti natrium benzoat. Bahan pengawet tersebut digunakan
17
untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh berbagai mikroorganisme seperti
kapang, khamir, dan bakteri. Mekanisme penghambatan mikroba oleh benzoat yaitu
sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk
mewarnai bahan pangan, yang jelas berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu
keram perut, rasa kebas dimulut bagi orang yang lelah. Pengawet ini memperburuk
keadaan juga bersifat akumulatif yang dapat menimbulkan penyakit kanker dalam
jangka waktu panjang dan ada juga laporan yang menunjukkan bahwa pengawet ini
benzoat dalam suatu bahan yang diuji dengan cara menambahkan pereaksi kimia
larutan kloroform dimana adanya natrium benzoat ditandai dengan perubahan warna
dimana sampel dimasukan kedalam biuret alkohol netral 25 mL, aquades 6-7 mL,
18
tambahkan pp 1% sebanyak 2 tetes, setelah itu dititrasi dengan NaOH sampai terjadi
perubahan warna menjadi merah muda dari titrasi volume larutan yang digunakan
dicatat.
Batas pengunaan maksimum natrium benzoat adalah 1 g/kg. Jika ditinjau dari
tabel di atas maka hanya sirup B yang memenuhi syarat tersebut. Semakin banyak
jumlah natrium benzoat yang digunakan maka, dampak yang ditimbulkan pada tubuh
juga akan semakin besar. Sehingga, perlu adanya batasan penggunaan bahan
pengawet.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahan Tambahan Makanan adalah bahan atau campuran bahan yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan
2. Bahan tambahan makanan sendiri memiliki manfaat, akan tetapi dampak yang
4. Aplikasi analisis bahan makanan dapat dilakukan untuk sampel cair maupun
20
DAFTAR PUSTAKA
BPOM, 2003, Bahan Tambahan Pangan, Direktorat SPKP, Deputi III, Jakarta.
Cahyadi, 2009, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Bumi
Aksara, Jakarta.
Elizabeth, 2009, Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Syrup Yang Dijual di SD
Kelurahan Lubuk Pakam III kec. Lubuk Pakam, Skripsi program S1
Universitas Sumatera Utara.
Hadju, N. A., Tuju, T. D. J., Ludong, M. M., dan Langi, T. M., 2012, Analisis Zat
Pemanis Buatan pada Minuman Jajanan yang Dijual di Pasar Tradisional
Kota Manado, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
21
Nisa, R., 2009, Analisis HPLC dan Apliksinya,
http://rafizanisa.blogspot.co.id/2009/12/analisis-hplc-dan-aplikasinya.html,
diakses pada tanggal 24 Maret 2018 pukul 20.08 WITA.
Oktavia, B., Juli M., S., Indang, M., 2016 Optimasi Analisis Formalin Dalam Bentuk
Senyawa Berwarna Dengan Fluoral-P Menggunakan High Performance
Liquid Chromatography (Hplc), Jurnal Nasional Sains dan Teknologi
Lingkungan II e-ISSN 2541-3880 Padang, 1(1):140-143.
Rahayu. I. D., Sutawi., dan Hartatie. E. S., 2016, Aplikasi Bahan Tambahan Pangan
(BTP) Alami dalam Proses Pembuatan Produk Olahan Daging di Tingkat
Keluarga, 13(1): 69-74.
Ratnani. R. D., 2009, Bahaya Bahan Tambahan Makanan bagi Kesehatan, 50(1): 16-
22.
Siaka, I.M., 2009, Analisis Bahan Pengawet Benzoat pada Saos Tomat yang Beredar
di Wilayah Kota Denpasar, Jurnal Kimia, 3(2): 87-92
Winamo, F.G., 2002, Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Wirasto, 2008, Analisis Rhodamin B Dan Metanil Yellow Dalam Minuman Jajanan
Anak SD Di Kecamatan Lawaeyan Kotamadya Surakarta Dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis, Skripsi program S1 Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Yuliarti, N., 2007, Awas! Bahaya Di Balik Lezatnya Makanan, Andi, Yogyakarta.
22