You are on page 1of 14

OBAT GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

1. Definisi Obat Sistem Pencernaan


Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :
a. menerima makanan
b. memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
c. menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
d. membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

2. Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan


Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya : Antitukak,
Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare
, Laksatif.

a. ANTITUKAK
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian
bawah, dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi tukak lambung
ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan, mencegah
komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan mencegah kambuh. Adapun
pembagian dari antitukak contohnya antasida.Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri
dan rasa terbakar di hulu hati karena hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.Antasida yang
diberikan peroral umumnya berbentuk cairan atau tablet kunyah guna mempercepat distribusi
dan mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium (Mg+),
Aluminium (Al+++), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida berasal dari bahasa lemah,
yang jika bereaksi dengan asam lambung di GI membentuk air dan garam. Karena ION H +
membentuk air (H2O) menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga keasaman lambung
menurun atau pH meningkat. Ketika pH lambung mencapai 4-5, aktifitas pepsin terhambat
yang juga bermanfaat dalam mengurangi iritasi mukosa.Mekanisme kerja semua antasida
hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau
karena adanya penambahan zat-zat tertentu. Mekanisme kerja semua antasida hampir sama
sehingga pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena
adanya penambahan zat-zat misalnya penambahan simetikon atau dimetil polisiloksan dalam
kesediaannya berfungsi mendorong flatus (dapat mengurangi CO2) sehingga mengurangi
terjadinya forasi pada tukak.Kebanyakkan kerja antasida bersifat lokal karena hanya sebagian
kecil dari zat aktifnya yang diabsorbsi. Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan
dengan asam yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang. Disamping itu,
antasida juga dapat mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan
bersamaan sehingga dapat berpengaruh pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya jika ada obat
yang harus diminunm bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda minimal 1
jam.Sodium Bikarbonat (NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) merupakan antasida
sistemik yang sekarang sudah sangat jarang digunakan. Obat ini dapat menyebabkan alkalisis
karena Na+ dan Ca++ dapat absorbsi.Kelebihan Ca (O2)2 menyebabkan urine bersifat basa,
kelebihan Na+ menyebabkan retensi cairan yang berakibat udem dan tekanan darah
naik.Selain itu, penggunaan NaHCO3 dapat meningkatkan CO2 disaluran pencernaan yang
berakibat distensi dan sendawa atau meningkatkan parforasi (memperparah penutup tukak
yang ada.
Reaksi antara antasida dengan HCl dilambung adalah,
Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2 H2O
CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
NaHCO3 + 2HCl NaCl + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung almunium (Al)
dan kalsium (Ca) karena dapat menghambat absorpsi air dan fosfat. Sedangkan diare
merupankan efek samping antasida yang mengandung magnesium (Mg). oleh karena itu,
kebanyakan antasida mengandung kombinasi Al dan Mg untuk saling meniadakan efek
samping utamanya. Antasida jika digunakan dalam perut kosong efeknya akan bedurasi
sekitar 30 menit tetapi jika di gunakan 1 jam setelah makan aktivitasnya dapat berlangsung
sekitar 2-3 jam. Hal ini di sebabkan karena makanan berfungsi sebagai baffer dan
menghambat kekosongan lambung.
Golongan Obat Antitukak :
1) RANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat ini
mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi
ansiolitik klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam
mengobati tukak. Adapun Golongan Obat Penenang :
a) Dari golongan benzodiazepin
Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.Obat ini mempercepat
relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak.Tetapi
benzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus
sangat hati-hati.Obat cemas dari golongan benzodiazepin adalah alprazolam, klordiazepoksid
(chlordiazepoxide), lorazepam, oksazolam (oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.
b) Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat cemas ini
nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi dengan alkohol.
Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil.Efeknya baru timbul setelah
10-15 hari, sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh.
3. Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine adalah hydroxyzine.Hydroxyzine
diindikasikan untuk menghilngkan gejalaansietas dan ketegangan yang berhubungan dengan
psikoneurosis atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan
kecemasan.Hydroxyzine dapat menyebabkan kantuk dan menghilangkan kesadaran, sehingga
dianjurkan untuk tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.Hydroxyzine
dapat menyebabkan kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan. Jika kekeringan
berlanjut hingga lebih dari dua minggu anda harus periksakan ke dokter anda atau dokter gigi
karena kekeringan yang lama dapat menyebabkan penyakit gigi.
2) ANTISPASMODIK
Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos.Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki efek anti kolinelgik (lebih
tepatnya anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin tertentu.Meskipun antipasmodik
dapat mengurangi spasme usus , tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom
usus irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai penobatan tambahan.
Manfaat klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik konvensional relatif kecil, karena
dosisnya dibatasi oleh efek samping senyawa miip antropin.Selain itu, keberadaannya telah
digantikan oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik, yakni antagonis reseptor-
H2 histamin dan anti muskarinik selektif piren zevin.Antipasmodik obat yang digunakan
untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak
peptik dan sebagainya.Beberapa contoh :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom
dan mencegah kejang otot), Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide
digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati
kram perut dan abdominal.) , Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang
diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada
otot polos, emboli perifer dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium.
3) GASTRITIS/MAAG
1. Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di
dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan mengandung
bismuth atau antibiotik misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak
(omeprazole).
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan
oleh penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk menetralkan asam
lambung) dan anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan
asam lambung). Perdarahan hebat : menutup sumber perdarahan pada tindakan
endoskopi.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: bahan iritan seperti obat-obatan,
terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit Crohn ,
alkoholik, dll diobati dengan jenis antasida dan antagonis reseptor H2 misal Cimetidin,
Ranitidian
4. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing
gelang. diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Obat : jenis
anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung.

4) ANTIDIARE
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan
frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-
90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut
a. untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik
(opium tinctur) atau loperamide.
b. untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
c. diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan
cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai
indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak
menyebabkan ketergantungan..Contoh antidiare :
a. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan
keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
b. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas
saluran cerna
c. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran
pencernaan.
d. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin,
bakteri, serta rotavirus.

5) OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)


Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air
besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka
penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah
gabungan dari olah raga, makanan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum
merupakan sumber serat yang baik.Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan
adalah :
1. Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
2. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
3. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar
dari tubuh.
4. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus
besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga
meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung
garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).
5. Pencahar Perangsang.
langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein,
bisakodil atau minyak kastor.
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan
kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur),
akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka panjang menyebabkan kerusakan pada usus
besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas
berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah
atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus
besar (misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat laksatif yang biasa digunakan
oleh masyarakat luas adalah DULCOLAX.
a. DULCOLAX
 Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik,
terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.
 Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut
seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien
yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk
 Komposisi:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida,
eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white,
carnauba wax, shellac..
 Cara Kerja Obat:
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan.
Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX
merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan
meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
 Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai
supositoria anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil
evakuasi pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak
boleh diminum bersama-sama dengan susu atau antasida.
Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.

2. Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi


Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik
abdomen atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus
dikombinasi dengan supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari usus.
Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya
dan 1 sipositoria pada esok paginya.
 Peringatan dan Perhatian:
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari
dalam waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui
penyebab terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat
menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat
mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada
pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian
tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation
syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan
dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan
tidak perlu menggunakan DULCOLAX. Penggunaan supositoria dapat menyebabkan
sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.
Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.
 Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama
kehamilan. Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama
kehamilan harus dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus
air susu ibu atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui
tidak dianjurkan.
 Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk
kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi
anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.
 Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko
ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan.
Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida
jantung.
 Overdosis:
Gejala
Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan
berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.
Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut,
hipokalemia, hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis
metabolik dan kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan
laktasif kronis.
 Terapi
Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat
dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal
ini mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini
sangat diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda.
Pemberian antipasmodik mungkin ada manfaatnya.

6) KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR


Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih
kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.Obat yang menstimulasi aliran empedu ke
duodenum disebut Kolagogum.Hingga kini belum ada pengobatan efektif pilihan untuk
penyakit hepatitis yang kronis karena virus.Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk
masalah ini , seperti di bawah ini :
 Ursodeoksikolat, memberi efek cytoprotektif langsung, dan efek pada siklus
enterohepatik pada efek korelatif potensial asam empedu dan efek imunomodulate.
 AARC atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang terdiri
dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau
sirosis hati kadar AARC ini akan menurun.
 Chenodeoxycholic adalah asam empedu, satu dari empat asam organik utama yang
diproduksi oleh hati, disintesa hati dari kolesterol. Indikasi : batu empedu kolesterol,
khususnya pada pasien yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak dapat ditolong
dengan pembedahan sama sekali atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung
empedu yang sakit atau yang berisi batu dengan pembedahan).
 Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan
maupun tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk kesehatan hati.

7. OBAT HEMOROID
Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik
(vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebut
hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal
(wasir luar). Wasir bisa terjadi karena mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar,
sehingga tinja mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar
mandi. Darahnya bisa membuat air di kakus menjadi merah. Lama kelamaan wasir dapat
menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan darah yang berat atau anemia sehingga
memerlukan transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali
dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir dapat
membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya
terbentuknya pembekuan darah.Kadang-kadang, wasir bisa juga menyabakan keluarnya
lendir dan menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan. Perut
terasa mau jebol karena banyak tinja yang tertahan akibat takut mengalamai rasa sakit saat
buang air besar. Gatal pada daerah anus (pruritus ani) bisa menjadi gejala dari wasir. Rasa
gatal ini terjadi karena keadaan wasir yang terkeluar itu menghambat pembersihan anus
secara efisien, dapat menyebabkan partikel-partikel kecil dari feses menumpuk pada kulit
perianal dan bekerja sebagai iritan. Iritan ini dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak
segera ditangani. Ada juga yang mengalami rasa sakit di bagian tulang belakang bagian
bawah. Biasanya, gejala itu di alami oleh penderita yang sudah pada ambeien stadium
2.Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang
menyebabkan terbentuknya wasir. Pengobatan Hemoroid/Wasir biasanya, tidak
membutuhkan pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala.
1. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang
menyertainya.
2. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan.
Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
3. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan
pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus
tanpa rasa sakit.
4. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6 kali
pengobatan.
5. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra
merah (fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
6. Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal.
Kandungan obat hemoroid / wasir
Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).Senyawa bismuth dan kombinasinya, Kombinasi
Hydrokortison, suppositoria.Ekstrak tumbuh-tumbuhan, Graptophyllum pictum, Sophora
japonica , dllSenyawa flucortolone dan kombinasi senyawa alumunium, senyawa zink,
hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim.

8. OBAT DIGESTAN
Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, berguna
memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang
berfungsi mencerna makanan.
Sediaan digestan :
 Enzim pankreas
 Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase. Mengandung amilase, tripsin
(protease) & lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipase relatif
lebih tinggi dari pankreatin.
 Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas.
 Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, mengatasi batu kolesterol
kandung empedu.
9. ANTASIDA
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam
lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag.Tujuan pengobatan adalah menghilangkan
gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berdasarkan
mekanisme kerjanya, obat-obat antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi
mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium
menyebabkan diare karena bersifat pencahar, sedangkan sediaan yang mengandung
aluminium dapat menyebabkan sembelit maka biasanya kedua senyawa ini
dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit.
2. Indikasi
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit
gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan
antasida dan hanya ditujukan untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat
keasaman yang berlebihan mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa
proton untuk menghambat asam, dan mengurangi H. pylori.

3. Efek
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya terjadi
adalah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman perut dapat
menyebabkan mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu,
seperti zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh
bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena
kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis
dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang
pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).Peningkatan pH dapat
mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi
obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan aluminium
hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga kekurangan
fosfat.
Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2).Bekerja dengan cara mengurangi sekresi
asam. contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin.
Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain :
a. Antasida
 Aluminium Hidroksida
 Al Oksida
 Magnesium Karbonat
 Mg Trisilikat
 Mg Oksida
 Mg Hidroklorida
 Natrium Karbonat
 Bismuth Subnitrat
 Bismuth Subsitrat
 Kalsium Karbonat
 Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat )
b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )
 Ranitidin
 Simetidin
 Famotidin
 Nizatidin
# Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan
reseptor H2.
c. Penghambat Pompa Proton
 Omeprazol
 Lansoprazol
 Pantoprazol
# Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan cara menghambat
sistem enzim adenosin trifosfat hidrogen-kalium (pompa proton dari sel parietal
lambung)
d. Anti Kolinergik / anti muskarinik
 Pirenzepin
 Fentonium
 Ekstrak Belladon
# Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarindan melawan
kejang
e. Analog Prostaglandin
 Misoprostol
# Anti sekresi dan proteksi
f. Pelindung mukosa
 Sukralfat
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
g. Penguat motilitas
 Metoklorpramid
 Domperidon
h. Zat pembantu
 Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah
masuk angin, kembung dan kentut
i. Penenang
 Diazepam
 Klordiazepoksida
# menekan stress yg dapat memicu asam lambung

9) ANTIKOLINERGIK
Antikolinergi (antimuskarinik, parasimpatolitik) menghilangkan nyeri dengan
menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal; obat-obat ini bekerja dengan menghambat
asetilkolin dan histamin dan asam hidroklorida. Antikolinergik berfungsi memperlambat
waktu pengosomgam lambung, sehingga lebih sering dipakai untuk tukak duodenum
daripada tukak lambung.Antikolinergik harus diminum sebelum makan untuk mengurangi
sekresi asam yang timbul saat makan. Antasid dapat memperlambat absorbsi antikolineregik
sehingga harus diminum 2 jam sesudah pemberian antikolinergik. Namun saat ini diangap
obsolet dan sudah ditinggalkan seluruhnya.

You might also like