You are on page 1of 16

5/17/17

Validasi Model
Dr. Eng. Muhammad Rusman, ST., MT

Validasi Model
v  Sebuah model dapat diterima sebagai model yang cukup
memadai hanya apabila model tersebut berhasil melewati uji
validasi.
v  Uji ini membutuhkan standar yang dapat digunakan untuk
membandingkan perilaku model dan perilaku sistem.
v  Jika standar yang ditetapkan terlalu ketat (hal ini menghendaki
tingkat yang sangat tinggi dari kesesuaian antara model dan
sistem), maka akan mengakibatkan model akan menjadi
kompleks (rumit).
v  Standar yang ketat ini mengakibatkan peninjauan ulang terhadap
karakterisasi sistem untuk dirinci lebih lanjut dan membutuhkan
formulasi model yang kompleks untuk mendapatkan model yang
cukup memadai.

1
5/17/17

Validasi Model
v Intinya validasi model bertujuan untuk
menyelidiki tingkat kesesuaian antara
keluaran model dengan data historis sistem
nyata pada kondisi lingkungan yang sama.

Konsep Validasi Model


v Suatu Model hanyalah suatu representasi
realitas atau abstraksi dan simpli?ikasi dari
representasi suatu sistem, dan jarang bisa
memasukkan semua variable, maka :
§  tidak ada model secara absolut benar
§  tidak ada korespondensi satu – satu antara
model dengan referensi sistemnya.

2
5/17/17

Proses Validasi Model :


v Validasi Eksperimental
v Validasi Operasional
v Validasi Data

Validasi Eksperimental
v Mengestimasi parameter model dengan
data dan pengujian signi?ikasi parameter
model.
v Validasi ini setara dengan menguji nilai
solusi solusi dan ketetapannya dalam
menjawab masalah

3
5/17/17

Validasi Operasional
v adalah mengukur kualitas dan kemampuan
penerapan solusi.
v Validasi ini menyangkut pemeriksaan
saran-saran jika model diterapkan dengan
untuk menyelesaikan persoalan dan
membandingkan dengan hasil yang
didapatkan dengan apa yang sebenarnya
terjadi.

Validasi Data
v menyangkut pengecekan penyebaran
ketepatan, kecukupan, dan ketersediaan
data yang diperlukan dalam proses
penyelesaian masalah

4
5/17/17

Validasi
v Validasi merupakan tahap akhir dari
pengembangan model untuk memeriksa
model dengan melihat konsistensi internal,
korespondensi, dan representasi.
v Tiga cara menentukan derajat validasi:
§  Valid replikatif
§  Valid prediktif
§  Valid Struktur

5
5/17/17

Derajat Validasi
v Valid Replikatif : suatu model sesuai dengan data
masa lampau yang didapatkan dari sistem yang
ada.
v Valid Prediktif : Hasil dari model tersebut sesuai
dengan data yang belum dikumpulkan dari sistem
nyata.
v Valid Struktur : Bila model tersebut tidak hanya
menghasilkan ulang perilaku sistem nyata tetapi
juga kerja sistem nyata akan diperlihatkan untuk
menghasilkan perilaku tersebut.

Valid 7daknya suatu model :


v  Model cukup beralasan (benar) dalam
menampilkan referensi (Acuan) sistem
dalam konteks lingkungan operasional
v  Solusi Model “ memenuhi kriteria” yang
ditetapkan

6
5/17/17

Tahap validasi Model :


dilakukan untuk menjawab dua hal sebagai
berikut :
v Apakah Model konsisten terhadap realitas
yang digambarkan
v Apakah model konsisten dengan tujuan
kegunaan dalam hal yang dipermasalahkan.

Validasi Konsep Model


v  Validasi ini menguji apakah asumsi, mekanisme logika model,
hubungan realsi kausal, dan persamaan matematis yang digunakan
sudah tergambar dengan benar. Jenis-jenis validasi konsep model yang
gunakan adalah :

v  Validasi Penampakan (face Validity)
§  Validasi ini meninjau kebenaran diagram alir model atau mekanisme
logika model pada orang yang mengerti tentang sistem yang dimodelkan.
v  Validasi Penelurusan (trace validity)
§  Validasi ini menelurusi kebenaran logika model dan program komputer
secara manual hingga diperoleh model yang valid. Proses ini dikatakan
proses veri?ikasi atau debugging.
v  Validasi rasional (rational validity)
§  Validasi ini menguji kebenaran asumsi – asumsi yang digunakan pada
struktur model

7
5/17/17

Model Validasi ada 2 bentuk :


v  Pengecekan internal validitas à Veri?ikasi
(veri?ication)
v  Membuat internal validitas à Validation
(validation)

Analisis Sensi6fitas
v Sering kali ingin diketahui sejauh mana
kepekaan atau sensiti?itas dari analisis EOQ
yang dilakukan, misalnya kita ingin
mengetahui perbedaan total biaya
dibandingkan ongkos total minimum
apabila pesanan bukan pada titik optimum
(Q*), untuk maksud tersebut dilakukan
analisis sensitivitas.

8
5/17/17

Contoh
v Misalnya sebuah perusahaan manufaktur
membutuhkan material sebanyak 200.000 unit
per tahun. Berdasarkan perhitungan bagian
pembelian diketahui bahwa biaya per unit dari
item yang diperlukan itu adalah 5000 rupiah. Juga
diketahui bahwa biaya untuk setiap kali
pemesanan adalah 9 juta rupiah sedangkan biaya
penyimpanan diperkirakan 20% dari nilai
inventori rata-rata.
v Berapa unit harus dipesan untuk setiap kali
pemesanan agar memenuhi permintaan perrtahun
serta meminimumkan biaya total.

v Diketahui :
§  D = 200.000 unit / pertahun
§  Co = Rp. 9.000.000
§  Ch = Rp. 5.000
§  P = 0,2
v Dengan menggunakan seperti contoh
sebelumnya :

2.D.Co
Q* =
Ch

9
5/17/17

(2).(200000).(9000000)
Q*= = 60000
(5000)(0,2)
v Q* = 60.000 unit

v jumlah kali pesanan (n*)=


200000/60000=3,333 dalam satu tahun
v Biasanya akan lebih bermakna kalau kita
menyatakan pesanan 10 kali dalam 3 tahun.
v Interval pemesanan = 365/n*=365/3,33
=109 hari
v Keputusan menyatakan pesanan 60000

10
5/17/17

Total Cost
v TC* = (D/Q*).Co + (Q*/2).Ch.p
v  = 60.000.000,-
v Total cost tahunan minimum 60 juta

v Sering kali kita ingin mengetahui sejauh mana kepekaan


atau sesitivitas dari analisa yang kita lakukan, misalnya
kita ingin mengetahui seberapa besar perbedaan biaya
total dibandingkan biaya total minimum apabila biaya
jumlah pemesanan bukan pada titik optimumà analisis
sensitivitas
v Kita tidak memesan pada titik Q* = 60.000 unit merupakan
titik optimum, tetapi ingin diketahui pengaruh terhadap
biaya total apabila biaya pesanan dilakukan pada titik
dibawah 10% dari titik optimum.
•  Q= 54000
Atau
•  Q = 66000

11
5/17/17

v Jika Q = (D/Q).Co + (Q/2).Ch.p


v  = 60,3 juta

v tampak ada kenaikan 0,3 juta dibandingkan biaya


total titik optimum Q*=60000 unit
v Perubahan biaya inventori apabila terjadi
perubahan kuantitas dengan melakukan analisis
sensitivitas, pihak manajemen bisa melakukan
berbagai alternatif yang mungkin misalnya
perbedaan biaya 0,3 juta pertahun adalah masih
kecil dan masih berada pada batas toleransi

2.D.C * o 2.D.k.Co
Q*= Q=
Ch Ch
v C*o = k.Co
v k = konstanta 2.D..Co

Q= k
Ch

Q= k Q*
v Jika
§  K=1 berarti kita menggunakan jumlah pesanan yang sesungguhnya
(Q=Q*)
§  K=2 pemintaan akan naik sebesar atau 41%

12
5/17/17

v Atau Q = ( ) Q* à . Q* = 1,4142 Q*
k 2

v Hal ini berarti kuantitas pemesanan yang


digunakan melebihi titik optimum, dimana
terjadi penyimpangan sebesar 0,4142 kali
dari kuantitas pemesanan optimum Q*,
tentunya ini akan berakibat biaya
pemesanan tahunan yang dikeluarkan tidak
minimum tetapi lebih besar dari TC*

v TC = ( D ).Co + ( k .Q *).Ch


k .Q * 2

1
v  TC = ( D / Q*)Co + k (Q * / 2).Ch
k

13
5/17/17

v Diketahui titik optimum Q*, biaya


pemesanan (OC) optimum dan Biaya
penyimpanan (HC) optimum
v OC optmum = (D/Q*).Co
v HC optimum = (Q*/2).Ch

v Sehingga
§  TC = OC Optimum + HC Optimum
§  Pada kondisi optimum (Q*) berlaku bahwa OC =
HC

80

70 TC Minimum TC
Biaya Penyimpanan

60
50
HC
40 OC

30
20
10
10 40 50 60 70 80 90
Tingkat Pemesanan

14
5/17/17

v Dengan mengsubsitusikan TC*/2


1
TC = ( + k ) (TC*/2)
k

v Jika k = 1
§  Berarti kita menggunakan biaya pemesanan yang sesungguhnya
(OC), maka berlaku TC = TC*, dimana TC* adalah Biaya total
optimum
v Apabila perkiraan kita biaya pemesanan OC menyimpang 2
kali (k=2) dari pada OC yang sesungguhnya maka
mengakibatkan kita menggunakan jumlah pesanan Q yang
menyimpang dari titik kuantitas optimum Q*

Q = ( k ) Q* = 2 . Q* = 1,4142

v Hal ini berarti kuantitas pesanan yang


digunakan melebihi titik optmum Q*,
dimana terjadi penyimpangan sebesar
0,4142 kali dari kuantitas pesanan optimum
Q*.
v Dimana mengakibatkan Total Biaya (TC)
tidak bersifat minimum tetapi lebih besar
dari TC*, yaitu:

15
5/17/17

1
TC = ( + k ) (TC*/2)
k

1
TC = ( + 2 ) (TC*/2)
2
= 1,06 TC*

v Dengan demikian besarnya kesalahan dengan


menduga biaya pemesanan adalah 2 kali (k=2)
daripada biaya pemesanan yang sesungguhnya,
total biaya yang dikeluarkan lebih tinggi 1,06 kali
atau 6 % lebih tinggi.

16

You might also like