You are on page 1of 11

RIVIEW JURNAL

1 Judul Pengaruh Kejelasan Sasaran


Anggaran, Pengendalian Akuntansi,
Penerapan Akuntansi Sektor Publik
Dan Ketaatan Pada Peraturan
Perundangan Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kota
Pekanbaru

2 Jurnal JOM FEKON

3 Download Portal Garuda

4 Volume & Halaman Vol. 1 no. 2 Oktober 2014, hal 1 - 15

5 Tahun 2014

6 Penulis Mentari Cefrida S

7 Riviewer Tanfika Radita Putri

8 Tanggal 23 April 2017

9 Abstack The purpose of this study is to examine


empirically the effect of budget goal
clarity, accounting control, public
accounting application and compliance
with laws and regulations to
accountability government performance
of pekanbaru.
This study use questionnaire to colleting
data. Four hyphotesis purpose in this
research which analysist by parcial linear
square. Data analysis method is using
hypothesis testing of Inner Model.
Previously conducted analysis, each
variable tested for validity and reliability
of data using smart software PLS.
The result of this research showed budget
goal clarity have significant effect to
accountability government performance
while accounting controls, public
accounting application, and compliance
with laws and regulations conversely.
The result aslo indicate only budget goal
clarity have influen to account ability for
public sector.
10 Latar Belakang Masalah Hasil kerja instansi pemerintah yang
telah dicapai, dapat diketahui melalui
informasi akuntabilitas kinerja masing-
masing instansi pemerintah tersebut.
Informasi tersebut dibutuhkan oleh
pemerintah karena berdasarkan informasi
yang ada, pemerintah mempunyai bahan
pengambilan keputusan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan
manajemen dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang lebih baik
lagi (Santoso, 2008).

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai


kewajiban-kewajiban dari individu-
individu atau penguasa yang
dipercayakan untuk mengelola sumber
daya publik dan yang bersangkutan
dengannya untuk dapat menjawab hal-hal
yang menyangkut pertanggung
jawabannya sebagai instrumen untuk
kegiatan control terutama dalam
pencapaian hasil pada pelayanan publik.
Akuntabilitas kinerja dipengaruhi oleh
banyak hal, diantaranya adalah penerapan
akuntansi publik, kualitas peraturan
perundangan serta ketaatan pada
peraturan perundangan itu sendiri,
kualitas laporan keuangan (Pamungkas,
2012), standar akuntansi pemerintahan
dan kualitas laporan keuangan (Jannaini,
2013), kejelasan sasaran anggaran dan
pengendalian akuntansi (Herawaty,
2011), kompetensi aparatur pemerintah
daerah, motivasi kerja dan ketaatan pada
peraturan perundangan (Zirman dkk,
2010), dan banyak hal lainnya. Dalam
penelitian ini, faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi akuntabilitas kinerja dan
akan diteliti kembali adalah kejelasan
sasaran anggaran, pengendalian
akuntansi, penerapan akuntansi sektor
publik dan ketaatan pada peraturan
perundangan

11 Pertanyaan Penelitian Apakah kejelasan sasaran anggaran,


pengendalian akuntansi, penerapan
akuntansi publik, dan ketaatan pada
peraturan perundangan berpengaruh
secara parsial terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah?

12 Hipotesis H1 :
Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh
terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah

H2 :
Pengendalian akuntansi berpengaruh
terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah

H3 :
Penerapan akuntansi sektor publik
berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah

H4 :
Ketaatan pada peraturan perundangan
berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah

13 Metode Penelitian Metode Penelitian survei dengan


kuisioner

14 Definisi Operasional Variabel Dependen dan Variabel dependen dalam penelitian ini
Indikator adalah Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban


untuk memberikan pertanggungjawaban
atau menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan suatu organisasi kepada
pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.

15 Cara & Alat mengukur Variabel Dependen Mengukur variable Dependen yaitu
dengan penelitian survey menggunakan
Kuisioner.
Kuisioner yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 1 pengukur
variabel, dimana variabel akuntabilitas
kinerja yang digunakan terdapat 4
pertanyaan
Skala pengukuran variabel
akuntabilitas kinerja yang tinggi
menunjukkan bahwa kinerja instansi
telah berjalan baik sesuai dengan
kewajiban yang diberikan, dan skala
yang rendah menunjukkan bahwa kinerja
instansi tidak berjalan dengan baik.

16 Definisi Operasional Variabel Independen Yang termasuk variabel independen


dalam penelitian ini adalah Kejelasan
Sasaran Anggaran, Pengendalian
Akuntansi, Penerapan Akuntansi
Sektor Public Dan Ketaatan Pada
Peraturan Perundangan.

Anggaran adalah gambaran kuantatif


dari tujuan-tujuan manajemen dan
sebagai alat untuk menentukan kemajuan
dalam mencapai tujuan tersebut.
Anggaran disusun untuk membantu
manajemen mengkomunikasikan tujuan
organisasi semua manajer pada unit
organisasi di bawahnya, untuk
mengkoordinasi kegiatan, dan untuk
mengevaluasi kinerja manager
(Supriyono, 2006: 349).

Menurut definisi, Pengendalian


Akuntansi mengasumsikan bahwa telah
ditetapkan suatu rencana tindakan
atau standar untuk mengukur prestasi
pelaksanan kegiatan (Mulyadi, 2008).
Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bagi perusahaan,
pengendalian harus dikembangkan
sehingga dapat diambil keputusan
yang sesuai dengan rencana.

Akuntansi Sektor Publik adalah


mekanisme dan analisis akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departmen di
bawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
BUMD, LSM dan yayasan sosial
maupun pada proyek-proyek kerjasama
sektor publik dan swasta (Bastian, 2001).

Sistem hukum yang berlaku di suatu


Negara tergantung pada sistem yang
dianutnya, apakah Negara yang
bersangkutan menganut Civil Law
atau Common Law. Dengan civil law
maka segala sesuatu aktivitas didasarkan
pada peraturan perundangan, termasuk
didalamnya aturan – aturan terkait
dengan akuntansi terakumulasi dalam
suatu perundangan dan aturan ini
memiliki kecenderungan sangat
terstruktur dan procedural. Sebaliknya,
common law segala kegiatan didasarkan
kepada kesepakatan politik yang
dikembangkan berdasarkan kasus demi
kasus. Dalam sistem ini, membebaskan
badan – badan pemerintah menggunakan
standar apapun, yang penting berterima
umum.

17 Cara & Alat mengukur Variabel Independen Mengukur variable Independen yaitu
dengan penelitian survey menggunakan
Kuisioner.
Kuisioner yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 4 pengukur
variabel, variabel kejelasan sasaran
anggaran terdiri dari 6 pertanyaan,
variabel pengendalian akuntansi terdiri
dari 4 pertanyaan, variabel penerapan
akuntansi sektor publik terdiri dari 4
pertanyaan serta ketaatan pada peraturan
perundangan terdiri dari 3 pertanyaan.

Skala pengukuran variabel kejelasan


sasaran anggaran yang tinggi
menunjukkan bahwa instansi telah
menetapkan tujuan anggaran secara jelas,
spesifik serta dapat dimengerti, dan skala
yang rendah menunjukkan bahwa instansi
belum menetapkan tujuan anggaran
secara jelas, dan spesifik sehingga
sulit untuk dimengerti bagi pihak yang
akan bertanggungjawab.

Skala pengukuran variabel


pengendalian akuntansi yang tinggi
menunjukkan bahwa intansi telah
menetapkan pengendalian terhadap
prosedur dan dokumentasi terkait
pengamanan asset, transaksi keuangan
dan memastikan keandalan catatan
keuangan untuk mencapai tujuan, dan
skala yang rendah menunjukkan bahwa
instansi tidak menetapkan pengendalian
terhadap prosedur dan dokumentasi
terkait pengamanan asset, transaksi
keuangan dan memastikan keandalan
catatan keuangan.

Skala pengukuran variabel


penerapan akuntansi sektor publik yang
tinggi menunjukkan bahwa instansi
memiliki mekanisme teknik dan analisis
akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat berjalan
dengan baik, dan skala yang rendah
menunjukkan bahwa instansi
menjalankan mekanisme teknik dan
analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat tidak
berjalan dengan baik

Skala pengukuran variabel


ketaatan pada peraturan perundangan
yang tinggi menunjukkan bahwa instansi
dalam menjalankan kegiatannya selalu
patuh terhadap peraturan
perundangan, dan skala yang rendah
menunjukkan bahwa instansi sering
mengabaikan peraturan perundangan.

18 Metode analisis Analisis Data Menggunakan


SmartPLS 2.0 M3

1. Menilai Outer Model


(Measurement Model)
Dalam menilai outer
modeldalam PLS, terdapat tiga
kriteria yang salah satunya
adalah melihat Convergent
Validity, pengukuran dengan
refleksi indicator dinilai
berdasarkan korelasi antara item
score/component score yang
diestimasi dengan software PLS.
Ukuran refleksif individual
dikatakan tinggi jika
berkorelasi lebih dari 0,7
konstruk yang diukur
2. Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas

3. Pengujian Hipotesis dengan


Inner Model

19 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah


seluruh dinas dan instansi pemerintah
terkait di kota Pekanbaru yang berjumlah
99 unit.

20 Sampel Sasaran dalam penelitian ini adalah


Kepala Dinas /Instansi terkait dan
Sekretaris Dinas/Instansi atau perwakilan
dari dinas tersebut dengan pertimbangan
bahwa mereka adalah pihak yang
berkompeten untuk memberikan jawaban
sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pada
masing- masing dinas yang menjadi
objek penelitian akan dikirimkan 2 buah
kuisioner.

21 Pembahasan 1. R-Square (inner model)


Hasil Pengaruh Kejelasan
Sasaran Anggaran Terhadap
Akuntabilitas Kinerja (H1).
Kejelasan sasaran anggaran memiliki
pengaruh positif yang ditunjukan
dengan nilai original sample estimate
sebesar 0,7440 dan signifikan yang
ditunjukan dengan nilai t-statistik
4,9493 yang lebih besar dari t-tabel
sebesar 1,96. Maka dapat dikatakan
H1 diterima yaitu dimensi kejelasan
sasaran anggaran memiliki pengaruh
dengan akuntabilitas kinerja dan
pengaruh tersebut positif signifikan.
R-Square yang berasal dari uji
goodnessfit model yang merupakan
pengujian terhadap model struktural
(inner model). Untuk model pengaruh
dimensi kejelasan sasaran anggaran
terhadap akuntabilitas kinerja
memiliki nilai R-square sebesar
0,5491. Hal ini dapat diinterpetasikan
bahwa variabilitas konstruk
akuntabilitas kinerja sebesar 54,91%
dan sisanya 45,09% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian
2. R-Square (inner model)
Hasil Pengaruh Pengendalian
Akuntansi Terhadap Akuntabilitas
kinerja (H2)
Pengendalian akuntansi memiliki
pengaruh negatif yang ditunjukan
dengan nilai original sample estimate
sebesar -0,0165 dan tidak signifikan
yang ditunjukan dengan nilai t-
statistik 0,0768 yang lebih kecil dari
t-tabel sebesar 1,96. Maka dapat
dikatakan H2 ditolak yaitu dimensi
pengendalian akuntansi tidak
memiliki pengaruh yang signifikan
dengan akuntabilitas kinerja sehingga
pengaruh tersebut negatif tidak
signifikan.
Untuk melihat seberapa besar
pengaruh antara konstruk satu
dengan konstruk lainya dapat dilihat
dari R-Square yang berasal dari uji
goodnessfit model yang merupakan
pengujian terhadap model struktural
(inner model). Untuk model
pengaruh dimensi pengendalian
akuntansi terhadap akuntabilitas
kinerjamemiliki nilai R-square
sebesar 0,5491. Hal ini dapat
diinterpetasikan bahwa variabilitas
konstruk akuntabilitas kinerja
sebesar 54,91% dan sisanya
45,09%
3. R-Square (inner model)
Hasil Pengaruh Penerapan
Akuntansi Sektor Publik Terhadap
Akuntabilitas kinerja (H3)
Penerapan akuntansi sektor publik
memiliki pengaruh negatif yang
ditunjukan dengan nilai original
sample estimate sebesar -0,0046 dan
tidak signifikan yang ditunjukan
dengan nilai t-statistik 0,0233 yang
lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,96.
Maka dapat dikatakan H3 ditolak
yaitu dimensi penerapan akuntansi
Sektor publik tidak memiliki
pengaruh yang signfikan dengan
akuntabilitas kinerja dan pengaruh
tersebut negatif tidak signifikan.
Selain itu untuk melihat seberapa
besar pengaruh antara konstruk
satu dengan konstruk lainya dapat
dilihat dari R-Square yang berasal
dari uji goodnessfit model yang
merupakan pengujian terhadap model
struktural (inner model). Untuk
model pengaruh dimensi penerapan
akuntansi sektor publik terhadap
akuntabilitas kinerja memiliki nilai
R-square sebesar 0,5491. Hal ini
dapat diinterpetasikan bahwa
variabilitas konstruk akuntabilitas
kinerja sebesar 54,91% dan sisanya
45,09% dijelaskan oleh variabel lain
di luar model penelitian.
4. R-Square (inner model)
Hasil Pengaruh Ketaatan Pada
Peraturan Perundangan Terhadap
Akuntabilitas Kinerja (H4)
Ketaatan pada peraturan perundangan
memiliki pengaruh negatif yang
ditunjukan dengan nilai original
sample estimate sebesar - 0,0643 dan
tidak signifikan yang ditunjukan
dengan nilai t-statistik 0,2265 yang
lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,96.
Maka dapat dikatakan H4 ditolak
yaitu dimensi ketaatan pada peraturan
perundangan tidak memiliki
pengaruh signifikan dengan
akuntabilitas kinerja dan pengaruh
tersebut negatif tidak signifikan.
Selain itu untuk melihat seberapa
besar pengaruh antara konstruk satu
dengan konstruk lainya dapat dilihat
dari R-Square yang berasal dari uji
goodnessfit model yang merupakan
pengujian terhadap model struktural
(inner model) .Untuk model
pengaruh dimensi ketaatan pada
peraturan perundangan terhadap
akuntabilitas kinerja memiliki nilai
R-square sebesar 0,5491. Hal ini
dapat diinterpetasikan bahwa
variabilitas konstruk akuntabilitas
kinerja sebesar 54,91% dan sisanya
45,09% dijelaskan oleh variabel lain
di luar model penelitian.

22 Simpulan 1. Pengujian pengaruh variabel


kejelasan sasaran anggaran terhadap
variabel akuntabilitas kinerja
menunjukkan bahwa kejelasan
sasaran anggaran yang diterapkan
pada instansi pemerintah kota
Pekanbaru memiliki pengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas
kinerja.
2. Sedangkan Pengujian pengaruh
variabel pengendalian akuntansi,
penerapan akuntasi sektor publik,
dan ketaatan pada peraturan
perundangan terhadap variabel
akuntabilitas kinerja menunjukkan
bahwa pengendalian akuntansi,
penerapan akuntasi sektor publik,
dan ketaatan pada peraturan
perundangan tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas kinerja.

23 Kekuatan Penelitian Dapat melihat pengaruh kejelasan sasaran


anggaran secara parsial terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
melihat pengaruh pengendalian akuntansi
secara parsial terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah

24 Kelemahan – Keterbatasan Peneltian 1. Metode yang digunakan dalam


penelitian ini hanya menggunakan
metode survei dengan kuisioner,
sehingga memungkinkan terjadinya
ketidakjujuran dalam menjawab
pertanyaan.
2. Responden yang digunakan dalam
penelitian ini hanya meliputi instansi
pemerintah kota SKPD Pekanbaru.
Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menambah jumlah responden
dari kota-kota besar lainnya yang
berada diwilayah Indonesia.
3. Penelitian ini terbatas pada 5 (lima)
variabel penelitian yang diteliti
sehingga belum mampu menangkap
fenomena akuntabilitas kinerja
secara keseluruhan. Diharapkan
pada peneliti selanjutnya untuk
menambah jumlah variabel untuk
dapat mengungkap fenomena
akuntabilitas kinerja lebih dalam
lagi.

You might also like