Professional Documents
Culture Documents
GONORE
GONORE
I PENDAHULUAN
Gonore adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. Bakteri
kokus gram negatif yang berbentuk ginjal dan tersusun berpasangan (diplokokus), hidup
epididimis. Pada perempuan bisa menyebabkan servisitis. Infeksi pada mata jarang terjadi
pada orang dewasa. Pada laki-laki homoseksual dapat menyebabkan infeksi rektal. Pada
kasus yang jarang diobati bisa menyebabkan disseminated gonococcal infection (DGI),
ditandai dengan arthritis dan atau tanpa lesi-lesi kulit, dimana komplikasi yang lanjut bisa
Gonore diterapi dengan antibiotik, tetapi oleh karena peningkatan resistensi antibioik
maka penisilin yang dulunya dipakai untuk terapi gonore sekarang sudah tergeser
II. EPIDEMIOLOGI
Ditemukan 62 juta infeksi gonore baru setiap tahun, paling sering terkena pada
negara-negara berkembang, sehingga hal ini masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
dunia termasuk di negara berkembang. Gonore paling sering menginfeksi para remaja dan
dewasa muda (15-25 tahun). Di Amerika, hampir seluruh kasus gonore yang dilaporkan
1
ditemukan pada usia 15 – 29 tahun. Gonore paling sering menginfeksi umur 15-19 tahun
endoserviks, dan rektum. Lebih dari 50 % infeksi pada wanita asimptomatik, terutama
infeksi pada faring lebih dari 90% dan adanya infeksi rektal. Infeksi gonokokus 1,5 kali
lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Komplikasi yang lebih berbahaya
terjadi pada wanita yaitu pelvic inflamatory disease (PID) yang kemungkinan dapat
menyebabkan kehamilan ektopik atau infertilitas. Infeksi pada anak cenderung disebabkan
III. ETIOPATOGENESIS.
Neisseria gonorrhoeae adalah bakteri diplokokus gram negatif yang berbentuk ginjal
dan hidup intraseluler. Bakteri ini menyebabkan infeksi gonore, suatu penyakit yang
biasanya terjadi karena kontak seksual. Secara morfologis gonokokus terdiri atas empat
tipe yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili dan bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang
tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel,
opacity (opa) protein pada membran ikut memfasilitasi proses invasi. Organisme kemudian
polimorfonuklear netrofil (PMN) yang memproduksi eksudat. Daerah yang paling mudah
terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum
2
IV. GAMBARAN KLINIS
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi 2-5 hari. Pada
Tempat masuk kuman pada pria di uretra menimbulkan uretritis. Yang paling sering
adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar sehingga terjadi komplikasi. Komplikasi
Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium
uretra eksternum, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang
disertai darah, perasaan nyeri saat ereksi. Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra
eksternum merah, edema, dan ektropion. Tampak duh tubuh mukopurulen dan dapat terjadi
Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dengan laki-laki
karena perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin keduanya. Pada wanita, baik akut
maupun kronis, jarang ada keluhan subyektif dan hampir tidak pernah ada kelainan
3
obyektif. Infeksi pada mulanya hanya mengenai serviks uteri. Dapat asimtomatik, kadang-
kadang keluhan berupa rasa nyeri pada pinggul bawah. Pada pemeriksaan, serviks tampak
merah dengan erosi dan secret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat lebih banyak bila
terjadi servisitis akut atau disertai vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. 3,
6, 4, 10
Pada neonatus, konjungtivitis bilateral terjadi setelah proses kelahiran normal oleh ibu
yang telah terinfeksi. Gejalanya berupa nyeri pada mata, kemerahan dan cairan yang
purulen. Pada neonatus infeksi ini dapat menyebabkan kebutaan. Kebutaan pada neonatus
4
Gambar dikutip dari kepustakaaan 1
Disseminated Gonococcal infection (DGI) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan
demam, lesi-lesi kulit, dan artritis. DGI banyak terjadi pada pasien wanita, terutama pada
5
Infeksi gonokokus pada faring biasanya asimtomatik, dapat menyebabkan disfagia
ringan sampai berat serta rasa tidak nyaman, infeksi ini sering ditemukan pada perempuan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Prosedur standar untuk mendiagnosa gonore adalah dengan pewarnaan gram dan
kultur bakteri, namun ada juga beberapa metode yang dapat menunjang penegakan
a. Pewarnaan Gram
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram
negatif, intraseluler, dan ekstraseluler, leukosit PMN. Bahan duh tubuh pada pria
diambil dari daerah setelah fosa nafikularis, sedangkan pada wanita diambil dari
serviks, uretra, muara kelenjar bartolin, dan rektum. Pewarnaan gram merupakan tes
yang cepat dan tidak mahal. Tes ini kurang bermanfaat pada infeksi faring sebab pada
orofaring mungkin saja telah ada koloni neisseria lain yang dapat membawa tes positf
palsu. 1, 6, 12, 13
6
Gambar dikutip dari kepustakaan 1
b. Kultur
Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang dapat
digunakan :
Media transport, misalnya media Stuart dan media Transgrow (merupakan
gabungan media transpor dan pertumbuhan yang selektif dan nutritif untuk N.
dimodifikasi. 5, 6, 12
Pemeriksaan kultur dengan apusan dari daerah yang terinfeksi adalah kriteria standar
untuk mendiagnosis infeksi gonore. Neisseria gonore adalah satu organisme yang
membutuhkan karbon dioksida lembab dan harus tumbuh pada media yang diperkaya
yaitu biasanya agar coklat yang berisi darah yang lisis. Kultur terutama sangat
bermanfaat ketika hasil diagnosis secara klinis belum jelas dan bila terjadi kegagalan
terapi.1, 12, 13
c. Tes Defenitif
- Test Oksidasi
7
Semua neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang
- Tes Fermentasi
Tes oksidasi positif dilanjukan dengan fermentasi memakai glukosa, maltosa, dan
Hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila
kuman mengandung enzim beta-laktamase. Bila terjadi perubahan warna dari kuning
e. Tes Yodometri.
Positif bila warna lugol hilang dalam waktu 10 menit, negatif bila lugol tetap
berwarna biru 3, 5, 6
f. Tes Thompson.
Dengan menampung urin pagi dalam dua gelas, tes ini digunakan untuk mengetahui
g. Tes Imunoflurensi
8
Percobaan ini memerlukan antigen gonokokus standar untuk membuktikan ada
Tes ELISA telah muncul sebagai tes yang sensitif dan cepat untuk gonore. Tes ini
jauh lebih sensitif dibandingkan dengan pewarnaan gram dan lebih menyenangkan
Uretritis non-gonore
Biasanya disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa inkubasi pada pria 1-3
minggu atau lebih lama. Pada wanita sulit diketahui mungkin 1-4 minggu. Gejala
klinis pada pria berupa duh tubuh uretra, mukoid, atau mukopurulen, dapat disertai
serviks mudah berdarah. Komplikasi pada pria adalah epididimitis yang bisa
9
Dikutip dari kepustakaan 20
Trikomoniasis
vaginalis. Masa inkubasinya beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinis bisa
mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk, pH vagina ≥ 5,0. Pada wanita
hamil bisa menyebabkan partus prematur, bayi berat badan lahir rendah. 5, 14, 15
Kandidosis Vaginalis
Suatu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans. Gejala klinisnya berupa
pruritus vulva, inflamasi pada introitus dan labia, disertai udema atau fisura, duh
10
Dikutip dari kepustakaan 20
Vaginosis Bakterial
beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinisnya berupa vagina berbau amis
terutama setelah senggama, duh tubuh vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih
keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. pH vagina ≥
4,7 ; tes amin (+). Pada wanita hamil bisa menyebabkan ketuban pecah dini,
6, 14, 15
kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah.
VII. DIAGNOSIS
pemeriksaan penunjang. Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra
di sekitar orifisium uretra eksternum, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung
11
uretra yang kadang disertai darah, perasaan nyeri saat ereksi. Pada pemeriksaan tampak
orifisium uretra eksternum merah, edema, dan ektropion. Tampak duh tubuh mukopurulen
dan dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral. Para
dokter atau ahli kesehatan biasannya menggunakan tiga teknik laboratorium dalam
mendiagnosa gonore yaitu : mengambil sampel langsung dari bakteri, deteksi gen bakteri
atau DNA pada urine, dan menumbuhkan bakteri pada media kultur. Banyak dokter sering
menggunakan lebih dari satu tes untuk meningkatkan keakuratan diagnosa. 2, 9, 15, 16
Ya Tidak
Pewarnaan Gram dari eksudat uretra atau Pewarnaan Gram dari apusan
apusan endouretra endouretral
GND (-) : > GND ekstra atau GND (-) : < GND (-) : >
5 PMNs / inra seluler dengan PMNs dengan 5 PMNs / 5 PMNs /
1000 X field morfologi yang GND intra 1000 X field 1000 X field
khas seluler
Kultur untuk GC
Pemeriksaan Kultur untuk GC Pemeriksaan
dan Kultur untuk
dan N. Gonore Kultur untuk
Jika pemeriksaan GC
ulang
tes untuk CT tes
pengobatan untuk pasangan untuk CT tes 12
untuk
pengobatan untuk pasangan CT tes untuk
negatif lakukan CT
Pengobatan untuk
seksual yang Pengobatan
terpapar UNG, untuk Pengobatan
seksual yang diduga GO Ulangi pemeriksaan
pemeriksaan kl;inis dan apusan
urin midstream
UNG Hasil
CT
kemungknan infeksi CT tes
CT GC,
dan GOCT
GC untuk CT dan GO ketika
untuk bakteri UT overmight
pasien tidak voided
Keterangan :
GND : Gram Negative Diplococci
NGU : Nongonococcal Urethritis
GO : Gonorrhea
GC : N. Gonorrhoeae
CT : Clamydia Trachomatis
VIII. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada laki-laki adalah epididimitis dan biasanya
unilateral. Epididimitis akut biasanya disertai dengan vas deferenitis. Keadaan yang
disebabkan salah pengelolaan pengobatan atau kesalahan pasien sendiri. Epididimis dan
tali spermatika membengkak dan teraba panas, juga testis sehingga menyerupai hidrokel
sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua epididimis bisa
meyebabkan sterilitas. Komplikasi lain yang bias terjadi antara lain : abses kelenjar Tyson
13
dan littre, abses periuretra, infeksi pada kelenjar Cowper, prostat, vesikulus seminalis, dan
striktur uretra. Infeksi ascenden dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika
Komplikasi yang paling sering pada perempuan adalah salpingitis. Infeksi langsung
terjadi dari serviks melalui tuba fallopi ke daerah salping dan ovum sehingga dapat
abdomen bawah, duh tubuh vagina, disuria, dan menstruasi yang tidak teratur atau
abnormal. PID yang simtomatik maupun asimtomatik dapat menyebabkan jaringan parut
pada tuba sehingga dapat mengakibatkan infertilitas dan kehamilan ektopik. Pada wanita
neonatal dan keguguran. Setelah salfingitis, abses kelenjar bartolini adalah komplikasi
yang sering terjadi. Kelenjar bartolini dan labium mayor pada sisi yang terkena
membengkak, merah, dan nyeri tekan , terasa nyeri sekali bila pasien berjalan dan pasien
sukar duduk. Abses dapat timbul dan pecah melalui mukosa atau kulit. Bila tidak diobati
Gonore yang tidak diobati dapat menyebar melalui darah ke sendi sehingga
menyebabkan inflamasi yang serius pada sendi namun hal ini jarang terjadi, orang yang
IX. Penatalaksanaan
Sebagian besar gonokokus yang berhasil diisolasi pada saat ini telah resisten terhadap
penisilin, tetrasiklin, dan antimikroba terdahulu lainnya, sehingga obat-obat ini tidak bisa
1. Pengobatan Uretritis.
14
Pengobatan uretritis gonore
Pengobatan Uretritis non-gonore
Tanpa komplikasi Dengan komplikasi
Plihlah salah satu dari beberapa cara pengobatan yang dianjurkan di bawah ini
- Tiamfenikol 3,5 gram - Tiamfenikol 3,5 gram - Doksisiklin 100 mg peroral 2 kali
peroral dosis tunggal peroral sekali sehari atau sehari selama 7 hari atau
atau - Ofloksasin 400 mg - Azitromisin 1 gr peroral dosis
- Ofloksasin 400 mg peroral atau sekali sehari tunggal
peroral dosis tunggal atau
atau -Kanamisin 2 gram
- Kanamisin 2 gram intramuskuler sekali sehari
intramuskuler, dosis atau
tunggal atau - Spektinomisin 2 gram
-Spektinomisin 2 gram intramuscular sekali
intramuscular dosis sehari.
tunggal.
-Spektinomisin 2 gram
intramuscular dosis tunggal.
- Siprofloksasin 500 mg peroral
dosis tunggal atau
- Ofloksasin 400 mg peroral
15
dosis tunggal atau
Pilihan pengobatan lain
- Kanamisin 25 mg per kgBB - Kanamisin 25 mg per
intramuskular dosis kgBB intramuskular dosis
tunggal dosis maksimum tunggal dosis maksimum
75 mg.atau 75 mg.atau
- Spektinomisin 25 mg per - Spektinomisin 25 mg per
kgBB intramuskular dosis kgBB intramuskular dosis
tunggal dosis maksimal 75 tunggal dosis maksimal
mg 75 mg
didapatkan di Amerika, dan strain yang resisten terhadap kuinolon juga dilaporkan dari
Hongkong dan Australia. Tetrasiklin dan kuinolon kontraindikasi untuk wanita hamil dan
anak-anak.14, 19, 20
16
Dikutip dari kepustakaan 20
3 hari
7 hari
Terapi Alternatif
Non PPNG
3 hari
Terapi NGU
17
Dikutip dari kepustakaan 6
1.
DAFTAR PUSTAKA
2. Gonorhoeae. 2006 March 16 [cited 2006 March 19]; [7 screens]. Available from URL:
http://www.notfah.com/wiki/gonorrhoea.
3. Malik Sri Rimayani, Amin Safruddin, Irawan Anis. Gonore. In: Dali Amiruddin, editor.
Penyakit Menular Sexual. Makassar: Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin; 2004.
p. 65-84.
5. Daili Fahmi Sjaiful. Gonore. In: Djuanda Adhi, Prof. DR., Editor. Ilmu Penyakit Kulit
6. Gonorrhea. 2006 March 16 [cited 2006 March 19]; [18 screens]. Available from URL:
http://www.emedicine.com/emerg/topic.220html.
8. Ross Ronald, Alfa Michelle. Microbiology of the Genitourinary System 2006 March 20;
p. 97-115.
18
9. Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM. Gonococcal infection. Bacterial
10. Brown JT, Yen-Moore Angela, Tyring Stephen K. An Overview of sexually transmitted
11. Thomas A, Forster G. National guideline for the management of suspected sexually
transmitted infections in children and young people 2006 March 16; 78: 324-331.
12. Gonorrhoea. 2006 March 16 [cited 2006 March 19]; [5 screens]. Available from URL:
http://www.urologychannel.com/std/gonorrhea.
13. Habif Thomas, MD. Gonorrhea. Clinical Dermatology. 4 th ed. New York: Mosby, 2004:
330-335.
15. Feingold DS, Mansur CP. Gonorrhea. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF,
Goldsmith LA, Katz SI, Eds. Fitzatrick’s dermatology in general medicine. 6th ed. New
16. Gonorrhoea ( Neisseria gonorrhoea ). 2006 March 16 [cited 2006 March 19]: [3 screens].
17. Moschella SL, Hurley HJ. Gonorrhea. Nontreponemal and nonvenereal diseases of the
male and female genitalia. Dermatology. 3th ed. Philadelhia: WB Saunders Co., 1992:
870-875.
18. Gonorrhoea. 2006 March 16 [cited 2006 March 19]; [5 screens]. Available from URL:
http://www.niaid.nih.gov.
19
19. Workowski KA, Levine William. Diseases characterized by urethritismand cervicitis.
20