You are on page 1of 11

KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KENTUCKY FRIED CHICKEN


SEMARANG CANDI
Oleh:
Ndaru Prasastono dan Sri Yulianto Fajar Pradapa
Dosen Program Studi D3 Perhotelan, Program Diploma Kepariwisataan
Universitas Stikubank Semarang

ABSTRACT

This study was conducted to examine and analyze the effect of product quality and customer
satisfaction quality of service to Kentucky Fried Chicken Semarang Candi, either partial or
simultaneously, and test the variables which are the dominant influences. The method used in this
study is explanatory method, taking the place of research is the Kentucky Fried Chicken Semarang
Candi. The population in this study is the Kentucky Fried Chicken customers Semarang Candi with
a sample of some 80 people. Data collection techniques of observation, questionnaires, interviews
and literature study.
The results of data analysis showed that partially product affect the quality of customer
satisfaction with a standardized beta coefficient of 0.651 and the quality of service affects customer
satisfaction with a standardized beta coefficient of 0.316, while simultaneously the quality of
product and service quality affects customer satisfaction with an adjusted coefficient of
determination R Square of 0.809, which means that the quality of products and quality service are
able to explain the variable of satisfaction of 80.9%, while the remaining 19.1% is explained by
other variables not examined. The most dominant influence in this study is the quality of the
product.

Key words: Quality Products, Quality Service and Customer Satisfaction.

PENDAHULUAN Persaingan bisnis restoran dan rumah


1. Latar Belakang Masalah makan yang semakin ketat menjadi tantangan
Seiring dengan perkembangan zaman dan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut.
meningkatnya taraf kehidupan masyarakat Agar dapat memenangkan persaingan,
pada saat sekarang ini, maka sedikit banyak mempertahankan pasar yang dimiliki dan
mempengaruhi pola konsumsi dan cara mereka merebut pasar yang sudah ada, perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan. Keadaan dituntut untuk mempunyai kemampuan
masyarakat saat ini dipengaruhi oleh aspirasi mengadaptasi strategi usahanya dan
dan lingkungan mereka. Kebudayaan, sub lingkungan yang terus–menerus berubah dan
kebudayaan, kelompok acuan dan berkembang. Setiap pelaku bisnis dituntut
kecenderungan gaya hidup dapat untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap
menyebabkan masyarakat mengubah keadaan perubahan yang terjadi, serta mampu
sesuai yang mereka inginkan dalam memenuhi dan menanggapi setiap tuntutan
pemenuhan kebutuhannya. pelanggan yang terus berubah. Banyak
Hal ini berdampak pada perkembangan perusahaan harus menempatkan orientasi
dunia bisnis dewasa ini yang semakin kreatif kepada kepuasan konsumen sebagai tujuan
dan inovatif. Sebagai salah satu bisnis usaha utama (Soekresno, 2000:15).
yang mengalami peningkatan cukup pesat dan Persaingan restoran menu ayam dan
mencerminkan gaya hidup modern adalah daging ini tidak hanya antar pengusaha lokal
usaha dalam bidang penyajian makanan dan saja, tetapi juga dari perusahaan asing dan
minuman seperti restoran, kafetaria, coffee tingkat persaingannya sangat ketat. Dalam
shop, restoran yang tersedia di dalam hotel dan persaingan restoran yang semakin ketat ini
lain sebagainya, tidak telepas dari sejarah pula, kadangkala merek mempengaruhi
perkembangan budaya makan di luar rumah keputusan pembelian, di samping atribut
dan makin maraknya mobilisasi manusia produk itu sendiri, harga dan lokasi (outlet)
melakukan aktivitasnya di luar rumah. restoran tersebut.

13
Pembeli potensial atau orang yang pernah salah satu cara yang bermanfaat dalam
membeli tentu perlu dicermati variabel apa meningkatkan jumlah pelanggan bagi
yang dipertimbangkan mereka dalam perusahaan.
keputusan pembelian atau membeli ulang. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis
Pemahaman tentang apa yang adalah pengaruh kualitas produk dan kualitas
dipertimbangkan dan berengaruh terhadap pelayanan terhadap kepuasan konsumen
keputusan membeli ini penting dipahami oleh Kentucky Fried Chicken (KFC) Semarang
setiap industri makanan dalam hal ini restoran. Candi.
Dengan diketahuinya variabel-variabel yang
mempengaruhi tersebut akan mempermudah 2. Perumusan Masalah
manajemen dalam pengambilan keputusan Berdasarkan masalah yang teridentifikasi
manajerial. di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
Kualitas produk adalah segala sesuatu adalah sebagai berikut:
yang ditawarkan kepada pasar untuk 2.1 Apakah kualitas produk berpengaruh
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, terhadap kepuasan konsumen Kentucky
termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, Fried Chicken (KFC) Semarang Candi?
acara, orang, tempat, properti, organisasi, 2.2 Apakah kualitas pelayanan berpengaruh
informasi dan ide. (Kolter, 2005:259). Dari terhadap kepuasan konsumen Kentucky
pendapat yang dikemukakan di atas dapat Fried Chicken (KFC) Semarang Candi?
disimpulkan bahwa kualitas produk juga 2.3 Apakah kualitas produk dan kualitas
memiliki peranan penting karena kualitas pelayanan secara bersama-sama ber-
produk adalah hal pertama yang dinilai pengaruh terhadap kepuasan konsumen
konsumen dan menjadikan suatu pengalaman Kentucky Fried Chicken (KFC) Semarang
yang dapat menarik pelanggan potensial Candi?
apabila mereka merasa terpuaskan dengan
produk tersebut. TELAAH PUSTAKA
Agar pelayanan yang diberikan sesuai 1 Konsep Pemasaran
dengan kehendak pemakai jasa, ukuran Dalam persaingan yang semakin ketat
keberhasilan pelayanan tidak muncul dari pihak seperti sekarang ini, perusahaan harus mampu
manajemen tapi dari pemakai jasa itu sendiri. menanggapi tuntutan konsumen yang terus
Kualitas jasa pada dasarnya berpusat pada berubah sesuai dengan kebutuhannya.
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya dan kepuasan konsumen sangat diperlukan
untuk mengimbangi harapan pelanggan. sehingga semua kegiatan pemasaran
Menurut Sugiarto (2003:39) kualitas jasa perusahaan harus selalu berorientasi pada
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan pemenuhan kebutuhan konsumen. Hal ini
dan pengendalian atas tingkat keunggulan membawa dampak bahwa perusahaan dalam
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. merancang strateginya harus berpijak pada
Harapan para pelanggan ini didasarkan pada pemastian segmen dan pasar target secara
informasi yang disampaikan dari mulut ke baik dan membangun sebuah citra yang
mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman di masa mendukung untuk memposisikan produk sesuai
lampau, dan komunikasi eksternal (iklan dan dengan segmen dan target yang dilayani.
bentuk promosi perusahaan lainnya). Pemasaran adalah suatu kegiatan yang
Faktor–faktor di atas sangat memiliki sangat penting yang harus dilaksanakan oleh
hubungan yang erat dengan kepuasan suatu perusahaan dalam rangka untuk
pelanggan, faktor tersebut mendorong mempertahankan kelangsungan hidupnya
pelanggan menjalin hubungan yang kuat untuk berkembang dan untuk memperoleh
dengan perusahaan. Sementara perusahaan laba/keuntungan. Suatu perusahaan tidak
memiliki kesempatan untuk mengetahui lebih mungkin dapat bertahan hidup apabila
baik kebutuhan dan harapan pelanggan. perusahaan itu tidak mampu memasarkan
Menurut Kotler (2005:10) bahwa kepuasan barang/jasa yang mereka hasilkan (Swastha
pelanggan yaitu tingkatan di mana anggapan dan Handoko, 1997:3).
kinerja (perceived performance) produk akan Pengertian pemasaran juga dikemukakan
sesuai dengan harapan seorang pelanggan. oleh beberapa ahli, antara lain James Stanton
Kemampuan perusahaan dalam memahami (dalam Swastha dan Handoko,1997:4)
kebutuhan pelanggan dengan memberikan mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu
produk dan pelayanan yang berkualitas menjadi sistem keseluruhan dan kegiatan-kegiatan

14 Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012


usaha yang ditujukan untuk merencanakan, 3. Keandalan (reliability)
menentukan harga, mempromosikan dan Keandalan suatu produk yang
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat menandakan tingkan kualitas sangat
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli berarti bagi konsumen dalam memilih
yang ada maupun pembeli potensial.(Kotler, produk.
2005:13) konsep pemasaran adalah proses 4. Kesesuaian (conformance)
social dan manajerial dimana individu dan Kesesuaian suatu produk dalam industri
kelompok mendapatkan kebutuhan dan jasa diukur dari tingkat akurasi dan waktu
keinginan mereka dengan menciptakan, penyelesaian termasuk juga perhitungan
menawarkan, dan menukarkan produk yang kesalahan yang terjadi, keterlambatan
bernilai satu dengan yang lain. yang tidak dapat diantisipasi, dan bebarapa
kesalahan lain.
2. Pengertian Kualitas 5. Ketahanan atau Daya Tahan (durability)
Menurut Sugiarto (2003:38) kualitas Secara teknis ketahanan didefinisikan
merupakan suatu kondisi dinamis yang sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, seseorang sebelum mengalami penurunan
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau kualitas. Secara ekonomis, ketahanan
melebihi harapan. Kualitas dalam industri jasa diartikan sebagai usia ekonomis suatu
pelayanan adalah suatu penyajian produk atau produk dilihat dari jumlah kegunaan yang
jasa sesuai ukuran yang berlaku di tempat diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan
produk tersebut diadakan dan penyampaiannya keputusan untuk mengganti produk.
setidaknya sama dengan yang diinginkan dan 6. Kemampuan Pelayanan (serviceability)
diharapkan oleh konsumen. Kualitas disebut Kemampuan pelayanan bisa juga disebut
baik jika penyedia jasa memberikan pelayanan dengan kecepatan, kompetisi, kegunaan,
yang setara dengan yang diharapkan oleh dan kemudahan produk untuk diperbaiki.
pelanggan. 7. Estetika (aesthetics)
Sedangkan pengertian kualitas menurut Estetika suatu produk dilihat dari
Heizer dan Render (2001:171) (dalam Wibowo, bagaimana suatu produk terdengar oleh
2007:271) mendifinisikan kualitas sebagai konsumen, bagaimana penampilan luar
kemampuan produk atau jasa memenuhi suatu produk, rasa, maupun bau.
kebutuhan pelanggan. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived
Konsep kualitas sendiri pada dasarnya quality)
bersifat relatif, yaitu tergantung dari perspektif Konsumen tidak selalu mendapat informasi
yang digunakan untuk menentukan ciri–ciri dan yang lengkap mengenai atribut–atribut
spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga produk (jasa). Namun umumnya konsumen
orientasi kualitas yang seharusnya konsisten memiliki informasi tentang produk secara
satu sama lain: persepsi konsumen, produk tidak langsung.
(jasa), dan proses. Untuk yang berwujud
barang, ketiga orientasi ini hampir selalu dapat 3. Kualitas Produk
dibedakan dengan jelas, tetapi tidak untuk jasa. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini
Untuk jasa, produk dan proses mungkin tidak sepertinya sudah menjadi harga yang harus
dapat dibedakan dengan jelas, bahkan dibayar oleh perusahaan agar ia tetap survive
produknya adalah proses itu sendiri. dalam bisnisnya. Masih banyak orang yang
Menurut Rambat dan Hamdani (2006:68- menganggap produk adalah suatu penawaran
73) kualitas memiliki delapan dimensi nyata, tetapi produk bisa lebih dari itu. Secara
pengukuran yang terdiri atas aspek–aspek luas, produk adalah segala sesuatu yang
sebagai berikut: ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan
1. Kinerja (performance) suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk
Meliputi merek, atribut–tribut yang dapat barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang,
diukur, dan aspek–aspek kinerja individu. tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.
2. Keragaman Produk (features) (Kotler, 2002:23).
Keragaman produk biasanya diukur secara Pengembangan kualitas produk sangat
subjektif oleh masing–masing individu didorong oleh kondisi persaingan antara
(dalam hal ini konsumen) yang perusahaan, kemajuan teknologi, tahapan
menunjukkan adanya perbedaan kualitas perekonomian dan sejarah masyarakat.
suau produk (jasa). Dengan adanya perkembangan tersebut maka
perusahaan berusaha untuk tetap menjaga

Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012 15


reputasi dan nama baik melalui kualitas dari pelanggan bahwa merk tersebut rendah
barang atau produk yang dihasilkan. atau tinggi kualitasnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Dengan mempertimbangkan dari
bahwa kualitas produk adalah suatu cara pendapat-pendapat mengenai dimensi kualitas
perusahaan untuk memberikan kepada produk di atas, maka pada penelitian ini kami
konsumen, memenuhi apa saja yang diinginkan menggunakan dimensi kualitas produk yang
atau dikehendaki oleh konsumen tersebut. mengacu pada kualitas produk yang diteliti.
Konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan kualitas yang terbaik. Dalam 4. Kualitas Pelayanan
konteks kualitas produk telah tercapai Kualitas layanan adalah suatu bentuk
konsensus bahwa harapan konsumen memiliki penilaian konsumen terhadap tingkat layanan
peranan yang besar sebagai standar yang diterima dengan tingkat yang diharapkan
perbandingan dalam evaluasi kualitas. (Lupiyadi, 2001:81). Sedangkan Parasuraman,
Untuk menentukan dimensi kualitas produk Zeithaml dan Berry (1995:56) mendefinisikan
dapat melalui tujuh dimensi sebagai berikut: kualitas layanan (Service Quality) sebagai
1. Performa/Kinerja (performance) persepsi pelanggan atas jasa yang mereka
Berkaitan dengan aspek fungsional dari terima. Di samping itu, Parasuraman et al
produk dan merupakan karakteristik utama (1991:87) dan Gronroos (1994:34) juga
yang dipertimbangkan konsumen ketika menyatakan kualitas layanan merupakan
ingin membeli suatu produk. Ini berarti evaluasi keseluruhan dari fungsi jasa yang
pelanggan menyetujui makanan yang telah diterima secara actual oleh pelanggan (kualitas
disiapkan karena sesuai dengan standar teknis) dan bagaimana cara layanan tersebut
rasa dan suhu. disampaikan (kualitas fungsional). Apabila
2. Interaksi Pegawai layanan yang diterima dan dirasakan sesuai
Keramahan, sikap hormat dan empati yang dengan harapan pelanggan maka kualitas
ditunjukkan oleh restoran yang memberi layanan tersebut dianggap sebagai kualitas
jasa atau barang. Kredibilitas yang yang baik, dan sebaliknya apabila kualitas
menyeluruh para pegawai termasuk layanan yang diterima tidak sesuai dengan
kepercayaan konsumen kepada pegawai yang diharapkan pelanggan maka kualiitas
dan persepsi mereka tentang keahlian layanan tersebut dipersepsikan buruk. Baik dan
pegawai. buruknya kualitas layanan dilihat dari surut
3. Keandalan (reliability) pandang pelanggan bukan pada penyedia jasa.
Berkaitan dengan kemungkinan suatu Menurut Tjiptono (2000:30) ada dua faktor
produk berfungsi secara berhasil dalam yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu:
periode waktu tertentu dibawah kondisi 1. Pelayanan yang dirasakan
tertentu. Ini menandakan konsistensi Apabila pelayanan yang dirasakan sesuai
kinerja barang dan jasa restoran tersebut. dengan yang diharapkan maka kualitas
4. Daya tahan (durability) pelayanan tersebut dipersepsikan baik dan
Merupakan ukuran masa pakai suatu memuaskan.
produk. Karakteristik ini berkaitan dengan 2. Pelayanan yang diharapkan
daya tahan produk. Jika pelayanan yang diterima melampaui
5. Ketepatan Waktu dan Kenyamanan harapan pelanggan maka kualitas
Seberapa cepat produk diserahkan atau pelayanan yang diterima lebih rendah dari
diperbaiki. Seberapa cepat informasi atau harapan konsumen maka kualitas
jasa diberikan. Kenyamanan pembelian pelayanan tersebut dipersepsikan sebagai
dan proses jasa termasuk penerimaan cara kualitas pelayanan yang buruk.
pembayaran, jam kerja restoran dan Dengan demikian, baik buruknya kualitas
fasilitas. pelayanan yang diberikan tergantung pada
6. Estetika (aesthetic) kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
Penampilan fisik restoran yang dapat harapan konsumen secara kosisten.
menjadi daya tarik dimana jasa atau Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang
produk diterima. komplek. Oleh James A. Fitzsimmons dan
7. Kewajaran Merk Mona J. Fitzsimmons (dalam Sulastiyono,
Sejauh mana merk restoran memberi 2001:35-36) menjelaskan bahwa konsumen
dampak positif atau negatif atas kualitas akan menilai kualitas pelayanan melalui lima
yang tampak sebagai bahan evaluasi prinsip dimensi pelayanan. Sebagai tolok
ukurnya, yaitu:

16 Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012


1. Reliability (kehandalan): yaitu kemampuan shipping, repairing, marketing, warranty, dan
untuk melaksanakan jasa yang telah life cycle cost.
dijanjikan secara konsisten dan dapat Pelanggan akan membandingkan dengan
diandalkan (akurat). produk jasa lainnya. Bilamana harapan-
2. Responsiveness (cepat tanggap): yaitu harapannya terpenuhi, maka akan
kemauan untuk membantu pelanggan dan menjadikannya pelanggan loyal, puas terhadap
penyedia jasa/pelayanan yang cepat dan produk barang atau jasa yang dibelinya.
tepat. Sebaliknya, bilamana tidak puas, restoran
3. Assurance (kepastian): mencakup tersebut akan ditinggalkan oleh pelanggan.
pengetahuan dan keramah-tamahan para Kunci keputusan pelanggan berkaitan dengan
karyawan dan kemampuan mereka untuk kepuasan terhadap penilaian produk barang
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, dan jasa.
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang Kerangka kepuasan pelanggan tersebut
dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko terletak pada kemampuan perusahaan dalam
atau keraguraguan. memahami kebutuhan, keinginan dan harapan
4. Empaty (empati): meliputi pemahaman pelanggan sehingga penyampaian produk, baik
pemberi perhatian secara individual barang maupun jasa oleh perusahaan sesuai
kepada pelanggan, kemudahan dalam dengan harapan pelanggan. Selain faktor-faktor
melakukan komunikasi yang baik, dan tersebut di atas, dimensi waktu juga
memahami pelanggan mempengaruhi tanggapan persepsi pelanggan
5. Tangible (berwujud): meliputi penampilan terhadap kualitas produk, baik barang maupun
fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan jasa.
alat-alat komunikasi. Secara umum terdapat lima faktor utama
Lima dimensi pengukuran kualitas jasa kepuasan pelanggan, yaitu kualitas produk,
(SERVQUAL) adalah suatu item ringkas harga, kualitas layanan, emotional factor, dan
dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi, kemudahan. (Sitinjak 2008:14).
yang dapat digunakan untuk memahami 1. Dimensi kualitas produk
persepsi dan harapan kualitas pelayanan dari Mutu produk merupakan faktor kepuasan
konsumen, dan sebagai hasilnya dapat pelanggan yang pertama. Mutu produk
digunakan untuk merancang peningkatan adalah dimensi global yang terdiri dari 6
kualitas pelayanan. elemen, yaitu performance, durability
feature, realibility, consistency, dan design.
5. Kepuasan Konsumen/Pelanggan 2. Dimensi harga
Kepuasan pelanggan (Customer Untuk pelanggan yang sensitif, harga yang
Satifaction) atau sering disebut juga dengan murah merupakan sumber kepuasan yang
Total Customer Satisfaction menurut Barkley penting karena pelanggan akan
dan Saylor (1994:82) merupakan fokus dari mendapatkan value for money yang tinggi.
proses Costomer-Driven Project Management Komponen harga menjadi tidak penting
(CDPM), bahkan dinyatakan pula bahwa bagi mereka yang tidak sensitif terhadap
kepuasan pelanggan adalah kualitas. Begitu harga.
juga definisi singkat tentang kualitas yang 3. Dimensi mutu pelayanan
dinyatakan oleh Juran (1993:3) bahwa kualitas Mutu pelayanan (service quality) sangat
adalah kepuasan pelanggan. tergantung pada tiga hal yaitu: sistem,
Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono teknologi dan manusia. Faktor manusia
(1996:146) bahwa kepuasan pelanggan adalah memegang kontribusi terbesar sehingga
tingkat perasaan seseorang setelah mutu layanan lebih sulit ditiru dibandingkan
membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan mutu produk dan harga. Salah satu
dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan konsep mutu layanan yang popular adalah
adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja Servqual. Berdasarkan konsep ini kualitas
yang dirasakan dengan harapan. Kualitas layanan diyakini memiliki lima dimensi
termasuk semua elemen yang diperlukan untuk yaitu: reliability, responsiveness,
memuaskan tujuan pelanggan, baik internal assurance, emphaty dan tangible.
maupun ekternal, juga termasuk tiap-tiap item 4. Dimensi emosional
dalam produk kualitas, kualitas layanan, Ketika konsumen akan melakukan
performance, availibility, durability,aesthetic, pembelian akan ditemuakan banyak faktor
reability,maintainability, logistic, supprtability, emosional. Yang ditawarkan oleh merk
costomer service, training, delivery, billing, yang kuat seringkali adal faltor emosional.

Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012 17


Dimensi emosional dibagi menjadi tiga datang ke Kentucky Fried Chicken Semarang
faktor yaitu: estetika, self expressive value, Candi. Sedangkan Sampel adalah sebagian
dan brand personality. Aspek estetika dari populasi yang akan digunakan dalam
berkaitan dengan warna dan bentuk. pengambilan data. Adapun sampel yang
Bentuk meliputi besar kecilnya produk, digunankan pada penelitian ini adalah 80 orang
proporsi dan kesimetrisan. Aspek self konsumen Kentucky Fried Chicken (KFC)
expressive value adalah bentuk kepuasan Semarang Candi.
yang terjadi karena lingkungan social dan
sekitarnya. Aspek brand personality adalah PENGUMPULAN DATA
berkaitan dengan karakter personal. Alat pengumpulan data yang paling utama
5. Dimensi kemudahan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
Konsumen/pelanggan akan semakin puas terdiri dari bagian pertama yaitu kualitas produk
apabila merasa mudah, nyaman dan dan kualitas pelayanan, serta bagian kedua
efisien dalam mendapatkan produk atau yaitu kepuasan konsumen yang akan diisi oleh
pelayanan. konsumen Kentucky Fried Chicken (KFC)
Semarang Candi. Kuesioner yang telah
HIPOTESIS terkumpul kemudian diolah atau dilakukan
Dari telaah pustaka tersebut, peneliti penilaian menggunakan Skala Likert dengan
mengemukakan hipotesis dalam penelitian lima alternatif jawaban, yaitu: 1) jawaban
sebagai berikut: Sangat Setuju mendapatkan nilai 5 (lima), 2)
1. Diduga bahwa terdapat pengaruh kualitas jawaban Setuju mendapatkan nilai 4 (empat), 3)
produk dan kualitas pelayanan secara jawaban Cukup Setuju mendapatkan nilai 3
parsial terhadap kepuasan konsumen (tiga), 4) jawaban Tidak Setuju mendapatkan
Kentucky Fried Chicken (KFC) Semarang nilai 2 (dua), dan 5) jawaban Sangat Tidak
Candi. Setuju mendapatkan nilai 1 (satu). Dengan
2. Diduga bahwa terdapat pengaruh kualitas menggunakan Skala Likert maka variabel yang
produk dan kualitas pelayanan secara akan diukur dijabarkan menjadi dimensi,
bersama-sama terhadap kepuasan dimensi menjadi sub variabel, kemudian
konsumen Kentucky Fried Chicken (KFC) indikator-indikatornya dapat diukur.
Semarang Candi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
3. Diduga bahwa terdapat faktor paling menggunakan program SPSS. Selanjutnya
dominan diantara kualitas produk dan angka-angka yang diperoleh kemudian
kualitas pelayanan dalam mempengaruhi dianalisis sebagai berikut:
kepuasan konsumen Kentucky Fried 1. Analisis Kualitatif
Chicken (KFC) Semarang Candi. 2. Analisis Kuantitatif :
1) Uji Validitas
METODE PENELITIAN 2) Uji Reliabilitas
Metode yang dipergunakan dalam 3) Uji Asumsi Klasik
penelitian ini adalah eksplanatori (Explanatory (1) Uji Normalitas
Method). Metode eksplanatori bertujuan untuk (2) Uji Multikolinearitas
menjelaskan apa-apa yang terjadi bila variabel- (3) Uji Heterocedasticity
variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi (4) Uji Autocorrelation
secara tertentu. Penelitian eksplanatori adalah 4) Analisis Regresi Berganda
jenis penelitian yang menyoroti hubungan Untuk uji hipotesisnya menggunakan uji
antara variabel-variabel terikat (dependent t, uji F, dan koefisien determinasi (R2).
variable) dan variabel bebas (independent
variable), dan juga diperlukan untuk pengujian HASIL PENELITIAN
hipotesis yang diajukan sebelumnya. Dalam 1. Uji Validasi
kaitan dengan penelitian ini metode Uji validitas adalah suatu taraf di mana alat
eksplanatori dimaksud untuk menjelaskan pengukur dapat mengukur apa yang seharus-
pengaruh kualitas produk dan kualitas nya diukur sehingga suatu penelitian yang
pelayanan terhadap kepuasan konsumen menggunakan kuesioner sebagian besar peng-
Kentucky Fried Chicken (KFC) Semarang ukurnya perlu diuji validitasnya. Hal ini guna
Candi. memperoleh tingkat validitas dari kuesioner
Populasi adalah keseluruhan objek yang yang dipakai sebagai alat ukur dalam pene-
akan diteliti, maka populasi dimaksudkan dalam litian, serta untuk memperoleh keakurasian
penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pengukuran dari objek penelitian sebagian akan

18 Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012


dilihat apakah suatu item pertanyaan valid atau 2. Uji Reliabilitas
tidak jika digunakan sebagai alat ukur. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
Berdasarkan pengujian validitas dengan rumus Cronbach’s Alpha serta dengan bantuan
menggunakan analisis korelasi person corre-
software SPSS (Statistical Package for the
lation yang diolah dengan SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut: Social Sciences atau Statistical Product and
Service Solution), diperoleh hasil perhitungan
Hasil Pengujian Validitas yang disajikan pada tabel berikut ini.

Variabel
Butir
r-hitung r-tabel Ket
Hasil Pengujian Reliabilitas
Pertanyaan
1. Kebutuhan Koefisien Cronbach’s
0,631 0,22 Valid
dan Keinginan Variabel Alpha Simpulan
2. Koki Hitung Standar
Profesional & 0,716 0,22 Valid
Higienisl Kualitas Produk 0,750 0,6 Reliabel
Kualitas 3. Tidak Mudah
0,496 0,22 Valid Kualitas Pelayanan 0,793 0,6 Reliabel
Produksi Kadaluwarsa
(X1) 4. Tampilan Kepuasan Konsumen 0,824 0,6 Reliabel
0,570 0,22 Valid
Menarik
5 Tepat Waktu Sumber: Data Primer yang diolah, 2012.
0,820 0,22 Valid
Penyajian
6. Paket menu Dari tabel pengujian di atas diperoleh hasil
0,798 0,22 Valid
yang Variatif
1. Sesuai
0,824 0,22 Valid
yang menunjukkan α hitung > α standar (0,6)
Keiningan
2. Keterampilan
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-
Kualitas
& 0,739 0,22 Valid variabel yang dipakai dalam penelitian ini
Kemampuan
Pelayanan
3. Perhatian 0,661 0,22 Valid adalah reliabel. Dengan demikian maka jelaslah
(X2)
4. Berstandar
0,796 0,22 Valid bahwa variabel-variabel tersebut dapat
Tinggi
5. Sepenuh Hati digunakan untuk penelitian selanjutnya karena
0,695 0,22 Valid
& Cepat dapat diandalkan.
1. Janji yang
0,688 0,22 Valid
diberikan
2. Kebersihan 3. Pengujian Asumsi Klasik
Terjaga & 0,705 0,22 Valid
Nyaman 3.1 Uji Normalitas
Kepuasan 3. Restoran
Konsumen Modern &
Pengujian distribusi data bertujuan untuk
0,821 0,22 Valid
(Y) Sarana yang pengujian suatu data penelitian apakah dalam
baik
4. Mutu
model statistik, variabel terikat dan variabel
0,865 0,22 Valid
Produknya bebas berdistribusi normal atau berdistribusi
5. Ketepatan
Pesanan
0,763 0,22 Valid tidak normal. Distribusi data normal mengguna-
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012. kan statistik parametrik sebagai alat pengujian.
Sedangkan distribusi tidak normal digunakan
Dari setiap butir pertanyaan diperleh
untuk analisis pengujian statistik non para-
besaran person correlation lebih dari 0,22.
karena koefisien korelasi setiap item pengukur metrik.
yang digunakan konsisten, dapat dipercaya dan Uji normalitas dalam penelitian ini dilaku-
kan untuk menguji normalitas data dari masing-
diandalkan. Uji validitas digunakan dengan cara
masing variabel dengan menggunakan one-
menguji korelasi antara skor item dengan skor
sample kolmogorov-smirnov.
total masing-masing variabel. Secara statistik
angka korelasi bagian total yang diperoleh Untuk menguji normalitas data suatu
harus dibandingkan dalam angka tabel r penelitian, salah satu alat yang digunakan
product moment. Apabila nilai r-hitung > r-tabel adalah menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Distribusi data dapat dilihat dengan
maka kuesioner dikatakan valid. Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa semua butir membandingkan Z hitung dengan Z tabel
pertanyaan pada variabel kualitas produk, dengan kriteria sebagai berikut:
kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen
memenuhi persyaratan dikarenakan nilai
korelasi mempunyai nilai di atas 0,22.

Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012 19


1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel sumbu X adalah residual (Y-prediksi – Y-
(1,96), atau angka signifikansi > taraf sesungguhnya) yang telah di-stadardized.
signifikansi (α) 0,05; maka distribusi data Melihat grafik terlihat tidak ada pola yang jelas,
dikatakan normal. serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
(1,96), atau angka signifikansi < taraf heteroskedastisitas.
signifikansi (α) 0,05 distribusi data Dari grafik scaterploot hasil uji regresi
dikatakan tidak normal. dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian
Dari hasil uji normalitas didapatkan nilai ini tidak terjadi heterokedastisitas.
signifikansi 0,397 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal karena nilai 3.4 Uji Autokorelasi
signifikansi > 0,05. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model linier ada korelasi
3.2 Uji Multikolinearitas antar anggota sampel yang diurutkan
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini
apakah dalam model regresi ditemukan adanya biasanya muncul pada observasi yang
kolerasi antar variabel bebas. Model regresi menggunakan data time series. Konsekuensi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi dari adanya autokorelasi dari suatu model
diantara variabel bebas. Jika variabel bebas regresi adalah varians sampel tidak dapat
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini menggambarkan varians populasinya. Lebih
tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel
variabel bebas sama dengan nol. tidak bebas tertentu, sebagaimana terlihat pada
Multikoloneritas dapat dilihat dari nilai tolerance tabel berikut ini:
dan Variance Inflation Factor (VIF). Regresi Uji Autokorelasi
bebas dari multikoloneritas apabila nilai
toleransinya di atas 0,0001 dan VIF kurang dari Mode R Adjusted R Std. Error of Durbin-
R
l Square Square the Estimate Watson
5 atau nilai VIF multikoloneritas adalah kurang
1 .902a .814 .809 1.653 2.008
dari 10 dan tolerance mendekati 1.
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk
Uji Multikolinieritas
b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Collinearity Statistics
Variabel
VIF Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
model tersebut tidak ada autokerelasi antara
Kualitas Produk 2.004
anggota sampel, karena nilai Durbin-Watson
Kualitas Pelayanan 2.004
melebihi angka 2.
Sumber : data primer yang diolah, 2012.
Dari tabel di atas dapat disimpukan bahwa 4. Analisis Regresi
data dalam penelitian ini tidak terjadi Analisis regresi berganda ini digunakan
multikolinieritas. untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara
variabel kulaitas produk dan kualitas pelayanan
3.3 Uji Heteroskedastisitas terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan
Melihat grafik plot antara nilai prediksi pada hasil perhitungan diketahui persamaan
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya garis regresinya sebagai berikut:
(ZRESID). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara ZRESID dan ZPRED di mana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

20 Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012


Analisis Regresi bahwa t-hitung > t-tabel yaitu
Variabel Koefisien t Sig. sebesar 9,354 > 1,99 jadi
Kualitas Produk 0,651 9.354 .000 kesimpulannya H1 diterima, berarti
Kulitas Pelayanan 0,316 4.536 .000 ada pengaruh positif dan signifikan
Uji F 168.437 .000 antar kualitas produk (X1)
Koefisien Determinasi (R2) 80,9% terhadap kepuasan konsumen (Y).
Sumber: data primer yang diolah, 2012. 2) Pengaruh antara variabel kualitas
pelayanan (X2) dengan variabel
Berdasarkan tabel di atas maka
persamaan regresinya adalah: kepuasan konsumen dengan taraf
Y = a+b1X1 + b2X2 kepercayaan 5%,n = 80, ttabel (n-k) =
Y = 0,651X1 + 0,316X2 1,99.
Di mana: (1) Kriteria Pengujian dengan test
Y = variabel kepuasan konsumen Apabila t-hitung > t-tabel, maka H0
a = konstanta ditolak dan H1 diterima.
b1 b2 = koefisien regresi Apabila t-hitung < t-tabel, maka H0
X1 = variabel kualitas produk diterima dan H1 ditolak.
X2 = variabel kualitas pelayanan (2) Perhitungan t-hitung dengan
menggunakan program SPSS
Sehingga dapat diinterprestasikan bahwa 17.0 for Windows diperoleh nilai t-
koefisien regresi untuk variabel kualitas produk hitung sebesar 4,536
sebesar 0,649 artinya jika kualitas produk (3) Setelah diadakan pengujian t-
meningkat satu satuan, maka kepuasan hitung hasilnya menunjukkan
konsumen Kentucky Fried Chicken (KFC) bahwa t-hitung > t-tabel yaitu
Semarang Candi akan meningkat sebesar sebesar 4,536 > 1,99 jadi
0,649. Sedangkan untuk variabel kualitas kesimpulannya H1 diterima, berarti
pelayanan sebesar 0,316 artinya jika kualitas ada pengaruh positif dan signifikan
pelayanan meningkat satu satuan, maka antar kualitas pelayanan (X2)
kepuasan konsumen Kentucky Fried Chicken terhadap kepuasan konsumen (Y).
(KFC) Semarang Candi akan meningkat
sebesar 0,316. 5.2 Uji F
Untuk mengetahui pengaruh variabel
5. Pengujian Hipotesis bebas yang diteliti secara bersama-sama
5.1 Uji Hipotesis Parsial (Uji t) terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji
1) Pengaruh antara variabel kualitas statistik F. Fhitung > F tabel yaitu 168.437 > 2,76
produk (X1) dengan kepuasan dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas
konsumen (Y) dengan taraf jauh lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Hal
kepercayaan 5%,n = 80, ttabel (n-k) = ini mengindikasikan bahwa kualitas produk dan
1,99. kualitas pelayanan secara simultan
(1) Kriteria Pengujian dengan test berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
Apabila t-hitung > t-tabel, maka H0 konsumen.
ditolak dan H1 diterima.
Apabila t-hitung < t-tabel, maka H0 5.3 Koefisien Determinasi (R2)
diterima dan H1 ditolak. Koefisien determinasi ditunjukkan melalui
(2) Perhitungan t-hitung dengan nilai Adjusted R2 sebesar 0.809. Hal ini
menggunakan program SPSS menunjukkan bahwa variasi perubahan faktor
17.0 for Windows diperoleh nilai t- kualitas produk dan kualitas pelayanan mampu
hitung sebesar 9,354. menjelaskan variasi perubahan faktor kepuasan
(3) Setelah diadakan pengujian t- konsumen sebesar 80,9%. Sedangkan sisanya
hitung hasilnya menunjukkan

Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012 21


sebesar 19,1% dijelaskan oleh faktor lain yang 2. Variabel kualitas pelayanan mempunyai
tidak dapat dijelaskan dalam model. pengaruh terendah terhadap kepuasan
konsumen oleh sebab itu pihak Kentucky
PENUTUP Fried Chicken (KFC) Semarang Candi
1. Simpulan perlu meningkatkan lagi faktor kualitas
Dari penjelasan yang telah dijelaskan pada pelayanan yang masih kurang melalui
bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan antara indikatornya yaitu keterampilan karyawan
lain: dalam pelayanan, perhatian yang tulus
1. Tiap-tiap indikator dari masing-masing secara personal dalam membantu
variabel dalam penelitian ini dapat mewakili pelanggan dalam menghadapi masalah
dari masing-masing variabelnya dan yang berkaitan dengan produk,
sekaligus dapat dihandalkan untuk menyediakan wadah bagi keluhan
dipergunakan sebagai indikator yang dapat pelanggan dan mempermudah pelayanan
digunakan oleh peneliti yang akan datang. dalam pembayaran. Dampak terhadap
2. Ada pengaruh positif dan signifikan antara peningkatan kualitas pelayanan tersebut
kualitas produk 65,1% terhadap kepuasan akan meningkatkan kepuasan konsumen
konsumen sehingga pada akhirnya akan membawa
3. Ada pengaruh positif dan signifikan antara keuntungan bagi perusahaan.
kualitas pelayanan 31,6% terhadap
kepuasan konsumen. DAFTAR PUSTAKA
4. Pengaruh variabel kualitas produk dan Fitzsimmons, James A dan Mona J.
kualitas pelayanan secara bersama-sama Fitzsimmons. 1994. Service Management
berpengaruh terhadap variabel kepuasan for Competitive Advantage. Management
konsumen adalah sebesar 80,9% and Organization Serier. Singapore.
sedangkan sisanya sebesar 19,1% McGraw-Hill International Editions.
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Heizer, Jay dan Barry Render. 2001.
termasuk dalam penelitian ini seperti Operations Management. New Jersey:
variabel lokasi, harga dan lainnya. Prentice Hall.
Kotler, Philip. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 2.
2. Saran Jakarta: Erlangga.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang Kotler, Philip 2005. Manajemen Pemasaran,
telah dilakukan, maka dapat dikemukakan Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
beberapa saran antara lain sebagai berikut: Kontrol. Jilid 1, Penerbit PT. Prenhallindo,
1. Variabel kualitas produk mempunyai Jakarta.
pengaruh terbesar terhadap kepuasan Lupiyadi, Rambat. 2001. Manajemen
konsumen oleh sebab itu pihak Kentucky Pemasaran Jasa Teori dan Praktik.
Fried Chicken (KFC) Semarang Candi Jakarta: Salemba Empat.
perlu meningkatkan lagi kualitas produk Lupiyadi, Rambat. 2006, Manajemen
yang masih kurang melalui indikatornya Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba
yaitu peningkatan kualitas produk, Empat
penolahan produk oleh koki professional Parasuraman, Valeri A. Zeithml, and Leonard L.
dan pembuatan secara higiens, ketepatan Berry, A. Conceptual Model of Service L.
penyajian makanan dan selalu melakukan And Its Implications For Future Research,
inovasi produk agar sesuai dengan selera Journal of Marketing, No. 49 (fall), 1985.
konsumen dan permintaan pasar. Dampak Soekresno. 2000. Manajemen Food and
terhadap peningkatan kualitas produk Beverage Service Hotel. Jakarta: PT
tersebut akan meningkatkan kepuasan Gramedia Pustaka Utama.
konsumen sehingga pada akhirnya akan
membawa keuntungan bagi perusahaan.

22 Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012


Sugiarto, Endar. 2003. Psikologi Pelayanan
dalam Industri Jasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Swastha, Basu dan Handoko. 1997.
Manajemen Pemsaran Modern.
Yogyakarta: Liberty.
Tjiptono, Fandy. 2000, Manajemen Jasa.
Yogyakarta: Andi Offset.

Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012 23

You might also like