You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI

Pertemuan Ke : 1

Hari/tanggal : Senin/ 2 April 2018

Materi : Pemeriksaan Virus Ifluenza (Isolasi Virus)

A. Dasar Teori

Dalam klasifikasi virus, virus influenza termasuk virus RNA yang merupakan
tiga dari lima genera dalam famili Oethomyxoviridae:[18]

 Virus influenza A
 Virus influenza B
 Virus influenza C

Virus-virus tersebut memiliki kekerabatan yang jauh dengan virus parainfluenza manusia,
yang merupakan virus RNA yang merupakan bagian dari famili paramyxovirus yang
merupakan penyebab umum dari infeksi pernapasan pada anak, seperti croup
(laryngotracheobronchitis),[19] namun dapat juga menimbulkan penyakit yang serupa dengan
influenza pada orang dewasa.

Untuk mendapatkan viru influenza dari pasien yang terkenapenyakit adalah dengan
cara mengisolasinya dari organ-organ yang terinfeksi seperti trakea, yaitu dari swab cairan
yang terdapat di trakea. Untuk menhidari kontaminasi bakteri sebaiknya organ-organ yang
terinfeksi diambil secara aseptik dan dimasukkan kedalam larutan buffer posphat saline
(media transport) yang mengandung antibitik PSK (penicilin, streptomycin, kanamycin) dan
sampel dibawa kelaboratorium dalam keadaan dingin dengan suhu antara 2-8 oC.

Proses isolat

Untuk perbanyakan viru yang nantiny akan dipergunakan sebagai stock viru untuk keperluan
proses selanjutnya seperti Working seed (WS), identifikasi, pembuatan antigen. Vius hasil
isolasi (isollat) ditmbuhkan pada telur berembrio.
Inokulasi

virus ditaman pada telur SPF (spesific patogen free) berembrio dengan masa inkubasi 9-12
hari sebanyak 0,1-0,3 ml/butir. Penentuan umur inkubasi telur itu terganting dari hasil
optimasi, karena masing-masing virus mempunyai karakteristik yang berbeda.

Inkubasi

Telur yang sudah ditanami viruus diinkubasi di inkubator telur dengan suhu 370C dangan
kelembaban 50-60%.

Observasi (candeling)

Selanjutnya dilakukan observasi telur untuk melihat kematian embrio akibat virus antara 17-
30 jam post inokulasi. Disini perlunya memperhitungkan waktu inokulasi supaya telur yang
mati untuksegera di chilling (disimpan pada suhu 40C) karena telur yang mati terlalu lama di
iinkubator akan merusak virus dan mungkin juga kematian virus.

B. Alat
1. Bor
2. Spuit
3. Selotip
4. Inkubator
5. Kapas Alkohol

C. Bahan
1. Telur berembrio
2. Isolat (sampel virus)

D. Cara Kerja
Cara passase isolate dan perbanyakan virus pada telur berembrio :
1. Siapkan telur berembrio sebaiknya telr SPF berusia 9-12 hari, buat lubang pada
telur dengan bor pada bagian kantung udara telur.
2. Suntikan isolat sebanyak 0,1-0,3ml/butir pada cairan alantois, tutup dengan
selotip. Penentuan umur inkubasi telur tergantung dari hasil optimasi, karena
maing-masing virus memiliki karekteristik berbeda.
3. Lakuakan inkubasi telur dengan suhu 37oC dengan kelembababn 50-60%
4. Selanjutnya dilakukan observasi telur untnuk melihat kematian embrio akibat
virus biasana antara 17-30 jam post inokulasi. Disini diperlunya memperhitungkan
waktu inokulasi supaya telur yanng mati untuk segera disimpan pada suhu 40C
karena telur yang mati terlalu lama di inkubator akan merusak virus dan mungkin
juga kematian virus.
5. Panen cairan allantoisnya dari maing-masing telur.
6. Lakukan pengujian kendungan virus untuk mengetahui titer virus.
7. Lakukan pengulangan sebanyak minimal 3 kali untuk mengetahui validitas dan
titer virus tersebut.

C. Hasil Pengamatan
Pertemuan Ke : 2

Hari/tanggal : Selasa/ 3 April 2018

Materi : Pemeriksaan Negri Bodies Pada Virus Rabies Dengan Pewarnaan Seller

A. Dasar Teori

Negri bodies bersifat eosinophilic dengan garis-garis pembatas yang tajam, badan inclusi
patogonomik (dengan diameter 2-10m) ditemukan dalam sitoplasma sel-sel saraf tertentu yg
mengandung virus rabies, terutama terutama didalam hippocampus. Negri bodies juga sering
ditemukan dikorteks cerebral pada sempel otak postmortem dari korban rabies. Negri bodies
terdiri dari protein ribonuklear yang diproduksi oleh virus dan diberi nama Adelchi Negri.

Adanya badan inklusi sering penting dalam diagnosis dan adnya sebuag inclusion bodies
dalam sitoplasma sel-sel saraf, yaitu negri bodies adalah patogen untuk rabies.

B. Alat
1. Mikroskop
2. Objek glass

C. Hasil Pengamatan

Negri Bodies pada Otak Tikus Negri Bodies pada Otak Anjing
D. Diskusi
 Penularan virus rabies masuk melalui tubuh yang terluka, virus akan menuju syaraf
yang terdekat dan virus tidak melalui aliran darah.
 Pewarnaan untuk pemeriksaan rabies ada 2, yaitu seller dan hematoxylin.
 Gold standar untuk pemeriksaan rabies dengan menemukan antigen, cara yang
paling efektif adalah dengan menggunakan metode Fluoresensi Antibodi (FAT).
 Virus rabies dapat didiagnosis secara mikroskopis karena adanya negri bodies yang
terdapat dalam sitoplasma sel.
 Imunisasi rabies kepada hewan tidak diwajibkan, namun dianjurkan juga bagi orang
yang berinteraksi dengan hewan & juga dianjurkan bagi petugas kesehatan. Bagi
orang yang sudah terkena gigitan oleh hewan maka orang tersebut harus
mendapatkan vaksin ATS, VAR, dan SAR.
Pertemuan Ke : 3

Hari/tanggal : Rabu/ 4 April 2018

Materi : Pemeriksaan Virus Influenza (Mengukur Titer HA)

A. Dasar teori

Uji hemaglutinasi (HA) digunakan untuk mnegukur kuantitas titr virus/antigen.


Virus yang bisa dilakukan uji HA hanya virus yang dapat mengaglutinasi sel darah
merah (RBC) seperti virus Newcastle Disease, Avian Influenza, dan virus Egg Drop
Syndrom, baik virus yang masih hidup maupun yang sudah diinaktivasi (mati). Untuk
virus yang masih hidup pengujian HA harus dilakukan di dalam Bio Safety Cabinet
(BSC) supaya tidak terpapar lingkungan baik area laboratorium maupun luar
laboratorium.

Prinsip uji HA adalah terjadinya ikatan antara virus/antigen dengan sel darah
merah yang ditanddai dengan adanya aglutinasi (seperti butiran pasir). Pembentukan
aglutinasi ini disebabkan karena adanya ikatan virus/antigen dengan sel darah merah.
Titer virus/antigen dapat diketahui dengan melihat adanya aglutinasi didasar tabung
mikroplate (seperti butiran pasir berwarna merah). Pengenceran tertinggi terjadi pada
lubang akhir yang masih memberikan aglutinasi, misal terjadi aglutinasi pada lubang
ke-8, maka titer virus/antigen tersebut adalah log 28 atau 256 HAU. Untuk
hemaglutinasi yang memberikan hasil negatif (tidak adanya virus/antigen) dapat
diamati apabila mikroplate dimiringkan 450 sel darah merah (RBC) akan turun, seperti
tetesan air mata.

B. Alat
1. Tabung
2. Pipet ukur 1ml, 2ml, dan 5ml
3. Rak tabung

C. Bahan
1. NaCl Fisiologis
2. Ag virus (cairan alantois telur)
3. Eritrosit
D. Cara Kerja
1. Siapkan 8 tabung, beri label 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128, 1/256 dan CE
(kontrol eritrosit)
2. Tabung 1 masukkan 0,3ml NaCl fisoligis dan 0,1ml Ag virus homogenkan.
3. Tambahkan 0,2ml NaCl fisiologis ke tabung 2 hingga tabung 7, pada tabung
CE tambahkan 0,4ml NaCl fisiologis
4. Pindahkan campuran tabung 1 ke tabung 2 sebanyak 0,2ml homogenkan,
lakukan pengenceran sampai tabung ke 7
5. Pada tabung 7 dibuang 0,2ml
6. Tambahkan 0,2ml NaCl fisiologis ke tabung 1 sampai tabung 7
7. Tambahkan 0,4ml eritrosit ke tabung 1 sampai tabung 8 (tabung CE)
8. Homogenkan, inkubasi selama 45 menit dalam suhu 370C
9. Baca hasil dengan mengamati pengenceran tertinggi yang memperlihatkan
aglutinasi sempurna.

E. Hasil Pengamatan
Titer 1/4 1/8 1/16 1/32 1/64 1/128 1/256 CE
Hasil + + + + + - - +

Titer 1 Unit HA = 1/64


Titer 4 Uniit HA = 4 x 1/64
=1/16
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan di dapatkan titer tertinggi
adalah 1/64 dan untuk titer 4 UHA adalah 1/16

G. Diskusi
 Titer HA menunjukkan pengenceran tertinggi dari virus yang masih
mengaglutinasi eritrosit.
 Makin tinggi pengenceran Antigen (Ag), makin berkurang kekutan Ag untuk
menyebabkan HA secara total.
Pertemuan Ke : 3

Hari/tanggal : Rabu/ 4 April 2018

Materi : Pemeriksaan Titer Antibodi Virus Influenza (Mengukur Titer HI)

A. Dasar Teori

Uji hemaglutinasi inhibisi (HI) merupakan metode uji serologi untuk mengetahui
kadar/titer antibodi yang terkandung dalam serum pada unggas yang sudah di vaksin
atau akibat dari paparan virus. Serum diperoleh dari darah unggas yang keluar
beberapa saat setelah pengambilan, selanjutnya serum di inaktifasi pada suhu 560C
selama 30 menit. Keberadaan antibodi dalam jumlah tertentu memperlihatkan
efektifitasn vaksin dalam memproteksi unggas tersebut dari suatu penyakit.

Prinsip uji HI adalah menghambat terjadinya aglutinasi sel darah merah (RBC)
oleh virus akibat terikatnya virus tersebut dengan antibodi spesifik. Oleh karena itu
uji HI hanya bisa digunakan untuk virus yang mengaglutinasi RBC seperti Newcatle
Didease, Avian Influenza, Egg Drop Sindrom.

Proses hemaglutinasi ini terjadi akibat hemaglutinasi yang terdapat pada emplop
virus tersebut. Aktivitas hemaglutinasi berlangsung maksimal selama satu jam
kerena dipngaruhi oleh kerja enzim nueraminidase yang merusak ikatan pada
reseptor eritrosit dengan hemaglutinasi pada virus. Pengamatan nilai titer antibodi
dari serum sempel berdasarkan hasil pengenceran tertinggi (pain encer) yang masih
sanggup menghambat hemaglutinasi (RBC) oleh antigen.

Titer antibodi setiap uanggas akan bervariasikarena dipengaruhi oleh bebrapa


kondisi seperti jumlah virus yang menginfeksi, kesehatan ayam dan perbedaan
waktu infeksi.

B. Alat
1. Tabung
2. Pipet ukur 0,1
3. Rak tabung
C. Bahan
1. NaCl fisiologi
2. Serum 1 (serum akut)
3. Serum2 (serum kovalensi)
4. Antigen 4UHA
5. Eritrosit 0,5%

D. Cara Kerja
1. Siapkan 17 tabung, beri label untuk serum 1 (1/10, 1/20, 1/40, 1/80, 1/160,
1/320, 1/640), untuk serum 2 (1/10, 1/20, 1/40, 1/80, 1/160, 1/320, 1/640), CE
(kontrol eritrosit), CS1 (kontrol serum 1), CS2 (control serum 2)
2. Masukkan 0,2ml .serum 1 dan serum 2 pada masing-masing tabung 1/10
3. Tambahkan NaCl fisiologis 0,2ml ke masing-masing tabung 1/20 hingga tabung
1/160, pada tabung CE tambahkan 0,4ml, dan tabung CS1 dan CS2 0,2ml
4. Pindahkan campuran tabung 1/20 ke tabung 1/40 sebanyak 0,2ml homogenkan,
lakukan pengenceran sampai tabung 1/640 pada msing-masing tabung
5. Pada tabung 1/640 dibuang 0,2ml
6. Tambahkan 0,2ml masing-maing serum ke tabung CS1 dan tabung C2
7. Tambahkan 0,2ml Ag 4UHA ke seluruh tabung kecuali control
8. Tambahkan 0,4ml eritrosit ke semua tabung
9. Homogenkan, inkubasi selama 20 menit dalam suhu 370C
10. Baca hasil dengan mengamati pengenceran tertinggi yang memperlihatkan
aglutinasi sempurna.

Kontrol antigen
1. Siapkan 4 tabung, beri laber 4U, 2U, 1U, dan 0,5U
2. Tambahkan 0,2ml NaCl fisiologis pada semua tabugn kecuali 4UHA
3. Tambahkan 0,2ml Ag 4UHA pada tabung 4U dan 2U, homogenkan
4. Ambil 0,2ml campuran dari tabung 2U ke tabung 1U sampai tabung 0,5U dibuang
0,2ml
5. Tambahkan 0,2ml NaCl fisiologis pada semua tabung
6. Tambahkan eritrosit 0,4ml pada semua tabung
7. Homogenkan, inkubasi selama
E. Hasil pengamatan

F. Kesimpulan :

Dari pemeriksaan dapat disimpulkan tidak dapat dikeluarkan hasil karena kontrol
pada antigen menunjukkan hasil yang tidak valid dan harus dilakukan pengujian ulang
Pertemuan Ke : 4

Hari/tanggal : Rabu/ 4 April 2018

Materi : Pemeriksaan Virus Dengue (Rapid Test)

A. Dasar teori

Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang
berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering
menimbulkan wabah. Demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang termasuk
klompok B arthopoda borne virus (arbovirus).

Pemeriksaan DBD metode rapid test banyak dilakukan guna menegakkan


diagnosa penyakit DBD. Pemeriksaan DBD menggunakan metode ini cukup efektiv
dalam mendeteksi adanya virus yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
Seperti yang kita ketahui bahwa penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh
virus.

B. Alat
1. Strip tes
2. Pipet tetes

C. Bahan
1. Serum
2. Buffer

D. Prinsip Kerja
Tes imunokromatografi assay yang merambat melalui membran setelah
penambahan buffer, konjugasi koloid berwarna emas dari Antigen rekombinan virus
dengue berikatan dengan Antibodi (IgG & IgM) dalam sampel kompleks AgAb
merambat melalui membran ke zona test menimbulkan warna pink-purple pada
cassete/ pada membrane uji.

E. Cara Kerja
1. Buka bungkus dan keluarkan tes drive
2. Diambil 10mikro liter serum dan teteskan spesimen pada lubang spesimen
3. Diitambahkan 3-4 tetes buffer dan hidupkan timmer
4. Ditunggu selam 15-20 menit kemudian baca hasil. Jangan dibaca lebih dari 20
menit.

F. Hasil pengamatan

G. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan keempat smapel dinyatakan


negatif IgM dan IgG dangue karena hanya membentuk garis pink keunguan pada
daerah kontrol, dan terdapat 1 sampel dinyatakan iinvalid dan harus dilakukan
pengujian ulang.

You might also like