You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran seseorang kepada sebuah prosedur input,
proses, dan output. Ketiga hal ini menjadi bagian penting dalam suatu perusahaan untuk
mengolah data mentah menjadi suatu keluaran. Perusahaan manufaktur memerlukan informasi
untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat
menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun
perkembangan perusahaan.
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem konseptual maupun
sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Computer-aided design (CAD), computer-
aided manufacturing (CAM), dan robotik merupakan gambaran dalam penggunaan komputer
dalam sistem produksi fisik.
Semakin berkembangnya suatu zaman, perubahan pula terjadi pada sistem manufaktur
suatu pabrik. Komputer juga dijadikan sebagai suatu sistem informasi untuk mengendalikan
persediaan pada suatu pabrik. Awalnya muncul sistem titik pemesanan kembali, kemudian
berkembang menjadi MRP (material requirements planning), lalu MRP II (manufacturing
resource planning) dan terakhir menjadi JIT.
Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4 subsistem output.
Kegiatan dari subsistem input yang kemudian mengarah pada subsiem output yang nantinya
akan menghasilkan produk untuk pemakai atau konsumen.
Dengan demikian, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi yang
dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur. Hal ini diperlukan untuk membentuk
proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, yakni:
1. Bagaimana komputer sebagai bagian dari sistem fisik?
2. Bagaimana komputer sebagai bagian dari sistem informasi?
3. Bagaimana model sistem informasi manufaktur?
4. Bagaimana penggunaan sistem informasi manufaktur oleh manajer?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penulisan paper ini adalah :
1. Untuk mengetahui komputer sebagai bagian dari sistem fisik.
2. Untuk mengetahui komputer sebagai bagian dari sistem informasi.
3. Untuk mengetahui model sistem informasi manufaktur.
4. Untuk mengetahui penggunaan sistem informasi manufaktur oleh manajer.

1.4 Manfaat Penulisan


Dari penulisan makalah ini maka akan diperoleh beberapa manfaat. Manfaat yang dapat
diberikan yakni sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara akademis manfaat penulisan makalah ini adalah dapat memberikan
sumbangan atau menambah khazanah ilmu dalam bidang pendidikan khususnya
komunikasi bisnis.
2. Manfaat Praktis
Dari makalah ini, kami selaku penulis penulis memperoleh pengalaman
langsung untuk menuangkan pikiran dalam suatu tulisan, yang akan bermanfaat di masa
depan. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
referensi untuk penyusunan tulisan selanjutnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komputer sebagai Bagian dari Sistem Fisik


Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai suatu elemen dalam sistem
produksi fisik. Ada tiga cara dalam menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik ini,
yaitu Computer-Aided Design (CAD), Computer-Aided Manufacturing (CAM), dan Robotik.
1. Computer-Aided Design (CAD)
Computer-Aided Design (CAD), yang saat ini sering disebut Computer-Aided
Engineering (CAE) melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk
yang akan dimanufaktur. CAD pertama kali digunakan dalam industri dirgantara dan
kemudian diadopsi oleh pembuat mobil. CAD kemudian digunakan untuk merancang
segala sesuatu dari struktur rumit hingga bagian-bagian terkecil.
2. Computer-Aided Manufacturing (CAM)
Saat ini, pabrik-pabrik besar telah menerapkan teknologi CAM. Computer-Aided
Manufacturing (CAM) adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Komputer
berperan sebagai pengendali atas beberapa mesin produksi sehingga produksi dapat
berjalan lebih cepat dan presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang
mengendalikan.
3. Robotik
Robotik melibatkan penggunaan robot industrial (Industrial Robots – IR), alat yang
secara otomatis melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur. Robotik
memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang
tinggi.

2.2 Komputer sebagai Bagian dari Sistem Informasi


Ada beberapa pendekatan dalam pengelolaan proses manufaktur, antara lain:
1. Sistem Titik Pemesanan Kembali
Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan reaktif, yaitu menunggu hingga
saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan
pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu
disebut titik pemesanan kembali (Reorder Point – ROP), dan sistem yang mendasarkan
keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan
kembali.
3
Seorang manajer manufaktur tidak perlu menebak untuk menentukan ROP.
ROP dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
R = LU + S
Dimana : R = titik pemesanan kembali
L = lead time pemasok
U = tingkat pemakaian (jumlah unit yang terjual per hari)
S = tingkat safety stock (dalam unit)

Gambar Titik Pemesanan Kembali Tanpa dan Dengan Safety Stock

2. Material Requirements Planning (MRP)


Material Requirements Planning (MRP) adalah suatu strategi material proaktif.
Maksudnya, MRP melihat ke masa depan dan mengidentifikasi material yang akan
diperlukan, jumlahnya, dan tanggal diperlukannya.
Komponen-komponen utama dalam sistem MRP antara lain:
a. Sistem penjadwalan produksi, menggunakan empat file data dalam menyiapkan
master production schedule. Data input mencakup file pesanan pelenggan, file
ramalan penjualan, file persedian barang jadi, dan file kapasitas produksi.

4
Sedangkan master production schedule memproyeksikan produksi cukup jauh ke
depan untuk mengakomodasi proses produksi.
b. Sistem material requirements planning menentukan berapa banyak material yang
diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan. File bill of material
digunakan untuk menguraikan bill of material untuk tiap jenis barang yang
dijadwalkan untuk diproduksi. Dan file persediaan bahan baku digunakan untuk
menentukan material mana yang telah dimiliki.
c. Sistem material requirements planning bekerja berhubungan dengan system
capacity requirements planning untuk memastikan bahwa produksi terjadwal itu
sesuai dengan kapasitas pabrik. Output utama yang dihasilkan adalah jadwal
pesanan terencana (planned order schedule), yang mendaftarkan jumlah kebutuhan
tiap material berdasarkan periode waktu. Sedangkan output lainnya mencakup
perubahan pesanan terencana, laporan perkecualian, laporan kinerja, dan laporan
perencanaan.
d. Sistem pelepasan pesanan (order release system) menggunakan jadwal pesanan
terencana untuk input dan mencetak suatu laporan pelepasan pesanan.

3. Manufacturing Resource Planning (MRP II)


Manufacturing Resource Planning (MRP II) merupakan pengembangan konsep
MRP di luar area manufaktur sehingga dapat meliputi seluruh perusahaan. Sistem MRP

5
II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan
manajemen material. MRP II dapat bertukar data dengan subsistem informasi akuntansi
yang terlibat dalam arus material (pemasukan pesanan, penagihan, piutang dagang,
pembelian, penerimaan, hutang dagang, dan buku besar). Adapun beberapa manfaat
MRP II, antara lain yaitu penggunaan sumber daya yang lebih efisien, perencanaan
prioritas yang lebih baik, pelayanan pelanggan yang meningkat, semangat kerja
pegawai meningkat, dan informasi manajemen yang lebih baik.

4. Pendekatan Just-In-Time
Pendekatan ini menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan
menjadwalkan material agar tiba di stasiun kerja tepat pada waktunya (just in time).
Just-In-Time mencoba untuk meminimumkan biaya persediaan dengan memproduksi
pada jumlah yang lebih sedikit. Dan waktu adalah kunci dari sistem ini. Pasokan bahan
baku mulai memasuki jalur perakitan. Pekerja pertama menyelesaikan langkah
produksi pertama dan menyisihkan barang itu. Pekerja selanjutnya memungut barang
tersebut dan melakukan langkah kedua. Proses ini terus berlanjut dari satu langkah
produksi ke yang lain. Jika seorang pekerja siap untuk barang selanjutnya, ia memberi
tanda pada pekerja sebelumnya.
Just-In-Time tidak sesuai untuk situasi yang sangat bervariasi dalam volume
produksi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam permintaan pelanggan.

6
2. 3 Model Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur terdiri dari tiga susbsistem input dan empat subsistem
output.

1. Subsistem Input
a. Sistem Informasi Akuntansi
Tugas pengumpulan data yang menjelaskan operasi produksi paling baik
dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Pegawai produksi
memasukkan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media (bar
codes documents, dokumen dengan tanda pensil, dan kartu plastic dengan garis-
garis catatan). Gambar di bawah ini menunjukkan dua belas terminal pengumpulan
data yang terletak di seluruh pabrik.

7
Terminal 1, digunakan untuk mencatat data penerimaan bahan baku yang
masuk. Bahan baku tersebut kemudian diperiksa kualitasnya, dan hasilnya dicatat
pada Terminal 2. Setelah lulus pemeriksaan kualitas, bahan baku dimasukkan ke
gudang bahan baku dan datanya dicatat pada Terminal 3. Sedangkan Terminal 4
sampai 10 digunakan untuk permulaan dan penyelesaian tiap tahan dari proses
produksi. Ketika barang jadi selesai, barang tersebut dimasukkan ke dalam gudang
bahan jadi, dan datanya dicatat pada Terminal 11. Dan jika barang akan dikirim ke
pelanggan, barang tersebut akan dimasukkan ke area pengiriman dan datanya
dicatat pada Terminal 12.
Penggunaan terminal yang digambarkan dalam gambar di atas disebut
pelaporan kerja, karena menyediakan data yang menjelaskan pelaporan mengenai
arus material, pemanfaatan mesin, dan penggunaan sumber daya manusia.

b. Susbsistem Industrial Engineering


Merupakan analsis system yang terlatih khusu yang mempelajari operasi
manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Industrial Engineering

8
mengkhususkan diri dalam ranangan dan operasi system fisik tetapi juga memahami
system konseptual. Dan bagian penting dari kerja IE melibatkan pengaturan standar
produksi yang dilakukan dengan cara mempelajari proses produksi untuk
menentukan berapa lama waktu yang harus dihabiskan.

c. Subsistem Intelejen Manufaktur


Subsistem intelejen manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap
mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerjaan, material
dan mesin.
Informasi Pekerja
Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih untuk
berserikat, suatu kontrak menjelaskan harapan dan kewajiban baik perusahaan
maupun serikat. Informasi yang menjelaskan kinerja actual dari kedua pihak harus
dikumpulkan sehingga manajemen dapat memastikan bahwa syarat-syarat dalam
kontrak terpenuhi.
Informasi Pemasok
Sebagian besar departemen pembelian memiliki beberapa pembelian yang
mengkhususkan diri dalam memperoleh material kelas tertentu. Pemilihan pemasok
terbaik merupakan elemen kunci dalam menapai efisiensi dan kualitas produksi.

2. Subsistem Output
a. Subsistem Produksi
Manajemen manufaktur menggunakan subsistem produksi terutama untuk
mengelola proses produksi harian. Kegunaan lain adalah untuk membantu dalam
pembangunan fasilitas produksi baru. Subsistem produksi juga dapat membantu
manajemen dalam membuat keputusan lokasi.

b. Subsistem Persediaan
Manajemen manufaktur selalu bertanggung jawab atas persediaan bahan
baku dan barang dalam proses. Tingkat persediaan bahan perusahaan sangat penting
karena menggambarkan investasi yang besar. Uang yang tertanam dalam
persediaan tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang lain, melainkan untuk
pengeluaran biaya pemeliharaan dan biaya pembelian. Biaya pemeliharaan
9
biasanya dinyatakan sebagai persentase biaya tahunan dari barang, dan biaya
tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak,
dan asuransi. Sedangkan biaya pembelian diperlukan saat material dipesan (biaya
telepon, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian, dan sebagainya).

c. Subsistem Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal
berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun
pemilihan supplier. Banyak hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun
perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses perawatan.
Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses
(Process Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik
produk jadi maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi,
namun secara keseluruhan, tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk
yang dihasilkan.
Proses perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses
yang terbesar di lantai produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses
perawatan ini berhubungan dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan
dengan lamanya perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan
akan sangat mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu banyak
preemption (penghentian proses) dalam setiap stasiun kerja.

d. Subsistem Biaya
Subsistem biaya dapat berisi program-program yang menyiapkan laporan
periodic maupun khusus. Laporan periodik dapat dicetak dan dibagikan, atau dapat
disimpan di dalam bentuk yang telah disusun sebelumnya dalam database untuk
diambil nanti.

2.4 Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur oleh Manajer


Sistem informasi manufaktur digunakan baik dalam penciptaan maupun dalam operasi
sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer di area
manufaktur, dan manajer di area lain.

10
Para eksekutif, termasuk wakil presiden direktur manufaktur, menerima informasi
dari semua subsistem output. Superintendent pabrik juga menggunakan ikhtisar output
yang menjelaskan seluruh operasi.
Manajer dalam pemasaran dan keuangan juga menggunakan output itu. Pemasaran
tertarik pada aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena factor-faktor
tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus
pada subsistem persediaan, karena digunakan dalam menentukan investasipersediaan, dan
pada subsistem produksi, karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai
konstruksi atau perluasan pabrik.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan
prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem informasi manufaktur lebih
menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari
input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang
terjadi. Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 sub sistem input dan 4 sub sistem output
Di dalam sistem informasi manufaktur, komputer mempunyai 2 sifat yaitu sebagai
sistem fisik (digunakan pada saat proses produksi dan pengontrolan) dan sebagai sistem
informasi ( yang memberikan data informasi yang akurat ). CAD, CAM, dan Robotic
merupakan bagian dari komputer sebagai sistem fisik yang membantu dalam proses produksi
di dalam perusahaan. CAD dalam design, CAM dalam implementasinya dan robotic sebagai
tenaga penggerak.
ROP,MRP, MRP II, dan JIT adalah bagian dari computer sebagai system informasi
yang berfungsi untuk memaksimalkan hasil output perusahaan dan meminimalisasi jumlah
biaya yang dikeluarkan perusahaan pada saat berproduksi

12
DAFTAR PUSTAKA

McLeod Jr., Raymond. 1996. Sistem Informasi Manajemen, Jilid II. Jakarta: PT Prenhallindo
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

13
SAP 10

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Oleh
Kelompok 3
Ni Luh Putu Ayu Indri Istadewati (1607531091) (15)
Gede Maha Putra Chrisandita (1607531095) (18)
Ni Putu Andriani Megantari (1607531108) (20)
Ni Kadek Ayu Semitayani (1607531120) (21)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018
14

You might also like