You are on page 1of 2

3.

Diskusi

Keunikan alamiah pada studi ini terdapat pada pelimerisasi in-situ, emulsi minyak-air, dengan air
enkapsulasi oleh reaksi urea dengan formaldehid pada pH asam. Pencampuran polimer urea dan
formaldehid terjadi pada 2 tahap. Tahap pertama, urea terhidroksilisasi karena adanya penambahan
dari formaldehid ke kelompok amino pada urea. Reaksi ini sebenarnya merupakan salahsatu seri dari
reaksi paling depan pada formasi dari monometilolurea, dimetilolurea, and trimetilolurea seperti yang
diilustrasikan pada gambar 1.

Tahap kedua dari pencampuran resin urea-formaldehid mengandung kondensat metilolurea pada
molekul polimer yang lebih kecil. Peningkatan berat molekular pada kondisi asam, untuk memproduksi
berat molekular oligomer dan polimer yang lebih tinggi, adalah kombinasi berdasarkan reaksi :

1). Reaksi antara metilol dan kelompok amino pada molekul yang beraksi ke jembatan antara metilen
dan kelompok amino.

2). Reaksi antara 2 kelompok metilol membentuk ikatan metilen eter.

3). Pemisahan antara formaldehid dari ikatan metilen eter menghasilkan ikatan metilen.

4). Reaksi kelompok metilol dimana air dan formaldehid terpisah, lalu ikatan metilen eter dihasilkan.

Skema dari reaksi tahap kedua dideskripsikan pada gambar 2.

FTIR spektra dari PEG-600 dan microenkapsulat PEG-600 ditunjukkan pada gambar 3. Kedua spektra ini
menunjukkan kesamaan karakteristik pada puncaknya yaitu pada 3211 cm−1 , 1650 cm−1 , dan dekat
1400 cm−1 . Masing-masing puncak ini memiliki kaitan pada -NH, -C=O getaran melebar serta
pembelokkan –CH. Spektra pada mikrokapsul PEG urea formaldehid menunjukkan ikatan yang kuat pada
3332 cm−1 . Pita lebar ini memiliki kaitan pada hidrogen yang berikatan dengan N-H dan getaran OH.
Puncak yang tajam pada 1650 cm−1 telah ditetapkan pada C=O berasosiasi meregang dengan kehadiran
amida tersier. Munculnya ikatan OH dekat 3360 - 3390 cm−1 berkaitan dengan ikatan hidrogen. Analisa
spektra FTIR pada mikrokapsul urea-formaldehid konsisten dengan struktur yang dijelaskan pada
gambar 3. Pada pengamatan, enkapsulasi mikrokapsul PEG menunjukkan getaran CH2 yang meregang
kuat didekat 2800 cm-1 , dimana ini dikaitkan dengan kehadiran dari PEG. Pemanasan, pendinginan, dan
pemanasan ulang termogram pada mikrokapsul-PEG diperiksa menggunakan termogram DSC dan
digambarkan dengan Gambar 4. Mikrokapsul mendingin ke −20˚C lalu memanas kembali ke 40˚C pada
rata-rata 10˚C per menit. Temperatur leleh (Tm) mikrokapsul ditemukan di21˚C dimana ada kemiripan
pada PEG 600. Kapasitas penampung panas pada mikrokapsul terhitung sebesar 12.78 J/g. Ketika
mikrokapsul PCM memanas, terjadi penyerapan energi dan berubah dari fasa padat ke fasa cair.
Peubahan ini menghasilkan efek pendinginan sementara pada lapisan pakaian. Jika mikrokapsul PCM
mendingin ke suhu dibawah suhu rekristalisasi (12˚C) pada PCM (PEG), menyebabkan reaksi eksotermik,
lalu melepaskan panas pada kain. Gambar SEM dari mikrokapsul ditunjukkan oleh Gambar 5.
Mikrokapsul sedikit seragam dengan rata-rata diameter 30 µm. Muncul dengan bentuk bulat dan
membola pada permukaan yang halus. Mikrokapsul dilapisi pada 100% kain katun komersil yang
digosok dan diputihkan. Kain dicelupkan pada bak yang mengandung polirethan (binder) dan
mikrokapsul. Perbandingan polirethan dengan mikrokapsul yaitu 20:80. Kain dilapisi dan dipanaskan
pada suhu 80˚C. Contoh pelapis yang telah diuji untuk resistivitas termal pada piringan panas
mengandung pori-pori mikro dan ditempatkan didalam lingkup ruangan yang dikontrol pada suhu 21˚C
kelembaban 65%. Contoh kain yang ditempatkan di piringan panas, dengan sisi pelapis berhadapan
dengan piringan panas. Pelepasan panas dari kain dimonitor oleh sebuah sensor yang ditempatkan 7
mm diatas kain ketika piringan panas sedang dipanaskan. Ketahanan panas dari kain yang belum diberi
treatement yaitu 0.034241 m2 ·˚C/w ketika mikrokapsul PEG ditreatement resistivitas termal kain yaitu
0.041023. Artinya yaitu sensor diatas kain yang telah ditreatment didapati 20% lebih dingin daripada
kain yang belum diberi treatement, dimana keterkaitan penyerapan panas oleh mikrokapsul seiring fase
proses peubahan, mengubah the PEG menjadi fasa cair. Data ketahanan panas ditunjukkan oleh tabel 1.

4. Kesimpulan

Pada penelitian ini, mikrokapsul PEG-600 diproduksi oleh teknik polimerisasi in-situ menggunakan
ureaformaldehid. Analisa FTIR mengkonfirmasi kehadiran dari PEG bersamaan dengan mikrokapsul.
Selanjutnya, analisa DSC menunjukkan bahwa kapasitas penampungan energi dari mikrokapsul sebesar
12.78 J/g. Efek pendinginan dari mikrokapsul ini pada kain tekstil juga diukur menggunakan metode
piringan panas. Pekerjaan selanjutnya menggunakan PEG dengan berat molekular yang lebih tinggi dan
distribusi ukuran mikrokapsul mungkin terbukti dapat berguna.

You might also like