You are on page 1of 12

BAB III

DESAIN ALAT PENGEROL PIPA BAJA

3.1 Proses Perancangan Alat Pengerol Pipa Baja


Untuk merancang Alat pengerol pipa baja ada beberapa tahapan yang
dilakukan agar proses perancangan dapat di selesaikan dalam rentang waktu yang
di tentukan. Tahapan proses perancangan alat pengerol pipa baja dapat diketahui
menggunakan flow chat sebagai berikut:

Mulai

Surve Lapangan Identifikasi Masalah Kajian Pustaka

Desain Awal

Perhitungan Gaya dan Daya Motor

Apakah Tidak
Perhitungan Gaya
dan Daya Motor
Aman?

Ya

Penentuan Dimensi Bahan

Gambar Kerja

Selesai

Gambar Flow Chat Perancangan Alat Pengerol Pipa Baja

18
3.1.1 Penjelasan Flow Chart
1) Mulai
2) Surve Lapangan
Surve lapangan dilakukan untuk mencari permasalahan yang ada
dilapangan. Umumnya produk pengerol pipa tergolong manual,
sehingga diperlukan inovasi baru agar lebih efisien dalam
pengoperasiannya.
3) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yaitu dengan menentukan beberapa kriteria
yang dibutuhkan dalam merancang alat pengerol pipa baja. Kriteria
tersebut meliputi, dimensi pipa yang akan dirol, jenis material pipa
baja yang akan di rol, pemilihan material untuk alat pengerol pipa
baja dan harga jual produk haruslah terjangkau oleh masyarakat.
Produk tersebut merupakan inovasi alat pengerol pipa baja secara
manual. Dari hasil identifikasi masalah tersebut maka produk yang
akan dibuat yaitu alat pengerol pipa baja. Setelah permasalahan
tersebut ditentukan, maka rumusan masalah dapat ditentukan seperti
bagaimana proses merancang alat pengerol pipa baja dan bagaimana
mendesain alat pengerol pipa baja.
4) Kajian Pustaka
Kajian pustakan yaitu mencari sumber referensi yang dibutuhkan
untuk perancangan alat pengerol pipa baja. Kajian pustaka dapat di
peroleh melalui study literatur dari buku referensi yang dibutuhkan
untuk proses perancangan. Seiring berkembangnnya zaman, kajian
pustaka di peroleh melalui browsing di internet. Surfey lapangan
juga dapat dilakukan guna memperkuat kajian pustaka.
5) Desain Awal
Dalam desain awal ini penyusun menggambar desain awal dari
sebuah rancangan mesin. Penyusun juga mempertimbangkan
freebody diagram yang akan terjadi, penyusun juga
mempertimbangkan biaya paling ekonomis yang akan digunakan.

19
6) Perhitungan Gaya dan Daya Motor
Perhitungan gaya dan daya motor dimulai dari mengitung besaran
lendutan yang terjadi sesuai dengan konsep pada kajian literatur
kemudian menghitung daya yang diperlukan sesuai besar gaya yang
terjadi dalam perancangan alat pengerol pipa baja.
7) Penyesuaian Perhitungan Gaya dan Daya Motor
Penyesuaian perhitungan gaya dan daya motor yaitu menyesuaikan
perhitungan perancangan gaya yang terjadi apakah telah sesuai
dengan pembuatan desain alat pengerol pipa baja atau tidak. Apabila
perhitungan gaya dan daya motor tidak sesuai maka dilakukan ulang
perhitungan desain alat pengerol pipa baja hingga desain benar-
benar sesuai. Kajian pustaka juga dapat menyebabkan perhitungan
gaya dan daya motor tidak sesuai maka dari itu pemeriksaan pada
kajian pustaka juga perlu di lakukan agar hasil perhitungan sesuai.
8) Penentuan Dimensi Bahan
Jika perhitungan gaya dan daya motor telah sesuai maka penyusun
melakukan penentuan dimensi bahan yang mampu menahan gaya-
gaya yang terjadi. Penentuan dimensi bahan juga
mempertimbangkan dimensi yang minimalis agar didapatkan biaya
paling ekonomis.
9) Gambar Kerja
Setelah proses di atas selesai, penyusun melakukan gambar kerja
yang sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah
disebutkan di atas. Gambar kerja juga dilakukan dengan standar-
standar ISO yang sesuai dengan kajian pustaka.
10) Selesai.

20
3.2 Perhitungan Gaya dan Daya pada Pengerolan
Untuk dapat mengetahui besarnya gaya yang terjadi pada proses pengerolan,
maka yang kita lakukan adalah mengidentifikasi parameter-parameter pipa baja
karbon rendah sebagai berikut:
Diketahui : δ = 2 mm (Ditentukan)
L = 280 mm
L/2 = 280 mm
σ = 370 N/mm2
d = 19,1 mm
d1 = 16,1 mm
3.2.1 Perhitungan Momen Tahanan Banding Pipa Baja
Untuk menghitung momen tahanan banding pada pipa baja dapat
digunakan,
wb =

wb =

= 338,54 mm4

3.2.2 Kebutuhan Gaya untuk Membengkokkan Pipa Baja


Besar gaya yang diperlukan untuk membengkokkan pipa baja adalah:

Gambar Gaya pembebanan pada pipa

F = wb x σ / (L/2)
= 894,71 N

Gaya untuk melakukan penekanan berasal dari dongkrak hidrolis


dengan kapasitas 6 ton = 60.000 N, sehingga untuk melakukan proses
tersebut dikatakan aman karena 60.000 N > 894,71 N.

21
3.2.3 Menghitung Putaran Motor Setelah Direduksi
Untuk dapat mengetahui besarnya putaran motor setelah direduksi
maka diketahui terlebih dahulu beberapa parameter di bawah ini:

N1

N3 N2
3 Gambar Sketsa RPM Pada Mesin Rol

nmotor = 1.400 rpm


Ratio speed reducer = 1:20
Perbandingan ratio pada belt = 1:5
Sehingga putaran awal (n3) = 1.400 rpm, (n2) = setelah direduksi speed
reducer, (n1) = setelah direduksi belt, maka besarnya n3 adalah:

n2 = 1400 x

= 70 rpm
n1 = 70 x

= 14 rpm
3.2.4 Daya Motor yang Diperlukan
1) Menghitung Gaya Gesek
Gaya gesek yang terjadi antara roller dengan pipa baja yaitu:
Torsi Pada Rol

Gambar Gaya Gesek Pada Pengerolan

22
Fs = F x μ
= 894,71 x 0,15
= 134,21 N

2) Gaya saat Proses Pengerolan


Gaya-gaya yang terjadi ketika proses pengerolan berlangsung yaitu:

Gambar Ilustrasi gaya yang dialami motor listrik


F1 = Fs
= 134,21 N
F2 =

= 126,95 N

F3 =

=
= 9,39 N

3) Menghitung Torsi yang Dialami Motor Listrik


Torsi yang dialami motor listrik yaitu:
Mt3 = F3 x r
= 9,39 x 25
= 234,86 Nmm

= 0, 23486 Nm
4) Kebutuhan Daya Motor

23
Daya motor yang dibutuhkan dalam proses pengerolan yaitu:

P=

= 34,42 watt

Sehingga dirancang daya motor untuk proses pengerolan yaitu 0,25 hp.

3.3 Perhitungan V-Belt


Dalam perhitungan v-belt sebagai berikut:
3.3.1 Torsi yang Dialami Motor
Torsi yang dialami motor listrik setelah perancangan daya motor yaitu,
Mt3 =

= 1,272 Nm
= 1.272 Nmm

3.3.2 Perencanaan Belt


1) Untuk jarak sumbu dua poros (C) ialah 1,5 Dp sampai 2 Dp,
sehingga,

Gambar Perhitungan panjang keliling sabuk


C = 1,5. d2
= 1,5 . 52= 78 mm (minimum)
C = 2 . d2
= 2 . 350 = 656 mm (maksimum)

24
Panjang sabuk (L),
a. V Belt Reducer dan Roller

V Belt B V Belt A

Gambar Sketsa Perancangan V Belt


Dirancang:
Jarak sumbu poros : 588 mm
Diameter kaki puli roller : 328 mm
Diameter kaki puli keluaran reducer : 52 mm
Untuk menentukan panjang sabuk (L),
L = 2C+

= 2 (588) + )2

= 1804,9 mm
Sehingga panjang sabuk V yang digunakan yaitu dengan nomor
nominal 72 inchi.
b. V Belt Motor dan Reducer
Dirancang:
Jarak sumbu poros : 252 mm
Diameter kaki puli motor : 32 mm
Diameter kaki puli masukan reducer : 32 mm
Untuk menentukan panjang sabuk (L),
L = 2C+

= 2 (252) + )2

= 604 mm

25
Sehingga panjang sabuk V yang digunakan yaitu dengan nomor
nominal 24 inchi.
2) Kecepatan Sabuk V
Kecepatan sabuk yang dirancang yaitu,

V=

= 0,08 m/s
3) Kontak Sabuk dengan Pulley

Gambar Sudut kontak sabuk dengan puli


sin α =

= 0,24
α = arc sin 0,24
= 13,9o

θ =

= 2,65o
4) Tegangan pada V-Belt

0,4 x 2,65

T1 = 2,89 T2
Momen torsi
Mt3 = F x r

26
1272 = (T1-T2) r
= (T1 – T2) 25
= ( 2,89 T2 – T2 ) 37
= 1,89 T2 x 37
= 69,93 T2

T2 =

= 18,2 N
Sehingga T1,
T1 = 2,89 T2
= 2,89 x 18,2
= 52,6 N
Ttotal = T1+T2
= 52,6 + 18,2
= 70,8 N
3.4 Perencanaan Poros
Pada perencanaan ukuran poros terdapat perhitungan sebagai berikut:
1) Menentukan Momen Banding Maksimal
Pada perhitungan momen banding maksimal yang terjadi maka terdapat
pertimbangan arah free body diagram sebagai berikut,
Diketahui :
Jarak A-B = 170 mm
Jarak B-C = 180 mm
Jarak C-D = 60 mm

Gambar Arah gaya pada poros roller tengah

350 RC = 170 x 2969,1 – 410 x 70,8

27
RC =

= 1359,3 N
RA = - F + RC + (T1+T2)
= -2969,1 + 1359,3 + 70,8
= 1539,1 N
MbB = RA x 170
= 1539,1 x 170
= 261647,8 N
MbC = (T1+T2) x 60
= 70,8 x 60
= 4244,07 N
Sehingga MbB adalah momen banding maksimal karena MbB > MbC.
2) Poros dengan Beban Gabungan Puntir dan Banding.
Dirancang bahan poros ST 40

0,8 x 400
= 320 N/mm2
Rpuli roller = 175 mm
Mt1 = Fs x Rpuli roller
= 445,4 x 175
= 30.096 Nmm
Sesuai dengan teori tegangan geser,

d1 =

= 15,8 mm
Sesuai dengan teori tegangan banding,

d2 = )

28
=

= 18,4 mm
Dari hasil perhitungan diperoleh,
d1 = 15,8 mm
d2 = 18,4 mm
sehingga dirancang diameter poros yaitu 25 mm.

Gambar Sketsa Rancangan Alat Pengerol Pipa Baja

29

You might also like