Professional Documents
Culture Documents
Shoping Mall 2
Shoping Mall 2
Berbelanja dan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh manusia.
Kota Pati merupakan kota yang pertumbuhan ekonomi dan perdagangannya saat ini mulai
berkembang, namun kebutuhan akan tempat perbelanjaan modern yang ada di Kota Pati sendiri
belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pati, hal ini terlihat dari banyaknya
masyarakan yang memenuhi beberapa pusat perbelanjaan yang ada di kota Pati. Melihat fenomena
tersebut menarik minat salah satu investor untuk mendirikan sebuah tempat perbelanjaan modern
yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan dan berbelanja yaitu dengan mendirikan sebuah
shopping mall dengan konsep Arsitektur Modern.
Kajian diawali dengan mempelajari tentang pengertian shopping mall, tipe dan jenis shopping
mall, dan melakukan studi banding di beberapa shopping mall yang sesuai dengan standar mall
untuk didirikan dikota Pati, serta melakukan kajian tentang Kota Pati, perkembangan perekonomian
di tersebut, jalur perdagangan di kota tersebut. Konsep desain Arsitektur modern cocok diterapkan
pada shopping mall yang akan didirikan di kota Pati. Pemilihan tapak dilakukan pada lokasi-lokasi
yang merupakan lokasi jalur perdangan kota Pati, dan daribeberapa lokasi yang terpilih dilakukan
pembobotan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk didirikan sebuah shopping mall.
Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi
dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.
1. LATAR BELAKANG
Pati adalah salah satu kota yang terletak di
Dari latar belakang di atas, penyusun
jalur pantai utara Jawa Tengah. Kota Pati
menyimpulkan bahwa perlu adanya sebuah
terletak di sebelah timur dari kota Kudus,
fasilitas publik bersifat komersial yang dapat
dimana saat ini kota pati menjadi salah satu
mewadahi kegiatan – kegiatan yang berkaitan
kota perluasan pengembangan industri.
dengan dunia perdagangan sesuai dengan
Perluasan industri tersebut terlihat dengan
kebutuhan masyarakat, yaitu Shopping Mall di
semakin banyaknya pembangunan kawasan
Pati. Shopping Mall di Pati ini menggunakan
industri di kota Pati. Perluasan pembangunan
penekanan desain Arsitektur Modern. Selain
khususnya di bidang ekonomi tersebut secara
itu, keunggulan Shopping Mall di Pati yang
langsung akan berdampak pada peningkatan
lain adalah kenyamanan bagi pengunjung
income dari masyarakat. Dalam suatu kondisi
untuk berbelanja sekaligus rekreasi.
perekonomian pertambahan pendapatan
penduduk secara berbanding lurus akan
2. RUMUSAN MASALAH
meningkatkan daya beli dari masyarakat.
Untuk menambah perbendaharaan fasilitas Perlu adanya tempat untuk mewadahi
perdagangan dan hiburan yang representative kebutuhan masyarakat akan tempat
di kota Pati khususnya dan daerah – daerah perbelanjaan di kota Pati.
disekitarnya, maka dibutuhkan suatu pusat Diperlukan tempat perbelanjaan dengan
perbelanjaan yang tidak hanya menampung konsep modern di kota Pati.
aktifitas berbelanja tetapi juga menyediakan
fasilitas hiburan terutama untuk anak-anak 3. METODOLOGI
dan remaja. Didalam pusat perbelanjaan ini
Kajian diawali dengan pengumpulan data
ditampung berbagai macam produk.
ditempuh dengan cara studi pustaka/ studi
I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 383
literatur mencari pengetrian tentang shopping market, bakery, drugstore, stationery
mall, jenis dan tipologi dan jenis shopping store, restaurant, barbe shop, beauty
mall, klasifikasi shopping mall, analisa parlor, laundry dan dry-clening,
pengunjung pada shopping mall. Dilakukan hardware service station.
juga tinjauan mengenai Kota Pati, 2. Intermediate atau Community-Sized
perkembangan shopping mall di kota Center
tersebut. Pendekatan perancangan Merupakan pertokoan yang berbentuk
arsitektural dilakukan dengan konsep linear, tetapi lebih besar dari
Arsitektur Modern . Pemilihan tapak dilakukan Neighbourhood Center, dengan fasilitas
pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan Neighbourhood Center dengan
matriks pembobotan. tambahan florist, bank, post-office,
junior Dept. Store, gift shop, liquor,
athletics goods shop, candy shop, movie
4. KAJIAN PUSTAKA theater dan lainya.
4.1. Tinjauan Umum Shopping Mall 3. Regional Center
Secara Tradisional pengertian Mall adalah Terdiri dari 1-4 departement store atau
area memanjang yang tebentuk oleh deretan supermarket ditambah 50-100 lebih
pepohonan dan dipergunakan masyarakat toko satelit dan fasilitas lain yang
umum untuk berjalan kaki. Sekarang mall semuanya menghadap kejalur pejalan
merupakan bentuk jalan atau plasa dikawasan kaki utama (mall), dengan fasilitas yang
pusat bisnin yang berorientasi pada sama dengan Community-Sized Center
pedestrian area sebagai ruang transit ditambah sedikitnya satu major
(sumber:Materi Kuliah Perkotaan, Area departemen store.
Pedestrian). 4. Renewal Project
Merupakan pusat pertokoan yang
Sedangkan menurut James S. Hornbeck terletak dipusat kota (down town) yang
(Stores and Shopping Centers, 1962) adalah merupakan bangunan bertingkat yang
suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencari, terdiri dari department store dan
kemudian membeli barang-barang yang pertokoan. Tipe ini biasanya
dipajang dan ditawarkan. Namun untuk dihubungkan dengan fasiltsa-fasilitas
pengertian shopping mall yang lebih tepat lain seperti hotel ( De Chiara, Joseph &
dalam konteks pusat perbelanjaan adalah Lee Koppelman, Planning Design
kegiatan seseorang yang berusaha mencari, Criteria, Van Nostrand Company, New
melihat, menemukan, membandingkan harga York, 1969, hal 234)
barang dan membelinya, dan implikasi dari
semua kegiatan dan pengalaman pencarian Elemen – Elemen dalam shopping Mall
tersebut merupakan suatu unsur yang menurut Bednar (1990), adalah :
penting. a. Magnet Primer (Anchor)
Magnet primer merupakan transformasi dari
Tipologi dan jenis
node kota yang berfungsi sebagai titik
a. Jenis shopping mall konsentrasi. Dan dapat pula menjadi
Jenis dari Shopping Mall adalah sebagia Landmark. Analoginya dapat berupa Plaza
berikut ( Redstone, Luois g., New atau court yang akan menjadi daya tarik
Dimnesion in Shopping Center and Store) utama pada Shopping Mall. Konsep penataan
1. Neighbourhood Center ruang pada shopping mall pada umumnya
Merupakan deret yang berbentuk berupa garis lurus (linear) atau setengah
linear, sejajar dengan jalan raya, lingkaran. Pada bentuk linear diperlukan dua
dengan parker diantara jalan raya dan buah magnet pada pengakhiran koridor.
fasade took. Neighbourhood Center Sedangkan yang berbentuk T, L, atau
berkembang menjadi satu unit Lengkung memerlukan tiga buah magnet.
pertokoan berbentuk minimal mall, Dalam perkembangannya sering pula di pakai
dengan fasilitas antara lain: food- magnet perantara yaitu bila jarak antar
384 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
magnet utama terlalu panjang sehingga bisa Vault Skylight, bentuk lengkung atau
menimbulkan kesan monoton. Jarak antar setengah lingkaran.
magnet maksimal adalah 250 meter. Pyramid or Dome, Bentuk pyramid atau
b. Magnet sekunder kubah.
Magnet sekunder merupakan transformasi Glazed wall, bentuk dinding kaca.
dari districk kota. Perwujudtannya dapat Multiple linear skylight, bentuk berupa
berupa toko-toko pengecer maupun fasilitas- atrium linear.
fasilitas lainnya. Toko merupakan salah satu Multipleunits skylight, bentuk dengan
bagian terpenting dari shopping mall yang beberapa unit atrium.
dianggap sebagai district pada pusat e. Vegetasi
perbelannjaan. Penempatan toko erat Merupakan elemen yang berfungsi untuk
kaitannya dengan magnet primer sebagai melengkapi keberadaan suatu jalan. Dalam
daya tarik utam dalam shopping mall perencanaan mall, pohon berintegrasi dengan
tersebut. Pemanfaatan daya tarik dengan elemen desain lainnya. Pohon digunakan
mengarahkan pengunjung sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan asri pada
sehingga dengan sendirinya arus tersebut pedestrian serta menambah kesejukan mall.
melewati toko-toko kecil sebelum akhirnya Street furnitur yang biasa dipakai dalam
menuju magnet primer yang terdapat di shoping mall antara lain :
depan anchor tenant yang berupa department
store, supermaket, atau cineplex. Lampu penerangan atau lampu hias
c. Koridor Sclupture
Merupakan transformasi dari path, Tempat duduk (sitting group)
penerapannya dapat berupa jalur untuk Kolam dan air mancur
pejalan kaki yang menghubungkan antara Pot tanaman
magnet-magnet yang ada. Ada dua macam Box telpon, tempat sampah dan
koridor, yaitu koridor utama (primer) dan sebagainya.
koridor tambahan (sekunder). Koridor utama
merupakan orientasi dari toko-toko yang ada
di sepanjangnya. Sedangkan koridor Prinsip Dasar Shopping Mall
tambahan merupakan koridor yang terletak
pada perpanjangan koridor utama, yang Secara keseluruhan fisik, shopping mall
memudahkan pencapaian dari area parkir dan mempunyai prinsip-prinsip :
mempersingkat jarak entrance bila terjadi 1. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama
keadaan darurat. Lebar koridor utama sekitar (pedestrian way) atau dikenal sebagai koridor
15 meter sedangkan koridor tambahan sekitar utama dengan satu atau lebih tambahan jalur
6 meter. pejalan kaki atau koridor tambahan yang
d. Atrium berhubungan dengan koridor uama dan lokasi
Merupakan ruang kosong yang diapit oleh parkir atau jalan yang berdekatan.
lapisan-lapisan lantai yang disekelilingnya, 2. Semua toko menghadap dan memiliki pintu
dengan ketinggian minimal dua lantai atau masuk kea rah koridor utama ataupun koridor
lebih yang mendapat pencahayaan alami tambahan.
siang hari dan menjadi pusat orientasi 3. Untuk mengatasi masalah parkir karena
bangunan. Atrium ini berfungsi sebagai daya tingginya harga dan semakin berkurangnya
tarik dalam perancangan ruang dalam lahan bagi suatu shopping mall, maka dapat
maupun ruang luar bangunan tersebut. Begitu disediakan bangunan parkir bertingkat
pula halnya dengan EMAC (Enclosed Mall Air (double decked) atau besment, disamping
Conditioned), atrium sangat penting parkir secara konfensional. ( De Chiara, Joseph
perannya. & Jhon Hancoc Callender, Time Saver
Berdasarkan penutup atrium tersebut dapat Standards for Building Types, Mc Graw-Hill
berupa : Book Company, New York, 1981, hal 578).
I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 385
5. STUDI BANDING
5.1. Java Mall
386 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
5.2 Mall Ciputra Semarang - Kecil (small). Unit dengan luas ±25-50 m2
yang terletak dilantai 2.
- Sedang (medium). Unit-unit yang memiliki
luas ± 70-100 m2, yang terdiri dari toko
swalayan, dan restoran yang terletak dilantai
1.
- Besar (big). Unit-unit yang memiliki luas
diatas ±100 m2, yang terdiri dari
Gambar 2 Mall Ciputra Semarang Departement Store, Cineplex yang terletak
Sumber : Dokumentasi Pribadi dilantai 3.
- Rumah toko (ruko) yang menghadap
Mall Ciputra Semarang merupakan bangunan kebelakang bangunan (kerah Jl. Anggrek),
mix used complex yang terletak pada lokasi disewakan juga sebagai perkantoran.
strategis di kawasan Simpang Lima Semarang.
Dibangun diatas lahan kurang lebih 2,01 Ha.
Dengan luas lantai sekitar 50.000m, dimana 5.3 DP Mall Semarang
38.00m2 diantaranya diperuntukan untuk
shopping mall. Bangunan ini terdiri atas dua
massa bangunan, dimana massa bagian depan
merupakan bangunan setinggi 12 lantai yang
difungsikan sebagai hotel dan massa bagian
belakang yang terdiri dari 3 lantai untuk
shopping mall.
I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 387
- Mall (koridor) selebar ± 9 m yang terletak
antara dua deretan tenant-tenant 7. PENDEKATAN ASRSITEKTURAL
Arsitektur Modern adalah keberanian
tindakan merombak konsep – konsep lama,
6. KAJIAN LOKASI
memadukan keanekaragaman gaya tradisi
6.1. Tinjauan kota Pati
menjadi satu kesepakatan baru yang
prosesnya berpijak pada aspek – aspek fungsi,
material, ekonomi dan sosiologi (Jencks,
1977). Sedangkan dasar – dasar pembentukan
pemikiran modern dalam arsitektur itu sendiri
adalah : humanisme, rasionalisme,
fungsionalisme dan konstruktivisme. Ada 3
tahap perkembangan arsitektur modern,
yaitu:
1. Early Modern (1869 – 1917)
388 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
5. Teknologi dan struktur.
6. Kesederhanaan.
7. Asimetris dan keteraturan.
8. Teknologi dan struktur.
I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 389
8.2. Tapak Terpilih Ketinggian bangunan
= luas lantai bangunan : luas lantai dasar
bangunan
= 12.852 : 6.120
=2,1
= 3 lantai
KLB ( 1.8 )
= luas yang boleh terbangun (:) luas total
= 10.200 (:) 17.000
= 1,6 (<1,8 sesuai)
390 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
APPENDIX : ILUSTRASI PERANCANGAN
I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 391
i
392 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4