You are on page 1of 10

SHOPPING MALL DI PATI (VELODROME DAN AREA KOMERSIAL)

Oleh : Ristina Wijayanti, Bambang Suyono, Eddy Dharmawan

Berbelanja dan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh manusia.
Kota Pati merupakan kota yang pertumbuhan ekonomi dan perdagangannya saat ini mulai
berkembang, namun kebutuhan akan tempat perbelanjaan modern yang ada di Kota Pati sendiri
belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pati, hal ini terlihat dari banyaknya
masyarakan yang memenuhi beberapa pusat perbelanjaan yang ada di kota Pati. Melihat fenomena
tersebut menarik minat salah satu investor untuk mendirikan sebuah tempat perbelanjaan modern
yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan dan berbelanja yaitu dengan mendirikan sebuah
shopping mall dengan konsep Arsitektur Modern.
Kajian diawali dengan mempelajari tentang pengertian shopping mall, tipe dan jenis shopping
mall, dan melakukan studi banding di beberapa shopping mall yang sesuai dengan standar mall
untuk didirikan dikota Pati, serta melakukan kajian tentang Kota Pati, perkembangan perekonomian
di tersebut, jalur perdagangan di kota tersebut. Konsep desain Arsitektur modern cocok diterapkan
pada shopping mall yang akan didirikan di kota Pati. Pemilihan tapak dilakukan pada lokasi-lokasi
yang merupakan lokasi jalur perdangan kota Pati, dan daribeberapa lokasi yang terpilih dilakukan
pembobotan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk didirikan sebuah shopping mall.
Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi
dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain.

Kata Kunci : Perbelanjaan, Shopping Mall, Pati, Arsitektur Modern

1. LATAR BELAKANG
Pati adalah salah satu kota yang terletak di
Dari latar belakang di atas, penyusun
jalur pantai utara Jawa Tengah. Kota Pati
menyimpulkan bahwa perlu adanya sebuah
terletak di sebelah timur dari kota Kudus,
fasilitas publik bersifat komersial yang dapat
dimana saat ini kota pati menjadi salah satu
mewadahi kegiatan – kegiatan yang berkaitan
kota perluasan pengembangan industri.
dengan dunia perdagangan sesuai dengan
Perluasan industri tersebut terlihat dengan
kebutuhan masyarakat, yaitu Shopping Mall di
semakin banyaknya pembangunan kawasan
Pati. Shopping Mall di Pati ini menggunakan
industri di kota Pati. Perluasan pembangunan
penekanan desain Arsitektur Modern. Selain
khususnya di bidang ekonomi tersebut secara
itu, keunggulan Shopping Mall di Pati yang
langsung akan berdampak pada peningkatan
lain adalah kenyamanan bagi pengunjung
income dari masyarakat. Dalam suatu kondisi
untuk berbelanja sekaligus rekreasi.
perekonomian pertambahan pendapatan
penduduk secara berbanding lurus akan
2. RUMUSAN MASALAH
meningkatkan daya beli dari masyarakat.
Untuk menambah perbendaharaan fasilitas  Perlu adanya tempat untuk mewadahi
perdagangan dan hiburan yang representative kebutuhan masyarakat akan tempat
di kota Pati khususnya dan daerah – daerah perbelanjaan di kota Pati.
disekitarnya, maka dibutuhkan suatu pusat  Diperlukan tempat perbelanjaan dengan
perbelanjaan yang tidak hanya menampung konsep modern di kota Pati.
aktifitas berbelanja tetapi juga menyediakan
fasilitas hiburan terutama untuk anak-anak 3. METODOLOGI
dan remaja. Didalam pusat perbelanjaan ini
Kajian diawali dengan pengumpulan data
ditampung berbagai macam produk.
ditempuh dengan cara studi pustaka/ studi

I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 383
literatur mencari pengetrian tentang shopping market, bakery, drugstore, stationery
mall, jenis dan tipologi dan jenis shopping store, restaurant, barbe shop, beauty
mall, klasifikasi shopping mall, analisa parlor, laundry dan dry-clening,
pengunjung pada shopping mall. Dilakukan hardware service station.
juga tinjauan mengenai Kota Pati, 2. Intermediate atau Community-Sized
perkembangan shopping mall di kota Center
tersebut. Pendekatan perancangan Merupakan pertokoan yang berbentuk
arsitektural dilakukan dengan konsep linear, tetapi lebih besar dari
Arsitektur Modern . Pemilihan tapak dilakukan Neighbourhood Center, dengan fasilitas
pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan Neighbourhood Center dengan
matriks pembobotan. tambahan florist, bank, post-office,
junior Dept. Store, gift shop, liquor,
athletics goods shop, candy shop, movie
4. KAJIAN PUSTAKA theater dan lainya.
4.1. Tinjauan Umum Shopping Mall 3. Regional Center
Secara Tradisional pengertian Mall adalah Terdiri dari 1-4 departement store atau
area memanjang yang tebentuk oleh deretan supermarket ditambah 50-100 lebih
pepohonan dan dipergunakan masyarakat toko satelit dan fasilitas lain yang
umum untuk berjalan kaki. Sekarang mall semuanya menghadap kejalur pejalan
merupakan bentuk jalan atau plasa dikawasan kaki utama (mall), dengan fasilitas yang
pusat bisnin yang berorientasi pada sama dengan Community-Sized Center
pedestrian area sebagai ruang transit ditambah sedikitnya satu major
(sumber:Materi Kuliah Perkotaan, Area departemen store.
Pedestrian). 4. Renewal Project
Merupakan pusat pertokoan yang
Sedangkan menurut James S. Hornbeck terletak dipusat kota (down town) yang
(Stores and Shopping Centers, 1962) adalah merupakan bangunan bertingkat yang
suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencari, terdiri dari department store dan
kemudian membeli barang-barang yang pertokoan. Tipe ini biasanya
dipajang dan ditawarkan. Namun untuk dihubungkan dengan fasiltsa-fasilitas
pengertian shopping mall yang lebih tepat lain seperti hotel ( De Chiara, Joseph &
dalam konteks pusat perbelanjaan adalah Lee Koppelman, Planning Design
kegiatan seseorang yang berusaha mencari, Criteria, Van Nostrand Company, New
melihat, menemukan, membandingkan harga York, 1969, hal 234)
barang dan membelinya, dan implikasi dari
semua kegiatan dan pengalaman pencarian Elemen – Elemen dalam shopping Mall
tersebut merupakan suatu unsur yang menurut Bednar (1990), adalah :
penting. a. Magnet Primer (Anchor)
Magnet primer merupakan transformasi dari
Tipologi dan jenis
node kota yang berfungsi sebagai titik
a. Jenis shopping mall konsentrasi. Dan dapat pula menjadi
Jenis dari Shopping Mall adalah sebagia Landmark. Analoginya dapat berupa Plaza
berikut ( Redstone, Luois g., New atau court yang akan menjadi daya tarik
Dimnesion in Shopping Center and Store) utama pada Shopping Mall. Konsep penataan
1. Neighbourhood Center ruang pada shopping mall pada umumnya
Merupakan deret yang berbentuk berupa garis lurus (linear) atau setengah
linear, sejajar dengan jalan raya, lingkaran. Pada bentuk linear diperlukan dua
dengan parker diantara jalan raya dan buah magnet pada pengakhiran koridor.
fasade took. Neighbourhood Center Sedangkan yang berbentuk T, L, atau
berkembang menjadi satu unit Lengkung memerlukan tiga buah magnet.
pertokoan berbentuk minimal mall, Dalam perkembangannya sering pula di pakai
dengan fasilitas antara lain: food- magnet perantara yaitu bila jarak antar

384 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
magnet utama terlalu panjang sehingga bisa  Vault Skylight, bentuk lengkung atau
menimbulkan kesan monoton. Jarak antar setengah lingkaran.
magnet maksimal adalah 250 meter.  Pyramid or Dome, Bentuk pyramid atau
b. Magnet sekunder kubah.
Magnet sekunder merupakan transformasi  Glazed wall, bentuk dinding kaca.
dari districk kota. Perwujudtannya dapat  Multiple linear skylight, bentuk berupa
berupa toko-toko pengecer maupun fasilitas- atrium linear.
fasilitas lainnya. Toko merupakan salah satu  Multipleunits skylight, bentuk dengan
bagian terpenting dari shopping mall yang beberapa unit atrium.
dianggap sebagai district pada pusat e. Vegetasi
perbelannjaan. Penempatan toko erat Merupakan elemen yang berfungsi untuk
kaitannya dengan magnet primer sebagai melengkapi keberadaan suatu jalan. Dalam
daya tarik utam dalam shopping mall perencanaan mall, pohon berintegrasi dengan
tersebut. Pemanfaatan daya tarik dengan elemen desain lainnya. Pohon digunakan
mengarahkan pengunjung sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan asri pada
sehingga dengan sendirinya arus tersebut pedestrian serta menambah kesejukan mall.
melewati toko-toko kecil sebelum akhirnya Street furnitur yang biasa dipakai dalam
menuju magnet primer yang terdapat di shoping mall antara lain :
depan anchor tenant yang berupa department
store, supermaket, atau cineplex.  Lampu penerangan atau lampu hias
c. Koridor  Sclupture
Merupakan transformasi dari path,  Tempat duduk (sitting group)
penerapannya dapat berupa jalur untuk  Kolam dan air mancur
pejalan kaki yang menghubungkan antara  Pot tanaman
magnet-magnet yang ada. Ada dua macam  Box telpon, tempat sampah dan
koridor, yaitu koridor utama (primer) dan sebagainya.
koridor tambahan (sekunder). Koridor utama
merupakan orientasi dari toko-toko yang ada
di sepanjangnya. Sedangkan koridor Prinsip Dasar Shopping Mall
tambahan merupakan koridor yang terletak
pada perpanjangan koridor utama, yang Secara keseluruhan fisik, shopping mall
memudahkan pencapaian dari area parkir dan mempunyai prinsip-prinsip :
mempersingkat jarak entrance bila terjadi 1. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama
keadaan darurat. Lebar koridor utama sekitar (pedestrian way) atau dikenal sebagai koridor
15 meter sedangkan koridor tambahan sekitar utama dengan satu atau lebih tambahan jalur
6 meter. pejalan kaki atau koridor tambahan yang
d. Atrium berhubungan dengan koridor uama dan lokasi
Merupakan ruang kosong yang diapit oleh parkir atau jalan yang berdekatan.
lapisan-lapisan lantai yang disekelilingnya, 2. Semua toko menghadap dan memiliki pintu
dengan ketinggian minimal dua lantai atau masuk kea rah koridor utama ataupun koridor
lebih yang mendapat pencahayaan alami tambahan.
siang hari dan menjadi pusat orientasi 3. Untuk mengatasi masalah parkir karena
bangunan. Atrium ini berfungsi sebagai daya tingginya harga dan semakin berkurangnya
tarik dalam perancangan ruang dalam lahan bagi suatu shopping mall, maka dapat
maupun ruang luar bangunan tersebut. Begitu disediakan bangunan parkir bertingkat
pula halnya dengan EMAC (Enclosed Mall Air (double decked) atau besment, disamping
Conditioned), atrium sangat penting parkir secara konfensional. ( De Chiara, Joseph
perannya. & Jhon Hancoc Callender, Time Saver
Berdasarkan penutup atrium tersebut dapat Standards for Building Types, Mc Graw-Hill
berupa : Book Company, New York, 1981, hal 578).

I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 385
5. STUDI BANDING
5.1. Java Mall

Gambar 2.1. Koridor tambahan tak


berhubungan dengan magnet primer
Sumber : Time Saver, 1981
Gambar 1. Java Supermall
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Java Supermall merupakan salah satu


shopping mall yang terdapat di Semarang .
Java Supermall terletak di Jl. MT Haryono yang
merupakan jalan utama, disekitar bangunan
Java Supermall ini merupakan pertokoan yang
Gambar 2.2. Koridor tambahan menunjukan bahwa daerah itu merupakan
berhubungan dengan magnet primer daerah perdagangan.
Sumber : Time Saver, 1981
 Penataan Ruang Dalam (interior)
Tipe-tipe Mall menurut Rubeinstein (1978)
Tenant Shop (tenant) dan anchor tenant yang
dalam Central City Mall adalah :
berorientasi kearah mall, dengan tipe-tipe
a. Mall terbuka (Open Mall)
berikut :
Pada Mall terbuka semacam ini semua jalan
- Kecil (small). Unit dengan luas ±25-45 m2
yang direncanakan mengutamakan
yang terletak dilantai 3.
kenyamanan pejalan kaki. Mall terbuka ini
- Sedang (medium). Unit-unit yang memiliki
dapat terletak di pusat kota atau di daerah
luas ± 70-100 m2, yang terdiri dari took
pinggiran kota. System penghawaan dilakukan
swalayan, dan restoran yang terletak dilantai
secara alami namun kondisi cuaca sangat
2.
mempengaruhi kenyamanan.
- Besar (big). Unit-unit yang memiliki luas
diatas ±100 m2, yang terdiri dari
b. Mall Komposit (Composite Mall)
Departement Store tersebar yang terletak
Merupakan tipe mall yang sebagian terbuka
dilantai 1,2,3.
dan bagian yang lainnya tertutup. Pada mall
 Jenis Ruang
yang bagian tertutup diletakkan ditengah
- Tenant shop yang tersebar di tiap-tiap lantai.
sebagai pusat dan menjadi magnet yang
- Mall (koridor) selebar ±6m yang terletak
menarik pengunjung untuk masuk ke mall.
antara dua deretan tenant-tenant.
c. Mall Tertutup (Endclosed Mall) - Terdapat plaza (court) di tengah mall,
Merupakan bagunan yang lengkap dimana berfungsi sebagai landmark/titik
pengunjung dan penjual yang terlindung konsentrasi,sering difungsikan untuk
dalam suatu bangunan yang tertutup sehingga bermacam-macam seperti pameran
memungkinkan untuk berinteraksi sosial, computer, elektronika, dan mobil.
pameran dan pertunjukan lainnya. Sistem
penghawaan dilakukan secara mekanis yang
lazim dengan EMAC (Enclosed Mall Air
Conditioned). Mall yang semacam inilah yang
paling banyak diterapkan di daerah tropis.

386 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
5.2 Mall Ciputra Semarang - Kecil (small). Unit dengan luas ±25-50 m2
yang terletak dilantai 2.
- Sedang (medium). Unit-unit yang memiliki
luas ± 70-100 m2, yang terdiri dari toko
swalayan, dan restoran yang terletak dilantai
1.
- Besar (big). Unit-unit yang memiliki luas
diatas ±100 m2, yang terdiri dari
Gambar 2 Mall Ciputra Semarang Departement Store, Cineplex yang terletak
Sumber : Dokumentasi Pribadi dilantai 3.
- Rumah toko (ruko) yang menghadap
Mall Ciputra Semarang merupakan bangunan kebelakang bangunan (kerah Jl. Anggrek),
mix used complex yang terletak pada lokasi disewakan juga sebagai perkantoran.
strategis di kawasan Simpang Lima Semarang.
Dibangun diatas lahan kurang lebih 2,01 Ha.
Dengan luas lantai sekitar 50.000m, dimana 5.3 DP Mall Semarang
38.00m2 diantaranya diperuntukan untuk
shopping mall. Bangunan ini terdiri atas dua
massa bangunan, dimana massa bagian depan
merupakan bangunan setinggi 12 lantai yang
difungsikan sebagai hotel dan massa bagian
belakang yang terdiri dari 3 lantai untuk
shopping mall.

Mall Ciputra Semarang merupakan sebuah


pusat perbelanjaan yang berfungsi tidak Gambar 3 DP Mall Semarang
hanya sebagai tempat berbelanja, tetapi juga Sumber : Dokumentasi Pribadi
berfungsi sebagai sarana rekreasi dan hiburan DP Mall dibangun dan dikelola oleh PT Duta
untuk semua jenis usia. Selain ekspresi Pertiwi Raya yang tergabung dalam Sinarmas
bangunan tetap menonjolkan Corporate Group, diharapkan menjadi pengalaman baru
Identitiy yang menjadi ciri dari hampir semua dalam berbelanja bagi masyarakat Semarang.
bangunan dari Group Ciputra, yaitu gaya DP Mall dibangun dengan konsep interior
Medieania. minimalis dibangun dengan tiga lantai yaitu
lantai dasar, lantai satu, dan lantai dua. Lantai
 Penataan Ruang Luar (eksterior) dasar akan diisi oleh tenant atau toko dengan
Tingginya harga lahan di Kawasan Simpang jenis usaha seperti fashion, aksesoris,
Lima ini mengakibatkan lahan yang tersedia perlengkapan rumah tangga, optik, dan
dimanfaatkan seoptimal mungkin. Lahan yan perhiasan.
tersisa selain untuk jalur sirkulasi kendaraan,
juga dimanfaatkan untuk lahan parker,  Penataan Ruang Dalam (interior)
sehingga hamper tidak menyadiakan lahan DP Mall terdiri dari unit-unit :
hijau sama sekali. Akan tetapi walaupun Tenant Shop (tenant) dan anchor tenant yang
sudah dioptimalkan untuk lahan parker berorientasi kea rah mall, dengan tipe-tipe
sedemikian rupa, ternyata tetap belim berikut :
sanggup menampun g jumlah kendaraan yang - Kecil. Unit-unit dengan luas ±30-50m2, yang
ada. terdiri dari toko yang terletak dilantai 1 dan 3.
- Sedang. Unit-unit yang memiliki luas ±80-100
 Penataan Ruang Dalam (interior) m2, yang terdiri dari toko swalayan, dan
Tenant Shop (tenant) dan anchor tenant yang restora yang terletak dilantai 2. Besa
berorientasi kearah mall, dengan tipe-tipe - Besar. Unit-unit yang memiliki luas diatas
berikut : ±500 m2, yang terdiri dari Departement Store
yang terletak di lantai 2.

I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 387
- Mall (koridor) selebar ± 9 m yang terletak
antara dua deretan tenant-tenant 7. PENDEKATAN ASRSITEKTURAL
Arsitektur Modern adalah keberanian
tindakan merombak konsep – konsep lama,
6. KAJIAN LOKASI
memadukan keanekaragaman gaya tradisi
6.1. Tinjauan kota Pati
menjadi satu kesepakatan baru yang
prosesnya berpijak pada aspek – aspek fungsi,
material, ekonomi dan sosiologi (Jencks,
1977). Sedangkan dasar – dasar pembentukan
pemikiran modern dalam arsitektur itu sendiri
adalah : humanisme, rasionalisme,
fungsionalisme dan konstruktivisme. Ada 3
tahap perkembangan arsitektur modern,
yaitu:
1. Early Modern (1869 – 1917)

Gambar 4 Kabupaten Pati 2. High Modernism (1917 – 1969)


Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Late Modernism (1969 - …)
Batas Administratif Kota Pati : Arsitektur modern melahirkan konsep –
konsep baru dalam perancangan. Salah satu di
Sebelah Utara: Kabupaten Jepara dan Laut antaranya adalah Form Follows Function yang
Jawa. dicetuskan oleh Louis Sullivan. Aliran ini
SebelahTimur: Kabupaten Rembang dan Laut banyak dianut oleh sebagian besar arsitek
Jawa. aliran modern.
Sebelah Barat : Kabupaten Kudus dan Secara garis besar pengertian Form Follows
Kabupaten Jepara. Function adalah :
Sebelah Selatan :Kabupaten Grobogan dan
Kabupaten Blora. 1. Ruang – ruang yang direncanakan sesuai
fungsinya.
Berdasarkan Pati Dalam Angka 2010. 2. Bangunan tidak harus terdiri dari kepala,
Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 badan dan kaki.
daerah kabupaten / kota di JawaTengah 3. Struktur tidak perlu dibungkus dengan
bagian timur, terletak diantara 1100, 50’ - bentuk – bentuk atau ornamen – ornamen
1110, 15’bujurtimurdan 60, 25 –70,00’ lintang seperti pada arsitektur klasik.
selatan.
Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah Ciri – ciri arsitektur modern menurut Charles
150.368 Ha yang terdiri dari 58.448 ha lahan Jencks, The Language of Modern Architecture,
sawah dan 91.920 ha lahan bukan sawah. 1974 antara lain :
1. Menggunakan struktur rangka.
a. Kependudukan Kota Pati 2. Tingkat transparansi tinggi.
Data kependudukan yang disajikan dalam
publikasi mulai tahun 2004 bersumber dari
Pendaftaran Pemilihdan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B) yang dilaksanakan pada
pertengahan tahun 2003. Jadi pada publikasi
ini ada perbedaan dengan publikasi
sebelumnya, dimana pada publikasi Gambar 5 contoh arsitektur modern
menggunakan pendataan yang baru. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Penduduk akhir tahun 2007 berdasarkan hasil 3. Kesederhanaan.
P4B adalah 1.247.881. 4. Asimetris dan keteraturan.

388 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
5. Teknologi dan struktur.
6. Kesederhanaan.
7. Asimetris dan keteraturan.
8. Teknologi dan struktur.

Tabel 3: Program Ruang kelompok aktivitas pelengkap


Sumber : analisa penulis

Gambar 6 contoh arsitektur modern


Sumber : Dokumentasi Pribadi
9. Satu volume, bukan massa banyak.
10. Bentuk abstrak.
11. Anti pengulangan.
12. Anti simbolis.
13. Bentuk tertentu dan fungsional.
14. Anti ornamen.
15. Anti metafora.
16. Anti memori sejarah. Tabel 4 : Program Ruang Aktivitas pelayanan
Sumber : analisa penulis
17. Pemisahan fungsi.
18. Kesederhanaan bentuk.
8. KESIMPULAN PERANCANGAN
8.1. Program Ruang

Tabel 5: Program Ruang aktivitas pendukung


Sumber : analisa penulis

Tabel 6 : Program Ruang parkir


Tabel 1: Program Rang kelompok aktivitas utama Sumber : analisa penulis
Sumber : analisa penulis

Tabel 2: Program Ruang kelompok non-selling area


Sumber : analisa penulis Tabel 7: Rekapitulasi program ruang
Sumber : analisa penulis

I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 389
8.2. Tapak Terpilih Ketinggian bangunan
= luas lantai bangunan : luas lantai dasar
bangunan
= 12.852 : 6.120
=2,1
= 3 lantai

KLB ( 1.8 )
= luas yang boleh terbangun (:) luas total
= 10.200 (:) 17.000
= 1,6 (<1,8 sesuai)

9. DAFTAR PUSTAKA & REFERENSI


9.1. Pustaka
Anonymous. 2010. Pati Dalam Angka 2010.
Gambar 7 Lokasi Tapak terpilih Badan Statistik Kabupaten Pati.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Beddington, Nadine. 1982. Design for
Tapak terpilih terletak di Jl. Pemuda No. 250 Shopping Center. Butterwurth Design Series.
Pati, site merupakan bangunan bekas gudang
milik PT. Sampoerna yang sekarang dimiliki De Chiara, Joseph & Jhon Hancock Callender.
oleh investor yang akan mendirikan sebuah 1981. Time Saver Standarts of Building Types.
shopping mall pada lokasi tersebut, tapak Mc-Grow-Hill Book Company. New York.
terpilih mempunyai topografi yang relative De Chiara, Joseph & Lee Koppleman. 1969.
datar yang dapat diakses melalui jalan Planing Design Criteria. Reinhold Book
pemuda. Tapak terpilih terletak di pusat kota Corporation. New York.
Pati, dan terletak tidak jauh dari alun-alun
Hornbeck,S James. 1962. Store And Shopping
kota Pati, dan merupakan daerah yang cukup
Centers. MC-Grow-Hill Book Company. New
strategis untuk didirikan sebuah shopping
York.
mall. Bangunan yang ada di sekitar tapak yaitu
bangunan yang mempunyai fasilitas Ketchum, Moris, JR. FAIA. 1962. Shop and
permukiman, perkantoran, dan perdagangan. Stores. Reihold Publishing Corp. New York.
 Batas-batas tapak: Matland, Barry. 1985. Shopping Malls,
Batas utara : perumahan penduduk dan Planning and Design, Longman Group Limited.
pertokoan New York.
Batas timur : perumahan penduduk
dan pertokoan Parners, Luois A. 1948. Planning Store That
Batas selatan : perumahan penduduk Pay. An Architektural Record Book. USA.
Batas barat : perumahan penduduk dan Redstone, G Louis. 1973. New Dimension In
pertokoan Shopping Center and Store. MC-Grow-Hill
 Tata guna lahan : kawasan perdagangan Book Company. New York.
dan jasa.
 KDB : 60% Rubeinstein, Harvey M. 1978. Pedestrian Mall,
 KLB : 120 % Street Scapes and Urban Space. Jhon Willey
 Ketinggian bangunan : maksimal 12 lantai and Sons, Inc.
 GSB : 20 meter
9.2. Referensi
Luas lantai dasar bangunan
Jadi luas lantai dasar bangunan Arcitecturalrecord.com, 2014
= (luas lantai dasar – 4.080)
= 10.200 – 4.080
= 6120 m2

390 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4
APPENDIX : ILUSTRASI PERANCANGAN

 Site Plan  Ground Plan

 Tampak shopping mall  Tampak velodrome shopping mall

 Potongan shopping mall  Potongan shopping mall

 Denah shopping mall  Denah denah shopping mall

I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4 | 391
i

 Image Eksterior shopping mall

 Image area pedestrian  Image open space

392 | I M A J I - V o l . 3 N o . 3 J u l i 2 0 1 4

You might also like