Professional Documents
Culture Documents
Tutorial Skenario A Blok 26 2017
Tutorial Skenario A Blok 26 2017
Epidemiologi – Biostatistik
Puskesmas sibuk adalah salah satu puskesmas kawasan perkotaan yang telah menjalankan
surveillance penyakit berpotensi KLB/wabah. Setiap penyakit dihitung distribusi frekuensi
menurut variable epidemiologi disajikan mingguan dan bulanan dilaporkan ke dinas kesehatan
kota.
Dalam dua bulan terakhir ini puskesmas sibuk, juga banyak pasien yang dating dengan keluhan
suspek Demam berdarah dengue (DBD). Uasia pasien anak-anak sampa usia remaja. Dari data
yang disajikan dan besarnya masalah, dokter budi yang bertugas d puskesmas sibuk beranggapan
bahwa DBD berhubungan secara bermakna dengan rendahnya angka bebas jentik nyamuk
(ABJ). Sebagai dokter yang bertugas di puskesmas tersebut, dr Budi dan tim bermaksud
membuktikan hipotesisnya apakah ada hubungan sebab-akibat antara DBD dengan rendahnya
ABJ.
Dua minggu yang lalu, pada suatu pesta yang dikunjungi 100 orang, mengalami kejadian
gastroenteritis, daftar undangan tersedia lengkap, 90 orang dapat diwawancarai makan atau tidak
makan d pesta tersebut, 80 orang sesuai dengan definisi kasus. Tim puskesmas melakukan
investigasi, hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Jumlah yang makan dan tidak makan menurut jenis makanan di Pesta X, Maret 2017.
Klarifikasi istilah
Identifikasi masalah
1. Puskesmas sibuk adalah salah satu puskesmas kawasan perkotaan yang telah
menjalankan surveillance penyakit berpotensi KLB/wabah. Setiap penyakit dihitung
distribusi frekuensi menurut variable epidemiologi disajikan mingguan dan bulanan
dilaporkan ke dinas kesehatan kota.
2. Dalam dua bulan terakhir ini puskesmas sibuk, juga banyak pasien yang dating dengan
keluhan suspek Demam berdarah dengue (DBD). Usia pasien anak-anak sampa usia
remaja. Dari data yang disajikan dan besarnya masalah, dokter budi yang bertugas di
puskesmas sibuk beranggapan bahwa DBD berhubungan secara bermakna dengan
rendahnya angka bebas jentik nyamuk (ABJ). Sebagai dokter yang bertugas di puskesmas
tersebut, dr budi dan tim bermaksud membuktikan hipotesisnya apakah ada hubungan
sebab-akibat antara DBD dengan rendahnya ABJ.
3. Dua minggu yang lalu, pada suatu pesta yang dikunjungi 100 orang, mengalami kejadian
gastroenteritis, daftar undangan tersedia lengkap, 90 orang dapat diwawancarai makan
atau tidak makan d pesta tersebut, 80 orang sesuai dengan definisi kasus. Tim puskesmas
melakukan investigasi, hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Jumlah yang makan dan tidak makan menurut jenis makanan di Pesta X, Maret 2017.
Analisis masalah
1. Puskesmas Sibuk adalah salah satu puskesmas kawasan perkotaan yang telah
menjalankan surveilans penyakit berpotensi KLB/wabah. Setiap penyakit dihitung
distribusi frekuensi menurut variable epidemiologi disajikan mingguan dan bulanan
dilaporkan ke dinas kesehatan kota.
a. Apa saja komponen dan bagaimana cara melakukan surveilans?1,7,4
b. Apa saja tujuan menjalankan surveilans? 2,8,5
c. Apa saja jenis-jenis variable epidemiologi? 3,9,6
d. Apa saja distribusi frekuensi penyakit? 4,1,7
e. Apa saja jenis penyakit yang berpotensi KLB yang wajib dilaporkan puskesmas ke
Dinkes? 5,2,8
f. Apa saja jenis penyajian data dan kegunaannya? (bentuk penyajiannya, perminggu
dan perbulan, belum tentu dari laporan sudah ada laporan DBD) 6,3,9
2. Dalam dua bulan terakhir ini Puskesmas Sibuk, juga banyak pasien yang datang dengan
keluhan suspek Demam Berdarah Dengue (DBD). Usia pasien anak-anak sampai usia
remaja. Dari data yang disajikan dan besarnya masalah, Dokter Budi yang bertugas di
puskesmas sibuk beranggapan bahwa DBD berhubungan secara bermakna dengan
rendahnya angka bebas jentik nyamuk (ABJ). Sebagai dokter yang bertugas di puskesmas
tersebut, dr budi dan tim bermaksud membuktikan hipotesisnya apakah ada hubungan
sebab akibat antara DBD dengan rendahnya ABJ.
a. Apa saja jenis-jenis uji hipotesis? 7,4,1
b. Bagaimana siklus penularan penyakit DBD? 8,5,9
c. Bagaimana konsep kejadian penyakit? 9,6,1
d. Apa saja jenis penyajian data dan kegunaannya? (periodik (triwulan, 6 bulan,
pertahun) pasien baru, insiden bukan prevalens) 3,7,8
3. Dua minggu yang lalu, pada suatu pesta yang dikunjungi 100 orang, mengalami kejadian
gastroenteritis, daftar undangan tersedia lengkap, 90 orang dapat diwawancarai makan
atau tidak makan d pesta tersebut, 80 orang sesuai dengan definisi kasus. Tim puskesmas
melakukan investigasi, hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Jumlah yang makan dan tidak makan menurut jenis makanan di Pesta X, Maret 2017
Hipotesis
Puskesmas Sibuk mengalami kasus epidemik/KLB penyakit DBD dan gastroenteritis yang
disebabkan karena terpapar berbagai faktor risiko.
Learning Issue
Learning objective
1. Epidemiologi deskriptif
2. Epidemiologi analitik
3. Ukuran frekuensi penyakit
4. Penyajian data epidemiologi
5. Surveillance public health
6. Investigasi wabah
7. Statistik
1. Emy
2. Poppy
3. Sharon
4. Adi
5. Azhari
6. Rati
7. Eka
8. Ova
9. dinda
Catatan: