You are on page 1of 51

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI GNSS

PENENTUAN POSISI
DENGAN METODE RADIAL

Oleh:
Kelompok 3B
Dani Andre Setiawan 16/401683/SV/12187
Iqbal Hanun Azizi 16/401694/SV/12198
Karin Ayu Larasati 16/401700/SV/12204
Muhammad Fikri Najam 16/401710/SV/12214
Sariputri Ramadhani 16/401717/SV/12221
\

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK GEOMATIKA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Kelompok kami
memanjatkan puji dan sukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kelompok 3B dapat menyelesaikan Praktikum beserta Laporan
Praktikum Survei GNSS dengan judul Penentuan Posisi dengan Metode Radial.

Laporan ini disusun dengan maksimal dan mendapat sumber serta bantuan dari banyak
pihak sehingga memperlancar proses pembuatan laporan ini. Untuk itu Kelompok 3B
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhya bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
Kelompok 3B menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar dapat diperbaiki sesegera
mungkin.

Akhir kata Kelompok 5B berharap semoga laporan ini dapat diterima dengan baik dan
dapat bermanfaat maupun menginspirasi terhadap para pembaca.

Yogyakarta, 3 Mei 2018

Kelompok 3B
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...

BAB I

PENDAHLUAN

I.1 JUDUL ……………………………………………………………………………………

I.2 LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………

I.3 TUJUAN ………………………………………………………………………………….

I.4 DASAR TEORI …………………………………………………………………………..

BAB II

PELAKSANAAN

II.1 WAKTU DAN TEMPAT ………………………………………………………………..

II.2 ALAT DAN BAHAN ……………………………………………………………………

II.3 CARA KERJA …………………………………………………………………………...

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 HASIL …………………………………………………………………………………...

III.2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………...

BAB IV

PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………..

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS PRAKTEK SURVEY GNSS T.A. 2018/2019

Laporan ini disusun dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya oleh Kelomok 5B pada
tanggal 21 Maret 2018 untuk memenuhi salah tugaspada Mata Kuliah Praktek Survey GNSS
T.A. 2018/2019. Laporandisusun oleh anggota kelompok 5B:

NAMA : Andre Dani Setyawan Ttd

NIM. : 16/401683/SV/12187

NAMA : Iqbal Hanun Azizi Ttd

NIM. : 16/401694/SV/12198

NAMA : Karin Ayu Larasati Ttd

NIM. : 16/401700/SV/12204

NAMA : Muhammad Fikri Najam Ttd

NIM. : 16/401710/SV/12214

NAMA : Sariputri Ramadhani Ttd

NIM. : 16/401717/SV/12221

Laporan diterima sebagai syarat memenuhi tugaspada MK Praktek Survey GNSS

pada tanggal 22 Maret 2018

Anindya Sricandra Prasidya, S.T., M.Eng.

Dosen Pengampu MK Praktek Survey GNSS


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 JUDUL

Laporan Praktikum Survei GNSS ini mengambil judul “Penentuan Posisi dengan
Metode Radial”.

I.2 LATAR BELAKANG

Pada kegiatan survey, penenetuan posisi menjadi sangat penting. Saat ini terdapat
berbagai metode penentuan posisi salah satunya mengunakan system satelit atau yang
lebih sering dikenal dengan nama GNSS atau Global Navigation Satelite System. Teknik
pengamatan GPS merupakan Teknik yang banyak digunakan. Dalam kegiatan
pengukurannya, instrument receiver GNSS dibagi menjadi beberapa jenis. Dalam kegiatan
pengukuran teliti, tipe sering digunakan adalah receiver dengan tipe geodetic.

Berdasarkan jumlah receiver pengamatnya, metode pengukuran pun dapat dibagi


menjadi dua jenis metode pengamatan yaitu metode pengukuran absolut dan metode
pengukuran relative atau juga disebut diferensial. Metode pengukuran secara absolut
hanya membutukan satu receivernya saja untuk penentuan posisi titik tertentu dengan
minimal empat satelit teramat. Sedangkan untuk metode secara diferensial, penentuan
posisi membutuhkan minimal dua receiver dengan syarat salah satu titik telah diketahui
koordinatnya.

Pengukuran diferensial hanya dapat dilakukan dengan menggunakan receiver


GNSS geodetic. Dalam metode pengukuran ini receiver dibagi menjadi base dan rover.
Base untuk titik yang telah diketahui posisinya. Sedangkan rover untuk titik yang dicara
posisinya. Metode penentuan secara diferensial dibagi kembali menjadi menjadi beberapa
metode yaitu metode jaring dan radial. Metode jarring memiliki ketelitian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode radial, namun metode radial membutuhkan waktu survei
yang lebih cepat dan berdampak pada biaya operasional yang lebih rendah. Yang akan
dibahas dalam laporan ini adalah proses pengukuran serta pengolahan data dengan metode
radial.

I.3 TUJUAN

Tujuan dari diadakannya praktikum ini yaitu:

- Mahasiswa mampu melakukan pengukuran GNSS dengan metode radian.


- Mahasiswa mampu melakukan melakukan pengolahan data hasil pengukuran
dengan menggunakan perangkat lunak GeoGenius.
- Mahasiswa mampu melakukan analisis Quality Control dari data hasil pengukuran.

I.4 DASAR TEORI

A. Metode penentuan posisi dengan GNSS


1. Metode Absolute
Posisi ditentukan terhadap pusat bumi dengan menggunakan satu receiver
dengan mengamat minimum 4 satelit dalam waktu yang simultan. Data yang
digunakan umumnya adala data kode C/A atau P, baik murni maupun yang telah
dihaluskan atau carrier-smoothed code.
2. Metode Relatif
Penentuan posisi dengan metode relative ataupun diferensial merupakan
metode pengkuran GNSS geodetic yang menggunakan minimal dua receiver
dengan ketentuan telah memiliki satu titik yang telah diketahui posisinya. Posisi
yang telah diketahui akan berperan sebagai base dan posisi lainya yang dicari akan
berpean sebagai rover. Dalam metode diferrensial sial dibagi menjadi tiga yaitu,
single difference, double difference, dan triple difference.

Dalam metode Relatif, terdapat dua cara yang biasa digunakan untuk
pengukuran, yaitu dengan jaring maupun radial. Pemilihan kedua moda tersebut
akan mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh, waktu penyelesaian
survei, serta biaya operasional survei. Moda radial umumnya menghasilkan tingkat
ketelitian posisi yang rendah, namun waktu survei lebih cepat yang berdampak
pada biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan moda jaringan.
Apabila dibandingkan antara moda radial dan jaring, moda radial
membutuhkan waktu dan jumlah sesi pengukuran yang lebih sedikit (30 s.d 40%)
dibanding dengan metoda jaring. Terkait dengan ketelitian data, moda jaringan
lebih teliti, karena setiap titik diamati lebih dari satu kali, sehingga data ukuran
lebih lebih banyak. Berbeda halnya dengan metode radial, dimana satu titik hanya
diukur satu kali, sehingga tidak ada ukuran lebih pada titik tersebut. Terkait dengan
efisiensi waktu, moda radial tentunya secara tidak langsung memberikan efisiensi
pula terhadap biaya survey atau pengukuran.

B. Pengolahan data hasil pengukuran


1. Software pengolahan data hasil pengukuran
Software digunakan untuk membantu pengolahan data GNSS. Software
untuk pengolahan data ini dibagi menjadi software pengolah data yang bersifat
scientific dan yang bersifat comersial. Software yang bersifat komersial merupakan
software bawaan alat yang digunakan untuk pengolahan data dari alat tersebut.
Sedangkan software ilmiah digunakan untuk pengolahan teliti pengukuran GNSS.
Software ilmiah hanya dapat mengolah data dengan format RINEX sebagai data
universal pengukuran GNSS. Pada praktikum ini, software yang digunakan adalah
GeoGenius.

2. Rinex
Rinex berasal dari singkatan Receiver Independent Exchange Format, yaitu
format standar yang kini diadopsi untuk pertukaran data survei GPS dan navigasi
presisi. Teknologi ini telah dikembangkan oleh Astronomical Institute of the
University of Berne sejak tahun 1989. Data RINEX merupakan data mentah dari
sebuah pengukuran GPS secara static. RINEX terdiri dari beberapa jenis file, yaitu:
- Observation data fil (GNSS Measurement)
- GNSS Navigation Message File (Ephemeris = Orbit Information)
- Meteorology Data File (Pressure, Temperature, Relative Humidity dan lain-
lain).
BAB II

PELAKSANAAN

II.1 WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum Survei GNSS ini dilakukan pada:


A. Pelaksanaan pengukuran
Hari, tanggal : Kamis, 19 April 2018
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
Tempat : Sebelah Timur Fakultas Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada

B. Pengolohan data
Hari, tanggal : Rabu, 26 April 2018
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
Tempat : Ruang 1.1 Fakultas Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada

II.2 ALAT DAN BAHAN

A. Pelaksanaan pengukuran
- Statif
- Tribach
- GPS Geodetic
- Receiver (dapat menggunakan handphone)

B. Pengolaha data
- Data base dan data rover hasil pengukuran
- Laptop
- Software GeoGenius
II.3 LANGKAH KERJA

A. Pelaksanaan pengukuran
1. Mendirikan statif, memasang tribrach, dan melakukan sentering optis.
2. Apabila telah dilakukan sentering optis, selanjutnya memasang antena dan receiver.
3. Menghidupkan receiver dengan menekan tombol Power.
4. Setelah Receiver dalam keadaan hidup, selanjutnya adalah membuat job.
5. Menghidupkan controller dan menghubungkannya dengan receiver. Apabila telah
terhubung, makan tulisan yang tertera pada pojok kanan atas menu utam adalah
“disconnect”.

6. Setelah itu memilih Static Survey. Jika telah memilih Static Survey, akan muncul
tampilan seperti di bawah ini.
- Pertama, pada bagian File Name dapat diisikan nama kelompok.
- Kedua, pada bagian description dapat diberi deskripsi apabila diperlukan.
- Ketiga, pada bagian Antenna yang dipilih disesuaikan pada antenna yang
digunakan.
- Keempat, pada bagian Occupation time berisi lama waktu berlangsungnya
observasi, misalnya pengamatan akan dilakukan selama 30 menit maka diisika
30 mins.
- Kelima, pada bagian Logging rate berisi interval waktu pengamatan, misalnya
per 15 detik maka diisikan 15 sec.
- Keenam, pada bagian Elevation Mask berisi ketinggian minimal satelit yang
akan terekam.

7. Selanjutnya mengatur ketinggian pada antenna. Klik pada bagian antenna, lalu akan
muncul seperti di bawah ini.
- Pertama, pada bagian antenna diisikan antenna sesuai dengan antenna yang
digunakan.
- Kedua, pada bagian Ant.Height diisikan ketinggian antenna tersebut.
- Ketiga, pada bagian Height type adalah tipe pengukuran ketinggian antenna
tersebut. Terdapat dua cara pengukuran ketinggiannya, yaitu dengan vertical
dan slant. Mengisikannya sesuai dengan tipe pengukuran yang digunakan.
- Keempat, pada bagian measure units dipilih unit pengukurannya. Pada hal ini,
unit pengukuran yang digunakan adalah meter.
- Apabila semua telah diisi, maka klik Apply.
8. Kali ini ketinggian antenna telah dirubah sesuai ketinggian yan telah terukur. Jika
semua parameter telah diisi, tekan Static.

9. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini yang menandakan perekaman sedang
berlangsung.
10. Setelah perekaman selesai, klik close file. Lalu kembali ke menu utama.

B. Download data
1. Jika tahap perekaman data setelah selesai, tahap selanjutnya merupakan download
data. Untuk mendownload data, masuk ke menu Receiver Files. Setelah itu akan
muncul berbagai data hasil perekaman yang telah dilakukan selama pengamatan.
Klik salah satu data yang akan di download. Apabila muncul pertanyaan seperti di
bawah ini, klik download.
2. Tahap selanjutnya setelah download data, adalah tahap convert data. Pada menu
utama, klik Proccess.

3. Setelah itu akan muncul file yang telah didownload. Klik pada file yang akan di
convert. Setelah itu akan muncul pertanyaan seperti pada gambar dibawah ini. Pilih
convert to RIINEX.
C. Convert data ke Rinex
1. Masukkan aplikasi teqc menjadi satu file dengan hasil pengukuran yang didapat.

2. Lakukan pemrosesan convert data dengan menggunakan rumus sesuai dengan


ketentuan dengan meggunakan command prompt.

3. Hasil dari convert data adalahs ebagai berikut:


D. Pengolahan data dengan GeoGenius
1. Sebelum mengolah data pada aplikasi Geogenius maka atur terlebih dahulu data
Rinexnya menjadi 1 Folder agar memudahkan dalam menginputan datanya:

2. Buka Aplikasi Geogenius, berikut tampilannya.

3. Setelah itu unutk memasukan data RINEXnya, dengan menggunakan Tools Project
→ Files into Project.

4. Lalu connectkan pada folder yang telah dibuat tadi → Drag Semua File Rinex
anatara lain .180, .18n, .18g pda 2 File RINEX → Add to Project
5. Maka akan keluar Point yang terplot pada Geogenius. Pada saat pemplotan titik
maka akan langsung juga terbentuk Baselinenya.

6. Kebetulan pada pengelolaan data RIENX pada Geogenius dapat langsung terbaca
basnya yang mana, tetapi apabila belum dapat ditentukan secara manual dengan
cara:
a. Semisal penentuan basenya salah.
b. Setelah itu hilangkan terlebih dahulu titik Fix pada Rovernya dengan klik titik →
Klik Kanan Mouse → hilangkan checklist FIX

c. Setelah itu tentukan Basenya, dengan klik terlebih dahulu titik yang akan dijadikan
titik base.
7. Setelah itu mengisikan koordinat Basenya. Kegunaan memasukan koordinat
Basenya agar titik yang terbaca terikat pada suatu koordinat tidak terbang kemana-
mana tanpa kepastian titik ikatnya.
a. Caranya klik titik Base → Properties
b. Masuk ke Tab Geo lalu masukan koordinat dimana
φ = 7o 45’ 58.65027” S, λ = 110o 22’ 25.63336” E, H = 163.883 m
setelah itu klik Assign maka akan terplot setelah itu close.

8. Setelah itu untuk menyaring data sinyal Code dan Phase yang bagus dan layak
diolah. Unutk mengeceknya dengan cara: klik Baseline → Klik kanan → Scan

9. Maka akan mendapatkan tampilan seperti gambar dibwah ini.

1
2
3
4
5
Keterangan Legenda:

1. A. Jika tedapat symbol warna kuning Sinyal yang terbaca sinyal/data lost lock
B. Jika terdapat symbol warna puith maka sinyal/data sangat jelek.
2. Jika terdapat symbol warna merah dengan garis vertical 2 maka Cycle Slips
pada sinyal/Data tidak terkoreksi.
3. Jika terdapat symbol warna hijau dengan garis vertical 2 maka Cycle Slips pada
sinyal/Data sudah terkoreksi.
4. Jika terdapat symbol warna merah dengan garis horizontal dibawah maka
artinya Elevation lebih kecil dari Cut off/ Mask.
5. Jika terdapat symbol warna putih dengan kotak & garis silang artinya
Data/sinyal yang termaked diabaikan.

10. Setelah itu pilih Sinyal yang terbaca dari GPS dan Glonass dengan menchecklist
Satelittenya. Keterangan Biru: Sinyal Base dan Ungu: Sinyal Rover.

11. Setelah itu klik Process All atau Process Line, karena pengukurannya metode radial
dan mengahsilkan hanya 1 Baseline saja maka di klik salah satunya sama saja.
12. Maka akan mendapatkan hasil seperti gambar dibawah ini.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 HASIL

A. Data hasil pengukuran


- Data base
- Data rover

B. Analisa hasil data Rinex

Pada Tampilan ASCII Time Plot data O Terdapat symbol sinyal N, L, I, *, S, Z, 2, M,


5, f, e, g.

Syimbol Keterangan
N Hasil data yang terekam dengan baik
L Terjadi lost of lock
I Terdapat kesalahan ionosfer delay pada data fase
* Semua GLONASS observasi dalam waktu ini baik L1 L2 P1 P2; A/S tidak
diterapkan dan menunjukkan GLONASS dalam keadaan baik pada indikasi
data
S Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut L1 C1 L5 C5
Z Terjadi multipath
2 Kesalahan multipath hanya terdapat pada MP2
M Salah satu atau lebih MP1 dan MP2 atau MP15 dan MP51 slip di bin waktu
ini
5 Kesalahan multipath hanya terdapat pada MP5
f Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut
e Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut L1 C1 P1 L2 C2
g Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut

Analisi 1
G1, G3, G7, G8, G9, G11, G18, G19, G23 memiliki data yang baik karena menunjukan
data o pada L1 dan L2 terekan dengan baik

Pengamatan mulai dilakukan pada jam UTC 07:26:15.00 atau UTC+7 14:26:15.00

Pengamatan berakhir pada jam UTC 08:15:15.00 atau UTC+7 15:15:15.00

Analisis 2

G22 dan G7 space vehicle berada di atas elevation mask 10° dan tidak memiliki data
didalamnya. Pada G22 terdapat Ionosfer delay sebanyak 25 kali dan terdapat pula
kesalahan Multipath MP1 dan MP2. Pada G7 terdapat Ionosfer delay sebanyak 6 kali.

Analisis 3

Posisi receiver benar dan baik, terdapat data observasi epoch yang hilang

Analisis 5

Data diatas menunjukan besaran nilai Moving Average MP12 dan MP21 adalah
1.174770 m dan 1.309904 m

Analisis 6
Besaran nilai IOD signifying a slip adalah > 400.0 cm/minute
Nilai IOD slips < 10.0 deg sebanyak 6
Nilai IOD slips < 10.0 deg sebanyak 91
Nilai IOD or MP slips < 10.0 deg sebanyak 6
Nilai IOD or MP slips > 10.0 deg sebanyak 9

Analisis 7

Dari gambanr di atas Complete obs > 10° menunjukkan data yang direkam sebanyak
3344 data

Deleted obs > 10° menunjukkan data yang dihaous sebanyak 309 data, Masked obs
<10° menunjukkan data yang terhalang obstruksi sebanyak 152 data, Possible obs > 0°
menunjukkan

data yang terekam > 0° ada 4015 data, Possible obs > 10° menunjukkan data yang
terekam > 10° ada 3816 data

Analisis 8

Terdapat kesalahan Multipath pada perekaman diatas

Analisis 9

Lama waktu pengamatan adalah 49 menit 10 detik


Analisis 10

Interval waktu pengamatan adalah 15 detik

Analisis 11

Total satelit yang teramati adalah 15 satelit

Analisis 12

Satelit GPS yang teramati adalah G2, G4, G5, G6, G10, G12, G13, G14, G15, G16,
G17, G19, G20, G21, G24, G25, G26, G27, G28, G29, G30, G31, G32

Ada

Analisis 13

Satelit GLONASS yan teramati adalah R1, R2, R3, R4, R5, R7, R8, R10, R11, R12,
R12, R13, R14, R15, R17, R18, R22, R23, R24

Analisis 14

S1 dan S2 adalah rerata rasio sinyal terhadap noise untuk L1 dan L2. Unit bergantung
pada receiver
banyak penerima baru menggunakan dBHz. Juga menunjukkan standar deviasi (sd =,
dalam satuan yang sama), dan jumlah nilai (n =) digunakan untuk menghitung S1 dan
S2.

Analisis 15

Nilai pertama di baris pertama (2 dalam hal ini) adalah berapa banyak frekuensi yang
tersedia. (Sisa dari baris ini, seperti 2 13982)

Analisis 16

Epoch pertama pada tgl 18 April 2018, UTC 7:26:00. Epoch terakhir tgl 18 April 2018
UTC 8:25:15.8208

C. Pengecekan Quality Control


1. Tampilan ASCII Time Plot SV
Keterangan:
a. Satelit yang terekam oleh receiver adalah SV, SV 8, SV 23, SV 1, SV 7, SV
R3, SV 9, SV 11, SV 17, SV 18, SV 22, SV 19, SV 30, SV R5, SV R6, SV 9,
SV R15, SV R16, SV R19, SV R20, SV R21, -dn, +dn, +10, Pos, Clk
b. Waktu perekaman
- Awal pengamatan = Pada jam 07:16:45.000, Tanggal 18 April 2018
- Akhir pengamatan = Pada jam 08:16:30.000, Tanggal 18 April 2018
c. Pada Tampilan ASCII Terdapat symbol sinyal L, I, *, -, +, 2, 1, ., ^, ?, :, _,
g, f, o
2. Nama file penyimpanan data RINEX
Terdapat 3 file yaitu :
a. QC (Quality Check) of RINEX file (s) : kel1_base.18o
b. Input RnxNAV file (s) : kel1_base.18n
kel1_base.18g

3. Nomor dan Jenis Antenna dan Receiver


a. Stasiun penerima 4character ID : (name = log0408a6)
b. Jenis Penerima Antenna : JAVAD TRIUMPH1
c. Jenis Receiver :JAV_TRIUMPH-1R

4. Waktu perekaman
- Awal pengamatan = Pada jam 07:16:45.000, Tanggal 18 April 2018
- Akhir pengamatan = Pada jam 08:16:30.000, Tanggal 18 April 2018
- Awal pengamatan (UTC +7) = Pada jam 14:16:45.000, Tanggal 18 April 2018
- Akhir pengamatan (UTC +7) = Pada jam 15:16:30.000, Tanggal 18 April 2018
- Rentang waktu pengamatan = 59.75 menit

5. Posisi antenna (xyz)


a. Koordinat antenna WGS 84 (xyz)= (-2200370.8573; 5924795.0878; -
856200.6766) m
b. Koordinat geografis = (7⁰ 45’ 58.65” S ; 110⁰ 22’ 26.99” E)
6. Untuk menentukan posisi SV langit seperti yang terlihat dari penerima, untuk
memberi tahu ketika sebuah SV sedang ditampilkan. Jika | qc - header | posisi
sangat melebihi 40 meter mungkin ada masalah di suatu tempat.

a. Posisi header = 42.0701 m


b. Interval pengamatan (detik) = 15 detik
c. Total satelit = 19 satelit

7. Tiga baris di dibawah menunjukkan jumlah satelit dengan semua jenis


pengamatan, diikuti dengan daftar nomor PRN untuk SV dengan obs yang hilang
(b / o obs), dan nomor PRN dari SV yang tidak memiliki informasi ephemeris (w /
o nav). Dalam hal ini semua GPS dan GLONASS SV memiliki informasi
navigasi.
a. Jumlah pengamatan GPS = 21 satelit
b. Jumlah pengamatan GNSS = 16 satelit

8. Ketiga baris ini menunjukkan:


• Berapa banyak SV yang dapat dilacak oleh receiver ini pada satu waktu.
• Berapa banyak periode pengamatan dalam jendela waktu (file 24 jam dengan
30 langkah waktu kedua memiliki 240 zaman kuno).
• Berapa banyak zaman yang benar-benar memiliki "pengamatan lengkap" dari
setidaknya satu SV. "Pengamatan lengkap" didefinisikan berikutnya.

9. Ketujuh baris ini menunjukkan:


• Berapa banyak zaman muncul lebih dari sekali dalam file obs. Nol bisa
diterima.
• Berapa banyak kemungkinan yang dapat diamati berada di atas cakrawala
yang berada pada ketinggian 0,0 derajat (tergantung pada berapa banyak SV
yang tersedia).
• Berapa banyak kemungkinan yang dapat diobservasi berada di atas sudut
elevasi mask (tergantung pada berapa banyak SV yang tersedia, dan sudut
elevasi mask, 10,0 derajat dalam kasus ini).
• Berapa banyak "pengamatan lengkap" dalam file obs ini, di atas sudut elevasi
topeng.
• Berapa banyak observasi yang dihapus; jika qcfull, ini terbatas pada
pengamatan di atas ketinggian topeng.
• Berapa banyak "pengamatan lengkap" dalam file obs ini, di bawah sudut
elevasi topeng.
• Berapa banyak kasus di mana satu SV memiliki dua atau lebih yang dapat
diamati dalam satu zaman ("duplikasi SV").

10. Nilai-nilai MP1 dan MP2 adalah nilai-nilai dihitung dari nilai rata-rata bergerak
RMS dari "kombinasi multipath" MP1 dan MP2, dalam meter. MP1 dan MP2
adalah kombinasi linear dari pseudorange dan pengamatan fase pembawa,
menunjukkan "L1 pseudorange multipath" untuk pengamatan C / A atau Pcode, dan
"L2 pseudorange multipath" untuk pengamatan P code.

Ini menunjukkan rata-rata (RMS) MP1 dan MP2 multipath dalam meter. Jika qc
penuh, nilai multipath hanya untuk observasi di atas topeng elevasi.

11. Jika rata-rata bergerak digunakan (yang digunakan secara default), Panjang rata-
rata diberikan sebagai sejumlah titik (Poin dalam MP bergerak, jumlah pengamatan
dalam rata-rata bergerak).

12. S1 dan S2 adalah rerata rasio sinyal terhadap noise untuk L1 dan L2. Unit
bergantung pada penerima, meskipun banyak penerima baru menggunakan dBHz.
Juga menunjukkan standar deviasi (sd =, dalam satuan yang sama), dan jumlah nilai
(n =) digunakan untuk menghitung S1 dan S2.

13. Keempat baris ini menunjukkan:


• Jumlah jam penerima milisecond yang terdeteksi diatur ulang.
• Jumlah total jam penerima.
• Perkiraan rata-rata penyimpangan jam receiver.
• Waktu rata-rata antara mereset dalam hitungan menit.
14. Nilai pertama di baris pertama (2 dalam hal ini) adalah berapa banyak frekuensi
yang tersedia. (Sisa dari baris ini, seperti 13982 000180 adalah untuk digunakan
oleh Antar muka Arsip pada Data UNAVCO online.) Lamanya waktu yang
diperlukan sebelum mencatat kesenjangan data SV (Laporkan jeda kurang dari)
yang dilaporkan. Jika quality check lite, waktu maksimum juga diberikan.

15. Jika deteksi slip jam millisecond aktif, maka jumlah epoch dengan slip jam
millisecond akan dilaporkan. Ini terjadi ketika semua SV dengan multipath yang
dapat diobservasi memiliki slip multipath dengan ukuran yang sama dalam
toleransi yang ditentukan (fraksi milidetik)

Ini diikuti oleh jumlah slip multipath millisecond lainnya yang tidak memenuhi
syarat sebagai slip jam millisecond (terkait dengan jumlah simbol m di plot ASCII.
Dengan toleransi tidak nol, ada kemungkinan tertentu bahwa beberapa slip
multipath jatuh dalam toleransi. Nilai kedua, dalam tanda kurung, adalah rasio
jumlah total slip multipath untuk jendela waktu (tidak ada cut off mask elevasi).
Dengan toleransi yang diatur ke default 0,01 milidetik, rasio pada urutan 1:50
diharapkan karena kebetulan. Rasio yang secara signifikan lebih tinggi, seperti 1:
20, merupakan indikasi dari penerima yang sakit. Dalam hal ini terdapat 220 slip
multipath dan tidak ada yang berhubungan dengan waktu milidetik integer + / 0,01
ms.

16. Garis IOD pertama menunjukkan nilai yang membatasi untuk tingkat penundaan
Ionosfer; lebih dari ini dianggap sebagai slip ionosfer. Jika teqc menghitung
turunan dari penundaan ionosfer diamati (+ iod) atau multipath (+ mp), hitungan
jumlah IOD dan / atau multipath (MP) slip diberikan. Jika qcfull, ini lebih lanjut
dipecah sesuai dengan topeng elevasi. Agar memenuhi syarat sebagai hitungan di
sini, baik MP1 dan MP2 harus tergelincir (meskipun tidak harus dengan jumlah
yang sama) pada zaman yang sama untuk SV tertentu
17. Garis IOD pertama menunjukkan nilai yang membatasi untuk tingkat penundaan
tunda Ionosfer; lebih dari ini dianggap sebagai slip ionosfer. Jika teqc menghitung
turunan dari penundaan ionosfer diamati (+ iod) atau multipath (+ mp), hitungan
jumlah IOD dan / atau multipath (MP) slip diberikan. Jika qcfull, ini lebih lanjut
dipecah sesuai dengan topeng elevasi. Agar memenuhi syarat sebagai hitungan di
sini, baik MP1 dan MP2 harus tergelincir (meskipun tidak harus dengan jumlah
yang sama) pada zaman yang sama untuk SV tertentu

18. Dibawah ini adalah Parameter – parameter yang terdapat dalam data rinex yang di
gunakan saat memproses data
19. Waktu pengamatan yang dilakukan

20. Hasil dari data pengamatan satelit. Terdapat Tipe SV, SV number, Jumlah
Pengamatan

21. Laporan total hasil observasi

22. Observasi untuk sinyal satelit baik GPS maupun GNSS


23. Ketiga baris ini menunjukkan:
• Jumlah jam penerima milisecond yang terdeteksi diatur ulang.
• Jumlah total jam penerima.
• Perkiraan rata-rata penyimpangan jam receiver.

24. Hasil dari data pengamatan satelit. Terdapat elevasi, total data, RMS

25. Nilai-nilai RMS pada MP12 (per SV)


26. Hasil dari data pengamatan satelit. Terdapat elevasi, total data, RMS

D. Pengolahan data dengan GeoGenius

Nilai kesalahan horisontal dan Vertikal yang ditampilkan adalah nilai kesalahan
horisontal dan Vertikal dari baseline yang telah diproses.

Untuk melihat hasil pengolahan dapat dilihat pada Report ( ) berikut hasil
Report olahan data:
Menjelaskan bahwa:

1. File Observaton dengan nama kel1_base.OBS memiliki nama point Log0408a6


2. Tipe Receiver yaitu JAVAD TRIUMPH1 dngan Versi 3.5.6 Aug serta S/Nnya
3. Tipe Antena JAV_TRIMPH-1R-NON
4. Posisi XYZ terhadap pusat bumi
5. Tinggi Instrumen GPS yaitu 1.6072 m
6. Tanggal peremakan 18 April-2018
7. Awal waktu samapi akhir waktu pengukuran dalam satuan detik dan interval
pengamatan/ Logging rate.
8. Memberikan penjelasan Sinyal Code yang terekam dan gelombang pemanwanya
ada 2 jenis.

III.2 PEMBAHASAN

A. Pengolahan data dengan GeoGenius

Menjelaskan Offser dari Pusat


Gelombang Pembawa.
Menjelaskan Koreksi dari Instrument
Base Terhadap Tinggi Instrumen

Menjelaskan Jumlah Observasi yang


dilakukan pada setiap satellite pada
Base

- File Observaton dengan nama Rover memiliki nama pointnya.


- Tipe Receiver yaitu LEICA GS08 dengan Versi 5.61.1635 serta S/Nnya
- Tipe Antena LEICAGS08 NON
- Posisi XYZ terhadap pusat bumi
- Tinggi Instrumen GPS yaitu 1.3400 m
- Tanggal peremakan 18 April-2018
- Awal waktu samapi akhir waktu pengukuran dalam satuan detik dan interval
pengamatan/ Logging rate.
- Memberikan penjelasan Sinyal Code yang terekam dan gelombang pemanwanya
ada 2 jenis.
Menjelaskan Offser dari Pusat
Gelombang Pembawa.

Menjelaskan Koreksi dari Instrument


Rover Terhadap Tinggi Instrumen

Menjelaskan Jumlah Observasi yang


dilakukan pada setiap satellite pada
Rover

Menjelaskan parameter processing


dimana menjelaskan antara lain:
Minimum Signal to Noise Rasio (S1
an S2), menjelaskan bahwa
pengukuran yaitu Dual Frequency
dan Ambiguitas Fase, Menjelaskan
tentang Multipath dan Ionosphere
Eror serta Waktu dimulai dan Waktu
diakhirinya pengukuran, dan interval
pengukuran dan jumlah cut/off pada
satellite yang diamat dll

Menjelaskan bahwa waktu (UTC)


pengamatan serta penghapusan epoch
dari pengamatan observasi yang
mengalami kesalahan.
Menjelaskan Satelite yang
melakukan Single Diffrenece

Menjelaskan waktu pengamatan


dimulai dan diakhiri dari setiap
satelite

Menjelaskan Tripple Diffrence yang


digunakan unutk memperbaiki Cycle
Slips
Menjelaskan Satelite
mana yang terjadi Cycle
Slips.

Menjelaskan Ringkasan
Sinyal yang mengalami Cycle
Slip dari gelombang
pembawa L1

Menjelaskan Ringkasan
Sinyal yang mengalami
Cycle Slip dari gelombang
pembawa L1

Menjelaskan Komponen dari Triple


Difference dimana mejelasakan
koreksi dari Cycle Slips

Menjelaskan Double Difference


untuk mengeliminir bias waktu
receiver dan satelit, mereduksi
kesalahan orbit satelit, mereduksi
kesalahan ionosfir, mereduksi
kesalahan troposfir
Menjelaskan tentang ambiguitas fase yang terjadi
pada snyal pengamatan dari satellite yang
diterima oleh Receiver, serta Koreksi Ambiguitas
Fasenya.

Menjelaskan Komponen dari Double


Difference dimana mejelasakan untuk
mengeliminir bias waktu receiver dan
satelit, mereduksi kesalahan orbit
satelit, mereduksi kesalahan ionosfir,
mereduksi kesalahan troposfir

Menjelaskan Determinan dari semua


Ambiguitas fase dari semua
gelombang Pembawa.
Menjelaskan Hasil dari pengolahan
RINEX base dimana menghasilkan
koordinat Long/Lat serta Ketinggian
berdasarkan Ellipsoid

Penjelasan:

- Menjelasakan Nama Markerya.


- Menjelaskan Koordinat pendekatan dimana pusat perut
- Hasil pengolahan yaitu berupa Koordinat Long/lat dan Ketinggian berdasarkan
Ellipsoid.
- Tipenya Double Frequency, Ambiguitas Fasenya FIXED
- Menjelaskan DeltaX DeltaY an DeltaZ
- Menjelaskan Standard Devisiasi pada satuan (N, E, H) (mm)
- Menjelaskan Standard Devisiasi pada satuan (X, Y, Z) (mm)
- Koreksi dari Cycle Slips pada tiap sumbu koordinat.
- Menjelaskan Minimal dan Maksimal dari position (3D) dilution of precision
berupa standard devisiasi dari semua PDOP dan RDOP
Hitungan statistic dari Observasi yang mana
menghasilkan RMS dari setiap satellite dan
Max elevasi terbang satellite yang diamat.

R=c(d+0,20)
D= jarak antar base dan rover (km) tdk boleh lebih dari acuan kalua bisa harus pas
C= data empiric dari tingkat kepresisian dari survei
R= panjang maks dari sumbu pajang
R harus lebih kecil dari r hasil hitungan

Maksimal Toleransi yang diproleh

R = 10 (0.09 + 0.20) jasi maksimal 2.9 mm

Untuk kesalahan Horizotalnya yaitu 1.5mm dimana untuk toleransinya masuk pada 1
baseline.
BAB IV

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

- Ketika pelaksanaan pengukuran, terdapat beberapa kesalahan yang menyebabkan data


rinex hasil pengukuran tidak data digunakan.
- Sebelum pengolahan data menggunakan GeoGenius, dilakukan pengecekan Quality
Control terlebih dahulu untuk melihat kualitas data rinex hasil pengukuran.
- Hasil pengolahan data dengan GeoGenius baik. Dilihat dari adanya pertampalan antara
base dan rover.
DAFTAR PUSTAKA

http://yoghaken.blogspot.co.id/2015/01/perbandingan-pengukuran-gps-metode.html

(diunduh pada 2 Mei 2018, pukul 16:17)

http://yoghaken.blogspot.co.id/2016/05/survey-gps-metode-radial.html

(diunduh pada 2 Mei 2018, pukul 16:17)

https://www.scribd.com/doc/151268394/Metode-Penentuan-Posisi-Dengan-Gps

(diunduh pada 2 Mei 2018, pukul 16:25)

You might also like