Professional Documents
Culture Documents
GG Print PDF
GG Print PDF
PENENTUAN POSISI
DENGAN METODE RADIAL
Oleh:
Kelompok 3B
Dani Andre Setiawan 16/401683/SV/12187
Iqbal Hanun Azizi 16/401694/SV/12198
Karin Ayu Larasati 16/401700/SV/12204
Muhammad Fikri Najam 16/401710/SV/12214
Sariputri Ramadhani 16/401717/SV/12221
\
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Kelompok kami
memanjatkan puji dan sukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kelompok 3B dapat menyelesaikan Praktikum beserta Laporan
Praktikum Survei GNSS dengan judul Penentuan Posisi dengan Metode Radial.
Laporan ini disusun dengan maksimal dan mendapat sumber serta bantuan dari banyak
pihak sehingga memperlancar proses pembuatan laporan ini. Untuk itu Kelompok 3B
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhya bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
Kelompok 3B menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar dapat diperbaiki sesegera
mungkin.
Akhir kata Kelompok 5B berharap semoga laporan ini dapat diterima dengan baik dan
dapat bermanfaat maupun menginspirasi terhadap para pembaca.
Kelompok 3B
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHLUAN
BAB II
PELAKSANAAN
BAB III
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………………….
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS PRAKTEK SURVEY GNSS T.A. 2018/2019
Laporan ini disusun dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya oleh Kelomok 5B pada
tanggal 21 Maret 2018 untuk memenuhi salah tugaspada Mata Kuliah Praktek Survey GNSS
T.A. 2018/2019. Laporandisusun oleh anggota kelompok 5B:
NIM. : 16/401683/SV/12187
NIM. : 16/401694/SV/12198
NIM. : 16/401700/SV/12204
NIM. : 16/401710/SV/12214
NIM. : 16/401717/SV/12221
PENDAHULUAN
I.1 JUDUL
Laporan Praktikum Survei GNSS ini mengambil judul “Penentuan Posisi dengan
Metode Radial”.
Pada kegiatan survey, penenetuan posisi menjadi sangat penting. Saat ini terdapat
berbagai metode penentuan posisi salah satunya mengunakan system satelit atau yang
lebih sering dikenal dengan nama GNSS atau Global Navigation Satelite System. Teknik
pengamatan GPS merupakan Teknik yang banyak digunakan. Dalam kegiatan
pengukurannya, instrument receiver GNSS dibagi menjadi beberapa jenis. Dalam kegiatan
pengukuran teliti, tipe sering digunakan adalah receiver dengan tipe geodetic.
I.3 TUJUAN
Dalam metode Relatif, terdapat dua cara yang biasa digunakan untuk
pengukuran, yaitu dengan jaring maupun radial. Pemilihan kedua moda tersebut
akan mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh, waktu penyelesaian
survei, serta biaya operasional survei. Moda radial umumnya menghasilkan tingkat
ketelitian posisi yang rendah, namun waktu survei lebih cepat yang berdampak
pada biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan moda jaringan.
Apabila dibandingkan antara moda radial dan jaring, moda radial
membutuhkan waktu dan jumlah sesi pengukuran yang lebih sedikit (30 s.d 40%)
dibanding dengan metoda jaring. Terkait dengan ketelitian data, moda jaringan
lebih teliti, karena setiap titik diamati lebih dari satu kali, sehingga data ukuran
lebih lebih banyak. Berbeda halnya dengan metode radial, dimana satu titik hanya
diukur satu kali, sehingga tidak ada ukuran lebih pada titik tersebut. Terkait dengan
efisiensi waktu, moda radial tentunya secara tidak langsung memberikan efisiensi
pula terhadap biaya survey atau pengukuran.
2. Rinex
Rinex berasal dari singkatan Receiver Independent Exchange Format, yaitu
format standar yang kini diadopsi untuk pertukaran data survei GPS dan navigasi
presisi. Teknologi ini telah dikembangkan oleh Astronomical Institute of the
University of Berne sejak tahun 1989. Data RINEX merupakan data mentah dari
sebuah pengukuran GPS secara static. RINEX terdiri dari beberapa jenis file, yaitu:
- Observation data fil (GNSS Measurement)
- GNSS Navigation Message File (Ephemeris = Orbit Information)
- Meteorology Data File (Pressure, Temperature, Relative Humidity dan lain-
lain).
BAB II
PELAKSANAAN
B. Pengolohan data
Hari, tanggal : Rabu, 26 April 2018
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
Tempat : Ruang 1.1 Fakultas Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada
A. Pelaksanaan pengukuran
- Statif
- Tribach
- GPS Geodetic
- Receiver (dapat menggunakan handphone)
B. Pengolaha data
- Data base dan data rover hasil pengukuran
- Laptop
- Software GeoGenius
II.3 LANGKAH KERJA
A. Pelaksanaan pengukuran
1. Mendirikan statif, memasang tribrach, dan melakukan sentering optis.
2. Apabila telah dilakukan sentering optis, selanjutnya memasang antena dan receiver.
3. Menghidupkan receiver dengan menekan tombol Power.
4. Setelah Receiver dalam keadaan hidup, selanjutnya adalah membuat job.
5. Menghidupkan controller dan menghubungkannya dengan receiver. Apabila telah
terhubung, makan tulisan yang tertera pada pojok kanan atas menu utam adalah
“disconnect”.
6. Setelah itu memilih Static Survey. Jika telah memilih Static Survey, akan muncul
tampilan seperti di bawah ini.
- Pertama, pada bagian File Name dapat diisikan nama kelompok.
- Kedua, pada bagian description dapat diberi deskripsi apabila diperlukan.
- Ketiga, pada bagian Antenna yang dipilih disesuaikan pada antenna yang
digunakan.
- Keempat, pada bagian Occupation time berisi lama waktu berlangsungnya
observasi, misalnya pengamatan akan dilakukan selama 30 menit maka diisika
30 mins.
- Kelima, pada bagian Logging rate berisi interval waktu pengamatan, misalnya
per 15 detik maka diisikan 15 sec.
- Keenam, pada bagian Elevation Mask berisi ketinggian minimal satelit yang
akan terekam.
7. Selanjutnya mengatur ketinggian pada antenna. Klik pada bagian antenna, lalu akan
muncul seperti di bawah ini.
- Pertama, pada bagian antenna diisikan antenna sesuai dengan antenna yang
digunakan.
- Kedua, pada bagian Ant.Height diisikan ketinggian antenna tersebut.
- Ketiga, pada bagian Height type adalah tipe pengukuran ketinggian antenna
tersebut. Terdapat dua cara pengukuran ketinggiannya, yaitu dengan vertical
dan slant. Mengisikannya sesuai dengan tipe pengukuran yang digunakan.
- Keempat, pada bagian measure units dipilih unit pengukurannya. Pada hal ini,
unit pengukuran yang digunakan adalah meter.
- Apabila semua telah diisi, maka klik Apply.
8. Kali ini ketinggian antenna telah dirubah sesuai ketinggian yan telah terukur. Jika
semua parameter telah diisi, tekan Static.
9. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini yang menandakan perekaman sedang
berlangsung.
10. Setelah perekaman selesai, klik close file. Lalu kembali ke menu utama.
B. Download data
1. Jika tahap perekaman data setelah selesai, tahap selanjutnya merupakan download
data. Untuk mendownload data, masuk ke menu Receiver Files. Setelah itu akan
muncul berbagai data hasil perekaman yang telah dilakukan selama pengamatan.
Klik salah satu data yang akan di download. Apabila muncul pertanyaan seperti di
bawah ini, klik download.
2. Tahap selanjutnya setelah download data, adalah tahap convert data. Pada menu
utama, klik Proccess.
3. Setelah itu akan muncul file yang telah didownload. Klik pada file yang akan di
convert. Setelah itu akan muncul pertanyaan seperti pada gambar dibawah ini. Pilih
convert to RIINEX.
C. Convert data ke Rinex
1. Masukkan aplikasi teqc menjadi satu file dengan hasil pengukuran yang didapat.
3. Setelah itu unutk memasukan data RINEXnya, dengan menggunakan Tools Project
→ Files into Project.
4. Lalu connectkan pada folder yang telah dibuat tadi → Drag Semua File Rinex
anatara lain .180, .18n, .18g pda 2 File RINEX → Add to Project
5. Maka akan keluar Point yang terplot pada Geogenius. Pada saat pemplotan titik
maka akan langsung juga terbentuk Baselinenya.
6. Kebetulan pada pengelolaan data RIENX pada Geogenius dapat langsung terbaca
basnya yang mana, tetapi apabila belum dapat ditentukan secara manual dengan
cara:
a. Semisal penentuan basenya salah.
b. Setelah itu hilangkan terlebih dahulu titik Fix pada Rovernya dengan klik titik →
Klik Kanan Mouse → hilangkan checklist FIX
c. Setelah itu tentukan Basenya, dengan klik terlebih dahulu titik yang akan dijadikan
titik base.
7. Setelah itu mengisikan koordinat Basenya. Kegunaan memasukan koordinat
Basenya agar titik yang terbaca terikat pada suatu koordinat tidak terbang kemana-
mana tanpa kepastian titik ikatnya.
a. Caranya klik titik Base → Properties
b. Masuk ke Tab Geo lalu masukan koordinat dimana
φ = 7o 45’ 58.65027” S, λ = 110o 22’ 25.63336” E, H = 163.883 m
setelah itu klik Assign maka akan terplot setelah itu close.
8. Setelah itu untuk menyaring data sinyal Code dan Phase yang bagus dan layak
diolah. Unutk mengeceknya dengan cara: klik Baseline → Klik kanan → Scan
1
2
3
4
5
Keterangan Legenda:
1. A. Jika tedapat symbol warna kuning Sinyal yang terbaca sinyal/data lost lock
B. Jika terdapat symbol warna puith maka sinyal/data sangat jelek.
2. Jika terdapat symbol warna merah dengan garis vertical 2 maka Cycle Slips
pada sinyal/Data tidak terkoreksi.
3. Jika terdapat symbol warna hijau dengan garis vertical 2 maka Cycle Slips pada
sinyal/Data sudah terkoreksi.
4. Jika terdapat symbol warna merah dengan garis horizontal dibawah maka
artinya Elevation lebih kecil dari Cut off/ Mask.
5. Jika terdapat symbol warna putih dengan kotak & garis silang artinya
Data/sinyal yang termaked diabaikan.
10. Setelah itu pilih Sinyal yang terbaca dari GPS dan Glonass dengan menchecklist
Satelittenya. Keterangan Biru: Sinyal Base dan Ungu: Sinyal Rover.
11. Setelah itu klik Process All atau Process Line, karena pengukurannya metode radial
dan mengahsilkan hanya 1 Baseline saja maka di klik salah satunya sama saja.
12. Maka akan mendapatkan hasil seperti gambar dibawah ini.
BAB III
III.1 HASIL
Syimbol Keterangan
N Hasil data yang terekam dengan baik
L Terjadi lost of lock
I Terdapat kesalahan ionosfer delay pada data fase
* Semua GLONASS observasi dalam waktu ini baik L1 L2 P1 P2; A/S tidak
diterapkan dan menunjukkan GLONASS dalam keadaan baik pada indikasi
data
S Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut L1 C1 L5 C5
Z Terjadi multipath
2 Kesalahan multipath hanya terdapat pada MP2
M Salah satu atau lebih MP1 dan MP2 atau MP15 dan MP51 slip di bin waktu
ini
5 Kesalahan multipath hanya terdapat pada MP5
f Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut
e Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut L1 C1 P1 L2 C2
g Karakter pada setiap waktu menunjukkan hitungan SVs yang (secara teoritis)
seharusnya dilacak diatas sudut
Analisi 1
G1, G3, G7, G8, G9, G11, G18, G19, G23 memiliki data yang baik karena menunjukan
data o pada L1 dan L2 terekan dengan baik
Pengamatan mulai dilakukan pada jam UTC 07:26:15.00 atau UTC+7 14:26:15.00
Analisis 2
G22 dan G7 space vehicle berada di atas elevation mask 10° dan tidak memiliki data
didalamnya. Pada G22 terdapat Ionosfer delay sebanyak 25 kali dan terdapat pula
kesalahan Multipath MP1 dan MP2. Pada G7 terdapat Ionosfer delay sebanyak 6 kali.
Analisis 3
Posisi receiver benar dan baik, terdapat data observasi epoch yang hilang
Analisis 5
Data diatas menunjukan besaran nilai Moving Average MP12 dan MP21 adalah
1.174770 m dan 1.309904 m
Analisis 6
Besaran nilai IOD signifying a slip adalah > 400.0 cm/minute
Nilai IOD slips < 10.0 deg sebanyak 6
Nilai IOD slips < 10.0 deg sebanyak 91
Nilai IOD or MP slips < 10.0 deg sebanyak 6
Nilai IOD or MP slips > 10.0 deg sebanyak 9
Analisis 7
Dari gambanr di atas Complete obs > 10° menunjukkan data yang direkam sebanyak
3344 data
Deleted obs > 10° menunjukkan data yang dihaous sebanyak 309 data, Masked obs
<10° menunjukkan data yang terhalang obstruksi sebanyak 152 data, Possible obs > 0°
menunjukkan
data yang terekam > 0° ada 4015 data, Possible obs > 10° menunjukkan data yang
terekam > 10° ada 3816 data
Analisis 8
Analisis 9
Analisis 11
Analisis 12
Satelit GPS yang teramati adalah G2, G4, G5, G6, G10, G12, G13, G14, G15, G16,
G17, G19, G20, G21, G24, G25, G26, G27, G28, G29, G30, G31, G32
Ada
Analisis 13
Satelit GLONASS yan teramati adalah R1, R2, R3, R4, R5, R7, R8, R10, R11, R12,
R12, R13, R14, R15, R17, R18, R22, R23, R24
Analisis 14
S1 dan S2 adalah rerata rasio sinyal terhadap noise untuk L1 dan L2. Unit bergantung
pada receiver
banyak penerima baru menggunakan dBHz. Juga menunjukkan standar deviasi (sd =,
dalam satuan yang sama), dan jumlah nilai (n =) digunakan untuk menghitung S1 dan
S2.
Analisis 15
Nilai pertama di baris pertama (2 dalam hal ini) adalah berapa banyak frekuensi yang
tersedia. (Sisa dari baris ini, seperti 2 13982)
Analisis 16
Epoch pertama pada tgl 18 April 2018, UTC 7:26:00. Epoch terakhir tgl 18 April 2018
UTC 8:25:15.8208
4. Waktu perekaman
- Awal pengamatan = Pada jam 07:16:45.000, Tanggal 18 April 2018
- Akhir pengamatan = Pada jam 08:16:30.000, Tanggal 18 April 2018
- Awal pengamatan (UTC +7) = Pada jam 14:16:45.000, Tanggal 18 April 2018
- Akhir pengamatan (UTC +7) = Pada jam 15:16:30.000, Tanggal 18 April 2018
- Rentang waktu pengamatan = 59.75 menit
10. Nilai-nilai MP1 dan MP2 adalah nilai-nilai dihitung dari nilai rata-rata bergerak
RMS dari "kombinasi multipath" MP1 dan MP2, dalam meter. MP1 dan MP2
adalah kombinasi linear dari pseudorange dan pengamatan fase pembawa,
menunjukkan "L1 pseudorange multipath" untuk pengamatan C / A atau Pcode, dan
"L2 pseudorange multipath" untuk pengamatan P code.
Ini menunjukkan rata-rata (RMS) MP1 dan MP2 multipath dalam meter. Jika qc
penuh, nilai multipath hanya untuk observasi di atas topeng elevasi.
11. Jika rata-rata bergerak digunakan (yang digunakan secara default), Panjang rata-
rata diberikan sebagai sejumlah titik (Poin dalam MP bergerak, jumlah pengamatan
dalam rata-rata bergerak).
12. S1 dan S2 adalah rerata rasio sinyal terhadap noise untuk L1 dan L2. Unit
bergantung pada penerima, meskipun banyak penerima baru menggunakan dBHz.
Juga menunjukkan standar deviasi (sd =, dalam satuan yang sama), dan jumlah nilai
(n =) digunakan untuk menghitung S1 dan S2.
15. Jika deteksi slip jam millisecond aktif, maka jumlah epoch dengan slip jam
millisecond akan dilaporkan. Ini terjadi ketika semua SV dengan multipath yang
dapat diobservasi memiliki slip multipath dengan ukuran yang sama dalam
toleransi yang ditentukan (fraksi milidetik)
Ini diikuti oleh jumlah slip multipath millisecond lainnya yang tidak memenuhi
syarat sebagai slip jam millisecond (terkait dengan jumlah simbol m di plot ASCII.
Dengan toleransi tidak nol, ada kemungkinan tertentu bahwa beberapa slip
multipath jatuh dalam toleransi. Nilai kedua, dalam tanda kurung, adalah rasio
jumlah total slip multipath untuk jendela waktu (tidak ada cut off mask elevasi).
Dengan toleransi yang diatur ke default 0,01 milidetik, rasio pada urutan 1:50
diharapkan karena kebetulan. Rasio yang secara signifikan lebih tinggi, seperti 1:
20, merupakan indikasi dari penerima yang sakit. Dalam hal ini terdapat 220 slip
multipath dan tidak ada yang berhubungan dengan waktu milidetik integer + / 0,01
ms.
16. Garis IOD pertama menunjukkan nilai yang membatasi untuk tingkat penundaan
Ionosfer; lebih dari ini dianggap sebagai slip ionosfer. Jika teqc menghitung
turunan dari penundaan ionosfer diamati (+ iod) atau multipath (+ mp), hitungan
jumlah IOD dan / atau multipath (MP) slip diberikan. Jika qcfull, ini lebih lanjut
dipecah sesuai dengan topeng elevasi. Agar memenuhi syarat sebagai hitungan di
sini, baik MP1 dan MP2 harus tergelincir (meskipun tidak harus dengan jumlah
yang sama) pada zaman yang sama untuk SV tertentu
17. Garis IOD pertama menunjukkan nilai yang membatasi untuk tingkat penundaan
tunda Ionosfer; lebih dari ini dianggap sebagai slip ionosfer. Jika teqc menghitung
turunan dari penundaan ionosfer diamati (+ iod) atau multipath (+ mp), hitungan
jumlah IOD dan / atau multipath (MP) slip diberikan. Jika qcfull, ini lebih lanjut
dipecah sesuai dengan topeng elevasi. Agar memenuhi syarat sebagai hitungan di
sini, baik MP1 dan MP2 harus tergelincir (meskipun tidak harus dengan jumlah
yang sama) pada zaman yang sama untuk SV tertentu
18. Dibawah ini adalah Parameter – parameter yang terdapat dalam data rinex yang di
gunakan saat memproses data
19. Waktu pengamatan yang dilakukan
20. Hasil dari data pengamatan satelit. Terdapat Tipe SV, SV number, Jumlah
Pengamatan
24. Hasil dari data pengamatan satelit. Terdapat elevasi, total data, RMS
Nilai kesalahan horisontal dan Vertikal yang ditampilkan adalah nilai kesalahan
horisontal dan Vertikal dari baseline yang telah diproses.
Untuk melihat hasil pengolahan dapat dilihat pada Report ( ) berikut hasil
Report olahan data:
Menjelaskan bahwa:
III.2 PEMBAHASAN
Menjelaskan Ringkasan
Sinyal yang mengalami Cycle
Slip dari gelombang
pembawa L1
Menjelaskan Ringkasan
Sinyal yang mengalami
Cycle Slip dari gelombang
pembawa L1
Penjelasan:
R=c(d+0,20)
D= jarak antar base dan rover (km) tdk boleh lebih dari acuan kalua bisa harus pas
C= data empiric dari tingkat kepresisian dari survei
R= panjang maks dari sumbu pajang
R harus lebih kecil dari r hasil hitungan
Untuk kesalahan Horizotalnya yaitu 1.5mm dimana untuk toleransinya masuk pada 1
baseline.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
http://yoghaken.blogspot.co.id/2015/01/perbandingan-pengukuran-gps-metode.html
http://yoghaken.blogspot.co.id/2016/05/survey-gps-metode-radial.html
https://www.scribd.com/doc/151268394/Metode-Penentuan-Posisi-Dengan-Gps